tugas akhir tpk

15
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 NOMOR 273/PID.Sus/2015/PN.Yyk TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tindak Pidana Khusus Dosen : Rohaenah Padmadinata, S.H.,M.H Disusun Oleh : Ivone Melissa Perez

Upload: ivone-melissa

Post on 29-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis Kasus Narkotika

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR TPK

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015

NOMOR 273/PID.Sus/2015/PN.Yyk TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tindak Pidana Khusus

Dosen :

Rohaenah Padmadinata, S.H.,M.H

Disusun Oleh :

Ivone Melissa Perez

110110130310

Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

2015

Page 2: TUGAS AKHIR TPK

I. IDENTITAS TERDAKWA

Nama lengkap : ANWAR SETIAWAN;

Tempat lahir : Yogyakarta;

Umur / Tanggal lahir : 29 tahun / 27 Mei 1986;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Jatimulyo TR I / 168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta;

Agama : Katholik;

Pekerjaan : bengkel / Wiraswasta;

Pendidikan : SMA

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum.

II. KASUS POSISI

Terdakwa ditangkap pada tangal 29 Juni 2015 sesuai Surat Perintah Penangkapan No.

SP.KAP/32/VI/2015/Sat Resnarkoba tanggal 29 Juni 2015 berlaku dari tanggal 29 Juni 2015 sampai

dengan tanggal 2 Juli 2015.

Pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2015 sekitar pukul 17.00 wib, terdakwa mendapat telpon

dari Sdr. Krisna (DPO) yang menawari terdakwa Sabu-sabu, karena sekira 2 minggu sebelumnya

terdakwa telah membeli sabu-sabu kepada Sdr.Krisna (DPO). Pada saat itu tedakwa belum

memutuskan apakah jadi membeli atau tidak sabu-sabu yang ditawarkan sdr. Krisna(DPO). Keesokan

harinya (Senin 29 Juni 2015) sekitar pukul 10.00 wib, terdakwa memutuskan mebeli sabu-sabu

kepada sdr. Krisna (DPO) karena terdakwa merasa badannya ngilu dan kencang, kemudian terdakwa

dari rumahnya di Jatimulyo TR I /168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta, pergi dengan

menggunakan sepeda motor miliknya yaitu Yamaha Mio warna hijau nopol AB-2951-DI menuju Bank

BCA Jl. Ahmad Dahlan Yogyakarta untuk mentransfer uang sebesar Rp. 480.000,- an. Yuli.

Setelah melakukan transfer uang kepada sdr. Krisna, terdakwa mendapat sms dari sdr.

Krisna yang isinya “0,5 bgjo ringroad Rjwnangun ktmr, bgjo k1 irus, jmbtn bsr lrus, ktm p3an nkung

kri mntok p3an kknnktm gg kri, bhn 2cm stlh ujg akhr sdut dpnbuk kri jl, tmbn tnh 2 cm, lkbn cklt”.

Setelah mendapat sms tersebut, sekira jam 12.30 wib, terdakwa meluncur ke alamat yang dimaksud

dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI Miliknya seorang diri, sesampai

dialamat yang dimaksud, terdakwa kemudian mencari sabu-sabu pesanannya di buk (saluran air).

Page 3: TUGAS AKHIR TPK

Saat terdakwa sedang mencari sabu-sabu pesanannya di buk (saluran air), terdakwa ditangkap oleh

saksi Yuyun Handoko, saksi Sumardi, saksi Taufik Darifudin Sidiq dan saksi Teddy Setiawan dari

Satuan Narkotika Polresta Yogyakarta, yang pada sebelumnya pada hari Senin sudah mendapat

informasi, bahwa terdakwa yang baru keluar dari LP Narkoba Grasia masih sering menggunakan

Narkoba jenis sabu-sabu.

Saksi Yuyun Handoko beserta tim kemudian mengintrogasi terdakwa, dan terdakwa

mengaku saat itu sedang mengambil sabu-sabu pesanannya. Kemudian saksi Yuyun Handoko

beserta tim memeriksa HP milik terdakwa dan ada pesan yang berbunyi “0,5 bgjo ringroad

Rjwnangun ktmr, bgjo k1 irus, jmbtn bsr lrus, ktm p3an nkung kri mntok p3an kknnktm gg kri, bhn

2cm stlh ujg akhr sdut dpnbuk kri jl, tmbn tnh 2 cm, lkbn cklt”. Terdakwa kemudian diminta

mencari sabu-sabu tersebut dan terdakwa menemukannya di buk (saluran air), setelah itu terdakwa

kembali diintrogasi dan mengaku bahwa sabu-sabu tersebut akan digunakan sendiri dan terdakwa

mengakui tidak ada ijin dari pihak yang berwenang baik menggunakan, dan memiliki sabu-sabu

tersebut. Terdakwa juga mengakui bahwa dua minggu sebelum tertangkap, terdakwa menggunakan

sabu-sabu dirumahnya, dan alat yang digunakan untuk menggunakan sabu-sabu, telah terdakwa

buang dan yang ada hanya 2 buah korek api gas yang masih terdakwa simpan.

Saksi Yuyun Handoko dan tim dari Satnarkoba Polresta Yogyakarta, melakukan

penggeledahan, dengan disaksikan oleh saksi lingkungan yaitu saksi Ika Ratnasari Handayani,

ditemukan 2 buah korek api gas didepan kamar terdakwa, dan terdakwa mengakui bahwa 2 buah

korek api gas tersebut yang digunakan terdakwa untuk membakar sabu-sabu dan menggunakannya,

terdakwa kemudian diamankan beserta barang bukti.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium dari Laboratorium Penguji Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta Nomor 440/1728/C.3 tanggal 9 Juli 2015, atas nama ANWAR

SETIAWAN menyebutkan : 1 (satu) bungkus plastik klip dibungkus tissu dan dilakban warna coklat

berisi sabu-sabu seberat 0,19 gram, setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratories disimpulkan

bahwa barang bukti tersebut mengandung Metamfetamin/SABU terdaftar dalam golongan I (satu)

Nomor urut 61 lampiran Undang Undang RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika. Terdakwa ANWAR

SETIAWAN melakukan menanam, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika

golongan I (satu) bukan tanaman sebagaimana yang diterangkan diatas, tanpa ijin dari Menteri

Kesehatan RI atau setidak-tidaknya diperolah tanpa izin dari pihak yang berwenang untuk itu.

Page 4: TUGAS AKHIR TPK

III. DAKWAAN PENUNTUT UMUM

• Kesatu, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

atau

• Kedua, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

IV.PEMBELAAN TERDAKWA

Terdakwa telah mengajukan pembelaan secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut :

• Terdakwa mengakui perbuatannya telah menggunakan sabu sabu, dan telah

menyesali perbuatannya tersebut;

• Terdakwa memohon ampun kepada Allah dan tidak akan mengulanginya lagi;

• Terdakwa mohon hukuman yang seringan ringannya;

V. TUNTUTAN PENUNTUT UMUM

Tuntutan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya menuntut sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa ANWAR SETIAWAN, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana ” setiap Penyalah Guna Narkotika golongan I bukan tanaman bagi

diri sendiri sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009

tentang Narkotika ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ANWAR SETIAWAN, dengan pidana penjara selama

1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa

tetap ditahan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bungkus Plastik Klip dibungkus tissu dan lakban coklat isi shabu berat 0,19 gram

- 1 (satu) buah HP merek ASUS,

- 2 (dua) buah korek api gas,

Dirampas untuk dimusnahkan

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI

- 1 (satu) buah ATM BRI

Dikembalikan kepada terdakwa;

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu

rupiah);

Page 5: TUGAS AKHIR TPK

VI. PUTUSAN PENGADILAN

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa ANWAR SETIAWAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana TANPA HAK MENGGUNAKAN NARKOTIKA GOLONGAN I

UNTUK DIRI SENDIRI;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8

(delapan) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;

5. Memerintahkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bungkus Plastik Klip dibungkus tissu dan lakban coklat isi shabu berat 0,19

gram;

- 1 (satu) buah HP merek ASUS;

- 2 (dua) buah korek api gas;

Dirampas untuk dimusnahkan ;

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI;

- 1 (satu) buah ATM BRI;

Dikembalikan kepada terdakwa;

6. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu

rupiah);

VII. MASALAH HUKUM

Terdakwa (Anwar Setiawan) telah didakwa Penuntut Umum dengan dakwaan yang

berbentuk Alternatif Subsidairitas, yaitu pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun

2009 tentang Narkotika atau Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 tahun

2009 tentang Narkotika. Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum dalam

persidangan memilih langsung dakwaan Alternatif Kedua, yaitu Pasal 127ayat (1) huruf a

Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam putusannya hakim

mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dan keadaan yang meringankan terdakwa.

Kemudian mengeluarkan putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor

273/PID.Sus/2015/PN.Yyk.

Namun dalam mempertimbangkan keadaan yang meringankan untuk terdakwa yang

salah satunya adalah terdakwa belum pernah dihukum, saya rasa terdapat kekeliruan oleh

Page 6: TUGAS AKHIR TPK

hakim. Anwar Setiawan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan terdakwa baru keluar dari LP

Narkoba Grasia, sehingga jelas bahwa terdakwa telah pernah dihukum sebelumnya (residivis).

Seharusnya hal ini menjadi keadaan yang memberatkan terdakwa. Serta penjatuhan putusan oleh

hakimpun tidak sesuai atau keliru.

VIII. ANALISIS

A. MACAM-MACAM DAKWAAN

Macam-macam dakwaan yang dapat dibuat oleh jaksa penuntut umum1:

1. Tunggal

Dalam Surat Dakwaan hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, karena tidak

terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti lainnya.

Misalnya hanya didakwakan Tindak Pidana Pencurian (pasal 362 KUHP).

2. Alternatif

Dalam Surat Dakwaan terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan

yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya.

Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana

yang paling tepat dapat dibuktikan. Meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, tetapi

hanya satu dakwaan saja yang akan dibuktikan. Pembuktian dakwaan tidak perlu dilakukan

secara berurut sesuai lapisan dakwaan, tetapi langsung kepada dakwaan yang dipandang

terbukti. Apabila salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu

dibuktikan lagi. Misalnya didakwakan Pertama :Pencurian (pasal 362 KUHP) atau Kedua:

Penadahan(pasal 480KUHP).

3. Subsidair.

Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsider juga terdiri dari beberapa lapisan

dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai

pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak

Pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam

dengan pidana terendah. Pembuktiannya dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan

terates sampai dengan lapisan yang dipandang terbukti. Lapisan yang tidak terbukti harus

dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa dibebaskan dari lapisan dakwaan yang

bersangkutan. misalnya didakwakan : Primair : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP),

Subsidair : Pembunuhan (pasal 338 KUHP), Lebih Subsidair : Penganiayaan yang

menyebabkan matinya orang (pasal 351(3)KUHP).

1 Andi hamzah, 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: sinar grafika.

Page 7: TUGAS AKHIR TPK

4. Kumulatif.

Dalam Surat Dakwaan kumulatif, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua

dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan

secara tigas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan

dalam hal terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana yang masingmasing merupakan

Tindak Pidana yang berdiri sendiri. Misalnya didakwakan : Kesatu : Pembunuhan (pasal 338

KUHP), dan Kedua : Pencurian dengan pernberatan (363 KUHP), dan Ketiga : Perkosaan

(pasal 285 KUHP).

5. Kombinasi

Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan/digabungkan antara

dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau Subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring

dengan perkembangan dibidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam

bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi yang dipergunakan. Misalnya didakwakan

Kesatu. Primair: Pembunuh berencana (pasal 340 KUHP) Subsidair : Pembunuhan biasa

(pasal 338 KUHP); Lebih Subsidair : Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal

351 (3) KUHP); Kedua. Primair: Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP); Subsidair :

Pencurian (pasal 362 KUHP), dan Ketiga. Perkosaan (pasal 285 KUHP)

B. HAL-HAL YANG MEMBERATKAN DAN MERINGANKAN TERDAKWA

Sebelum menjatuhkan putusan, Majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang

dapat memberatkan atau merugikan terdakwa:

Keadaan yang memberatkan:

• Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;

• Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam

pemberantasan Narkotika;

Keadaan yang meringankan :

• Terdakwa sopan dalam peridangan dan mengaku terus terang sehingga

memperlancar jalannya persidangan;

• Terdakwa belum pernah dihukum;

Page 8: TUGAS AKHIR TPK

C. ANALISIS

1. Dakwaan Alternatif Subsidiaris

Terhadap jenis dakwaan alternatif subsidiaris yaitu Pasal 112 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika atau Pasal 127 ayat (1) huruf a

Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Pasal 112 (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki,

menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman,

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12

(dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus

juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

Pasal 127 (1) Setiap Penyalah Guna: a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri

dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;

Dakwaan Alternatif subsidiaris sudah tepat, karena pembuktian dakwaan tidak perlu

dilakukan secara berurut sesuai lapisan dakwaan, tetapi langsung kepada dakwaan yang

dipandang terbukti, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan

dakwaan pada lapisan lainnya. Serta Lapisan disusun secara berurut dimulai dari tindak

pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan tindak pidana yang diancam

dengan pidana terendah, pasal 112 ayat (1) ancaman pidananya lebih tinggi dibandingkan

dengan pasal 127 ayat (1) huruf a.

2. Dakwaan Alternatif Kedua yang Dipilih Hakim

Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum dalam persidangan

memilih langsung dakwaan Alternatif Kedua, yaitu Pasal 127ayat (1) huruf a Undang

Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, karena terbukti 2 minggu sebelum

tanggal penangkapan terdakwa telah mengonsumsi sabu-sabu yang termasuk

narkotika golongan I. Selain itu terdakwa belum terbukti memiliki, menyimpan,

menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I, karena ketika ditangkap terdakwa

belum memiliki atau menyimpan sabu-sabu.

Pembuktian Pasal 127ayat (1) huruf a Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang

Narkotika:

(1) Barang Siapa / setiap orang;

(2) Penyalah Guna Narkotika golongan I dalam bentuk tanaman bagi diri sendiri.

Page 9: TUGAS AKHIR TPK

(1) Unsur Setiap orang:

Unsur “Setiap Orang” mencakup pengertian subjek hukum dari suatu

tindak pidana yang dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya. Bahwa sesuai

dengan fakta yang terungkap dipersidangan baik dari keterangan para saksi

maupun keterangan terdakwa bahwa benar pelaku dalam tindak pidana ini

adalah terdakwa ANWAR SETIAWAN, yang identitas lengkapnya telah

disebutkan diatas, yang mana dalam persidangan terdakwa diketahui dalam

keadaan sehat Jasmani dan Rohani dan dapat menjawab semua pertanyaaan

dengan jelas dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan;

(2) Unsur Penyalah Guna Narkotika golongan I bukan tanaman bagi diri sendiri

Yang dimaksud dengan Penyalahguna Narkotika adalah orang yang

menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika tanpa hak atau melawan

hukum / tida ada ijin dari pihak yang berwenang.

Berdasarkan fakta-fakta dipersidangan baik keterangan saksi-saksi dan

barang bukti yang disita dan dihadirkan dalam persidangan yang menerangkan

bahwa: sekira 2 minggu sebelum tertangkap, terdakwa secara tanpa hak dan

melawan hukum, yakni tidak ada ijin dari pihak yang berwenang telah

menggunakan Narkotika golongan I bagi dirinya sendiri berupa sabu-sabu di

rumahnya di Jatimulyo TR I / 168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta,

dengan cara dihisap menggunakan bong yang terbuat dari botol Aqua yang

dilubangi tutupnya sebanyak 2 (dua) lubang untuk jalan masuknya sedotan

plastik, selanjutnya botol tersebut diisi air sebanyak setengah botol untuk

pendingin, kemudian sabu sabu ditaruh dialam pipet kaca selanjutnya

dimasukkan ke ujung sedotan pipet plastik lalu dipanasi pipet yang telah terisi

sabu tersebut dengan korek api dan setelah mencair dan keluar asapnya baru

dihisap menggunakan ujung sedotan plastik yang satunya, setelah itu bong dan

alat alat untuk menyabu lainnya dibuang sedangkan yang ada tinggal 2 korek api

gas.

3. Hal-Hal yang Meringankan dan Memberatkan Terdakwa

Terdakwa sebelumnya sudah pernah di hukum, berdasarkan Berita Acara Perkara

terdakwa baru keluar dari LP Narkoba Grasia. Hal ini justru seharusnya menjadi alasan

Page 10: TUGAS AKHIR TPK

Majelis Hakim untuk memperberat terdakwa karena terdakwa telah pernah dihukum tetapi

tidak jera dan tetap mengonsumsi narkotika. Dalam alasan peringan justru hakim

memasukkan bahwa terdakwa belum pernah dihukum, hal ini adalah kekeliruan dan fatal

dampaknya bagi penjatuhan hukuman. Berdasarkan alasan peringan ini hakim hanya

menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 8 (delapan) bulan dan membebani biaya

perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu rupiah) kepada terdakwa.

Terdakwa merupakan Residivis, dimana menurut Pasal 144 Undang Undang No. 35 tahun

2009 tentang Narkotika residivis adalah pengulangan suatu tindak pidana oleh

pelaku yang sama, yang mana tindak pidana yang dilakukan sebelumnya telah

dijatuhi pidana dan berkekuatan hukum tetap, serta pengulangan terjadi dalam

jangka waktu tertentu. Dalam Pasal 144 UU Narkotika tidak diatur mengenai syarat

seseorang dianggap melakukan pengulangan tindak pidana. Akan tetapi, penjelasan

mengenai residivis dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 486 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (“KUHP”). R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 318)

menjelaskan bahwa untuk dapat dikatakan recidive, harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut2:

1. Mengulangi kejahatan yang sama atau oleh undang-undang dianggap sama

macamnya;

2. Antara melakukan kejahatan yang satu dengan yang lain sudah ada putusan

hakim (jika belum ada putusan hakim, adalah merupakan suatu gabungan

kejahatan “samenloop”, bukan “recidive”);

3. Harus hukuman penjara (bukan hukuman kurungan atau denda); dan

4. Antara tidak lebih dari 5 tahun, terhitung sejak tersalah menjalani sama

sekali atau sebagian dari hukuman yang telah dijatuhkan.

Pasal 144 berbunyi:

“Setiap orang yang dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun melakukan pengulangan tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115,

Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal

2 Hukum Online.com, Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapan-hukuman-bagi-residivis-narkotika, diakses pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 19.23 WIB.

Page 11: TUGAS AKHIR TPK

124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 pidana

maksimumnya ditambah dengan 1/3 (sepertiga).”

Dimana sebelumnya terdakwa telah pernah dijatuhi hukuman serupa yaitu Pasal 127 ayat

(1) huruf a Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dalam Putusan

Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 67/Pid.Sus/2013/PN.Yyk Tahun 2013. Sehingga untuk

perkara saat ini terdakwa seharusnya diperlakukan sebagai residivis, dengan hukuman

maksimum ditambah 1/3, yaitu 4 (empat) tahun ditambah 16 bulan atau 1 tahun 4 bulan

sehingga hukuman yang tepat adalah 5,4 tahun (lima tahun empat bulan).

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: sinar grafika.

Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 273/PID.Sus/2015/PN.Yyk

Sumber Internet

Hukum Online.com, Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapan-hukuman-bagi-residivis-narkotika, diakses pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 19.23 WIB.