tugas akhir karya ilmiah implementasi strategi sosialisasi...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT
di Perbanas Institute tahun 2016)
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh: Buttu Martomu Nainggolan
NIM. 4123125224
PROGRAM STUDI D III HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus
2017
ii
BUTTU MARTOMU NAINGGOLAN (4123125224), IMPLEMENTASI
STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT
di Perbanas Institute tahun 2016) 93 halaman : 7 Lampiran : 23 Buku,
2000-2013 : 4 Sumber Lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, August 2017.
ABSTRAK
Program Gerakan Nasional Non Tunai GNNT Bank Indonesia yang
telah berjalan sejak tahun 2014 hingga kini rupanya masih banyak yang
belum memahami bagaimana mekanisme penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif
masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang
cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan
akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia
mencanangkan BI goes to campus bersama dengan kampus perbanas
institute yaitu dengan diadakannya sosialisasi GNNT di salah satu kampus
tersebut sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem
pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki visi yang sama dan komitmen
yang kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh
masyarakat. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan fokus pada bagaimana implementasi strategi dalam
sosialisasi GNNT Bank Indonesia?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen public
relations. Menggunakan konsep perencanaan untuk implementasi program.
Variabel dalam penelitian ini adalah implementasi strategi. Terdapat tujuh
dimensi, yaitu kredibilitas, konteks, isi pesan, kejelasan, kontinuitas dan
konsistensi, saluran, serta kapabilitas audiens.
Pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian deskriptif dan metode survey. Penelitian dilakukan di Perbanas
Institute pada Maret – April 2017. Populasi dan sampel menggunakan sensus
dengan responden 49 orang mahasiswa/i. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif. Dalam statistik deskriptif ini penulis menggunakan tendesi
sentral mean.
Pada penelitian ini, terdapat dimensi dengan mean tertinggi yaitu
kredibilitas, hal ini karena isi pesan yang disampaikan oleh Bank Indonesia
sangat bermanfaat. Dimensi dengan mean terendah yaitu saluran dalam
indikator saluran yang biasa dipakai oleh penerima pesan, hal ini dikarenakan
responden menilai informasi yang disampaikan Bank Indonesia mengenai
GNNT belum disampaikan secara jelas dan kurang mendetail. Indikator yang
iii
signifikan adalah kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi.
Responden menilai narasumber telah meyakini kompetensi dari sumber
informasi.
Dapat disimpulkan bahwa saluran mengenai GNNT dalam sosialisasi
GNNT Bank Indonesia belum biasa dipakai oleh penerima pesan, sehingga
masih banyak khalayak belum paham mekanisme penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik GNNT. Sehingga disarankan untuk Bank
Indonesia agar menyederhanakan pesan dengan kalimat yang lugas, tidak
berbelit-belit dan mudah dipahami khalayak yang sesuai dengan latar
belakang pengetahuan dan pendidikan.
Kata Kunci : Perencanaan untuk Implementasi Program
iv
BUTTU MARTOMU NAINGGOLAN (4123125224), IMPLEMENTATION of the
STRATEGY of the SOCIALIZATION PROGRAM of BANK INDONESIA (Descriptive
Survey: implementation of the Socialization of national movement of Non cash in
the Perbanas Institute GNNT 2016): page 93 Appendix 7: 23 books, other
resources: 2000-2013: 4 Thesis Papers, August 2017.
ABSTRACT
The program of the national movement of Non cash GNNT Bank Indonesia that
has been running since the year 2014 until now apparently there are still many who
have not yet understand how the mechanism of the use of electronic-based payments
transactions conducted community Indonesia is relatively low, while still with conditions
of geography and population, there is still considerable potential for expansion of
access service payment system in Indonesia. To the end, Bank Indonesia announced
BI goes to campus along with campus scandal Perbanas Institute, namely with the
holding of the GNNT socializing at one of the campus as a major player in the provision
of services to the public payment systems need to have the same vision and a strong
commitment to encourage the use of non cash transactions by the community in
realizing Less Cash Society LCS. Based on these problems, the authors are interested
in conducting research with a focus on how implementation of the strategy in
socialization GNNT Bank Indonesia?.
The theory used in this research is the management of public relations. Using the
concept of planning for program implementation. The variable in this study was the
implementation of the strategy. There are seven dimensions, namely credibility, context,
message content, clarity, continuity and consistency, channels, as well as the
capabilities of your audience.
Approach research who writer select is a quantitative approach by the kind of
research descriptive and a method of survey. Research carried out in Perbanas Institute
in March – April 2017. Population and sample using the census with respondents 49
students. Techniques of data analysis using descriptive statistics. In this the author uses
descriptive statistics of the central tendesi mean.
In this study, there is a dimension with the highest mean that credibility, it was
because the content of the message submitted by Bank Indonesia is very useful. The
dimension with the lowest mean channel in the channel indicator commonly used by the
recipient of the message, this is because the respondents assess the information
submitted by Bank Indonesia on GNNT has not been submitted clearly and in less
detail. A significant indicator is the competence of information resources on the topic of
information. Respondents said that the resource persons had believed the competence
of the information sources.
It can be concluded that the channel regarding the GNNT in Bank Indonesia
GNNT socialization has not been commonly used by the recipient of the message, so
v
there are still many audiences have yet to understand the mechanism of the use of
electronic-based payments transactions GNNT. So it is advisable to Bank Indonesia in
order to simplify the message with a straightforward sentence, not straightforward and
easy to understand audiences that match with the background knowledge and
education.
Keywords : Planning for program implementation.
vi
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah dengan judul
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas
Institute tahun 2016) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah mengikuti penulisan
karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam Tugas Akhir
Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima sanksi yang telah ditentukan.
Jakarta, Agustus 2017
Buttu Martomu N
NIM. 4123125224
vii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Buttu Martomu Nainggolan
NIM : 4123125224
Judul : IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas Institute tahun 2016)
TIM PENGUJI
No. Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Wina Puspita Sari, M.Si Ketua Sidang ………………
Agustus 2017
2. Dr. E. Nugrahaeni, M.Si Penguji Ahli
………………
Agustus 2017
3. Dr. Dini Safitri Pembimbing
………………
Agustus 2017
4. Marisa Puspita sary, M.Si Sekretaris Sidang
………………
Agustus 2017
Lulus Sidang, Agustus 2017
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kepada penulis berupa kesehatan,
kemudahan, kesabaran, sehingga akhirnya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul “Implementasi
Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei Deskriptif: Pelaksanaan
Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas Institute tahun
2016)”. Dukungan dari kedua orang tua penulis yang telah mendampingi
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Dukungan materil maupun moril
menjadi pemicu semangat penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dengan
baik. Ketulusan orang tua yang tidak pernah tergantikan oleh apapun. Tugas
Akhir Karya Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu kewajiban penulis
dalam memenuhi syarat kelulusan sebagai mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta, Program Studi DIII Hubungan Masyarakat.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari selama pengerjaan
Tugas Akhir Karya Ilmiah banyak pihak yang telah membantu, izinkanlah
penulis untuk menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini, baik dukungan moril ataupun
materil antara lain penulis tujukan kepada,
1. Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. H. Djaali
ix
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Muhammad Zid, M.Si.
3. Ketua Prodi DIII Hubungan Masyarakat, Dr. Kinkin Yuliaty S.P
4. Ibu Dr. Dini Safitri sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan tenaga untuk membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen DIII Hubungan Masyarakat yang telah bersedia berbagi
ilmu dalam perkuliahan.
6. Kedua orangtua penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
selama mengerjakan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
7. Teman-teman Program Studi Hubungan Masyarakat DIII 2012 dan 2013
Semoga Tugas Akhir Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Program Studi Hubungan Masyarakat DIII. Namun demikian penulis juga
menyadari bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dari berbagai pihak.
Terima kasih.
Jakarta, Agustus 2017
Buttu Martomu M. Nainggolan
NIM. 4123125224
x
DAFTAR ISI
Halaman COVER ………………………………………………………………………… i ABSTRAK ................................................................................................ ii ABSTRACT …………………………………………………………………… iv LEMBAR ORISINALITAS …………………………………………………… vi LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................ x DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xii DAFTAR DIAGRAM …………………………………………………………... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 8 1.3. Pembatasan Masalah ............................................................. 8 1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................. 8 1.5.1. Manfaat Akademis ................................................................... 8 1.5.2. Manfaat Praktis........................................................................ 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan untuk Implementasi Program ........................... 10 2.2. Implementasi Strategi .............................................................. 11 2.2.1. Credibility (Kredibilitas) ............................................................ 12 2.2.2 Context (Konteks) .................................................................... 13 2.2.3. Content (Isi) ............................................................................. 13 2.2.4. Clarity (Kejelasan) ................................................................... 14 2.2.5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi) ...... 14 2.2.6. Channel (Saluran) ................................................................... 14 2.2.7. Capability of Audience (Kapabilitas Audiens) .......................... 15 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ........................................................ 15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 17 3.2. Jenis Penelitian ....................................................................... 17 3.3. Metode Penelitian ................................................................... 18 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 19 3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ............................................ 20 3.5.1. Unit Analisis ............................................................................ 20 3.5.2. Unit Observasi ......................................................................... 20 3.6. Populasi dan Sampel ............................................................... 21
xi
3.6.1. Populasi .................................................................................. 21 3.6.2. Sampel .................................................................................. 22 3.7. Teknik Penarikan Sampel ........................................................ 23 3.8. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 23 3.8.1. Data Primer ............................................................................ 24 3.8.2.. Data Sekunder ........................................................................ 25 3.9. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 26 3.9.1. Validitas ................................................................................... 26 3.9.2 Reliabilitas ............................................................................... 27 3.10. Teknik Analisis Data ................................................................ 29 3.11. Definisi Konsep........................................................................ 30 3.12. Operasionalisasi Konsep ......................................................... 32 3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ................................ 33 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi .................................................. . 34 4.1.1. Profil Bank Indonesia (BI) ........................................................ . 35 4.2. Objek Kajian Penelitian …………………………………………… 35 4.3. Hasil Penelitian ……………………………………………… ...... 36 4.4. Analisis Penelitian .................................................................. 85 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 89 BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 91 5.2. Saran ....................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 94 LAMPIRAN ................................................................................................ xviii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ................................... 27 Tabel 3.2. Klasifikasi Reliabilitas ............................................................ 28 Tabel 3.3. Operasional Konsep .............................................................. 32 Tabel 4.1. Pelayanan sesuai prosedur ................................................... 36 Tabel 4.2. Pegawai aktif dalam melayani pemberian informasi .............. 37 Tabel 4.3. Melayani dengan ramah ........................................................ 38 Tabel 4.4. Penggunaan tanda pengenal/id card dalam sosialisasi …… . 39 Tabel 4.5. Dipercaya dalam mensosialisasikan GNNT …………………. 40 Tabel 4.6. Menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi
GNNT………………………………………………………………. 41 Tabel 4.7. Penguasaan materi sosialisasi …………………………………. 42 Tabel 4.8. Penyampaian informasi lancar …………………………………. 43 Tabel 4.9. Kompetensi pegawai …………………………………………… . 44 Tabel 4.10. Informasi sesuai dengan kenyataan ……………………………. 45 Tabel 4.11. Isi pesan “bisa menghemat uang negara” sesuai dengan
kenyataan ………………………………………………………….. 46 Tabel 4.12. GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal sudah sesuai dengan kenyataan ……… 47 Tabel 4.13. Pengaruh media online …………………………………………… 48 Tabel 4.14. Ketepatan penggunaan media online …………………………… 49 Tabel 4.15. Pemanfaatan media online secara maksimal ………………….. 50 Tabel 4.16. Relevansi isi pesan ................................................................ .. 51 Tabel 4.17. Isi pesan sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan di
lapangan …………………………………………………………… 52 Tabel 4.18. Isi pesan sesuai dengan harapan khalayak ………………….... 53 Tabel 4.19. Pemaparan manfaat GNNT ………………………..................... 54 Tabel 4.20. Bank Indonesia memberi solusi bagi yang mengalami kesulitan
akses dalam penggunaan layanan GNNT atau dalam penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) … 55
Tabel 4.21. Informasi memberikan pemahaman baru ……………………… 56 Tabel 4.22. Isi pesan mudah dipahami ……………………………………… 57 Tabel 4.23. Sosialisasi menjelaskan istilah teknis ………………………….. 58 Tabel 4.24. Inti pesan mudah ditangkap …………………………………….. 59 Tabel 4.25. Penyampaian pesan detail ……………………………………… 60 Tabel 4.26. Sosialisasi secara langsung GNNT Bank Indonesia interaktif . 61 Tabel 4.27. Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT lugas ………………… 62 Tabel 4.28. Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media
televisi ………………………………………………………………. 63
xiii
Tabel 4.29. Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media cetak ……………………………………………………………….. 64
Tabel 4.30. Inti pesan diulang …………………………………………………. 65 Tabel 4.31. Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia konsisten ………….. 66 Tabel 4.32. Pengintegrasian di dalam GNNT sama dengan yang telah
disosialisasikan Bank Indonesia …………………………………. 67 Tabel 4.33. Konsistensi waktu penyampaian informasi …………………….. 68 Tabel 4.34. Pemilihan media massa untuk penyebaran informasi telah tepat …………………………………. .................................................................. .. 69 Tabel 4.35. Media massa menjangkau khalayak khusus …………………….70 Tabel 4.36. Informasi GNNT Bank Indonesia dalam media massa telah
menambah pemahaman khalayak…………………………………71 Tabel 4.37. Bank Indonesia mengetahui media komunikasi yang sesuai
dengan khalayak ………………………………………………….. 72
Tabel 4.38. Pemilihan media untuk khalayak di luar jangkauan media umum ……………………………………………………………………… 73 Tabel 4.39. Bank Indonesia telah menggunakan media komunikasi yang
sesuai dengan khalayak sasaran untuk menyampaikan informasi mengenai GNNT Bank Indonesia Indonesia……………………………………………………..……... 74
Tabel 4.40. Bank Indonesia telah mengklasifikasikan khalayak berdasarkan tingkat kesibukan …………………………………………………… 75
Tabel 4.41. Penyesuaian cara penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi ……………………… 76
Tabel 4.42. Alokasi waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak ....................................................................... ......... 77
Tabel 4.43. Klasifikasi kebiasaan khalayak …………………………………. 78 Tabel 4.44. Bank Indonesia telah menyesuaikan cara penyampaian pesan
berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi … 79 Tabel 4.45. Bank Indonesia mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai dengan
waktu yang dimiliki khalayak …………………………………….. 80 Tabel 4.46. Bank Indonesia telah mengetahui tingkat pengetahuan
Khalayak ……………………………………………………………..81 Tabel 4.47. Klasifikasi pesan berdasarkan tingkat pengetahuan khalayak .. 82 Tabel 4.48. Penyampaian pesan menyesuaikan tingkat pengetahuan
khalayak ……………………………………………………………. 83 Tabel 4.49. Mean per Dimensi …………………………………………………..85
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1. Mean per dimensi ............................................................. 86 Diagram 4.2. Mean per indikator ........................................................... 88
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Formulir Kegiatan Bimbingan .............................................. xviii Lampiran 2 Kuesioner ........................................................................... xix Lampiran 3 Sumber Berita ..................................................................... xxvii Lampiran 4 Transkrip wawancara .......................................................... xxxi Lampiran 5 Data Responden ................................................................. xxxvii Lampiran 6 Coding Sheet ...................................................................... xxxix Lampiran 7 Curriculum Vitae .................................................................. xliv
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank Indonesia adalah bank terbesar yang menjadi bank pusat atau
bank sentral negara Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1828
dengan nama De Javasche Bank pada masa pemerintahan Hindia-Belanda
yang bertujuan mencetak dan mengedarkan mata uang pada saat itu.
Kemudian pada tahun 1953 setelah Indonesia merdeka, melalui Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan bahwa pendirian Bank Indonesia
menggantikan De Javasche Bank sebagai bank sentral. Dengan membawa
tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran dan
transaksi.1
Pada tahun 1968 pemerintah menerbitkan Undang Undang Bank
Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas dari Bank Indonesia sebagai
bank utama negara. Terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi
komersial dan bisnis, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah
dalam kelancaran produksi dan pembangunan dan memperluas lapangan
kerja untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.2
1.Profil Bank Indonesia
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/Contents/Default.aspx diakses pada 2 April 2017 pukul
12.00 2 Ibid diakses pada 2 April 2017 pukul 12.57
2
Kedudukannya sebagai bank sentral memiliki satu tujuan yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang terbagi atas dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal
tersebut dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai dan
tolak ukur keberhasilan Bank Indonesia dalam menjalankan fungsinya.
Sebagai bank sentral negara, Bank Indonesia memiliki wewenang dalam
memutuskan kebijakan moneter yang tepat berupa Open Market Operation,
Discount Policy, Sanering, dan Selective Credit.3
Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia
adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). GNNT merupakan suatu
pencanangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk
menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi
keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien. Berikut penjelasan
singkat mengenai GNNT yang dipublikasikan dalam laman bi.go.id, berikut ini
“GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya. Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, Bank Indonesia akan menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung
3 Ibid diakses pada 2 April 2017 pukul 13.05
3
dengan berbagai kegiatan untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran,”4
Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, penggunaan
transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat
Indonesia relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan
jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar
untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu,
Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam
penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki
visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong penggunaan
transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan LCS.5
Untuk menyebarluaskan sebuah program, Bank Indonesia (BI)
sebagai pelopor Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) dapat memiliki banyak
manfaat diantaranya dapat lebih hemat, efektif dan efisien serta aman. Untuk
mensosialisasikan kegiatan tersebut humas Bank Indonesia telah
menyebarluaskan melalui media, salah satunya melalui media relations yang
melalui media online nasional. Berikut ini salah satu contoh media online
nasional, yaitu seperti yang dipublikasikan dalam Tempo.co,
4 Penjelasan singkat GNNT
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_165814.aspx diakses pada 4 April 2017 pukul 12.55 5 Ibid diakses pada 4 April 2017 pukul 13.02
4
“Saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah menggema merambah 24 kota dengan total sekitar 1,2 juta orang yang telah menggunakan transaksi non tunai melalui kartu kredit, kartu elektronik dan sejenisnya," katanya di Jakarta, Senin (10 Oktober 2016), pada Temu Wartawan Daerah yang digelar BI di Hotel Grand Mercure, Jakarta. Ia mengatakan gerakan ini diharapkan pada 2024 bisa menjangkau 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga bisa menghemat uang negara. "Bank Indonesia menyatakan bahwa Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diprediksi dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal dan dengan adanya GNNT maka pertumbuhan uangnya akan semakin melambat sehingga kami pasti menghemat jumlah uang atau jumlah berapa miliar yang akan kami cetak di Peruri," katanya.”6
Selain media relations yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank
Indonesia juga membuat kampanye sendiri yang berkolerasi dengan media
NET dengan membuat web yang dinamakan dengan laman gnnt.netcj.co.id
“Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi nontunai. Pertama kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai. Ketiga, pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat mencegah underground economy yang umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money). Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya dengan
6 GNNT dan Penghematannya
https://m.tempo.co/read/news/2016/10/11/087811191/gerakan-non-tunai-bi-ini-penghematannya diakses pada 2 April 2017 pukul 14.11
5
hampir setengah dari total jumlah pengguna internet (49%) berusia 18-25 tahun.”7
Berdasarkan paparan diatas, kita mengetahui ada banyak manfaat
yang diperoleh dari GNNT, namun manfaat itu tidak banyak diketahui oleh
masyarakat. Untuk itu Bank Indonesia mengadakan sosialisasi mengenai
GNNT. Padahal banyak manfaat dari penggunaan alat pembayaran non tunai
dengan uang tunai diantaranya yaitu, non tunai lebih praktis, hemat waktu
dan higienis. Apabila masih ada orang yang bayar tol dengan uang tunai, dan
membayar pakai uang logam, tentu sangat inefisiensi waktu. Belum lagi jika
ada yang membayar pake uang tunai palsu, atau membayar dengan pecahan
besar secara otomatis jadi tidak praktis dan membuat antrian di gerbang tol
jadi memanjang.
Sekarang, apabila semua pengguna jalan tol punya e-toll card atau
kartu elektronik lainnya seperti e-Money, tentunya antrian panjang yang
biasanya terjadi ketika mendekati gerbang tol pasti bisa dikurangi. Contohnya
seperti Gerbang Tol Semanggi I juga sudah tidak menerima lagi transaksi
tunai dan hanya melayani transaksi elektronik melalui penggunaan e-money,
mungkin saja beberapa tahun ke depan, semua jalan tol bayarnya wajib pakai
alat bayar non tunai (APMK-Alat Pembayaran Menggunakan Kartu dan kartu
elektronik) atau tidak menerima tunai. Bahkan nantinya bukan jalan-jalan
arteri di pusat kota Jakarta yang biasanya langganan macet (seperti Jalan
7 GNNT dan Manfaatnya
http://gnnt.netcj.co.id/about diakses pada 12 April 2017 pukul 08.49
6
Sudirman, MH. Thamrin, dan lain sebagainya) akan diberlakukan dengan
teknologi ERP (Electronic Road Pricing) yang dibayarnya wajib memakai
instrumen non tunai (kartu bernama cashcard di mana cara kerjanya sama
seperti kartu pra-bayar) yang terkoneksi dengan alat bernama In-Vehicle Unit
(IU), itupun masih dalam tahap perencanaan.
Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai ditujukan untuk seluruh
elemen masyarakat yang termasuk di dalamnya yaitu pelajar, Mahasiswa,
Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), beserta
keluarganya. Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan, maka berikut
ini penulis melampirkan wawancara dengan Analis Tim Pengembangan
Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Bapak Rizky Utama
Bank Indonesia telah melakukan sosialisasi ke beberapa festival GNNT
termasuk ke beberapa kampus. Berikut kutipan wawancara dengan beliau :
“Kami sudah bersosialisasi ke beberapa festival dan ke beberapa Universitas, Seperti festival di Fx Sudirman dan melalui BI goes to campus yang di dalam materinya dibahas mengenai kebijakan moneter, fiskal, proses pembuatan uang dan GNNT serta elemen masyarakat lainnya. Di perbanas BI melakukan sosialisasi pada tanggal 11 Oktober 2016 termasuk juga di Prasetya Mulia, Binus, Tarumanegara, dan bahkan di UNJ kami mengadakan sosialisasi di sana sekitar bulan Januari sampai Desember tahun 2016 kemarin.”8
8 Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 19 Juli 2017 pukul 16.21 WIB
7
Di perbanas, BI melakukan kerja sama dengan bagian P3M Pusat
Penelitian dan Pengabdian. Sosialisasi dilakukan di ruang serba guna lantai 7
unit V pada hari rabu jam 10.00 Wib. Adapun materi yang diberikan berupa
materi kebanksentralan, kebijakan moneter, proses pembuatan uang, dan
tentunya mengenai GNNT. Seperti yang disampaikan oleh bapak Ferry
Cahaya selaku narasumber pada saat wawancara dengan penulis, berikut
kutipan wawancaranya:
“Materinya tentunya seputar Gerakan Nasional Non Tunai baik itu manfaat, penggunaan instrumen non tunai dan cara menyebarluaskannya, Kebanksentralan, Kebijakan moneter, dan Proses pembuatan uang 9”.
Media yang digunakan pada saat sosialisasi berlangsung yaitu berupa
slideshow powerpoint yang dibantu dengan alat bantu proyektor. Namun
sosialisasi tersebut ternyata belum membuat mahasiswa paham mengenai
GNNT seperti yang disampaikan oleh saudari Riris yang merupakan
mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta, dia masih belum mengetahui
adanya program GNNT, jika masih banyak yang belum mengetahui maka
diperlukan penjelasan lebih lanjut mengenai GNNT. Berikut kutipan
wawancara dengan Ibu Riris sebagai salah satu responden :
“Saya belum pernah mendengar langsung dari Bank Indonesia mengenai adanya Gerakan Nasional Non Tunai, diperlukan sosialisasi lebih lanjut dari pihak Bank Indonesia
9 Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 8 Agustus 2017 pukul 10.08
WIB
8
agar masyarakat umum lebih paham dengan adanya gerakan ini.”10
Dari beberapa kutipan berita dan wawancara dengan narasumber di
atas menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum paham
pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai untuk apa dan mekanisme
penggunaan kartu sebagai alat pembayaran serta manfaat yang di peroleh,
bahkan keberadaannya.
Bahkan ada pula dari beberapa kalangan masyarakat yang belum
mengetahui adanya Gerakan Nasional Non Tunai, manfaatnya dan,
keuntungannya. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti
implementasi strategi dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai oleh Bank Indonesia. Sehingga Penulis merumuskan judul tugas akhir
karya ilmiah ini adalah implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai
tahun 2016.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi strategi sosialisasi
program Bank Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi gerakan nasional
non tunai tahun 2016 ?
10
Hasil wawancara penulis dengan responden pada tanggal 17 Juli 2017 pukul 14.42 WIB
9
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia dalam pelaksanaan
sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun 2016.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
komunikasi khususnya public relations mengenai implementasi strategi
sosialisasi oleh Lembaga Bank Indonesia tahun 2016.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations
mengenai implementasi strategi sosialisasi oleh lembaga Bank Indonesia
tahun 2016.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan untuk Implementasi Program
Setiap rencana jika ingin berjalan secara efektif, diperlukan tindakan
monitoring. Diperlukan juga persiapan dan dukungan lanjutan untuk
memastikan hasil yang baik dari perencanaan dan pemrograman.10
1. Menulis Skenario Perencanaan, adalah seni mendeskripsikan
berbagai kemungkinan keadaan masa depan. Asal mula penulisan
skenario adalah model kualitatif, bahaya dari menyebut label skenario
adalah bahwa perencana program cenderung akan mengembangkan
strategi hanya untuk keadaan yang mungkin terjadi.11
2. Membentuk Pusat Informasi, ada tiga poin utama dalam
merencanakan pusat informasi. Pertama, pusat ini harus diakui
sebagai pusat informasi tempat dimana infomasi mengalir dari sebuah
institusi. Kedua, pusat itu harus terdiri dari dua bagian yaitu harus ada
layanan respons dan agen koordinasi. Ketiga, setiap pusat informasi
harus punya kredibilitas yang sudah mapan sebelum krisis terjadi
aliran informasi yang kredibel harus dibangun sebaik-baiknya.12
10
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), halaman 371 11
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 371 12
Ibid, halaman 377
11
2.2. Implementasi strategi
Langkah pertama dalam proses manajemen adalah mendefinisikan
problem atau peluang. Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan
memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait
dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Fungsi ini
menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem.13
Langkah kedua adalah perencanaan dan pemrograman. Informasi
yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat
keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi,
taktik, dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari
langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.14
Langkah ketiga adalah mengarahkan program public relations ke
dalam implementasi. Tahap ini berlaku untuk pelaksanaan dalam tahapan
manajemen program public relations. Langkah ketiga ini didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka
mencapai tujuan program.15
13
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), halaman 320 14
Ibid, halaman 320 15
Ibid, halaman 320 dan halaman 385.
12
Langkah terakhir adalah mengevaluasi program. Langkah terakhir
dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi,
dan hasil dari program.16
Implementasi dari strategi merupakan bagian dari komponen
komunikasi dalam strategi. Dalam aplikasinya membutuhkan iklim organisasi
yang saling percaya dan kondusif sehingga memunculkan motivasi dan
komitmen karyawan pelaksana.17
Mengimplementasikan aksi dan komunikasi yang didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka
mencapai tujuan program.18 Untuk mengukur implementasi strategi perlu
menggunakan tujuh C untuk dapat tercapainya komunikasi yang efektif
antara public relations dengan publik sasaran. Berikut tujuh C yang
dijabarkan seperti di bawah ini.
2.2.1. Credibility (Kredibilitas)
Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya. Iklim ini
dibangun melalui kinerja di pihak institusi, yang merefleksikan keinginan
untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus percaya kepada
pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi terhadap
16Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 320. 17
Elvinaro Ardianto, Op. Cit., halaman 224. 18
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 320.
13
topik informasi.19 rasa saling percaya diciptakan oleh komunikator secara
sungguh – sungguh, untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan
respek.20
2.2.2. Context (Konteks)
Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan.
Media massa hanyalah suplemen untuk ucapan dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari. Harus disediakan konteks untuk partisipasi dan umpan
balik. Konteks harus mengonfirmasikan, bukan menentang isi pesannya.
Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang mendukung,
yang sebagian besar dipengaruhi media massa.21
2.2.3. Content (Isi)
Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus sesuai
dengan sistem nilai penerima. Pesan harus relevan dengan situasi penerima.
Pada umumnya orang memilih item informasi yang menjanjikan manfaat
besar bagi mereka. Isi pesan menentukan audiens.22
19
Ibid, halaman 408 20
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), halaman 122 21
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit, halaman 408 22
Ibid, halaman 408
14
2.2.4. Clarity (Kejelasan)
Pesan diberikan dalam istilah sederhana. Kata harus bermakna sama
menurut komunikator dan komunikan. Isu yang kompleks harus dipadatkan
ke dala tema, slogan, atau stereotip yang mengandung kesederhanaan dan
kejelasan. Semakin jauh pesan akan dikirim, pesan itu seharusnya semakin
sederhana. Organisasi berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.23
2.2.5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi)
Komunikasi adalah proses tanpa akhir. Komunikasi membutuhkan
repetisi agar bisa masuk. Repetisi dengan variasi berperan untuk
pembelajaran dan persuasi. Beritanya harus konsisten.24 Dengan cara
demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk khalayak
sasaran.25
2.2.6. Channel (Saluran)
Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan, sebaiknya
saluran yang dihormati dan dipakai oleh komunikan. Menciptakan saluran
baru bisa jadi sulit, membutuhkan waktu, dan mahal. Saluran yang berbeda
punya efek berbeda dan efektif pada tingkat yang berbeda-beda dalam tahap
proses difusi informasi. Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan
23
Ibid, halaman 408 24
Ibid, halaman 409 25
Rosady Ruslan, Op. Cit., halaman 123
15
publik sasaran. Orang mengasosiasikan nilai yang berbeda-beda pada
berbagai saluran komunikasi.26
2.2.7. Capability of Audience (Kapabilitas Audiens)
Komunikasi harus mempertimbangkan kemampuan audiens.
Komunikasi akan efektif apabila tidak banyak membebani penerima untuk
memahaminya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh beragam faktor seperti
waktu yang dimiliki komunikan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan
pengetahuan yang telah mereka punyai.27
2.3. Keterkaitan Antar Konsep
Implementasi sebuah program Public Relations tidak terlepas dari
strategi komunikasinya. Seperti yang dijelaskan oleh Cutlip dan Center,
strategi dalam komunikasi diringkas menjadi tujuh C dalam komunikasi Public
Relations yang terdiri dari kredibilitas, konteks, isi, kejelasan, kontinuitas dan
konsistensi, saluran, kemampuan audien.
Kredibilitas yaitu penerima harus percaya kepada pengirim pesan dan
menghormati kompetensi sumber informasi terhadap topik pesan. Kemudian
konteks harus menginformasikan, bukan menentang, isi pesannya. Isi dari
pesan harus mengandung makna, relevan dengan situasi penerima, dan
26
Ibid, halaman 409 27
Morissan, M.A., Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana, 2008), halaman 208
16
memberikan manfaat bagi audiennya. Kejelasan pesan diperlukan agar
khalayak mudah mengerti isi pesan tersebut. Kontinuitas dan konsisten
proses pemberian pesan yang terus menerus kepada khalayak, guna
mengingatkan khalayak terhadap program yang dilakukan sebuah organisasi
ataupun lembaga. Saluran komunikasi diperlukan untuk mempermudah
penyebaran pesan kepada khalayak, pilih saluran komunikasi yang sesuai
dengan publik sasarannya. Kemudian yang terakhir perlu mempertimbangkan
kapabilitas atau kemampuan audien dalam menerima dan memahami pesan
yang diberikan oleh organisasi, faktor-faktornya antara lain waktu yang
mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan yang
telah mereka punyai.
Implementasi strategi mempunyai arti penting dalam sebuah program
Public Relations, karena untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
sebuah program yang telah direncanakan. Keberhasilan sebuah program
Public Relations dapat dilihat dari tujuh C dalam komunikasi Public Relations
yang dilakukan organisasi dalam mengimplementasikan strateginya.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Kuantitatif yaitu penelitian yang berdasarkan pada data yang bisa dihitung,
untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.28 Penelitian ini
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan. Dengan demikian penelitian ini tidak terlalu mementingkan
kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan
data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.29 Penulis hanya menggambarkan atau menjelaskan
masalah terkait Implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia
dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT tahun
2016.
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif. Riset ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
28
Mahi M. Hikmat, Metode penelitian dalam perspektif ilmu komunikasi dan sastra, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), halaman 30 29
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), halaman 55
18
obyek tertentu. Penelitian ini diidentikkan dengan menggunakan pertanyaan
“Bagaimana” dalam mengembangkan informasi yang ada.30
Mely G. Tan mengatakan bahwa penelitian yang bersikap deskriptif
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi dan
penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara
suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. dalam hal ini, mungkin sudah
ada hipotesis-hipotesis, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya
pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan.31
Penulis menggunakan penelitian deskriptif karena berusaha
menggambarkan mengenai Implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT
tahun 2016.
3.3. Metode Penelitian
Metode riset dalam penelitian kuantitatif terdapat 3 macam metode,
salah satunya adalah metode survei. Metode survei adalah metode riset
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu.32 Secara umum metode survei terdiri
30
Bambang Prasetyo & Lina miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005, halaman 42 31
Ulber Silalahi. MetodePenelitian Sosial,(Bandung. Refika Aditama, 2012) Halaman 28 32
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), halaman 59
19
dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik).33 Jenis survei
deskriptif digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang
sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang terjadi (what exist
at the moment) dan terdiri dari satu variabel.34
Penelitian ini menggunakan metode survei dan menggunakan tipe
riset deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah
responden yang dianggap mewakili populasi dan hanya menggambarkan
realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel
mengenai Implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia dalam
pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT tahun 2016.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan dimensi waktu, kita bisa membedakan penelitian menjadi
cross sectional dan penelitian longitudinal. Penelitian dimensi waktu ini
termasuk kedalam penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional
adalah penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini hanya
digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain
diwaktu yang berbeda untuk dipertimbangkan.35
Waktu penelitian dilakukan dalam satu waktu yaitu pada bulan April
2017 dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk
33
Ibid, halaman 59 34
Ibid, halaman 59 35
Ibid, hlm. 45
20
diperbandingkan mengenai implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai
tahun 2016.Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Perbanas Institute.
Karena tempat tersebut adalah lokasi sosialisasi GNNT diadakan pada Tahun
2016.36
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1 Unit Analisis
Unit analisis data adalah sesuatu yang akan dianalisis. Unit analisis
adalah hubungan antara individu dalam suatu sistem. Komunikasi dianggap
sebagai kumpulan hubungan-hubungan sehingga ada interaksi antar individu
dalam sistem. Hubungan-hubungan ini merupakan pola-pola aliran
informasi.37 Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan oleh
penulis adalah individu, yaitu para mahasiswa Perbanas Institute yang
mengikuti sosialisasi GNNT pada tahun 2016.38
3.5.2. Unit Observasi
Observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti.39
Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik,
36
Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 11 April 2017 pukul 10.21 WIB 37
Rachmat Kriyantono,Op.Cit., halaman 326 38
Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 11 April 2017 pukul 10.21 WIB
39 Bambang Prasetyo & Lina miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), halaman 64
21
observasi juga harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan.
Biasanya observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematik dan
dihubungkan dengan proposisi umum.
Dalam observasi ini penulis teridentifikasi secara jelas dan selama
observasi riset sadar bahwa mereka sedang diobservasi.40 Penulis ingin
mendapatkan data yang akurat, tetapi sebelumnya penulis menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian.
Unit observasi dari penelitian ini adalah organisasi kelompok dalam
suatu lembaga. lembaga yang dimaksud adalah Bank Indonesia
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.41 Sedangkan
menurut Andi Buleang, populasi adalah kelompok unsur-unsur komprehensif
dan telah ditentukan (perangkat universal) yang berhubungan dengan
pertanyaan atau hipotesis penelitian.42 Populasi yang digunakan penulis
dalam penelitian implementasi strategi sosialisasi oleh Lembaga Bank
40
Rachmat Kriyantono, Op.Cit., halaman 109 41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2011), halaman 80. 42
Andi Buleang, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi, 2004), halaman 136.
22
Indonesia tahun 2016. yang berjumlah 49 orang dari perwakilan mahasiswa
Perbanas Institute. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Deputi Direktur
Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Susiati Dewi.43
Hasil ini didapatkan berdasarkan jumlah peserta yang ikut sosialisasi GNNT
Bank indonesia pada tahun 2016.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah himpunan (subjek) dan suatu populasi sebagai bagian
dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi.
Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi.44 Pengambilan jumlah sampel
dari populasi memliki aturan atau ada tekniknya. Dengan menggunakan
teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakilkan populasi, sehingga
kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasikan menjadi kesimpulan
populasi.45 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik sensus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
sampel sensus dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang mahasiswa
Perbanas Institute Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi D3 Keuangan dan
Perbankan yang pada saat itu sambil mengikuti mata kuliah produk-produk
Bank yang mengikuti sosialisasi GNNT.
43 Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 11 April 2017 pukul 10.21 WIB 44
W.Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), halaman 78 45
Etta Mamang Sangadji, Metodologi penelitian; Pendekatan Praktis dalam Penelitian, (Yogyakarta: Refika Aditama, 2010), halaman 26
23
3.7. Teknik Penarikan Sampel
Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik sampling, yaitu:
sampel probabilitas dan sampel nonprobabilita. Teknik penarikan sampel
nonprobabilita, Kriyantono menjelaskan yang dimaksud nonprobabilita adalah
sampel tidak melalui teknik random (acak).46
Sensus merupakan salah satu rancangan sampling nonprobabilitas.
Sensus pada dasarnya sebuah riset survei dimana periset mengambil
seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Dengan demikian, sensus
menggunakan total sampling, artinya riset pada seluruh jumlah total
populasi.47 Pada penelitian yang penulis lakukan mengenai implementasi
strategi sosialisasi program Bank Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi
Gerakan Nasional Non Tunai tahun. Penulis menggunakan teknik penarikan
sampel sensus.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang
diperoleh di lokasi Penelitian.48 Ada dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Sumber data dalam penelitian adalah subjek asal data dapat
46
Ibid, halaman 158 47
Ibid, halaman 161 48
M. Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta. Kencana, 2006), Halaman 119
24
diperoleh. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan metode penelitian data.49
Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan
data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu Penelitian. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data berupa keterangan-
keterangan mengenai implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun
2016.
3.8.1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian primer
diperoleh dari penulis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individu maupun kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil
pengujian.50
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer berupa hasil
kuesioner dan wawancara. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh responden yang disebut juga dengan angket. Kuesioner bisa dikirim
melalui pos atau periset bisa mendatangi secara langsung responden. Tujuan
penyebaran kuesioner adalah mencari informasi yang lengkap mengenai
suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
49
Etta Mamang Sangadji. Op. Cit. Halaman 169 50
Ibid. Halaman 171
25
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyan.51
Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup.Kuesioner tertutup adalah suatu angket dimana responden telah
diberikan alternatif jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang
dialaminya. Biasanya dengan memberikan tanda “x” atau “”.Kuesioner ini
diisi sendiri secara langsung oleh responden (self administered
questionnaire).52 Untuk menghindari kelemahan pengisian self administered,
penulis menyertakan surat pendahuluan untuk menjelaskan maksud dan
tujuan diadakannya penelitian mengenai implementasi strategi sosialisasi
program Bank Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional
Non Tunai tahun 2016.
3.8.2.Data Sekunder
Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk
memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Seluruh atau sebagian aspek data
sekunder kemungkinan tidak sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian.53
Pada penelitian ini, data sekunder yang dipakai oleh penulis adalah buku ,
website BI.go.id website dan media online Tempo.co sumber berita online
mengenai masalah dari sosialisasi program Bank Indonesia dalam
pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun 2016.
51
Ibid. Halaman 97 52
Ibid. Halaman 153 53
Ibid. Halaman172
26
3.9. Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Validitas
Validitas dalam suatu penelitian merupakan suatu derajat ketetapan
alat ukur peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.54 Yang dapat
kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah
menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang di peroleh dengan
apa yang kita yakini pengukuran.55
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat
ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Validitas pengukuran mengacu pada
seberapa baik definisi konseptual dan operasional terhubung satu dengan
yang lain. Semakin baik semakin cocok, semakin besar validitas
pengukuran.56
Untuk mengetahui valid atau tidaknya data caranya dapat dilihat dari
KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat melihat nilai KMO-
MSA (Kaiser Mayer Olkin-measure of sampling adequency) bila hasilnya
lebih besar dari 0,5, maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan.57
Kriterianya adalah sebagai berikut:
54
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Halaman 206 55
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Rineka Cipta, Jakarta 2006),halaman 230 56
Kinkin Yuliaty, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press, 2010),halaman 93-94 57
Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011),halaman 174
27
Tabel 3.1.
Hasil Uji Validitas
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .779
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2363.827
Df 780
Sig. .000
Sumber: SPSS 22.0
Dari hasil analisis yang diperoleh nilai KMO (keiser meyer olkin)
measure of sampling dequency sebesar 0,779 ternyata melebihi 0,5 maka
data dikatakan valid. Disamping itu dari barlett’s test of sphericity
menunjukkan nilai signifikasi 0.000 < 0.05 bahwa instrumen ini memenuhi
syarat valid..58
3.9.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketetapan, ketelitian atau keakuratan yang
ditujukan oleh instrumen pengukuran.59 Yang dapat kita lakukan dalam
menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan
derajat yang tinggi dari kedekatan data yang di peroleh dengan apa yang kita
yakini pengukuran.60 Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang
dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data
sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji
58
Suharsimi Arikunto.Op.Cit, halaman 230 59
Husein Umar, Riset SDM dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000),halaman 127 60
Ibid, halaman 128
28
reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach’s diukur
berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.61
Kriterianya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 100.0
Excludeda
0 .0
Total 49 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardize
d Items
N of
Items
.887 .889 48
Dari hasil reliabilitas di atas dapat dilihat bahwa dari 48 pernyataan yang
diajukan oleh penulis kepada 49 responden mempunyai nilai cronbach’s
alpha 0,887 dan cronbach’s alpha based on standardized items 0,889 maka
hasil dinyatakan valid.
61
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Halaman 91
29
3.10. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada
riset deskriptif yang berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari
satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan
yang ada. Sedangkan statistik inferensial digunakan pada riset eksplanatif,
yaitu riset yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau
lebih.62
Penulis menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan untuk
menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu mengenai
implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia dalam pelaksanaan
sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun 2016.
Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang
sering digunakan antara lain: Tabel (distribusi) Frekuensi, Tendensasi
Sentral, dan Standar Deviasi.63 Statistik deskriptif yang digunakan oleh
penulis adalah Tendensi Sentral mean.
Tendensi sentral adalah ukuran statistik yang menyatakan bahwa satu
skor yang dapat mewakili keseluruhan distribusi skor atau penilaian yang
sedang diteliti.64 Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas
tertentu dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari
62
Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Halaman 169 63
Ibid. Halaman 169 64
Agus Irianto, Op. Cit., Halaman. 25.
30
bilangan tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan,
yaitu Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai rata-rata dari total bilangan.
Median adalah nilai tengah sebuah data, dan modus adalah jenis
tendensi sentral yang menunjukan frekuensi terbesar pada suatu kelompok
data nominal tertentu.65 Seperti yang terdapat pada tabel mengenai
hubungan antara analisis dan variabel berikut ini:
Pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya
menggunakan mean dalam teknik analisis data implementasi strategi
sosialisasi program Bank Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan
Nasional Non Tunai tahun 2016. Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai
tengah dari total bilangan. Mean dapat diperoleh dari rumus:
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval dengan jarak
sama yaitu satu, 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (tidak setuju), 5
(sangat tidak setuju). Penulis menggunakan skala interval karena pilihan
jawaban pada kuesioner memiliki jarak yang sama yaitu satu.
3.11. Definisi Konsep
Penelitian ini berjudul implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun
2016, dan menggunakan satu variabel yaitu implementasi strategi. Variabel
65
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2010, Halaman. 171.
31
diturunkan menjadi tujuh dimensi, yaitu kredibilitas, konteks, isi, kejelasan,
kontinuitas dan konsisten, saluran, dan kemampuan audien.
Dimensi kredibilitas diturunkan menjadi tiga indikator, yaitu keinginan
perusahaan untuk melayani publik dengan baik, kepercayaan kepada
pengirim informasi, kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi.
Dimensi konteks diturunkan menjadi tiga indikator, yaitu komunikasi sesuai
dengan kenyataan lingkungan, lingkungan sosial yang mendukung informasi,
penggunaan media pendukung. Dimensi isi diturunkan menjadi tiga indikator,
yaitu isi pesan bermakna, isi pesan relevan, isi pesan bermanfaat. Dimensi
kejelasan diturunkan menjadi tiga indikator, yaitu pesan sederhana, pesan
mudah dimengerti, pesan jelas.
Dimensi kontinuitas dan konsisten diturunkan menjadi tiga indikator,
yaitu komunikasi berlangsung berkesinambungan, pesan tidak saling
bertentangan, pesan konsisten. Dimensi saluran diturunkan menjadi tiga
indikator, yaitu pemilihan saluran yang sesuai dengan publik sasaran, saluran
yang dihormati dan dipakai oleh penerima pesan, saluran yang sudah biasa
digunakan oleh umum. Dimensi kemampuan audien diturunkan menjadi tiga
indikator, yaitu waktu yang dimiliki audien, kemampuan membaca audien,
pengetahuan yang audien miliki.
32
3.12. Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.3. Operasional Konsep
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai GNNT tahun 2016)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Perencana-an untuk Implementasi Program (Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Brown, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana, 2006)
Implementasi strategi (Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Brown, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana, 2006)
1. Kredibilitas 1. Keinginan perusahaan untuk melayani publik dengan baik.
2. Kepercayaan kepada pengirim infomasi
3. Kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi.
Skala interval 1: Sangat Tidak Setuju 2: Tidak Setuju 3: Ragu-ragu 4: Setuju 5: Sangat Setuju
2. Konteks 1. Komunikasi sesuai dengan kenyataan lingkungan.
2. Penggunaan media pendukung
3. Isi Pesan 1. Isi pesan relevan
2. Isi pesan bermanfaat
4. Kejelasan 1. Pesan mudah dimengerti
2. Pesan jelas
5. Kontinuitas dan Konsistensi
1. Repetisi pesan 2. Pesan
konsisten
6. Saluran 1. Pemilihan saluran yang
sesuai dengan
33
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Publik sasaran 2. Saluran yang
biasa dipakai oleh penerima pesan
1. Waktu yang
dimiliki audiens 2. Kebiasaaan
audiens 3. Pengetahuan
audiens
Skala interval 1: Sangat Tidak Setuju 2: Tidak Setuju 3: Ragu-ragu 4: Setuju 5: Sangat Setuju
7.Kapabilitas Audiens
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penulis sulit untuk menemui kepala
badan institusi dan narasumber untuk diwawancara.
2. Kelemahan dalam penelitian ini adalah penulis hanya menggunakan teori
7C dalam Implementasi strategi sehingga penulis hanya dapat mengaitkan
masalah ke dalam teori 7C dan tidak dapat membandingkan dengan teori
lain.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia merupakan bank sentral yang mengurusi
segala aktivitas perbankan seluruh Indonesia juga mengawasi seluruh
bank yang ada di Indonesia. Selain itu Bank Indonesia juga
mempunyai tugas untuk mencetak uang rupiah yang selama ini
beredar di seluruh rakyat Indonesia. Tetapi Bank Indonesia tidak
langsung dalam melakukan pencetakan uang rupiah yaitu melalui
Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI). Bank Indonesia juga
harus menjaga kestabilan ekonomi atau moneter, di lain pihak apabila
kestabilan ekonomi Indonesia terganggu maka Bank Indonesia yang
penanggung jawab utama dalam memperbaiki kestabilan ekonomi
Indonesia.
Begitu juga halnya Perbanas Institute, Bank Indonesia
berkedudukan sebagai badan yang menyebarluaskan program
pemerintah yaitu Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Disini
mahasiswa perbanas memperoleh sosialisasi dari Bank Indonesia,
sosialisasi yang dimaksud yaitu seputar manfaat GNNT, kepraktisan
bertransaksi, keamanan dalam membawa instrumen non tunai,
35
efisiensi biaya, meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian.
Selain itu juga mahasiswa perbanas mendapat banyak materi seperti
Kebanksentralan, Kebijakan moneter, Proses pembuatan uang, dan
tentunya mengenai Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
4.2. Objek Kajian Penelitian
Seiring berkembangnya zaman, dan dengan mengikuti perkembangan
arus teknologi khususnya di bidang pembayaran Bank Indonesia membuat
sebuah transformasi pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Untuk itu
salah satunya perbanas menerima sosialisasi dari Bank Indonesia. Selaku
Bank sentral BI mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai GNNT, yang
dicanangkan pada tanggal 14 Agustus 2014 gerakan ini bertujuan untuk
menekan biaya pengelolaan uang rupiah atau efisiensi rupiah, akses lebih
luas, praktis, transparansi tranksaksi, perencanaan ekonomi lebih akurat.
Upaya yang dilakukan dalam pelaksanakan implementasi program GNNT
yaitu melalui perluasan penggunaan uang elektronik melalui layanan
keuangan digital yang meliputi pembelian dan pembayaran.
Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
GNNT di lingkungan masyarakat, upaya ke depan pelaksanaan GNNT yaitu
melalui implementasi layanan non tunai dan edukasi secara
berkesinambungan.
36
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi: Kredibilitas
4.3.1.1. Keinginan perusahaan untuk melayani publik dengan baik
4.3.1.1.1. Pembicara dari Bank Indonesia melakukan sosialisasi sesuai dengan prosedur.
Tabel 4.1. Pelayanan sesuai dengan prosedur
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 17 34.7% 3.65
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.4%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.2%
1= (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh hasil rata – rata responden
setuju cenderung sangat setuju diperoleh nilai mean sebesar 3,65,
mengatakan bahwa Bank Indonesia melakukan sosialisasi sesuai dengan
prosedur. Hal ini menunjukan Bank Indonesia melakukan sosialisasi sudah
sesuai dengan prosedur.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju, dan sangat
tidak setuju karena responden merasa dari Bank Indonesia melakukan
sosialisasi belum sesuai dengan prosedur.
37
4.3.1.2. Pembicara dari Bank Indonesia yang bertugas aktif dalam
pelayanan informasi mengenai sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai
GNNT.
Tabel 4.2. Pembicara aktif dalam melayani pemberian informasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 3 6.1%
4 = (Setuju) 16 32.7% 2.96
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.5%
2 = (Tidak Setuju) 12 24.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh hasil rata – rata responden
tidak setuju dan ragu-ragu dan cenderung setuju diperoleh nilai mean
sebesar 2,96 mengatakan bahwa Pegawai Bank Indonesia yang bertugas
dalam pelayanan informasi aktif dalam melayani pemberian informasi
mengenai sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT.
Hal ini menunjukkan bahwa responden ragu-ragu pegawai Bank
Indonesia aktif dalam pelayanan informasi karena masih banyak dari mereka
yang belum mengetahui terhadap informasi mengenai GNNT.
38
4.3.1.3. Pembicara dari Bank Indonesia melayani masyarakat dengan
baik.
Tabel 4.3.
melayani dengan ramah
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 10 20.4% 3.41
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.4%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil rata – rata responden
pernyataan pelayanan yang ramah dari Bank Indonesia dengan nilai mean
sebesar 3,41. Hal ini menunjukkan Bank Indonesia telah melakukan
pelayanan yang ramah kepada masyarakat dalam hal pemberian informasi
serta interaksi dengan khalayak.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi yaitu dapat
melayani dengan ramah mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia.
Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini
responden dengan adanya perencanaan untuk implementasi program,
khalayak mendapat pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT
39
4.3.1.2 Indikator : Kepercayaan terhadap sumber informasi
4.3.1.2.1. Pembicara dari Bank Indonesia dalam kegiatan sosialisasi di
perbanas mengenakan tanda pengenal/ id card Bank Indonesia.
Tabel 4.4. Penggunaan tanda pengenal/ id card dalam sosialisasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 23 46.9%
4 = (Setuju) 20 40.8% 4.35
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.2%
2 = (Tidak Setuju) 0 0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pernyataan penggunaan tanda
pengenal/ id card dalam sosialisasi pegawai Bank Indonesia dalam tugas
sosialisasi dengan nilai mean sebesar 4,35. Hal ini menunjukkan kejelasan
identitas institusi atau lembaga terkait dalam hal ini Bank Indonesia sebagai
sumber pesan dalam sosialisasi GNNT secara langsung.
Kejelasan identitas dalam implementasi strategi sendiri dilakukan
untuk menimbulkan kredibilitas di mata khalayak dalam hal ini responden.
Dengan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa Bank Indonesia telah
melakukan usaha untuk menimbulkan kredibilitas.
40
4.3.1.2.2. Pembicara dari Bank Indonesia dipercaya dalam
mensosialisasikan GNNT di perbanas.
Tabel 4.5. dipercaya dalam mensosialisasikan GNNT
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 20.4%
4 = (Setuju) 17 34.7% 3.43
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.4%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia dipercaya dalam mensosialisasikan GNNT dengan nilai mean
sebesar 3,43. Hal ini menunjukkan kepercayaan khalayak dalam hal ini
responden dapat dipercaya dengan baik oleh masyarakat
Namun masih ada yang merespon sangat tidak setuju, karena
beberapa responden masih belum mempercayai Bank Indonesia sebagai
pihak yang dipercaya dalam mensosialisasikan GNNT.
41
4.3.1.2.3. Pembicara dari Bank Indonesia menjalankan kinerjanya
dengan baik mengenai sosialisasi GNNT di perbanas.
Tabel 4.6. menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi GNNT
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 16 32.7%
4 = (Setuju) 18 36.7% 3.69
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.2%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi GNNT
dengan nilai mean sebesar 3,69. Hal ini menunjukkan Bank Indonesia sudah
menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi GNNT kepada
khalayak dalam hal ini responden.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai
sosialisasi GNNT. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak
dalam hal ini responden yaitu hasil yang diperoleh akan maksimal.
42
4.3.1.3. Kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi
4.3.1.3.1. Pembicara dari BI telah menguasai isi pesan dalam sosialisasi
di perbanas.
Tabel 4.7. Penguasaan materi sosialisasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 12 24.5%
4 = (Setuju) 28 57.1% 4.06
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.4%
2 = (Tidak Setuju) 0 0.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penguasaan
materi sosialisasi pegawai Bank Indonesia dengan nilai mean sebesar 4,06.
Hal ini menunjukkan bahwa narasumber telah menguasai isi pesan.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam memberi informasi telah menguasai isi pesan
dalam sosialisasi GNNT. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh
khalayak dalam hal ini responden yaitu materi dapat dengan mudah diterima
khalayak.
43
4.3.1.3.2. Pembicara dari BI menyampaikan pesan sosialisasi secara
lancar di perbanas.
Tabel 4.8.
Penyampaian informasi lancar
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 6 12.2%
4 = (Setuju) 30 61.2% 3.69
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
informasi lancar oleh pegawai Bank Indonesia dengan nilai mean sebesar
3,69. Hal ini menunjukkan bahwa responden kompeten menerima materi
informasi, karena penyampaian materi sosialisasi dengan lancar.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat Penyampaian informasi lancar. Salah
satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden
yaitu khalayak dapat cepat memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank
Indonesia secara mendetail dan lengkap.
44
4.3.1.3.3. Pembicara dari BI merupakan orang yang sesuai untuk
memaparkan mengenai sosialisasi GNNT Bank Indonesia di perbanas..
Tabel 4.9. Kompetensi pembicara dalam memaparkan sosialisasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 30 61.2%
4 = (Setuju) 13 26.5% 4.35
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0% 2 = (Tidak Setuju) 3 6.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan kompetensi
pegawai dengan nilai mean sebesar 4,35. Hal ini menunjukkan bahwa
narasumber merupakan orang yang tepat dan sesuai bidangnya untuk
menyampaikan materi sosialisasi mengenai GNNT.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah pemberi informasi merupakan orang yang
sesuai untuk memaparkan mengenai sosialisasi GNNT Bank Indonesia
membuat Penyampaian informasi lancar. Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak lebih cepat
memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia secara mendetail dan
lengkap.
45
4.3.2. Dimensi Konteks
4.3.2.1. Informasi sesuai dengan kenyataan lingkungan
4.3.2.1.1. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “manfaat dari GNNT
akan mendapat banyak kemudahan dan kepraktisan dengan adanya
GNNT telah sesuai dengan kenyataan.
Tabel 4.10.
Informasi sesuai dengan kenyataan N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 2 4.1%
4 = (Setuju) 25 51.0% 3.27
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan salah satu
pesan dalam sosialisasi yaitu “manfaat dari GNNT akan mendapat banyak
kemudahan dan kepraktisan dengan adanya GNNT” telah sesuai dengan
kenyataan dengan nilai mean sebesar 3,27. Hal ini menunjukkan bahwa
khalayak dalam hal ini responden masih ragu-ragu dalam memperoleh
banyak manfaat, kemudahan, dan kepraktisan dalam GNNT.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah “manfaat dari GNNT akan mendapat banyak
kemudahan dan kepraktisan dengan adanya GNNT” telah sesuai dengan
kenyataan. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal
46
ini responden yaitu khalayak lebih cepat memahami isi pesan sosialisasi
GNNT Bank Indonesia secara mendetail dan lengkap.
4.3.2.1.2. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “bisa menghemat
uang negara” sesuai dengan kenyataan.
Tabel 4.11.
Isi pesan “bisa menghemat uang negara” sesuai dengan kenyataan. N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 20.4%
4 = (Setuju) 25 51.0% 3.73
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.2%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan isi pesan
“bisa menghemat uang negara” sesuai dengan kenyataan dengan nilai mean
sebesar 3,73. Hal ini menunjukkan bahwa khalayak dalam hal ini responden
dapat mengerti bahwa dengan adanya GNNT bisa menghemat uang negara.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah pernyataan isi pesan “bisa menghemat uang
negara” sesuai dengan kenyataan. Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak lebih cepat
memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia secara mendetail dan
lengkap.
47
4.3.2.1.3 Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “GNNT dapat
menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal” sesuai
dengan kenyataan.
Tabel 4.12.
GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal sudah sesuai dengan kenyataan
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 20 40.8%
4 = (Setuju) 11 22.4% 3.82
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.4%
2 = (Tidak Setuju) 7 14.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pernyataan GNNT dapat
menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal sudah sesuai
dengan kenyataan terbukti dengan nilai mean sebesar 3,82. Hal ini
menunjukkan bahwa khalayak dalam hal ini responden sudah memahami
bahwa dengan adanya GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam
mencetak uang kartal.
. Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah
dalam mencetak uang kartal sudah sesuai dengan kenyataan. Salah satu
keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu
48
khalayak lebih cepat memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia
secara mendetail dan lengkap.
4.3.2.2. Penggunaan media pendukung
4.3.2.2.1 Media powerpoint yang digunakan dalam sosialisasi di
perbanas berpengaruh besar dalam penyebaran informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia.
Tabel 4.13.
Pengaruh media powerpoint N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 18 36.7%
4 = (Setuju) 12 24.5% 3.65
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.3%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan pengaruh
media powerpoint dalam penyebaran informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia dengan nilai mean sebesar 3,65. Hal ini menunjukkan bahwa
media massa berpengaruh besar dalam sosialisasi GNNT Bank Indonesia,
ditunjukkan dengan penggunaan media televisi, radio, internet, hingga media
cetak.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah Media powerpoint berpengaruh besar dalam
penyebaran informasi mengenai GNNT Bank Indonesia. Salah satu
49
keuntungan yang dapat diperoleh Bank Indonesia dapat lebih cepat
sosialisasinya menyebar di masyarakat.
4.3.2.2.2. Media powerpoint yang digunakan dalam sosialisasi di
perbanas untuk menyampaikan pesan mengenai GNNT Bank Indonesia
dinilai sudah tepat
Tabel 4.14.
Ketepatan penggunaan media powerpoint N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 5 10.2%
4 = (Setuju) 7 14.3% 2.57
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 20 40.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 18.4%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan ketepatan
penggunaan Media powerpoint dengan nilai mean sebesar 2,57. Hal ini
menunjukkan bahwa Media online yang digunakan belum tepat sasaran
dalam penyampaian sosialisasi GNNT Bank Indonesia. Media powerpoint
dinilai belum tepat untuk menyampaikan pesan sosialisasi seperti televisi
dengan iklan layanan masyarakatnya, interaksi melalui internet, serta iklan di
media cetak dan penggunaan brosur sosialisasi. Diperlukan langkah konkrit
diantaranya seperti sosialisasi secara langsung kepada khalayak/masyarakat
melalui berbagai kanal seperti di sekolah, kampus, pasar, dan kantor
pemerintahan
50
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah Media powerpoint yang digunakan untuk
menyampaikan pesan mengenai GNNT Bank Indonesia dinilai sudah tepat.
Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh Bank Indonesia dapat lebih
cepat sosialisasinya menyebar di masyarakat.
4.3.2.2.3. Bank Indonesia memanfaatkan media powerpoint dalam
sosialisasi di perbanas secara maksimal untuk penyampaian informasi
mengenai GNNT Bank Indonesia.
Tabel 4.15.
Pemanfaatan media powerpoint secara maksimal N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 4 8.2%
4 = (Setuju) 7 14.3% 2.55
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 23 46.9%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.3%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam pernyataan
pemanfaatan media online secara maksimal oleh Bank Indonesia dengan
nilai mean sebesar 2,55. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia belum
sepenuhnya memanfaatkan dengan maksimal media online yang ada untuk
sosialisasi GNNT Bank Indonesia. Hal itu terlihat dengan minimnya iklan
sosialisasi yang secara berkala dalam waktu – waktu tertentu. Diperlukan
langkah konkrit diantaranya seperti sosialisasi secara langsung kepada
51
khalayak/masyarakat melalui berbagai kanal seperti di sekolah, kampus,
pasar, dan kantor pemerintahan
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi adalah Pemanfaatan media online secara maksimal.
Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh Bank Indonesia dapat lebih
cepat sosialisasinya menyebar di masyarakat.
4.3.3. Dimensi Isi pesan
4.3.3.1. Isi Pesan Relevan
4.3.3.1.1. Isi pesan relevan dengan informasi yang dibutuhkan oleh
khalayak.
Tabel 4.16.
Relevansi isi pesan N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 8 16.3%
4 = (Setuju) 11 22.4% 3.02
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.4%
2 = (Tidak Setuju) 12 24.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.3%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam pernyataan
relevansi isi pesan dengan nilai mean sebesar 3,02. Hal ini menunjukkan
informasi dalam sosialisasi yang disampaikan belum relevan dengan
kebutuhan khalayak mengenai informasi GNNT Bank Indonesia secara jelas.
52
Perlunya perbaikan isi pesan, agar lebih relevan dan dapat dipahami oleh
khalayak dalam hal ini responden.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat pesan menjadi relevan. Salah satu
keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu
khalayak dapat cepat memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia
secara mendetail.
4.3.3.1.2. Isi pesan sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan di
lapangan mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia
Tabel 4.17.
Isi pesan sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan di lapangan N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 9 18.4%
4 = (Setuju) 8 16.3% 3.29
3 = (Ragu-Ragu) 22 44.9%
2 = (Tidak Setuju) 8 16.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan isi pesan
sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan di lapangan dengan nilai mean
sebesar 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sosialisasi GNNT
Bank Indonesia belum sesuai dengan isi pesan sosialisasi karena khalayak
53
dalam hal ini responden masih ragu-ragu dalam memahami isi pesan
sosialisasi GNNT.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Isi pesan sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan
di lapangan. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal
ini responden yaitu khalayak dapat cepat memahami isi pesan sosialisasi
GNNT Bank Indonesia secara mendetail.
4.3.3.1.3. Isi pesan menanggapi respons khalayak terhadap GNNT Bank
Indonesia
Tabel 4.18.
Isi pesan sesuai dengan harapan khalayak
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 5 10.2%
4 = (Setuju) 4 8.2% 2.49
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.5%
2 = (Tidak Setuju) 17 34.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 22.4%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan isi pesan
sesuai dengan harapan khalayak dengan nilai mean sebesar 2,49. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi yang diberikan belum menjawab respon
khalayak terhadap pelayanan GNNT Bank Indonesia.
54
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Isi pesan sesuai dengan harapan khalayak. Salah satu
keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu
khalayak dapat cepat memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia
secara mendetail.
4.3.3.2. isi pesan bermanfaat
4.3.3.2.1. Pembicara dari BI memaparkan manfaat GNNT dalam
sosialisasi di perbanas.
Tabel 4.19.
Pemaparan manfaat GNNT N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 26 53.1%
4 = (Setuju) 12 24.5% 4.22
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.3% 2 = (Tidak Setuju) 4 8.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pemaparan manfaat GNNT
dengan nilai mean sebesar 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa khalayak dalam
hal ini responden sudah bisa mengerti manfaat GNNT Bank Indonesia dalam
pemaparan kepada khalayak karena program yang terbilang masih baru di
sosialisasikan.
55
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Bank Indonesia memaparkan manfaat GNNT dalam
sosialisasi GNNT Bank Indonesia. Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak dapat cepat
memahami isi pesan sosialisasi GNNT Bank Indonesia secara mendetail.
4.3.3.2.2. Pembicara dari BI memberi solusi bagi yang mengalami
kesulitan akses dalam penggunaan layanan GNNT atau dalam
penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS).
Tabel 4.20.
Pembicara dari BI memberi solusi bagi yang mengalami kesulitan akses
dalam penggunaan layanan GNNT atau dalam penggunaan instrumen
non tunai (Less Cash Society/LCS).
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 17 34.7% 3.69
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 5 10.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia memberi solusi terhadap kendala akses layanan GNNT dalam
penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) bagi peserta
dengan nilai mean sebesar 3,69. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
khalayak sudah mendapat solusi mengenai kesulitan akses pelayanan
GNNT, khalayak atau dalam hal ini responden sudah memahami bagaiman
56
penggunaan instrument non tunai atau dalam penggunaan instrumen non
tunai (Less Cash Society/LCS).
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Bank Indonesia memberi solusi bagi yang mengalami
kesulitan akses dalam penggunaan layanan GNNT atau dalam penggunaan
instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS). Salah satu keuntungan yang
dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak dapat cepat
menggunakan instrumen yang dicanangkan bank indonesia dengan cepat.
4.3.3.2.3. Pembicara dari BI memberi informasi yang membuat khalayak
mendapat pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank
Indonesia.
Tabel 4.21.
Informasi memberikan pemahaman baru N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 20 40.8%
4 = (Setuju) 23 46.9% 4.22
3 = (Ragu-Ragu) 3 6.1% 2 = (Tidak Setuju) 3 6.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia memberi informasi yang membuat khalayak mendapat
pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia dengan nilai
57
mean sebesar 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa rata rata responden setuju
Bank Indonesia memberi informasi yang membuat khalayak mendapat
pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi yaitu dapat
pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia. Salah satu
keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden dengan
adanya perencanaan untuk implementasi program, khalayak mendapat
pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT
4.3.4. Dimensi Kejelasan
4.3.4.1. Pesan mudah dimengerti
4.3.4.1.1. Isi pesan mudah dipahami
Tabel 4.22.
Isi pesan mudah dipahami N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 16 32.7%
4 = (Setuju) 23 46.9% 4.00
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.2%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan isi pesan
mudah dipahami dengan nilai mean sebesar 4,00. Hal ini menunjukkan
58
bahwa rata-rata responden setuju bahwa Isi pesan mudah dipahami
mengenai implementasi strategi.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat sebuah pesan mudah dipahami. Salah
satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden
dengan mudahnya pesan dapat dipahami maka responden dapat paham
secara cepat.
4.3.4.1.2. Istilah teknis dalam GNNT Bank Indonesia dijelaskan.
Tabel 4.23.
Sosialisasi menjelaskan istilah teknis N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 11 22.4%
4 = (Setuju) 31 63.3% 3.96
3 = (Ragu-Ragu) 1 2.0%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan sosialisasi
menjelaskan istilah teknis dalam GNNT Bank Indonesia dengan nilai mean
sebesar 3,96. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju bahwa
Istilah teknis dalam GNNT Bank Indonesia dijelaskan.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat sosialisasi menjelaskan istilah teknis.
59
Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini
responden yaitu khalayak dapat mengetahui istilah teknis dalam GNNT Bank
Indonesia.
4.3.4.1.3. Inti pesan sosialisasi GNNT dapat ditangkap oleh khalayak
Tabel 4.24.
Inti pesan mudah ditangkap N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 12 24.5% 4 = (Setuju) 13 26.5% 3.37
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pernyataan isi pesan mudah
ditangkap dengan nilai mean sebesar 3,97. Hal ini menunjukkan inti pesan
masih sulit ditangkap karena penyampaian informasi yang melebar dan tidak
langsung menjelaskan inti materi sosialisasi.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat Inti pesan sosialisasi GNNT dapat
ditangkap oleh khalayak. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh
khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak dapat menangkap inti pesan
sosialisasi GNNT Bank Indonesia.
60
4.3.4.2.1. Kejelasan pesan
4.3.4.2.2. Penyampaian pesan GNNT Bank Indonesia kepada perbanas mendetail.
Tabel 4.25.
Penyampaian pesan detail N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 12 24.5% 3.41
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
pesan dalam sosialisasi GNNT Bank Indonesia mendetail dengan nilai mean
sebesar 3,41. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju bahwa
penyampaian pesan GNNT Bank Indonesia mendetail, dan hal-hal pokok
dalam GNNT Bank Indonesia dijelaskan.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat Penyampaian pesan GNNT Bank
Indonesia mendetail. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak
dalam hal ini responden yaitu khalayak dapat mengerti isi pesan sosialisasi
GNNT Bank Indonesia secara mendetail.
61
4.3.4.2.3. Kegiatan sosialisasi GNNT Bank Indonesia yang diadakan
secara langsung interaktif.
Tabel 4.26.
Sosialisasi secara langsung GNNT Bank Indonesia interaktif N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 20.4%
4 = (Setuju) 14 28.6% 3.37
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.5%
2 = (Tidak Setuju) 10 20.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan sosialisasi
secara langsung GNNT Bank Indonesia interaktif dengan nilai mean sebesar
3,37. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju bahwa belum
banyak interaksi khalayak dengan narasumber dalam sosialisasi secara
langsung, sehingga masih belum mendapatkan kejelasan dalam GNNT Bank
Indonesia.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat kegiatan sosialisasi GNNT Bank
Indonesia yang diadakan secara langsung interaktif. Salah satu keuntungan
yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu khalayak dapat
melakukan interaksi secara langsung dengan interaktif.
62
4.3.4.2.4. Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT lugas
Tabel 4.27.
Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT lugas N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 29 59.2%
4 = (Setuju) 11 22.4% 4.24
3 = (Ragu-Ragu) 3 6.1% 2 = (Tidak Setuju) 4 8.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan kalimat
dalam pesan sosialisasi GNNT lugas dengan nilai mean sebesar 4,24. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden sangat setuju bahwa kalimat dalam
materi sosialisasi sudah komunikatif dan sudah disederhanakan sehingga
sangat mudah dipahami khalayak.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dapat membuat kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT
lugas. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini
responden yaitu khalayak dapat langsung memahami kalimat dalam pesan
sosialisasi GNNT.
63
4.3.5. Dimensi Kontinuitas dan Konsistensi
4.3.5.1. Repetisi pesan
4.3.5.1.1. Penyampaian informasi mengenai GNNT Bank Indonesia
dilakukan secara berkesinambungan melalui media televisi
Tabel 4.28.
Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media televisi N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 2 4.1%
4 = (Setuju) 1 2.0% 1.69
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.3% 2 = (Tidak Setuju) 9 18.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 30 61.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
informasi secara berkesinambungan melalui media televisi dengan nilai mean
sebesar 1,69. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden sangat tidak
setuju dalam kalimat informasi disampaikan secara berkesinambungan
melalu media televisi. Sosialisasi melalui media televisi belum dilakukan
secara berkesinambungan sehingga jarang ditemukan iklan sosialisasi GNNT
Bank Indonesia di televisi.
64
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Informasi disampaikan secara berkesinambungan
melalu media televisi.
4.3.5.1.2. Penyampaian informasi mengenai GNNT Bank Indonesia
dilakukan secara berkesinambungan melalu media cetak
Tabel 4.29.
Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media cetak N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 7 14.3% 4 = (Setuju) 5 10.2% 2.59
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.4%
2 = (Tidak Setuju) 17 34.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 22.4%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
informasi secara berkesinambungan melalui media cetak dengan nilai mean
sebesar 2,59. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden tidak setuju
dalam kalimat informasi disampaikan secara berkesinambungan melalui
media cetak Hal lain juga menunjukkan bahwa sosialisasi GNNT Bank
Indonesia belum dilakukan secara berkesinambungan melalui media cetak.
Terlihat dari jarangnya iklan sosialisasi di media cetak untuk beberapa waktu.
65
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi Informasi disampaikan secara berkesinambungan
melalu media cetak. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh internal
yaitu humas BI dapat memakai media cetak sebagai implementasi strategi.
4.3.5.1.3 Dalam sosialisasi pemberi informasi mengulang inti pesan
penting dari pesan sosialisasi.
Tabel 4.30.
Inti pesan diulang N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 7 14.3%
4 = (Setuju) 14 28.6% 3.31
3 = (Ragu-Ragu) 18 36.7%
2 = (Tidak Setuju) 7 14.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan pengulangan
inti pesan dengan nilai mean sebesar 3,31. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata responden ragu-ragu dalam sosialisasi pemberi informasi mengulang inti
pesan penting dari pesan sosialisasi belum ada pengulangan inti pesan
sosialisasi GNNT Bank Indonesia dan mengulas informasi yang bersifat
kurang mendalam mengenai GNNT Bank Indonesia.
66
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam sosialisasi pemberi informasi mengulang inti
pesan penting dari pesan sosialisasi. Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh khalayak dalam hal ini responden yaitu dapat mengingat pesan
penting dari humas BI.
4.3.5.2. Konsistensi
4.3.5.2.1. Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia konsisten
Tabel 4.31.
Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia konsisten N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 12 24.5%
4 = (Setuju) 14 28.6% 3.47
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan konsistensi
isi pesan GNNT Bank Indonesia dengan nilai mean sebesar 3,47. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dalam sebuah isi pesan
tentang GNNT Bank Indonesia konsisten Hal lain juga menunjukkan
konsistensi pesan GNNT Bank Indonesia sejak awal disosialisasikan
meskipun materi sosialisasi masih belum jelas bagi khalayak.
67
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia
konsisten. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal
ini responden yaitu dapat memperoleh isi pesan secara lebih konsisten.
4.3.5.2.2. Pengintegrasian di dalam GNNT sama dengan yang telah
disosialisasikan Bank Indonesia.
Tabel 4.32.
Pengintegrasian di dalam GNNT sama dengan yang telah disosialisasikan Bank Indonesia.
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 12 24.5% 3.39
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.3%
2 = (Tidak Setuju) 11 22.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan pelayanan
GNNT Bank Indonesia dengan nilai mean sebesar 3,39. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata responden ragu-ragu dalam pengintegrasian di dalam GNNT
sama dengan yang telah disosialisasikan Bank Indonesia bahwa kenyataan
di lapangan mengenai pelayanan GNNT Bank Indonesia belum sesuai
dengan pesan positif dalam sosialisasi dan ajakan untuk menggunakan
GNNT Bank Indonesia.
68
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia
konsisten. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal
ini responden yaitu sudah memperoleh pengintegrasian pesan dari pihak
Bank Indonesia.
4.3.5.2.3. Waktu penyampaian informasi konsisten
Tabel 4.33.
Konsistensi waktu penyampaian informasi N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 19 38.8%
4 = (Setuju) 10 20.4% 3.69
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan waktu
penyampaian informasi konsisten dengan nilai mean sebesar 3,69. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dalam pernyataan waktu
penyampaian informasi konsisten Hal ini menunjukkan bahwa Bank
Indonesia sudah cukup konsisten dalam menjadwalkan waktu sosialisasi
melalui media online. Ditunjukkan dengan ditemukannya sosialisasi GNNT di
media online walau tidak banyak.
69
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam konsistensi waktu penyampaian informasi. Salah
satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden
yaitu khalayak mendapat informasi update mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.6. Dimensi Saluran
4.3.6.1. Pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran
4.3.6.1.1. Pemilihan media massa untuk penyebaran informasi telah tepat
Tabel 4.34.
Pemilihan media massa untuk penyebaran informasi telah tepat
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 5 10.2%
4 = (Setuju) 7 14.3% 2.41
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.2%
2 = (Tidak Setuju) 20 40.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 13 26.5%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan pemilihan
media massa untuk penyebaran informasi telah tepat dengan nilai mean
sebesar 2.41. Hal ini menunjukkan bahwa media massa yang digunakan
Bank Indonesia untuk menyampaikan pesan sosialisasi GNNT Bank
Indonesia belum tepat sasaran mencapai khalayak pada umumnya.
70
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam pemilihan media massa untuk penyebaran
informasi telah tepat. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak
dalam hal ini responden yaitu khalayak mendapat informasi update dari
media massa yang ada, mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.6.1.2. Media massa yang digunakan telah menjangkau khalayak
khusus.
Tabel 4.35.
Media massa menjangkau khalayak khusus N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 5 10.2%
4 = (Setuju) 7 14.3% 2.55
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 15 30.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 24.5%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan media massa
menjangkau khalayak khusus dengan nilai mean sebesar 2,55. Hal ini
menunjukkan bahwa media massa yang digunakan GNNT Bank Indonesia
belum begitu menjangkau khalayak khusus, dalam hal ini khalayak atau
masyarakat umum.
71
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam media massa menjangkau khalayak khusus
belum tepat sasaran. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak
dalam hal ini responden yaitu khalayak khusus tetap mendapat informasi
mengenai GNNT Bank Indonesia
4.3.6.1.3. Informasi GNNT Bank Indonesia dalam media massa telah
menambah pemahaman khalayak
Tabel 4.36.
Informasi GNNT Bank Indonesia dalam media massa telah menambah pemahaman khalayak
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 16 32.7% 3.57
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 6 12.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 10.2%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan informasi
GNNT Bank Indonesia dalam media massa telah menambah pemahaman
khalayak dengan nilai mean sebesar 3,57. Hal ini menunjukkan pesan
sosialisasi dalam media massa sudah mampu menambah pemahaman
mengenai GNNT Bank Indonesia karena sudah tersedianya dalam media
massa seperti ruang iklan maupun waktu iklan bila di media televisi.
72
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam informasi GNNT Bank Indonesia dalam media
massa telah menambah pemahaman khalayak. Salah satu keuntungan yang
dapat diperoleh khalayak dalam hal ini responden memperoleh pemahaman
terbaru dari media massa mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.6.2.1. Media komunikasi yang biasa dipakai oleh penerima informasi
4.3.6.2.2. Pembicara dari BI mengetahui media komunikasi yang sesuai
dengan khalayak.
Tabel 4.37.
Pembicara mengetahui media komunikasi yang sesuai dengan khalayak.
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 4 8.2%
4 = (Setuju) 10 20.4% 2.59
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.2%
2 = (Tidak Setuju) 20 40.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 18.4%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia mengetahui media komunikasi yang sesuai dengan khalayak
dengan nilai mean sebesar 2,59. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia
belum mengetahui media komunikasi yang digunakan khalayaknya dalam
penerimaan informasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
73
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam media komunikasi yang sesuai dengan
khalayak. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh khalayak dalam hal
ini responden dapat memperoleh informasi dengan alat media komunikasi
seperti televisi, internet, atau radio mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.6.2.3. Pembicara dari BI telah memilih media untuk khalayak yang
berada di luar jangkauan media umum.
Tabel 4.38.
Pemilihan media untuk khalayak di luar jangkauan media umum N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 1 2.0%
4 = (Setuju) 3 6.1% 1.76
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.1% 2 = (Tidak Setuju) 20 40.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 46.9%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia merencanakan pemilihan media untuk khalayak di luar jangkauan
dengan nilai mean sebesar 1,76. Hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksud
yaitu media hanya untuk kalangan internal BI saja, dan itu tidak
tersosialisasikan ke khalayak umum, sehingga menghasilkan jawaban
responden rendah.
74
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia merencanakan pemilihan media
untuk khalayak di luar jangkauan. Hal ini juga menunjukkan BI belum
menggunakan media komunikasi untuk penyampaian informasi GNNT BI
kepada khalayak diluar jangkauan media televise,radio, dan internet.
4.3.6.2.4. Pembicara dari BI telah menggunakan media komunikasi yang
sesuai dengan khalayak sasaran untuk menyampaikan informasi
mengenai GNNT Bank Indonesia.
Tabel 4.39.
Pembicara dari BI telah menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran untuk menyampaikan informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia.
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 4 8.2%
4 = (Setuju) 10 20.4% 2.47
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.2%
2 = (Tidak Setuju) 16 32.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 14 28.6%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan bank
Indonesia telah menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan
khalayak sasaran untuk menyampaikan informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia dengan nilai mean sebesar 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa Bank
75
Indonesia belum menggunakan media komunikasi yang biasa digunakan
khalayak dalam jangkauan seperti internet, televisi, dan radio untuk
menyampaikan informasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah menggunakan media
komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran untuk menyampaikan
informasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7. Kapabilitas Audiens
4.3.7.1. Waktu yang dimiliki khalayak
4.3.7.1.1. Pembicara dari BI telah mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan
Tabel 4.40.
Pembicara telah mengklasifikasikan khalayak berdasarkan tingkat kesibukan
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 4 8.2% 4 = (Setuju) 11 22.4% 3.04
3 = (Ragu-Ragu) 21 42.9%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.2%
Total 49 100.0%
76
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia telah mengklasifikasikan khalayak berdasarkan tingkat kesibukan
dengan nilai mean sebesar 3,04. Hal ini menunjukkan dalam melakukan
kegiatan sosialisasi secara langsung, Bank Indonesia belum menglasifikasi
khalayak berdasarkan tingkat kesibukan sehingga khalayak yang sibuk tidak
dapat menghadiri kegiatan sosial.
4.3.7.1.2. Pembicara dari BI telah menyesuaikan cara penyampaian
pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi
Tabel 4.41.
penyesuaian cara penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 11 22.4%
4 = (Setuju) 25 51.0% 3.84
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.3%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pernyataan penyesuaian cara
penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dengan nilai
mean sebesar 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi secara
langsung sudah menyesuaikan waktu yang dimiliki khalayak, sehingga pesan
yang disampaikan dapat menyesuaikan waktu dengan khalayak yang ada.
77
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah menyesuaikan cara
penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7.1.3. Pembicara dari BI mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai
dengan waktu yang dimiliki khalayak
Tabel 4.42.
Alokasi waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 28 57.1%
4 = (Setuju) 14 28.6% 4.29
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.1% 2 = (Tidak Setuju) 3 6.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang
dimiliki khalayak dengan nilai mean sebesar 4,29. Hal ini menunjukkan Bank
Indonesia telah mengalokasikan waktu untuk melakukan kegiatan sosialisasi
secara langsung di lingkungan khalayak di waktu luang khalayak yang telah
disesuaikan.
78
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia mengalokasikan waktu
sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak mengenai GNNT
Bank Indonesia.
4.3.7.2. Kebiasaan khalayak
4.3.7.2.1. Bank Indonesia telah mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan.
Tabel 4.43.
klasifikasi kebiasaan khalayak N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 17 34.7%
4 = (Setuju) 15 30.6% 3.69
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.2%
2 = (Tidak Setuju) 9 18.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia telah mengklasifikasikan khalayak berdasarkan tingkat kesibukan
dengan nilai mean sebesar 3,69. Hal ini menunjukkan Bank Indonesia sudah
melakukan pemetaan kebiasaan khalayak dalam hal interaksi, bahasa, sosial
79
budaya, dan lingkungan untuk kegiatan sosialisasi secara langsung. Untuk
sosialisasi di media massa, Bank Indonesia juga sudah menyesuaikan
kebiasaan khalayak yang biasa menonton televisi, mendengar radio, atau
memiliki akses dan selalu membuka internet untuk mencari informasi.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah mengklasifikasikan
khalayak berdasarkan tingkat kesibukan mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7.2.2. Pembicara dari BI telah menyesuaikan cara penyampaian
pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi.
Tabel 4.44. Pembicara telah menyesuaikan cara penyampaian pesan berdasarkan
waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 14 28.6%
4 = (Setuju) 18 36.7% 3.73
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.4%
2 = (Tidak Setuju) 4 8.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
pesan disesuaikan dengan kebiasaan khalayak dengan nilai mean sebesar
3,73. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia meskipun tidak memetakan
kebiasaan khalayak, namun menurut khalayak, Bank Indonesia telah
melakukan penyampaian pesan sesuai kebiasaan mereka saat kegiatan
80
sosialisasi secara langsung. Untuk media massa, media internet telah
digunakan untuk khalayak yang saat ini kebanyakan telah memiliki akses dan
sering membuka internet.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah menyesuaikan cara
penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7.2.3. Pembicara dari BI mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai
dengan waktu yang dimiliki khalayak.
Tabel 4.45.
Pembicara dari BI mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 28 57.1%
4.22
4 = (Setuju) 10 20.4%
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.3%
2 = (Tidak Setuju) 2 4.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang
dimiliki khalayak dengan nilai mean sebesar 4,22. Hal ini menunjukkan
81
bahwa Bank Indonesia telah melakukan alokasi waktu sosialisasi sesuai
dengan waktu yang dimiliki khalayak.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah mengalokasikan waktu
sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak mengenai GNNT
Bank Indonesia.
4.3.7.3. Pengetahuan khalayak
4.3.7.3.1. Pembicara dari BI telah mengetahui tingkat pengetahuan
khalayak.
Tabel 4.46.
Pembicara dari BI telah mengetahui tingkat pengetahuan khalayak
N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 3 6.1%
4 = (Setuju) 1 2.0% 2.20
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.4%
2 = (Tidak Setuju) 26 53.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.4%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia melakukan alokasi waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang
dimiliki khalayak dengan nilai mean sebesar 2,20. Hal ini menunjukkan
bahwa Bank Indonesia belum begitu melakukan alokasi waktu sosialisasi
82
sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak sehingga tidak mengetahui latar
belakang pengetahuan dan pendidikan khalayak juga tidak menyesuaikan
pemilihan bahasa dalam pesan sosialisasi.
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah mengetahui tingkat
pengetahuan khalayak mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7.3.2. Pembicara dari BI telah mengklasifikasikan pesan berdasarkan
tingkat pengetahuan khalayak
Tabel 4.47.
Klasifikasi pesan berdasarkan tingkat pengetahuan khalayak N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 9 18.4%
4 = (Setuju) 5 10.2% 2.84
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.4%
2 = (Tidak Setuju) 17 34.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.3%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan Bank
Indonesia mengklasifikasikan tingkat pengetahuan khalayak dengan nilai
mean sebesar 2,84. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia
menglasifikasikan tingkat pengetahuan khalayak belum begitu baik yaitu tolak
ukur yang harus dipakai berupa pendidikan khalayak.
83
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa
implementasi strategi dalam Bank Indonesia telah mengklasifikasikan pesan
berdasarkan tingkat pengetahuan khalayak mengenai GNNT Bank Indonesia.
4.3.7.3.3. Pembicara dari BI telah menyampaikan pesan sesuai tingkat
pengetahuan khalayak.
Tabel 4.48.
Penyampaian pesan menyesuaikan tingkat pengetahuan khalayak N=49
Pernyataan Frekuensi Presentasi Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 20.4%
4 = (Setuju) 11 22.4% 3.37
3 = (Ragu-Ragu) 18 36.7%
2 = (Tidak Setuju) 7 14.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.1%
Total 49 100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam pernyataan penyampaian
pesan menyesuaikan tingkat pengetahuan khalayak dengan nilai mean
sebesar 3,37. Hal ini menunjukkan meskipun klasifikasi tingkat pengetahuan
khalayak, bahasa dari materi sosialisasi tidak disesuaikan dengan latar
belakang pemahaman dan pendidikan khalayak sehingga penyampaian
pesan sudah disesuaikan tingkat pengetahuan khalayak.
84
Hal ini sesuai dengan konsep implementasi strategi bahwa implementasi
strategi dalam Penyampaian pesan menyesuaikan tingkat pengetahuan
khalayak mengenai GNNT Bank Indonesia.
85
4.4. Analisis penelitian
Tabel 4.49. Mean per Dimensi
Implementasi Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai GNNT tahun 2016) N=49
No. Dimensi Mean
1. Kredibilitas 3.73
2. Konteks 3.27
3. Isi Pesan 3.49
4. Kejelasan 3.72
5. Kontinuitas dan Konsistensi 3.02
6. Saluran 2.56
7. Kapabilitas Audiens 3.47
Tabel di atas merupakan hasil per dimensi dengan jumlah responden
sebanyak 49 orang. Dari tabel mean per dimensi di atas, dapat dilihat
bahwa mean per dimensi tertinggi berada pada dimensi kredibilitas dan mean
terendah berada pada dimensi saluran. Hasil ini menunjukan adanya dimensi
yang menjadi mean tertinggi yang di jawab responden menunjukan jawaban
yang positif sedangkan dengan mean terendah menunjukan jawaban negatif
dan terdapat tidak setuju dalam pernyataan.
86
Diagram 4.1.
Mean per Dimensi
Implementasi Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai GNNT tahun 2016) N=49
Diagram di atas adalah diagram batang yang merupakan hasil per
dimensi dengan jumlah responden sebanyak 49 orang. Dari diagram mean
per dimensi di atas, dapat dilihat bahwa mean per dimensi tertinggi berada
pada dimensi kredibilitas dengan nilai mean 3.73, dan nilai mean terendah
berada pada dimensi saluran dengan nilai mean 2,56.
Dimensi dengan nilai mean tertinggi dimiliki oleh dimensi kredibilitas
yang memiliki tiga indikator yaitu keinginan perusahaan untuk melayani publik
dengan baik, kepercayaan kepada pengirim infomasi, kompetensi sumber
3.73
3.27 3.49
3.72
3.02
2.56
3.47
1
2
3
4
5
Kredibilitas Konteks Isi Pesan Kejelasan Kontinuitas dan
Konsistensi
Saluran Kapabilitas Audiens
Dimensi
87
informasi terhadap topik informasi. Indikator yang memiliki nilai mean tertinggi
pada dimensi ketiga adalah isi pesan bermanfaat yang memiliki nilai mean
4,05.
Dimensi dengan nilai mean terendah, dimensi keenam yaitu saluran
yang memiliki dua indikator, antara lain pemilihan saluran yang sesuai
dengan publik sasaran, saluran yang biasa dipakai oleh penerima pesan.
Memiliki nilai mean yang rendah dalam arti tidak setuju yang mengarah pada
hasil negatif, indikator saluran yang biasa dipakai oleh penerima pesan
memiliki nilai mean 2,27 yang cenderung tidak setuju.
88
Tabel 4.2.
Mean per Indikator
Implementasi Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai GNNT tahun 2016) N=49
Dari diagram mean per indikator di atas dapat dilihat bahwa mean
tertinggi sebesar 4,05 berada pada indikator isi pesan bermanfaat.
Sedangkan mean terendah dengan nilai mean 2,27 berada pada indikator
saluran yang bisa dipakai oleh penerima pesan. Pada indikator tertinggi,
berarti humas Bank Indonesia sudah memberikan pesan sosialisasi GNNT
dengan sangat baik dimana humas Bank Indonesia mensosialisasikan GNNT
melalui goes to campus dengan tepat.
3.34
3.83 4.03
3.61
2.93 2.93
4.05 3.78 3.67
2.53
3.52
2.84
2.27
3.72 3.88
2.80
1
2
3
4
5
Kei
ngin
an p
erus
ahaa
n un
tuk
mel
ayan
i pub
lik d
enga
n ba
ik.
Kep
erca
yaan
kep
ada
peng
irim
in
form
asi
Kom
pete
nsi s
umbe
r inf
orm
asi
terh
adap
topi
k in
form
asi
kom
unik
asi s
esua
i den
gan
keny
ataa
n lin
gkun
gan
Pen
ggun
aan
med
ia p
endu
kung
Isi P
esan
Rel
evan
Isi P
esan
Ber
man
faat
Pes
an M
udah
Dim
enge
rti
Kej
elas
an P
esan
Rep
etis
i Pes
an
Pes
an K
onsi
sten
si
Pem
iliha
n S
alur
an y
ang
Ses
uai
deng
an P
ublik
Sas
aran
Sal
uran
yan
g B
iasa
Dip
akai
Ole
h P
ener
ima
Pes
an
Wak
tu y
ang
dim
iliki
Aud
iens
Keb
iasa
an A
udie
ns
Pen
geta
huan
Aud
iens
Indikator
89
Pada indikator terendah berarti humas Bank Indonesia belum berhasil
mensosialisasikan GNNT melalui saluran yang biasa dipakai oleh penerima
pesan dengan baik dan tepat.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan konsep program public relations dengan variabel implementasi
strategi karena implementasi strategi sebagai tolak ukur dari pelaksanaan
program public relations. Penulis melakukan penelitian terhadap
implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia mengenai
pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai tahun 2016. Penulis melakukan
penelitian pada Maret – April 2016. Penelitian ini terdiri dari tujuh dimensi dan
enam belas indikator.
Indikator dengan hasil signifikan terdapat pada indikator ketujuh dan
ketigabelas. indikator ketujuh yaitu isi pesan bermanfaat saluran dan indikator
ketigabelas yaitu saluran yang biasa dipakai oleh penerima pesan adalah
indikator terendah menunjukkan bahwa Bank Indonesia belum
memaksimalkan pemanfaatan media komunikasi yang biasa digunakan oleh
khalayak saat ini seperti internet untuk interaksi dan pemberian informasi
mengenai GNNT Bank Indonesia. Responden menganggap penting saluran
yang biasa dipakai oleh penerima pesan dalam melakukan sosialisasi
Gerakan Nasional Non Tunai. Mereka sendiri menganggap saluran
90
komunikasi yang belum sesuai dengan penerima pesan dan responden
menganggap Bank Indonesia belum menggunakan saluran komunikasi untuk
penyampaian informasi GNNT Bank Indonesia kepada khalayak di luar
jangkauan melalui media televisi, radio, dan internet
Indikator lain yang signifikan adalah indikator ketujuh yaitu isi pesan
bermanfaat adalah indikator tertinggi ini menunjukkan khalayak
menganggap informasi yang diberikan dalam sosialisasi dirasakan sudah
cukup baik, hal ini juga menunjukkan bahwa informasi yang diberikan sudah
memberikan pemahaman baru bagi khalyak, materi sosialisasi yang
disampaikan sudah mencakup bagian terluar dari inti pesan yang
sebenarnya, pesan yang disampaikan secara langsung maupun melalui
media massa sudah menambah pemahaman responden mengenai GNNT.
Khalayak sebagian sudah melihat manfaat GNNT Bank Indonesia dan
sebagian sudah mendapatkan manfaat dari sosialisasi GNNT Bank
Indonesia.
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penerapan implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai di
Perbanas Institute tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya yaitu:
1. Dimensi pertama yaitu kredibilitas memiliki tiga indikator yaitu
keinginan perusahaan untuk melayani publik dengan baik,
kepercayaan kepada pengirim infomasi, kompetensi sumber informasi
terhadap topik informasi. Dalam indikator keinginan perusahaan untuk
melayani publik dengan baik, memiliki mean terendah di banding
dengan dua indikator lainnya. Ini menjadi salah satu indikator terendah
dalam penelitian ini. Dimensi ini memiliki mean tertinggi dalam
penelitian ini.
2. Dimensi kedua yaitu konteks memiliki dua indikator yaitu komunikasi
sesuai dengan kenyataan lingkungan, penggunaan media pendukung.
Dalam indikator penggunaan media pendukung, memiliki mean
terendah di bandingkan dengan indikator komunikasi sesuai dengan
kenyataan lingkungan.
92
3. Dimensi ketiga yaitu isi pesan memiliki dua indikator yaitu isi pesan
relevan, isi pesan bermanfaat. Indikator isi pesan relevan memiliki
mean terendah di banding indikator isi pesan bermanfaat.
4. Dimensi keempat yaitu kejelasan memiliki dua indikator yaitu pesan
mudah dimengerti, kejelasan pesan. Indikator kejelasan pesan
memiliki mean terendah dibandingkan dengan indikator pesan mudah
dimengerti.
5. Dimensi kelima yaitu kontinuitas dan konsistensi memiliki dua indikator
yaitu repetisi pesan dan pesan konsisten. Indikator repetisi pesan
memiliki mean terendah dibandingkan dengan indikator pesan
konsisten.
6. Dimensi keenam yaitu saluran memiliki dua indikator yaitu pemilihan
saluran yang sesuai dengan publik sasaran dan saluran yang biasa
dipakai oleh penerima pesan. Indikator saluran yang biasa dipakai
oleh penerima pesan memiliki mean terendah dibandingkan dengan
indikator pemilihan saluran yang sesuai dengan publik sasaran. Ini
menjadi salah satu indikator terendah dalam penelitian, juga
merupakan dimensi yang memiliki mean terendah dalam penelitian.
7. Dimensi ketujuh yaitu kapabilitas audiens memiliki tiga indikator yaitu
waktu yang dimiliki audiens, kebiasaaan audiens, pengetahuan
audiens. Indikator pengetahuan khalayak memiliki mean terendah
dibandingkan dengan dua indikator lainnya.
93
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, saran yang penulis berikan kepada
Departemen Komunikasi dan Departemen Kebijakan dan Pengawasan
Sistem Pembayaran Bank Indonesia yaitu:
1. Pesan yang disampaikan mengenai sosialisasi GNNT Bank Indonesia
dapat disesuaikan dengan penjabaran dari konsep implementasi
strategi, yaitu kejelasan pesan.
2. Salah satunya adalah dengan penyampaian pesan yang tidak terburu-
buru, pesan mengenai regulasi, mekanisme, dan teknis dijelaskan
secara mendetail, kata yang mudah dipahami oleh semua khalayak,
kalimat yang digunakan tidak berbelit-belit, serta memberi kesempatan
lebih banyak interaksi antara khalayak dengan pihak penyelenggara
GNNT Bank Indonesia melalui berbagai media massa maupun online
dalam kegiatan sosialisasi langsung maupun dalam sosialisasi tidak
langsung.
3. Selain itu kalimat dapat disederhanakan agar mudah dipahami
khalayak tertentu sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan
pendidikan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku: Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerai Ilmu. Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook Of Public Relations, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. ________________. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta Buleang, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer,
Yogyakarta: Andi. Bungin, M. Burhan. 2004. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta.
Kencana. Cutlip, M. Scott, Allen H. Center dan Glen M. Brown. 2006. Effective Public
Relations, Jakarta: Kencana. Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: PT Grasindo. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:
Kencana. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:
Kencana. Morrisan, M.A. 2008. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas
Profesional, Jakarta: Kencana. M. Hikmat, Mahi. 2011. Metode penelitian dalam perspektif ilmu komunikasi
dan sastra, Jakarta: Graha Ilmu. Prasetyo, Bambang, dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Riduwan, Adun Rusyana, Enas. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan
Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta. Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
95
________________. 2006. Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi:Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Sangadji, Etta Mamang. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis
dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. Sujianto, Agus Eko. 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula,
Jakarta: Prestasi Pustaka. Umar, Husein. 2000. Riset SDM dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum. Wijayanti, Vera. 2010. Dasar-Dasar Humas, Jakarta: Laboratorium Sosial
Politik Press. Yuliaty, Kinkin. 2010. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium
Sosial Politik Press. Sumber Lain: https://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-indonesia/ diakses pada 2 April
2017 pukul 12.00 WIB. http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_165814.aspx
diakses pada 4 April 2017 pukul 12.55 WIB Penjelasan singkat GNNT. https://m.tempo.co/read/news/2016/10/11/087811191/gerakan-non-tunai-bi-
ini-penghematannya diakses pada 2 April 2017 pukul 14.11 WIB GNNT dan Penghematannya.
http://gnnt.netcj.co.id/about diakses pada 12 April 2017 pukul 08.49 WIB
GNNT dan Manfaatnya. Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 11 April 2017
pukul 10.21 WIB Hasil wawancara penulis dengan responden pada tanggal 11 April 2017
pukul 14.06 WIB
xvi
LAMPIRAN
xvii
Lampiran 1. Formulir Kegiatan Bimbingan
FORMULIR KEGIATAN BIMBINGAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Buttu Martomu M. Program Studi DIII Hubungan Masyarakat NIM : 4123125224 Dosen Pembimbing: Dr. Dini Safitri
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 20 Maret 2017 Pengajuan judul
dan BAB I
2. 27 Maret 2017 Pengajuan BAB I
dan OK
3. 3 April 2017
Revisi BAB I, Pengajuan BAB II, Pengajuan BAB III,
Revisi OK.
4. 10 April 2017 Revisi BAB I, II, II,
OK
5. 12 April 2017 Revisi BAB I,II,II
6. 17 April 2017 Revisi BAB I,II,II,
OK
7. 28 April 2017 Revisi Bab 3
penulisan keseluruhan
8. 29 April 2017
Revisi Kuesioner ACC Proposal
Tugas Akhir Karya Ilmiah
CATATAN:
Kegiatan konsultasi Materi TAKI dengan pembimbing Minimal harus 8 kali guna
memenuh syarat untuk diujikan pada Sidang TAKI.
xviii
Lampiran 1.1. Formulir Kegiatan Bimbingan
FORMULIR KEGIATAN BIMBINGAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Buttu Martomu M. Program Studi DIII Hubungan Masyarakat NIM : 4123125224 Dosen Pembimbing: Dr. Dini Safitri
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 8 Mei 2017 Revisi Bab I-III,
kuesioner
2. 22 Mei 2017 Revisi Bab III,
kuesioner
3. 12 Juni 2017 Bab IV serta revisi
4. 13 Juni 2017
Bab IV selesai, masuk
pembahasan
5. 14 Juni 2017 Bab V
6. 19 Juni 2017 Revisi Bab V
7. 20 Juni 2017 Revisi Bab V
penulisan keseluruhan
8. 21 Juni 2017
Penyerahan berkas
keseluruhan ACC Tugas Akhir Karya
Ilmiah
CATATAN:
Kegiatan konsultasi Materi TAKI dengan pembimbing Minimal harus 8 kali guna
memenuh syarat untuk diujikan pada Sidang TAKI.
xix
Lampiran 2. Kuesioner
Kepada Yth. Responden
Di Tempat
Saya Buttu Martomu Nainggolan, Mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat
Universitas Negeri Jakarta nomor induk mahasiswa 4123125224 sedang melakukan
penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun Tugas Akhir Karya Ilmiah
(TAKI) yang berjudul:
Implementasi Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di
Perbanas Institute tahun 2016)
Dengan ini saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi lembar kuesioner
ini sesuai dengan pendapat dan penilaian Saudara/i. kuesioner ini dibuat hanya untuk
konsumsi pendidikan, bukan untuk umum. Atas bantuan dan kesediaannya penulis
mengucapkan terimakasih.
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan cermat pernyataan dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
dengan pendapat anda saat ini.
2. Berilah tanda ceklis () pada jawaban yang menurut anda tepat.
3. Untuk setiap pernyataan hanya diberikan satu jawaban yaitu:
Skala 5 : Sangat Setuju (SS)
Skala 4 : Setuju (S)
Skala 3 : Ragu-Ragu (RR)
Skala 2 : Tidak Setuju (TS)
Skala 1: Setuju (STS)
xx
Identitas Responden
Nama Responden :
Prodi :
1. Dimensi : Kredibilitas
Indikator 1 : Keinginan perusahaan untuk melayani publik dengan baik.
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
1 Pembicara dari Bank Indonesia melakukan sosialisasi GNNT di perbanas sesuai dengan prosedur.
2. Pembicara dari Bank Indonesia yang bertugas aktif dalam pelayanan informasi mengenai sosialisasi Gerakan
Nasional Non Tunai GNNT.
3. Pembicara dari Bank Indonesia
melayani masyarakat dengan baik.
Indikator 2 : Kepercayaan terhadap sumber informasi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
4. Pembicara dari Bank Indonesia dalam kegiatan sosialisasi di perbanas mengenakan tanda pengenal/ id card Bank Indonesia.
5. Pembicara dari Bank Indonesia
dipercaya dalam mensosialisasikan
GNNT di perbanas.
6. Pembicara dari Bank Indonesia menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi GNNT di perbanas.
xxi
Indikator 3 : Kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
7. Pembicara dari BI telah menguasai isi
pesan dalam sosialisasi di perbanas.
8. Pembicara dari BI menyampaikan pesan
sosialisasi secara lancar di perbanas.
9. Pembicara dari BI merupakan orang yang sesuai untuk memaparkan mengenai sosialisasi GNNT Bank Indonesia di perbanas.
2. Dimensi : Konteks
Indikator 4 : Informasi sesuai dengan kenyataan lingkungan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
10. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “manfaat dari GNNT akan mendapat banyak kemudahan dan kepraktisan dengan adanya GNNT telah sesuai
dengan kenyataan.
11. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu
“bisa menghemat uang negara” sesuai
dengan kenyataan.
12. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal” sesuai dengan kenyataan.
Indikator 5 : Penggunaan media pendukung
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
13. Media powerpoint yang digunakan dalam sosialisasi di perbanas berpengaruh besar dalam penyebaran informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia.
14. Media powerpoint yang digunakan
xxii
dalam sosialisasi di perbanas untuk
menyampaikan pesan mengenai GNNT
Bank Indonesia dinilai sudah tepat.
15. Bank Indonesia memanfaatkan media powerpoint dalam sosialisasi di perbanas secara maksimal untuk penyampaian informasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
3. Dimensi: Isi Pesan
Indikator 6 : Isi pesan relevan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
16. Isi pesan relevan dengan informasi yang
dibutuhkan oleh khalayak.
17. Isi pesan sosialisasi GNNT relevan
dengan kenyataan di lapangan
mengenai pelaksanaan GNNT Bank
Indonesia.
18. Isi pesan menanggapi respons khalayak terhadap GNNT Bank Indonesia.
Indikator 7 : Isi pesan bermanfaat
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
19. Pembicara dari BI memaparkan manfaat
GNNT dalam sosialisasi di perbanas.
20. Pembicara dari BI memberi solusi bagi
yang mengalami kesulitan akses dalam
penggunaan layanan GNNT atau dalam
penggunaan instrumen non tunai (Less
Cash Society/LCS).
21. Pembicara dari BI memberi informasi yang membuat khalayak mendapat pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia.
xxiii
4. Dimensi : Kejelasan Indikator 8 : Pesan mudah dimengerti
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
22. Isi pesan mudah dipahami.
23. Istilah teknis dalam GNNT Bank
Indonesia dijelaskan.
24. Inti pesan sosialisasi GNNT dapat
ditangkap oleh khalayak.
Indikator 9 : Kejelasan pesan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
25. Penyampaian pesan GNNT Bank
Indonesia kepada perbanas mendetail.
26. Kegiatan sosialisasi GNNT Bank
Indonesia yang diadakan secara
langsung interaktif.
27. Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT
lugas.
5. Dimensi : Kontinuitas dan Konsistensi
Indikator 10 : Repetisi pesan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
28. Penyampaian informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia dilakukan secara
berkesinambungan melalui media
televisi.
29. Penyampaian informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia dilakukan secara
xxiv
berkesinambungan melalui media cetak.
30. Dalam sosialisasi pembicara dari BI
mengulang inti pesan penting dari pesan
sosialisasi.
Indikator 11 : Konsistensi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
31. Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia
konsisten.
32. Pengintegrasian di dalam GNNT sama
dengan yang telah disosialisasikan Bank
Indonesia.
33. Waktu penyampaian informasi
konsisten.
6. Dimensi : Saluran
Indikator 12 : Pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
34. Pemilihan media massa untuk
penyebaran informasi telah tepat.
35. Media massa yang digunakan telah
menjangkau khalayak khusus.
36. Informasi GNNT Bank Indonesia dalam
media massa telah menambah
pemahaman khalayak.
Indikator 13 : Media komunikasi yang biasa dipakai oleh khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
37. Pembicara dari BI mengetahui media
komunikasi yang sesuai dengan
khalayak.
38. Pembicara dari BI telah memilih media
xxv
untuk khalayak yang berada di luar
jangkauan media umum.
39. Pembicara dari BI telah menggunakan
media komunikasi yang sesuai dengan
khalayak sasaran untuk menyampaikan
informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia.
7. Dimensi : Kapabilitas Audiens
Indikator 14 : Waktu yang dimiliki khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
40. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan
41. Pembicara dari BI telah menyesuaikan
cara penyampaian pesan berdasarkan
waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi
42. Pembicara dari BI mengalokasikan
waktu sosialisasi sesuai dengan waktu
yang dimiliki khalayak
Indikator 15 : Kebiasaan khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
43. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan.
44. Pembicara dari BI telah menyesuaikan
cara penyampaian pesan berdasarkan
waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi.
45. Pembicara dari BI mengalokasikan
waktu sosialisasi sesuai dengan waktu
yang dimiliki khalayak.
xxvi
Indikator 16 : Pengetahuan khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
46. Pembicara dari BI telah mengetahui
tingkat pengetahuan khalayak.
47. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan pesan berdasarkan
tingkat pengetahuan khalayak.
48. Pembicara dari BI telah menyampaikan
pesan sesuai tingkat pengetahuan
khalayak.
xxvii
Lampiran 3. Sumber Berita
Gerakan Non Tunai BI, Ini Penghematannya
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem
Pembayaran Susiati Dewi mengatakan Bank Indonesia (BI) memelopori Gerakan
Nasional Non-Tunai (GNNT) karena lebih hemat, efektif dan efisien serta aman.
Saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah menggema merambah 24 kota
dengan total sekitar 1,2 juta orang yang telah menggunakan transaksi non tunai melalui
kartu kredit, kartu ektronik dan sejenisnya," katanya di Jakarta, Senin (10 Oktober
2016), pada Temu Wartawan Daerah yang digelar BI di Hotel Grand Mercure, Jakarta.
Ia mengatakan gerakan ini diharapkan pada 2024 bisa menjangkau 25 persen dari
jumlah penduduk Indonesia, sehoingga bisa menghemat uang negara.
"Bank Indonesia menyatakan bahwa Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diprediksi
dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal dan dengan
adanya GNNT maka pertumbuhan uangnya akan semakin melambat sehingga kami
pasti menghemat jumlah uang atau jumlah berapa miliar yang akan kami cetak di
Peruri," katanya. Menurut dia, pertumbuhan uang kartal mencapai sekitar 18 persen jika
dibandingkan tahun lalu namun ia tidak memberikan jumlah kenaikan itu karena
menyangkut rahasia negara. "Pertumbuhannya 18 persen dibandingkan tahun lalu
namun kalau tidak ada GNNT mungkin bisa lebih dari itu," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan apabila tidak ada GNNT, kemungkinan pertumbuhan kebutuhan uang
kartal akan lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya apabila ada GNNT, kemungkinan
pertumbuhan kebutuhan uang kartal akan melambat.Meski demikian, dia menuturkan
bahwa belum ada riset atau kajian yang menyatakan bahwa dengan adanya GNNT
maka pertumbuhan kebutuhan uang kartal semakin turun.
Terkait itu sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada
Agustus 2014 di Jakarta secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT).
Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank
Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
xxviii
Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia
sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.
Pencanangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis
dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non
tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.
GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau
masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS)
khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya," katanya.
Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, kami akan
menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung dengan berbagai kegiatan
untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen
non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran, katanya. ANTARA
xxix
Lampiran 3.1. Sumber Berita
BANK INDONESIA MENCANANGKAN GERAKAN NASIONAL NON TUNAI
I. I Am #LessCashSociety
Gerakan Nasional Non Tunai(GNNT) telah dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 14
Agustus 2014 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen nontunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu
komunitas atau masyarakat yang bertransaksi nontunai dengan menggunakan
instrumen nontunai (Less Cash Society/LCS) dalam kegiatan ekonominya.
Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi nontunai. Pertama kepraktisan
bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan
dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai
dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai. Ketiga,
pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung
aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat mencegah underground economy yang
umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non
tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).
Bank Indonesia selaku otoritas Sistem Pembayaran memandang perlunya upaya untuk
mewujudkan LCS. Hal tersebut terlihat dari komitmen Bank Indonesia untuk mendorong
elektronifikasi terhadap transaksi pembayaran dan penerimaan yang dilakukan oleh
pemerintah, pelaku bisnis atau masyarakat. Beberapa program telah dilaksanakan
seperti elektronifikasi terhadap moda transportasi, retribusi parkir hingga penyaluran
bantuan sosial secara non tunai kepada penerima.
Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai
seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun
berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi
dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat
setiap tahunnya dengan hampir setengah dari total jumlah pengguna internet (49%)
berusia 18-25 tahun.
xxx
Sebagai generasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan cenderung
gemar dengan kebaruan, generasi muda diharapkan dapat menjadi garda terdepan
dalam perubahan sikap sehingga dapat menciptakan komunitas Less Cash Society di
lingkungan sekitarnya.
So, are you ready to be a part of Less Cash Society?
II. Inovasi Bersama Layanan Keuangan Digital
Layanan Keuangan Digital (LKD) merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran
dan keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga atau yang biasa
disebut agen LKD. Layanannya menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis
mobile maupun web dalam rangka mempermudah akses keuangan bagi masyarakat.
LKD merupakan inovasi dengan visi untuk membawa masyarakat dari bertransaksi
tunai menjadi nontunai dan belajar menyimpan atau mengelola uang serta dapat
melakukan transaksi keuangan dasar seperti pembukaan rekening uang elektronik,
setor tunai, tarik tunai hingga secara nontunai seperti pembayaran dan transfer.
Hingga Agustus 2016, pertumbuhan jumlah agen maupun penggunaan dan nilai
transaksi uang elektronik meningkat cukup signifikan. Terlihat dari jumlah rekening
uang elektronik melalui LKD yang tercatat sebanyak 1,234,531 rekening dengan
nominal uang elektronik pada agen adalah sebesar Rp. 43 Milyar. Sementara itu, total
jumlah agen LKD yang tercatat adalah sebanyak 106,404 agen di seluruh penjuru
Indonesia. Kesuksesan penyelenggaraan LKD tersebut tidak terlepas dari peran agen
LKD sebagai perpanjangan tangan perbankan.
Dengan memanfaatkan perluasan LKD, Bank Indonesia bersama
Kementerian/Lembaga terkait menginisiasikan kegiatan penyaluran dana bantuan
sosial (GtoP) melalui agen LKD untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
xxxi
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Bapak Rizky Utama selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Bapak Rizky Utama
Jabatan : Analis Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank
Indonesia.
Waktu : Rabu, 19 Juli 2017 pukul 16.21 WIB
Tempat : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta.
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mas Rizky, sudah kemana sajakah Bank Indonesia bersosialisasi mengenai Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) Bank Indonesia ?
N : Kami sudah bersosialisasi ke beberapa festival, Seperti festival di Fx Sudirman, serta
elemen masyarakat lainnya..
P : Apakah termasuk ke Universitas?
N : Ya, termasuk Universitas, melalui BI goes to campus diantaranya Perbanas Institute,
Prasetya Mulia, Binus, Tarumanegara, dan bahkan di UNJ kami mengadakan sosialisasi
di sana sekitar bulan Januari sampai Desember tahun 2016 kemarin.
P : Mengapa program GNNT perlu disosialisasikan terutama kepada Mahasiswa/I?
N : Terima kasih atas pertanyaannya, sebenarnya mereka pada dasarnya adalah elemen
masyarakat yang bisa dibilang masa produktif, sehingga perlu diberikan penjelasan
seperti apa GNNT Bank Indonesia ini, bagaimana regulasinya, mekanismenya dan
penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan
transaksi atas kegiatan ekonomi.
P : Mulai kapan sosialisasi GNNT terutama kepada Mahasiswa/i dilakukan?
N : Kami mulai mengadakan sosialisasi terhitung sejak Februari tahun 2014, baik kegiatan
sosialisasi secara langsung, maupun event, festival, dan iklan layanan masyarakat di
televisi dan di media cetak.
P : Apakah ada mitra dalam penyelenggaraan GNNT ini?
N : Ada, OJK dan Kementerian Keuangan meminta dukungan juga dari Kementerian
Perekonomian dalam hal penguatan sistem informasi, dan penguatan sistem
pembiayaan. Di penguatan sistem informasi, dalam hal ini dibantu oleh Departemen
Komunikasi Bank Indonesia,yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan informasi
xxxii
kepada masyarakat secara keseluruhan. Dalam pengembangan GNNT, Bank Indonesia
mengharapkan dukungan dari semua elemen masyarakat untuk mendorong
mensukseskan program Bank Indonesia sekalligus untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur
terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non
tunai (Less Cash Society/LCS).
P : Baik, terima kasih atas waktu yang sudah diluangkan. Semoga program GNNT dapat
terus tersosialisasikan secara menyeluruh
xxxiii
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Mba Riris selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Mba Riris
Jabatan : Mahasiswi dari Perbanas Institute
Waktu : Rabu, 17 Juli 2017 pukul 14.42 WIB
Tempat : Kampus Perbanas
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mba, sebelumnya sudah mengetahui tentang Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
yang dicanangkan pemerintah dengan menggandeng Bank Indonesia sebagai lembaga
yang dipercaya untuk menerapkan dan mensosialisasikannya?
N : Saya belum pernah mendengar langsung dari Bank Indonesia mengenai adanya
Gerakan Nasional Non Tunai, diperlukan sosialisasi lebih lanjut dari pihak Bank
Indonesia agar masyarakat umum lebih paham dengan adanya gerakan ini
P : Apakah mba sudah mengetahui apa saja manfaat dan keuntungan dari adanya GNNT?
N : Kalau untuk itu, saya belum tahu apa saja manfaat dan keuntungannya
P : Jadi Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah
Gerakan Nasional Non Tunai GNNT, GNNT merupakan suatu pencanangan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga
lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam
melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.
N : Oh gitu, nah kalau manfaatnya apa aja?
P : Pertama kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non
tunai dibandingkan dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi
instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai
tunai. Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai
seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun
berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi
dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat
setiap tahunnya dengan hampir setengah dari total jumlah pengguna internet (49%)
berusia 18-25 tahun
N : Ok deh, makasih banyak penjelasannya ya mas, sosialisasinya harus lebih gencar lagi
harusnya
xxxiv
P : Sama-sama mba, terima kasih atas waktunya ya
xxxv
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Bapak Ferry Cahaya selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Bapak Ferry Cahaya
Jabatan : Staf P3M Pusat Penelitian dan Pengabdian Perbanas Institute.
Waktu : Selasa, 8 Agustus 2017 pukul 10.08 WIB
Tempat : Perbanas Institute Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mas Ferry, apa kabar? Ada beberapa pertanyaaan yang mau saya tanyakan seputar
sosialisasi GNNT yang sudah BI lakukan ke Perbanas Institute
N : Baik mas, iya boleh. Apa saja pertanyaannya mas?..
P : Ok mas, langsung saja pada saat sosialisasi di ruang mana waktu itu diadakan ?
N : Di Unit 5 lantai 7.
P : Apa saja materi yang dibawakan pada saat sosialisasi ?
N : Materinya tentunya seputar Gerakan Nasional Non Tunai baik itu manfaat,
penggunaan instrumen non tunai dan cara menyebarluaskannya .
P : Mahasiswa yang pada saat mengikuti sosialisasi jurusan apa pak?
N : Mereka dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi D3 Keuangan dan Perbankan .
P : Pada saat sosialisasi, mahasiswa yang mengikutinya apa betul mereka memang
sekalian mengikuti mata kuliah yang diajarkan bapak? Mata kuliahnya apa ya pak?
N : Ya betul, pada saat itu mata kuliahnya Produk-produk Bank
P : Dari BI berbicara mengenai apa saja?
N : Kebanksentralan, Kebijakan moneter, Proses pembuatan uang, dan tentunya
mengenai GNNT
P : Siapa waktu itu perwakilan pembicara dari Bank Indonesia?
N : Namanya Rafael Wardana
P : Berapa jumlahnya?
N : Ada sekitar 3-5 orang, saya lupa berapa percisnya
xxxvi
P : Pada saat sosialisasi media apa yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi
apakah menggunakan infocus/slideshow atau media lainnya?
N : Menggunakan Powerpoint dengan bantuan proyektor
P : Setelah sosialisasi diadakan, apakah pernah lagi diadakan sosialisasi lanjutan dari
Bank Indonesia?
N : Belum ada lagi mas
P : Sumber informasinya dari mana?
N : Semuanya dari Bank Indonesia mas
P : Isi pesannya apa saja?
N : Mengenai manfaat GNNT, kepraktisan bertransaksi, keamanan dalam membawa
instrumen non tunai, efisiensi biaya, meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian
P : Baik mas, terima kasih banyak informasinya
N : Iya sama-sama mas.
xxxvii
Lampiran 5. Data Responden
Daftar nama peserta sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tahun 2016
No. Nama Prodi Jenis Kelamin P/L
1. Frida Rahma Dina DIII Keuangan dan Perbankan P
2. Agung DIII Keuangan dan Perbankan L
3. Farhan DIII Keuangan dan Perbankan L
4. Kika Septia Nurvi DIII Keuangan dan Perbankan P
5. Fadli DIII Keuangan dan Perbankan L
6. Devito Hutabarat DIII Keuangan dan Perbankan L
7. Sela Oktavia DIII Keuangan dan Perbankan P
8 Freddy DIII Keuangan dan Perbankan L
9. Eunike H DIII Keuangan dan Perbankan P
10. Rani Setyaningrum DIII Keuangan dan Perbankan P
11. Sahala Silalahi DIII Keuangan dan Perbankan L
12. Amos S DIII Keuangan dan Perbankan L
13. Andreas Eka DIII Keuangan dan Perbankan L
14. Marissa Tiara S DIII Keuangan dan Perbankan P
15. Lifni DIII Keuangan dan Perbankan P
16. Septa Indriani DIII Keuangan dan Perbankan P
17. Reno Alfian DIII Keuangan dan Perbankan L
18. David Indrianto DIII Keuangan dan Perbankan L
19. Soni DIII Keuangan dan Perbankan L
20. Radot Andelsen DIII Keuangan dan Perbankan L
21. Alma Lestari DIII Keuangan dan Perbankan P
22. Frederick Parulian DIII Keuangan dan Perbankan L
23. Marolop M DIII Keuangan dan Perbankan L
24. Yogi Prasetya DIII Keuangan dan Perbankan L
25. Nur Alfian DIII Keuangan dan Perbankan L
26. M. Fikri DIII Keuangan dan Perbankan L
27. Helmi DIII Keuangan dan Perbankan L
28. M. Jamalludin DIII Keuangan dan Perbankan L
29. Reza Pratama DIII Keuangan dan Perbankan L
30. Ainun DIII Keuangan dan Perbankan P
31. RIzka Silvia DIII Keuangan dan Perbankan P
32. Tuti Indira DIII Keuangan dan Perbankan L
33. Jamil Reza DIII Keuangan dan Perbankan L
34. Rifky S DIII Keuangan dan Perbankan L
35. Yanuar DIII Keuangan dan Perbankan L
36. Benny Setiadi DIII Keuangan dan Perbankan L
37. Hasyim DIII Keuangan dan Perbankan L
38. Fanny DIII Keuangan dan Perbankan P
39. Rahmat DIII Keuangan dan Perbankan L
40. Den Wicak DIII Keuangan dan Perbankan L
xxxviii
41. Triandra DIII Keuangan dan Perbankan L
42. Ica Septiani DIII Keuangan dan Perbankan P
43. Siska Lestari DIII Keuangan dan Perbankan P
44. Tiwi DIII Keuangan dan Perbankan P
45. Grace Likumahuwa DIII Keuangan dan Perbankan P
46. Andini Anindya DIII Keuangan dan Perbankan P
47. Ames Prawira DIII Keuangan dan Perbankan P
48. Rama Rahadian DIII Keuangan dan Perbankan L
49 Atika Rachmawati DIII Keuangan dan Perbankan P
xxxix
Lampiran 6. Codding Sheet
Keinginan
perusahaan Kepercayaan Kompetensi Informasi
Penggunaan Media
No 1 2 3 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3
2 4 4 3 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2
3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 5 3 2 3 1 5 5 1 5 5 2 4 4 2 2
5 3 3 2 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 2 5
6 5 3 2 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 2 2
7 1 2 4 3 4 5 5 3 5 4 2 1 3 1 2
8 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 3
9 4 4 3 5 3 5 4 4 5 4 3 4 5 3 5
10 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
11 5 3 3 4 3 4 4 1 5 4 2 5 4 2 3
12 1 4 2 3 1 4 4 2 5 4 2 5 5 2 3
13 5 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 2
14 4 4 2 5 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4
15 5 3 2 5 5 4 4 4 5 3 4 3 4 2 2
16 4 3 3 5 3 2 4 4 5 2 5 3 4 3 1
17 5 4 4 5 4 2 4 4 5 2 4 5 5 3 3
18 5 4 4 5 4 2 3 5 5 1 4 5 5 5 4
19 5 5 5 5 4 1 3 5 5 1 4 5 5 5 4
20 3 1 3 4 4 4 3 4 5 4 5 2 1 2 1
21 4 4 3 5 3 5 3 5 5 4 4 4 5 3 3
22 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 4 4
23 4 5 1 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4
24 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 2 2 2
25 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 5 3 1 2 1
26 5 2 5 4 5 2 4 4 4 4 3 2 3 1 2
27 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 5 2 2 2
28 4 3 5 4 4 1 3 4 4 4 2 4 4 2 2
29 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 5 3 1 2
30 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 2 1
31 4 4 5 5 3 5 4 4 4 3 4 5 5 3 3
32 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 5 4 2 5 2
33 4 2 5 4 1 1 3 4 4 2 4 2 3 1 2
34 4 2 4 5 4 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2
35 4 3 1 3 1 2 3 3 2 2 4 4 4 2 2
36 4 2 5 4 5 3 4 3 2 2 4 2 3 1 2
37 3 1 3 5 3 3 5 3 1 2 5 5 1 2 1
xl
Keinginan
perusahaan Kepercayaan Kompetensi Informasi
Penggunaan Media
No 1 2 3 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
38 3 5 1 4 4 1 3 3 1 1 4 1 5 4 5
39 3 2 5 5 3 4 4 3 5 1 4 2 3 1 2
40 3 3 5 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 1 2
41 3 1 4 5 3 5 4 1 4 4 4 5 2 2 2
42 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2
43 2 2 2 4 3 4 5 4 5 4 4 4 2 2 3
44 2 1 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 2 1
45 2 4 2 4 5 3 4 4 5 3 3 5 5 3 4
46 2 3 5 5 2 4 4 4 5 4 2 4 4 2 2
47 1 4 2 4 2 3 4 4 5 3 2 5 5 4 4
48 1 1 3 5 3 5 5 4 5 4 5 5 2 1 2
49 2 1 1 4 1 1 3 3 2 2 2 2 5 1 1
Isi Pesan Kejelasan Kontinuitas dan Konsistensi
Isi Pesan Relevan
Isi Pesan Bermanfaat
Pesan Mudah Dimengerti
Kejelasan Pesan
Repetisi Pesan
Konsistensi
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 3 4 3 4 5 4 5 4 3 5 3 5 2 5 4 4 5 5
3 5 3 2 5 5 5 3 5 5 2 5 5 1 5 3 4 2 5
4 4 1 2 2 5 3 4 4 3 4 3 5 1 4 1 4 2 4
5 4 3 2 5 5 5 4 2 4 4 2 4 2 3 3 5 4 5
6 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 5
7 2 3 1 5 2 5 5 4 3 3 1 5 1 3 2 5 1 3
8 5 2 2 5 4 4 5 5 5 5 2 5 1 2 5 5 5 5
9 2 5 3 5 3 5 3 4 2 5 5 5 1 2 4 5 5 5
10 2 2 2 5 4 4 5 4 3 3 3 4 1 2 3 3 3 2
11 5 3 2 5 1 4 4 2 2 5 2 5 1 1 2 4 4 5
12 5 3 3 2 4 4 4 2 1 2 2 5 1 1 2 4 4 5
13 3 3 3 5 5 4 5 4 1 5 4 5 2 1 4 5 5 5
14 4 2 2 5 5 5 4 2 2 3 5 4 3 1 3 2 5 5
15 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 1 3 3 4 5
16 5 2 2 3 4 5 4 4 3 1 5 4 3 5 4 4 4 5
17 2 3 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 5
18 3 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 5 1 5 3 2 2 5
19 3 3 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 1 5 5 4 5 5
20 1 4 2 4 4 5 4 4 1 2 4 4 1 4 4 4 4 4
21 4 3 3 5 5 4 2 5 5 5 4 5 2 4 4 5 5 4
22 1 5 3 5 5 5 5 5 2 5 3 2 1 4 5 3 3 4
xli
Isi Pesan Kejelasan Kontinuitas dan Konsistensi
Isi Pesan Relevan
Isi Pesan Bermanfaat
Pesan Mudah Dimengerti
Kejelasan Pesan
Repetisi Pesan
Konsistensi
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
23 4 5 3 5 5 5 3 5 1 5 4 5 2 4 2 2 5 4
24 2 3 1 5 2 4 5 4 1 3 4 3 1 3 3 3 3 2
25 5 3 2 3 5 5 4 4 4 1 5 4 3 3 3 3 4 4
26 3 3 1 5 4 4 5 4 2 4 2 2 1 3 3 2 1 3
27 2 2 1 4 4 5 5 4 5 2 5 5 1 3 3 2 2 2
28 5 1 2 2 1 4 4 4 2 5 4 1 1 3 1 1 3 4
29 2 2 1 5 4 5 5 4 5 3 2 5 1 2 3 2 1 2
30 5 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 5 3 4 3
31 3 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 1 2 5 5 5 3
32 2 3 1 4 4 4 4 4 5 2 3 3 1 2 5 2 5 1
33 3 2 1 5 4 2 2 5 4 4 2 5 1 2 4 2 2 3
34 2 4 2 4 4 4 5 4 2 3 5 4 1 2 4 4 5 2
35 4 3 2 5 4 4 4 4 3 5 2 2 1 2 4 2 3 4
36 3 3 1 5 4 4 5 4 3 4 3 5 1 2 4 2 2 3
37 2 5 5 4 3 4 4 4 3 1 2 5 4 2 4 5 4 3
38 2 2 3 4 3 5 2 2 2 3 1 1 1 2 4 1 4 5
39 3 4 1 5 3 2 2 4 4 4 1 5 2 2 3 4 2 3
40 3 3 1 5 3 2 2 5 4 4 4 4 1 2 3 3 2 3
41 2 4 4 4 3 4 4 4 5 2 5 5 3 2 3 4 3 1
42 4 3 2 4 3 4 4 4 4 5 3 2 1 1 3 3 2 4
43 4 5 5 3 3 5 4 4 5 2 5 5 3 1 3 5 3 3
44 1 5 3 4 2 5 4 4 5 2 3 4 5 1 3 4 2 2
45 1 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 1 1 3 3 4 5
46 3 4 1 5 1 3 4 5 4 4 4 5 2 3 2 4 2 4
47 1 3 3 2 3 5 4 4 4 1 3 5 1 2 2 3 5 5
48 1 5 4 4 5 5 4 4 4 2 3 5 2 1 1 5 1 1
49 1 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 5 1 1 2 2 1 1
xlii
Saluran
Pemilihan Media
Komunikasi
Media Komunikasi
yang Biasa di pakai
Waktu yang dimiliki
Kebiasaan Khalayak
Pengetahuan Khalayak
No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 5 5 5 2 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3
2 3 3 4 3 2 3 4 4 5 4 4 5 2 5 4
3 1 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 2 3 3
4 1 2 5 1 1 5 1 4 5 4 1 5 2 5 3
5 1 1 4 2 2 5 3 2 5 3 4 5 2 2 5
6 1 1 4 5 2 4 4 4 5 5 4 5 3 5 5
7 3 2 4 4 1 4 3 2 5 3 2 5 2 4 3
8 5 4 5 4 1 4 3 2 5 5 2 5 3 5 3
9 4 3 4 4 1 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3
10 2 1 3 4 1 4 3 3 4 2 4 4 3 5 3
11 1 1 1 4 2 4 2 2 2 5 3 2 1 3 4
12 1 2 4 4 2 4 3 4 2 5 1 4 1 1 5
13 4 3 4 3 2 3 4 5 5 5 5 4 2 3 4
14 1 2 2 3 2 3 3 5 4 5 4 5 1 4 5
15 2 2 3 3 2 3 3 4 5 5 4 4 2 5 5
16 2 1 4 2 3 2 3 4 5 5 4 5 3 2 5
17 4 4 5 2 1 2 4 5 5 5 5 5 1 4 4
18 2 4 5 2 2 2 3 4 5 4 5 5 2 2 4
19 1 4 5 2 1 2 5 4 5 4 5 5 1 3 4
20 2 1 5 2 2 2 2 4 5 4 4 5 2 2 1
21 4 3 5 2 2 2 1 5 5 4 5 5 1 3 4
22 5 5 5 2 1 2 4 5 4 4 5 5 2 2 3
23 1 3 5 2 2 2 2 3 4 4 5 5 2 3 4
24 2 1 5 1 1 2 3 3 4 2 5 3 2 2 3
25 2 1 5 1 4 2 3 3 5 4 5 5 2 2 5
26 3 2 4 1 1 2 3 4 5 4 5 3 2 3 3
27 2 2 4 1 1 2 2 4 5 2 4 4 2 1 2
28 1 1 4 2 2 2 3 4 5 5 4 5 1 1 4
29 2 2 4 2 1 2 2 4 5 3 4 5 2 2 3
30 2 1 4 2 3 2 3 4 5 5 4 5 2 5 5
31 4 4 4 4 2 1 2 5 5 5 4 5 4 5 4
32 2 2 4 2 1 1 1 4 5 2 4 5 2 4 2
33 4 2 3 1 1 1 2 4 5 4 4 5 1 3 3
34 2 1 3 2 1 1 1 4 5 2 4 5 3 3 2
35 1 2 3 1 2 1 2 4 5 5 3 5 2 3 4
36 3 2 3 2 1 1 3 3 4 4 3 5 2 2 3
37 2 5 3 5 5 1 5 5 4 3 3 4 5 2 1
38 1 1 2 1 1 1 3 1 4 3 3 4 1 2 3
39 4 2 2 3 1 1 4 4 4 4 3 4 3 2 3
40 5 3 2 2 1 1 3 4 4 4 3 4 2 2 3
41 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 2
xliii
42 2 3 1 2 2 2 3 3 4 5 2 3 2 2 3
43 2 5 1 5 2 5 5 5 4 2 2 3 5 2 5
44 2 5 1 4 4 5 4 4 3 1 1 3 1 1 2
45 2 3 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 5
46 5 2 3 3 1 3 4 4 1 4 4 3 3 1 3
47 2 3 2 2 1 1 3 3 1 2 3 1 2 2 1
48 2 3 5 4 2 4 4 4 4 1 5 1 2 4 2
49 1 2 4 1 1 1 2 4 3 1 4 2 2 1 2
xliv
Lampiran 7. Curriculum Vitae
Curriculum Vitae
Nama : Buttu Martomu M Nainggolan
Nim : 4123125224
TTL : Jakarta, 28 Mei 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Pramuka Jaya III No. 94 RT 005 RW 014 Utan Kayu Selatan,
Matraman, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13120
Email : [email protected]
No HP : 081210137591
Status : Belum Menikah
Hasil Karya : Tugas Akhir Karya Ilmiah
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT tahun
2016)
Pendidikan Formal
Universitas Negeri Jakarta 2012 – 2016
SMA PSKD 2 Jakarta 2009 – 2012
SMP PSKD 3 Jakarta 2006 – 2009
SDN 03 Kayu Manis 2000 – 2006
TK Cor Jesus Matraman 1999 – 2000