tugas 5 soal interferensi dan aplikasinya.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Tugas 5 Soal interferensi dan Aplikasinya.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf9b6d550346d033a607ed/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS 5
SOAL BAB 6 dan APLIKASI INTERFERENSI
Soal 6.17 Buku Principle Of Optical Engineering Halaman 189
6.17. Assuming that the spectral line width of an argon laser is ∆λ = 0.002 Å and that its
central wavelength is λ = 4880 Å. Compute the coherent length of the light source.
Jawab :
Dari persamaan 6.49 buku halaman 178 maka didapat
∆ γ=2 πc∆ ω
= λ2
∆ λ=
(4880. 10−8)2
(0.02 .10−8)=244.10−5 cm
Dengan catatan bahwa :
c=ω λ2 π
Dan ω∆ ω
= λ2
∆ λ
Aplikasi Interferensi Cahaya
Sebelumnya sudah kita bahas mengenai interferensi pada beberapa pertemuan Teknik
Optik sebelumnya. Intereferensi sendiri adalah perpaduan dua gelombang atau lebih yang
selaras. Apliaksi dari interferensi ini salah satunya adalah interferometer yaitu alat yang
digunakan untuk menghasilkan pola interferensi. Salah satu jenis interferometer yang akan
saya bahas disini adalah interferometer Michelson.
Interferometer Michelson yaitu suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan
suatu pola interferensi yang ditemukan oleh Albert Abraham Michelson. Sebuah
pola interferensi dihasilkan dengan membagi seberkas cahaya menggunakan sebuah alat yang
bernama pembagi sinar (beam splitter). Interferensi terjadi ketika dua buah cahaya yang telah
dibagi digabungkan kembali.
![Page 2: Tugas 5 Soal interferensi dan Aplikasinya.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf9b6d550346d033a607ed/html5/thumbnails/2.jpg)
Sebuah interferometer Michelson terdiri dari dua buah cermin yaitu M1 dan M2.
Sumber cahaya S memancarkan cahaya monokromatik yang kemudian dibagi oleh pembagi
sinar (beam splitter) M di titik C, di mana pembagi sinar (beam splitter) ini berupa cermin
setengah-perak. M bersifat setengah reflektif, sehingga berkas cahaya ada yang dipantulkan
dan ada yang diteruskan. Berkas yang dipantulkan menuju ke titik A sehingga terpantul
kembali oleh M1 dan berkas yang diteruskan menuju ke titik B sehingga terpantul oleh M2.
Kedua berkas tersebut bersatu kembali di titik C' sehingga terbentuk pola interferensi yang
terlihat oleh pengamat di titik E (detektor).
APLIKASI INTERFEROMETER MICHELSON
Aplikasi interferometer jenis ini yaitu digunakan untuk mendeteksi gelombang
gravitasi sebagai inti spektroskopi transformasi Fourier. Ada pula beberapa aplikasi menarik
sebagai instrumen "nulling" yang digunakan untuk mendeteksi planet di sekitar bintang-
bintang terdekat. Aplikasi lain dari interferometer Michelson adalah pada OCT (optical
coherence tomography) yang merupakan teknik pencitraan medis.
Aplikasi interferometer juga bisa digunakan untuk menentukan nilai panjang
koherensi laser. Hal ini telah diteliti oleh Agustina Setyaningsih Jurusan Fisika Fakultas
MIPA Universitas Diponegoro dan dipaparkan dalam papernya berjudul “Penentuan Nilai
Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson”
Saya akan mengulas sedikit bagaimana fungsi interferometer Michelson ini berperan
dalam menentukan nilai panjang koherensi laser. Laser yang digunakan adalah laser He-Ne,
laser diode merah, dan laser diode hijau. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
penelitian ini adalah mengkalibrasi interferometer Michelson dengan cara mengatur posisi
laser, beam splitter, kedua cermin dan lensa agar sinar laser yang melewati semua peralatan
![Page 3: Tugas 5 Soal interferensi dan Aplikasinya.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf9b6d550346d033a607ed/html5/thumbnails/3.jpg)
tersebut tepat segaris. Kemudian mencari pola interferensi dengan cara menggeser-geser
salah satu cermin sampai dihasilkan pola gelap terang (frinji) pada layar.
Setelah terbentuk pola interferensi, kemudian dilakukan pengukuran panjang L1 (jarak
antara beam splitter dengan fix mirror) dan L2 (jarak antara beam splitter dengan movable
mirror). Pengukuran panjang L2 dilakukan dengan menggeser movable mirror yang berada
pada rel cermin. Penggeseran cermin tersebut berpengaruh terhadap pola interferensi yang
dapat dilihat pada layar. Selanjutnya mengamati perubahan pola-pola interferensi pada laser
He-Ne, laser diode merah dan laser dioda hijau yang semakin mengecil yang terjadi sebagai
akibat dari perubahan panjang L2 sampai akhirnya tepat tidak terjadi interferensi (tidak
terdapat pola gelap terang). Setelah diperoleh panjang L1 dan L2 maka nilai panjang koherensi
Lc dapat dihitung.
Hasil citra pola interferensi sebagai berikut :
![Page 4: Tugas 5 Soal interferensi dan Aplikasinya.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf9b6d550346d033a607ed/html5/thumbnails/4.jpg)
Maka kesimpulan dari penelitian ini diperoleh hasil nilai panjang koherensi :
Laser He-Ne I sebesar (12.4 ± 0.3) cm,
Laser He-Ne II sebesar (14.6 ± 0.4) cm,
Laser Dioda Merah I sebesar (17.0 ± 0.2) cm,
Laser Dioda Merah II sebesar (26.8 ± 0.1) cm,
dan Laser Dioda Hijau sebesar (3.0 ± 0.2) cm.