tugas akhir bunga puspita sari harahap
TRANSCRIPT
PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
TUGAS AKHIR
OLEH : BUNGA PUSPITA SARI HARAHAP
NIM 132410056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Penetapan Kadar Tablet
Kalsium Laktat Secara Titrasi Kompleksometri”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma
III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
antara lain :
1. Ibu Dr.Masfria, M.Si.,Apt. sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sumater Utara Medan.
2. Bapak Drs.Nahitma Ginting M.Si.,Apt. selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
penuh perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.
3 Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi
Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.
4. Bapak Rahmat Rasyidi, S.Farm., Apt. sebagai Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah
membimbing pada saat Praktek Kerja Lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan. Tugas Akhir ini dan demi peningkatan
mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Amin.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Bunga Puspita Sari Harahap
NIM 132410056
Universitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
ABSTRAK
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Berbekal tradisi industri yang panjang dan nama yang identik dengan mutu, kimia farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama diIndonesia. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul. Salah satu adalah tablet. Salah satu tablet yang diproduksi yaitu tablet kalsium laktat. Dalam pembuatannya harus melewati kontrol yaitu penetapan kadar tablet kalsium laktat.
Sebelum melakukan produksi dilakukan pengujian pemastian mutu terhadap bahan awal. Kemudian dilanjutkan pengujian pemastian mutu, produk ruahan dan obat jadi. Saat proses berlangsung dilakukan in proses control (IPC) pada setiap tahapan proses produksi selesai, dilakukan pengujian terhadap obat jadi. Salah satunya adalah penetapan kadar tablet kalsium laktat dilakukan secara titrasi kompleksometri
Penetapan kadar tablet kalsium laktat dilakukan secara titrasi kompleksometri dengan menggunakan indikator hitam eriokrom T (EBT) dan pentiter etilen diamin tetra asetat (EDTA). Diperoleh kadar tablet kalsium laktat sebesar 103,05 %.
Hasil penetapan kadar menunjukkan bahwa tablet kalsium laktat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi VI (1995) yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kata Kunci : Kalsium Laktat,Tablet Kalsium Laktat,Kompleksometri
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halama
n
JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................... ................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 2
1.2.1 Tujuan.................................................................... 2
1.2.2 Manfaat.................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 3
2.1 Kalsium Laktat................ .............................................. 3
2.2 Tablet Kalsium Laktat ................................................... 4
2.3 Metode Penetapan Kadar Kalsium Laktat................................... 4
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Metode Gravimetri ............................................................. 4
2.3.2 Metode Permanganometri....................................... 5
2.3.3 Metode Titrasi Kompleksometri......................................... 5
2.3.3.1 Titrasi Langsung…………………………………... 6
2.3.3.2 Titrasi Kembali……………………………………. 7
2.3.3.3 Titrasi Tidak Langsung…………………………… 7
BAB III METODE PERCOBAAN............................ ........................ 8
3.1 Tempat Pelaksanaan...................................................... 8
3.2 Sampel yang diperiksa................................................ .. 8
3.3 Alat................................................................................ 8
3.4 Bahan-bahan ................................................................. 8
3.5 Pembuatan Pereaksi ...................................................... 8
3.5.1 Indikator EBT ...................................................... 8
3.5.2 Buffer amonia pH ................................................ 9
3.5.3 Larutan EDTA 0,05 N.......................................... 9
3.6 Prosedur ........................................................................ 9
3.6.1 Pembakuan EDTA.............................. ................ 9
3.6.2 Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat ............ 9
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Rumus Perhitungan ............................................. 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 11
4.1 Hasil .............................................................................. 11
4.2 Pembahasan................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 13
5.1 Kesimpulan ................................................................... 13
5.2 Saran ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 14
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Halaman
Data-data perhitungan.............................................................. 15
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., sebagai salah satu perusahaan farmasi
terbesar di Indonesia. Berbekal tradisi industri yang panjang dan nama yang
identik dengan mutu, kimia farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan
pelayanan kesehatan utama di Indonesia.
Plant Medan dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah
Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat
cara pembuatan obat yang baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan
kapsul. Beberapa daftar produk obat tablet yang diproduksi di PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk., Plant Medan yaitu : tablet parasetamol 500 mg, tablet antalgin
500 mg, dan tablet kalsium laktat 500 mg.
Sebelum melakukan produksi dilakukan pengujian pemastian mutu
terhadap bahan awal. Kemudian dilanjutkan pengujian pemastian mutu, produk
ruahan dan obat jadi. Saat proses berlangsung dilakukan in proses control (IPC)
pada setiap tahapan proses produksi selesai, dilakukan pengujian terhadap obat
jadi. Salah satunya adalah penetapan kadar tablet kalsium laktat dilakukan secara
titrasi kompleksometri. Agar tablet yang diproduksi memenuhi syarat Farmakope
Indonesia edisi IV (1995).
Universitas Sumatera Utara
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
- Untuk mengetahui kadar kalsium laktat dalam tablet kalsium laktat yang
diproduksi oleh PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk., Plant Medan secara titrasi
kompleksometri.
- Untuk mengetahui apakah kadar kalsium laktat dalam tablet kalsium laktat
yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan
memenuhi syarat seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV
(1995).
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah agar penulis mampu
mengaplikasikan secara teori dan praktek dalam melakukan penetapan kadar
tablet kalsium laktat yang di produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant
Medan. Serta dapat membuktikan dan memberi informasi kepada masyarakat
bahwa tablet kalsium laktat yang diproduksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.,
Plant Medan telah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995)
sehingga aman, bermutu, dan bermanfaat untuk dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalsium Laktat
Struktur Kalsium Laktat
Rumus Molekul : C6H10CaO6.H2O
Kalsium laktat mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari
101,0 % C6H10CaO6.H2O, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Nama Kimia : Kalsium Laktat Hidrat
Sinonim : Kalsium Laktat Pentahidrat
Rumus Molekul : C6H10CaO6.5H2O
Berat Molekul : Kalsium Laktat Pentahidrat (BM 308,30)
Syarat Kadar : Kalsium laktat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0 % C6H10CaO6.5H2O, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Universitas Sumatera Utara
Pemerian :Serbuk atau granul putih : praktis tidak berbau : bentuk
pentahidrat sedikit mekar pada suhu 120° menjadi bentuk
anhidrat.
Kelarutan : Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air : praktis tidak
larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan penggunaan : Sumber ion kalsium.
Dosis maksimum : Sehari 15 g (Ditjen POM, 1995).
2.2 Tablet kalsium laktat
Tablet kalsium laktat mengandung kalsium laktat (C6H10CaO6x5H2O)
tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % dari jumlah yang tertera
pada etiket. Rentang bobot rata-rata adalah 570-630 mg. Kekerasan tablet 70-130
newton. Diameter tablet 12,90-13,10 mm. Waktu hancur yaitu 15 menit (Ditjen
POM, 1995).
2.3 Metode Penetapan Kadar Kalsium Laktat
2.3.3 Metode Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil
reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat uji yang
paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Pada
dasarnya pemisahan zat dengan gravimetri dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Mula-mula cuplikan dilarutkan dalam pelarutnya yang sesuai, lalu ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
zat pengendap yang sesuai. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan
atau dipijarkan dan setelah itu ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan
dihitung dan hasilnya disajikan sebagai persentase bobot dalam cuplikan semua.
Sebagai contoh, kalsium biasa ditetapkan secara gravimetri melalui pengendapan
kalsium oksalat dan pembakaran kalsium oksalat tersebut menjadi kalsium oksida
(Rivai, 1995).
2.3.2 Metode Permanganometri
Metode permanganometri adalah suatu metode yang dilandaskan pada
prinsip redoks dan menggunakan larutan kalium permanganat sebagai suatu
zat pengoksidasi. Dalam teknik kimia, zat ini digunakan untuk menentukan kadar
dari suatu zat senyawa. Penentuan konsentrasi suatu larutan dibutuhkan dalam
suatu analisa permanganometri yang menyangkut titrasi redoks. Titrasi tersebut
digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasanan asam sulfat encer
dengan menggunakan larutan titran kalium permanganat. Analisa
permanganometri dapat diaplikasikan dalam menentukan zat dalam larutan
dengan menggunakan larutan kalium permanganat sehingga dapat diketahui
kadarnya, dimana hal ini sangat penting pada pengolahan-pengolahan pabrik
industri kimia. Penambahan larutan ammonium oksalat jenuh bertujuan untuk
mengendapkan kalsium oksalat (Rivai, 1995).
2.3.3 Metode Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Sebagai zat pembentuk
kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam
Universitas Sumatera Utara
dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA). Kestabilan dari senyawa kompleks
yang terbentuk tergantung dari sifat kation dan pH dari larutan oleh karena
titrasi harus dilakukan pada pH tertentu. Untuk menetapkan titik akhir titrasi
digunakan indikator logam yaitu indikator yang dapat membentuk senyawa
kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator dengan ion logam
harus lebih lemah dari pada ikatan kompleks atau larutan titer dan ion logam
(Ditjen POM, 1995).
Larutan indikator belum mempunyai warna yang berbeda dengan larutan
kompleks indikator. Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah hitam eriokrom T dan jingga xilenol. Untuk logam yang
dengan cepat dapat membentuk senyawa kompleks biasanya titrasi dilakukan
secara langsung, sedang yang lambat membentuk senyawa kompleks dilakukan
titrasi kembali (Ditjen POM, 1995).
Untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator
zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan
titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam.
Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit kelebihan EDTA) maka kompleks
indikator logam akan pecah dan menghasilkan warna yang berbeda (Rohman,
2007).
2.3.3.1 Titrasi Langsung
Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan sering
dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnya
Universitas Sumatera Utara
buffer pH 10 lalu ditambah indikator logam yang sesuai dan ditirasi langsung
dengan larutan baku dinatrium edetat.
2.3.3.2 Titrasi Kembali
Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pH yang
dikehendaki untuk di titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat,
kalsium oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks stabil dengan natrium
edetat dari pada dengan indikator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan
larutan baku dinatrium edetat berlebih kemudian larutan ditambahkan buffer pada
pH yang diinginkan dan kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan
larutan baku ion logam.
2.3.3.3 Titrasi Tidak Langsung
Titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar ion-ion seperti
anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagai contoh barbiturat tidak
bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan
ion merkuri dalam keadaan basa sebagai ion kompleks 1:1(Rohman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan
Penetapan kadar tablet kalsium laktat dilakukan di ruang laboratorium
yang terdapat di Industri PT.Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan yang
beralamat di Jalan Sisingamangaraja Km. 9 No. 59, Medan.
3.2 Sampel yang diperiksa
Tablet kalsium laktat 500 mg dengan nomor bets N 51399 T yang
diproduksi oleh PT.Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan.
3.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah buret (Pyrex, ukuran 50 mL), erlenmeyer
(Pyrex, ukuran 100 mL, 250 mL, 1000 mL), gelas ukur (Pyrex, ukuran 100 mL,
50 mL), labu tentukur (Pyrex, ukuran 100 mL), klem, mortir, pipet tetes, spatula,
statif, sudip dan timbangan analitik (Digital semi mircro balance).
3.4 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah akuades, buffer amonia pH 10,
indikator hitam eriokrom T ( EBT ), larutan etilen diamin tetra asetat ( EDTA )
0,05 N.
3.5 Pembuatan Pereaksi
3.5.1 Indikator hitam eriokrom T (EBT)
Campurkan 10 mg EBT dan 1 gr NaCl, gerus sampai homogen (Ditjen
POM, 1995).
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Buffer amonia pH 10
Larutkan 5,4 gram amonia klorida dalam 70 ml amonium hidroksida 5 M
dan encerkan dengan air hingga 100 ml (Ditjen POM,1995).
3.5.3 Larutan etilen diamin tetra asetat (EDTA) 0,05 N
Ditimbang sebanyak 18,61 gram Na2EDTA, dilarutkan dalam sejumlah
akuades. Diencerkan dengan akuades sampai 1000 ml (Ditjen POM,1995).
3.6 Prosedur
3.6.1 Pembakuan etilen diamin tetra asetat (EDTA)
Ditimbang seksama 1,4375 gr kristal ZnSO.7H2O, dimasukkan labu ukur
100 ml, ditambahkan akuades sampai garis tanda, dihomogenkan, dipipet 20 ml,
ditambahkan 2 ml buffer amoniak, ditambahkan 2 tetes indikator EBT. Titrasi
dengan larutan EDTA 0,05 N sampai titik akhir titrasi berwarna biru.
3.6.2 Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat 500 mg
Tiap tablet mengandung kalsium laktat yang setara 500 mg Kalsium laktat.
Dalam 10 tablet mengandung kalsium laktat =10 x 500 = 5000 mg. Ditimbang
seksama 10 tablet kalsium laktat. Digerus halus hingga homogen. Ditimbang
seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 200 mg kalsium laktat. Dimasukkan
ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 25 ml akuades lalu kocok hingga
semua serbuk larut. Ditambahkan 5 ml buffer amonia pH 10 dan 50 mg indikator
EBT. Dikocok larutan hingga homogen. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,05 N
sambil dikocok sampai titik akhir titrasi berwarna biru.
1 ml dinatrium edetat 0,05 N setara dengan 15,42 C6H10CaO6.H2O
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Perhitungan
Kadar tablet kalsium laktat dihitung berdasarkan :
Kadar = x 100 %
( Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 15 ) Keterangan: V = Volume EDTA yang terpakai (mL) N = Normalitas EDTA (N) BR = Berat rata-rata tablet kalsium laktat (mg) NS = Normalitas Standar (N) BS = Berat Serbuk (mg) BK = Berat Zat Berkhasiat (mg)
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Telah dilakukan pengujian penetapan kadar kalsium laktat dalam tablet
kalsium laktat 500 mg dengan nomor bets N 51399 T yang diproduksi oleh
PT.Kimia Farma (Persero) Tbk., Plant Medan secara titrasi kompleksometri.
Tabel 4.1 Hasil penetapan kadar tablet kalsium laktat secara titrasi kompleksometri
NO Berat Sampel Volume titrasi Kadar Kadar rata-rata
1 602,7 9,95 mL 102,79 % 103,05%
2 602,7 10 mL 103,32 %
4.2 Pembahasan
Hasil penetapan kadar kalsium laktat dalam tablet kalsium laktat 500 mg
dengan nomor bets N51399 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma ( Persero)
Tbk. Plant Medan secara titrasi kompleksometri yang diperoleh pada sampel
pertama yaitu 102,79 %, dan hasil penetapan kadar pada sampel kedua yaitu
103,32 %.
Kadar yang diperoleh ini jika dibandingkan dengan persyratan kadar tablet
kalsium laktat dalam Farmakope Indonesia edisi IV (1995), yaitu tidak kurang
dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % yang tertera pada etiket, maka kadar
kalsium laktat tersebut memenuhi persyaratan ( Ditjen POM RI., 1995).
Universitas Sumatera Utara
Adapun perbedaan hasil yang diperoleh pada penetapan kadar sampel
pertama dan sampel kedua disebabkan oleh :
1. Kesalahan dalam mengamati skala ukur diburet.
2. Kesalahan dalam mengamati pemipetan larutan uji.
3. Kesalahan dalam mengamati perubahan warna pada titik akhir titrasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan penetapan kadar kalsium laktat dalam tablet kalsium
laktat 500 mg menggunakan titrasi kompleksometri didapat kadar rata-rata yaitu
103,05 %. Dari hasil pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar tablet
kalsium laktat dalam sediaan tablet kalsium laktat 500 mg memenuhi syarat
seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu tidak kurang
dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 %.
5.2 Saran
Semakin banyak praktikan melakukan titrasi, semakin banyak pengalaman
yang di dapatkan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 824.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 124-126.
Mulyono, H.A (2006). Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.161.
Munson, J.W (1991). Analisis Farmasi. Bagian B. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 14.
Rivai, H (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press. Hal. 229.
Rohman, A (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 149-152.
Watson, D (2010). Analisis Farmasi. Jakarta: Edisi Kedua. Hal. 79-85.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Data Perhitungan Sampel
No batch N51399T
Berat tablet kalsium laktat 602,7 mg
Volume Na.EDTA yang terpakai
V1=9.95 ml V2=10 ml
Normalitas yang dipakai 0,05649 N
Ketelitian buret 0,05 ml
N.EDTA yang dipakai 15,42 ml
Perhitungan
Kadar 1 = V.titrasi X BE X N.EDTA X Bobot rata-rata X K %
N.EDTA X Kadar zat aktif X Berat tablet yang ditimbang
= 9,95 X 15,42 X 0,05649 X 602,7 X 98,37 %
0,05 X 500 X 199,96
= 102,79 %
Kadar 2 = V.titrasi X BE X N.EDTA X Bobot rata-rata X K%
N.EDTA X Kadar zat aktif X Berat tablet yang ditimbang
= 10 X 15,42 X 0,05649 X 602,7 X 98,37 %
0,05 X 500 X 199,4
= 103,32 % Kadar rata-rata yang diperoleh :
Kadar rata-rata = kadar 1 + kadar 2
2
= 102,79 % + 103,32 %
2
= 103.05 %
Universitas Sumatera Utara