tugas akhir kuliah pendidikan pancasila...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA SMESTER GANJIL T.A
2011/2012 STIMIK AMIKOM
YOGTAKARTA
Disusun oleh : Agung Tri Prabowo
NIM : 11.11.5644
Program Studi : S1
Jurusan : Teknik Informatika (TI)
Nama Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, Mma
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERKAIT DENGAN
WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONA
Oleh:
Agung Tri Prabowo
11.11.5644
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
ABSTRAK
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba
Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang
menerima amanat-NYA untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai wakil
Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan
memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik – baiknya untuk
kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan kegiatan hidupnya
bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan sosial politis. Bidang
universal filosofis bersifat transeden dan idealistik misalnya dalam bentuk aspirasi
bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi
dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah
Nusantara.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara
Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber
daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara
dan satu tanah air. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh interaksidan interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau
internasional) Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar
sebagai pedoman agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya
dengan upanya inilah bangsa dan Negara Indonesia tetap eksis dan dapat
melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil,makmur dan sentosa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan curahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah
Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang disusun oleh saya
selaku mahasiswa STMIK AMIKOM merupakan makalah yang banyak
difokuskan pada upaya memberikan pemahaman akan esensi bela negara serta
memuat aktualisasi materi tentang pentingnya kesadaran warga negara dalam
bernegara, pemahaman akan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara,
kewajiban negara terhadap warga negaranya, serta muatan tentang bela negara
dalam rangka memperkokoh pemahaman akan esensi persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bernegara.
Muatan makalah ini juga memiliki kontekstualitas pada realitas globalisasi
serta perkembangan lingkungan strategis Indonesia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai pendukung keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat
mencapai pembelajaran bagi semua pihak. Kritik dan sarang yang bersifat
konstruktif sangat saya nantikan.Terimakasih
Yogyakarta, Oktober 2011
Penulis
DAFTARA ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTARA ISI ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan ........................................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1. Pendekatan ...................................................................................... 4
2.2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara dan Landasan Pemikiran
Ketahanan Nasional......................................................................... 4
2.3. Pengertian Wawasan Nusa Dan Ketahanan Nasional ....................... 7
2.4. Tujuan Wawasan Nusantara ............................................................ 8
2.5. Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara ....................... 9
2.6. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Sikap dan Perbuatan....... 12
2.7. Ciri – Ciri Asas – Asas dan Sifat – Sifat Ketahanan Nasional .......... 14
2.8. Ketahanan Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ... 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 18
3.2. Saran ............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-
lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur
perpolitikan, perekonomian, social budaya, dan pertahanan serta keamanan
global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik
antar negara maju dengan negara-negara berkembang maupun antarsesama
negara berkembang serta lembaga-lembaga internasional. Di samping itu,
adanya isu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan
lingkungan hidup turut pula memengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi
sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampong sedunia tanpa
mengenal batas negara.Kondisi ini menciptakan struktur global. Kondisi ini
akan memengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia.
Untuk mengantisipasi perkembangan global ini diperlukan perjuangan
nonfisik sesuai dengan profesi masing-masing yang dilandasi nilai-nilai
perjuangan bangsa Indonesia sehingga memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuhnya negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali generasi
muda dengan pengetahuan dan kemampuan dasar dan berkenaan dengan
hubungan antara warganegara dengan negara serta pendidikan agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
1.2. Tujuan
a. Membekali generasi muda dengan kemampuan dan pengetahuan dasar
berkenaan dengan hubungan warga 7egara dengan 7egara sehingga perlu
dijelaskan bagaimana bentuk hubungan waraga 7egara yang sehat, positif
dan dapat diandalkan
b. Generasi muda memiliki kemampuan untuk memaknai nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesi
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi dasar pemikiran wawasan nusantara dan landasan
pemikiran ketahanan nasional?
2. Apa pengertian wawasan nusantara?
3. Apa saja tujuan wawasan nusantara?
4. Apa yang menjadi unsur dasar dan implementasi wawasan nusantara?
5. Bagaimana implementasi wawasan nusantara dalam sikap dan perbuatan ?
6. Apa saja yang menjadi ciri-ciri , asas-asas dan sifat-sifat ketahanan
nasional?
7. Bagaimanakah ketahanan nasional dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan
Sosiologis
2.2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara dan Landasan Pemikiran
Ketahanan Nasional
a. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
Dasar pemikiran wawasan nusantara ditinjau dari latar belakang pemikiran
aspek kewilayahan nusantara, aspek social budaya bangsa Indonesia dan
aspek kesejarahan bangsa Indonesia adalah :
Pemikiran Aspek Kewilayahan Indonesia
Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, dan
merupakan ruang atau wadah yang harus dipedomani sebagai aspek hidup dan
kehidupan suatu bangsa yang di dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan
manusia atau penduduk yang bermukim di wilayah tersebut.Kondisi objektif
geografi nusantara merupakan untaian ribuan pulau dan kecil (±17.508) dan
tersebar di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yg sangat strategis.
Pemikiran Aspek Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang
dihasilkan oleh kekuatan budi manusia (berasal dari bahasa Sansekerta yang
berarti kekuatan budi).Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan
budinya melainkan juga dengan perasaan fantasia tau imajinasi dan dengan
kehendaknya, maka lebih lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cita,
rasa, cipta, karsa dan karya (budi perasaan pemikiran kehendak dan tindakan.
Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik,
ekonomi, dan hankam adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh
keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan social
di antara anggota-anggota nya, di antaranya :
1) Kebhinekaan budaya Indonesia
2) Budaya sebagai bangsaIndonesia yang bersatu
3) Budaya toleransi Indonesia yang bersatu
4) Budaya toleransi dan saling menghargai
Pemikiran Aspek Kesejarahan Indonesia
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan
berkembang dari latar belakang sejarahnya.Begitu pula sejarah Indonesia diawali
dari negara-negara kerajaan tradisional yang pernah ada di wilayah Nusantara
melalui kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.Landasan kedua kerajaan
tersebut adalah mewujudkan kesatuan wilayah.Dengan semangat kebangsaan,
melalui perjuangan berikutnyamenghasilkan Proklamasi 17 Agustus 1945 yakni
Indonesia mulai menegara.
b. Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara khususnya dalam
upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus menerus berinteraksi
dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan alamiah
maupun lingkungan social dan lingkungan dalam negeri maupun lingkungan luar
negeri atau sering dinamakan lingkungan regional , nasional maupun
internasional.
Proses interaksi dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang
menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan akan dapat
mendorong dan memperkuat laju pencapaian tujuan nasional. Sebaliknya,
dampak yang merugikan berupa ancaman-ancaman akan menghambat
pencapaian tujuan nasional. Maka untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan dengan
ketahanan nasional yang memiliki landasan pemikiran sebagai berikut :
a. Manusia berbudaya
Manusia berbudaya akan selalu melakukan hubungan-hubungan :
1) Dengan Tuhan melahirkan agama
2) Dengan cita-cita melahirkan ideology
3) Dengan kekuatan/kekuasaan melahirkan politik
4) Dengan pemenuhan kebutuhan melahirkan ekonomi
5) Dengan manusia melahirkan social
6) Dengan rasa keindahan melahirkan kesenian
7) Dengan penguasaan/pemanfaatan fenomena alam melahirkan IPTEK
8) Dengan rasa aman melahirkan pertahanan keamanan
b. Tujuan nasional, falsafah bangsa dan ideology negara
Tujuan nasional menjadi pokok pemikiran dalam ketahanan nasional karena
suatu organisasi apapun bentuknya, dalam proses kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah
internal dan eksternal. Oleh karena itu, diperlukan kondisi yang siap untuk
menghadapinya. Selanjutnya falsafah dan ideology menjadi pokok pemikiran
karena dalam pencapaian tujuan nasional pasti aka nada masalah yang
dihadapi, hal ini dapat dipahami dari makna falsafah dan ideology dalam
Pembukaan UUD 1945
c. Wawasan nasional
Manifestasi wawasan nasional Indonesia (Wawasan Nusantara) itu ditentukan
oleh kesejarahan, kondisi objektif dan subjektif, kultural serta idealism yang
dijadikan aspirasi dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka,
berdaulat, dan bertabat.Wawasan nusantara ini memiliki identitas yang khas
yang dapat menjiwai setiap tindakan kebijakan bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan nasional.
2.3. Pengertian Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
a. Wawasan nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya, di dalam eksistensinya yang sarwa nusantara serta
pemekarannya di dalam mengekspresika diri di tengah-tengah lingkungan
nasionalnya (Lemhanas, 1992)
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam (Prof. Dr. Wan Usman)
Wawasan nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila
dan berdasarkan UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenal diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional (Tap MPR,
1993 dan 1998)
b. Ketahanan nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi
seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, serta gangguan baik yang dating dari luar maupun dari dalam,
yang langsung maupun yang tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989)
2.4 . Tujuan Wawasan Nusantara
1. Tujuan wawasan nusantara ke dalam, yaitu terwujudnya kesatuan aspek
kehidupan nasional. Di dalam aspek kehidupan nasional terdaoat aspek
alamiah dan aspek social
a. Aspek alamiah meliputi tiga (Trigatra) yaitu :
1) Gatra kondisi geografis
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b. Aspek social terdiri lima (Pancagatra) yaitu :
1) Gatra ideology
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra social budaya
5) Gatra pertahanan dan keamanan
2. Tujuan wawasan nusantara ke luar, yaitu ikut serta mewujudkan
kesejahteraan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia di dunia
2.5. Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa dan negara Indonesia yang berdasar Pancasila dan
UUD 1945 serta dinamika politik kenegaraan maupun gejala social, wawasan
nusantara mengandung tiga unsur poko yaitu wadah (countour), isi (content), dan
tata laku (conduct)
a. Wadah
Wawasan nusantara mewujudkan diri dalam bentuk Nusantara yang
manunggal secara bulat dan utuh.Untuk membahas batas dan wujud ini perlu
diingat bahwa asas wilayah negara kita adalah asas negara kepulauan
(archipelagic state). Dalam konsepsi berpikir atau paradigm Nusantara,
negara kepulauan adalah sebagai berikut :
1) Pulau dan perairan merupakan kesatuan yang utuh
2) Lautan diseraki pulau atau perairan sebagai unsur pokok, bukan
daratan
Jadi Nusantara adalah laut yang diseraki atau ditebari pulau-pulau, bukan
rangkaian pulau-pulau dalam laut. Adapun batas negara kepulauan adalah
sebagai berikut :
1) Adanya garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau-
pulau terluar
2) Sejauh atau seluas dua belas mil dari garis dasar merupakan laut
territorial
3) Sejauh atau seluas dua ratus mil dari garis dasar merupakan zona
ekonomi eksklusif
Sehubungan dengan beberapa konsekuensi negative, maka agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, bangsa Indonesia harus cukup kuat
lahir dan batin serta harus dapat bersikap bebas aktif. Hal ini berarti bahwa
bangsa Indonesia harus memilikikemampuan untuk mengelola,
memanfaatkan, dan mengendalikan segala kekuatan yang melintasinya
Sifat pokok wawasan nusantara ialah kesatuan dan persatuan di bidang
wilayah, bangsa, ideology, politik, ekonomi, social budaya, psikologi,
pertahanan keamanan.Di samping itu, wawasan nusantara harus
berkeseimbangan, artinya berimbang antara dunia dan akhirat, antara jiwa
dan pikiran, antara mental dan spiritual, serta antara peri kehidupan darat,
laut, dan udara.
b. Isi
Cita-cita wawasan nusantara selaras dengan cita0cita bangsa Indonesia yang
dirumuskan dalam Pembukaan UUD1945. Berdasarkan kesadaran terhadap
letak negara pada posisi silang, wawasan nusantara tercermin pada perspektif
kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi dua
komponen dasar yang terpadu, yaitu cita-cita dan asas sebagai berikut:
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
b. Asas yang berciri manunggal, utuh menyeluruh, mengarah kepada
persatuan dan kesatuan serta keserasian dan keseimbangan antarsegenap
aspek kehidupan yg tertuang dalam enam asas yang meliputi :
1) Satu kesatuan ruang wilayah
2) Satu kesatuan politik
3) Satu kesatuan social budaya
4) Satu kesatuan ekonomi
5) Satu kesatuan pertahanan keamanan
6) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya pada seluruh aspek
dan dimensi kehidupan
c. Tata laku
Unsur tata laku wawasan nusantara dapat dibedakan sebagai tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah.Tata laku batiniah berwujud sebagai landasan
falsafah dan sikap mental bangsa serta dipengaruhi juga oleh kondisi
lingkungan hidupnya.Tata laku lahiriah terlihat pada tata laksana yang
mencakup tata perencanaan, tata pelaksanaan dan tata pengawasan. Tata laku
tersebut berupa UUD 1945 berdasarkan Wawasan Nusantara yang
melahirkan ketahanan nasional yang tangguh
Baik letak/kondisi geografis maupun pembangunan yang sedang
berlangsung, mengakibatkan perubahan-perubahan yang sering membawa
dampak negative terhadap kehidupan. Perkenalan dengan kebudayaan lain
melalui berbagai cara sering menimbulkan perubahan dan pergeseran nilai-
nilai budaya. Dalam menanggapi pengaruh kebudayaan asing itu, seperti
yang telah kita lihat, masyarakat selama ini kurang selektif. Masyarakat
kurang dapat memilih dan memilah budaya mana yang diperlukan atau yang
cocok dengan kepribadian . Selain itu , pembangunan yang dilaksanakan
dalam bidang ekonomi dapat menyebabkan manusia menjadi materialistis
dan individualis
2.6. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Sikap dan Perbuatan
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional sehingga Wawasan Nusantara dapat disebut juga sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional, harus dilakukan usaha nyata yang
disebut pembangunan nasional.Dalam hal ini, wawasan nusantara merupakan
pola piker sekaligus pola tindak dalam melaksanakan pembangunan
nasional.Oleh karena itu, di dalam GBHN, wawasan nusantaraditetapkan sebagai
pola dasar pembangunan nasional. Dengan demikian , Wawasan Nusantara
digunakan sebagai Wawasan Pembangunan Nasional.
Asas Nusantara juga menetapkan batas-batas wilayah Nusantara atau batas
negara kepulauan (archipelagic state).Dengan demikian Wawasan Nusantara
digunakan sebagai Wawasan Wilayah.
Tata kehidupan berbangsa dan bernegara harus dituangkan ke dalam hokum
nasional.Dengan demikian di wilayah nusantara terdapat satu hokum nasional
yang mengayomi seluruh warga negara, bangsa, dan pemerintah
penyelenggarabnegara yang didasarkan pada pola piker wawasan nusantara.Di
dalam konteks ini, wawasan nusantara digunakan sebagai Wawasan Hukum
Nasional.
Untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia, perlu
disusun system pertahanan dan keamanan negara yang berpola piker wawasan
nusantara. Dalam konteks ini, wawasan nusantara digunakan sebagai Wawasan
Hankam
Masalah yang paling penting adalah bagaimana kita membina, mengamankan
dan memanfaatkan kebulatan wilayah nasional sebagai satu kesatuan yang utuh
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Mencegah masuknya paham atau ideology yang dapat memengaruhi cara
berpikir dalam kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Mencegah segala bentuk aspirasi politik yang bersifat dan mengarah
kepada disintergrasi/separatisme bangsa.
3) Karena dua pertiga wilayah Nusantara berupa perairan, maka perlu
ditumbuh kembangkan budaya kelautan di kalangan generasi muda.
4) Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang siikat oleh semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
5) Negara Indonesia adalah negara hokum, bukan negara kekuasaan
6) Pembangunan nasional pada hakikatnya untuk menciptakan kemakmuran
(kesejahteraan) dan ketenangan (keamanan)
7) Pejabat negara, pejabat pemerintah dan birokrasi harus benar-benar
berfungsi melayani sekaligus mengayomi masyarakat.
2.7. Ciri-ciri, Asas-asas dan Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a. Ciri-ciri ketahanan nasional
1) Merupakan kondisi sebagai persyaratan utama bagi negara
berkembang
2) Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan
3) Diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional
4) Tidak hanya pertahanan, tapi juga menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman dan hambatan serta gangguan
5) Didasarkan pada metode astagatra
6) Berpedoman kepada wawasan nasional
7) Pola umum operatifnya harus didasari flsafah negara dan wawasan
nasional, dilaksanakan secara realistis dengan sikap percaya pada diri
sendiri
b. Asas-asas ketahanan nasional
Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh nilai-
nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantara. Asas-asas tersebut adalah :
1) Asas kesejahteraan dan keamanan
2) Asas menyeluruh terpadu (komprehensif integral)
3) Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
4) Asas kekeluargaan
c. Sifat-sifat ketahanan nasional
Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan asas-asasnya. Sifat-sifat ketahanan nasional
adalah sebagai berikut
1) Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melaikan dapat
meningkat atau menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya
3) Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integrative
yang diartinkan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
4) Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang
bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang
akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara
5) Konsultasi dan kerja sama, artinya ketahanan nasional Indonesia
tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak
mengadakan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada
sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2.8. Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Berdasarkan konsepsi ketahanan nasional, seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagatra (delapan aspek) yang terdiri dari tiga aspek
alamiah (trigatra) dan lima aspek social (pancagatra). Aspek alamiah meliputi
geografi, kekayaan alam, dan kependudukan, sedangkan aspek social meliputi
ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.
Negara Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang masing-masing memiliki
kebudayaannya. Hal ini terjadi karena suku bangsa di Indonesia mendiami
daerah-daerah tertentu sehingga kebudayaannya sering disebut kebudayaan
daerah sebagai system nilai yang menuntun sikap, perilaku, dan gaya hidup
merupakan identitas dan menjadi kebanggaan suku bangsa yang bersangkutan.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing, atau sering disebut sebagai local genius.Local
genius ini merupakan pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk
menetralisasi pengaruh budaya asing.
Ketahanan nasional Indonesia pada aspek pertahanan dan keamanan menurut
Lemhannas (2001) menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapan serta upaya bela
negara yang berisi keuletan dan ketangguhan serta kemampuan melalui
penyelenggaraan system pertahanan keamanan rakyat semesta guna menjamin
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulantannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan
kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya
merupakan salah satu kehormatan demi martabat bangsa dan negara
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan :
Wilayah Indonesaia sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai
banyak celah kelemahan yang dapat dimanfatakan oleh negara lain yang pada
akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat mengakibat kan disintregrasi bangsa
indonesia. Indonesia yang meliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan
pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan itu tidak hanya dilakukan
oleh pihak TNI/POLRI saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila
hanya mengandalkan pihak POLRI/TNI saja dengan persenjataan yang tidak
lengkap mungkin bangsa indonesia sudah hancur tercabik-cabik oleh bangsa lain.
Dengan adanya persatuan di antara penduduk bangsa indonesai yang bineka
tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi pembangunan nasional menuju tujuan nasional.
Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar
proses pencapaian tujuan nasional itu dapat berjalan dengan sucses. Oleh karena
itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuia dengan
karakteristik bangsa indonesia. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus
edapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela
berrkorban demi nusa dan bangsa. Dalam kaitanya pemuda sebagia penerus
bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga
mereka terhadap bangsa dan tanah airnya lebih yakin dan lebih mendalami.
3.2. Saran :
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan
bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan
sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa
dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan
yang membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam
suiatu kurikulum yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia
(misalnya : pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk
masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang
lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang
tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan
dan ketertiban lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaidir, Basri. 1995. Wawasan Nusantara Wawasan Nasional Indonesia.
Lembaga Ilmu Humaniora Institut Teknologi Indonesia, Jakarta
Cipto, Bambang., M.Azhar., S. Tuhuleley., listi’anah., K. Bashori., dan L.
Setiartiti. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan (civic education. LP3 UMY
Yogyakarta
____________. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Kelompok Kerja
Kewarganegaraan Lemhannas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Siswanto, Bambang dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto
Tim Dosen Kewiraan Unsoed. 1999. Buku Ajar Pendidikan Kewiraan. Penerbit
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto