tugas akhir tpk
DESCRIPTION
Analisis Kasus NarkotikaTRANSCRIPT
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015
NOMOR 273/PID.Sus/2015/PN.Yyk TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tindak Pidana Khusus
Dosen :
Rohaenah Padmadinata, S.H.,M.H
Disusun Oleh :
Ivone Melissa Perez
110110130310
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
2015
I. IDENTITAS TERDAKWA
Nama lengkap : ANWAR SETIAWAN;
Tempat lahir : Yogyakarta;
Umur / Tanggal lahir : 29 tahun / 27 Mei 1986;
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jatimulyo TR I / 168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta;
Agama : Katholik;
Pekerjaan : bengkel / Wiraswasta;
Pendidikan : SMA
Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum.
II. KASUS POSISI
Terdakwa ditangkap pada tangal 29 Juni 2015 sesuai Surat Perintah Penangkapan No.
SP.KAP/32/VI/2015/Sat Resnarkoba tanggal 29 Juni 2015 berlaku dari tanggal 29 Juni 2015 sampai
dengan tanggal 2 Juli 2015.
Pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2015 sekitar pukul 17.00 wib, terdakwa mendapat telpon
dari Sdr. Krisna (DPO) yang menawari terdakwa Sabu-sabu, karena sekira 2 minggu sebelumnya
terdakwa telah membeli sabu-sabu kepada Sdr.Krisna (DPO). Pada saat itu tedakwa belum
memutuskan apakah jadi membeli atau tidak sabu-sabu yang ditawarkan sdr. Krisna(DPO). Keesokan
harinya (Senin 29 Juni 2015) sekitar pukul 10.00 wib, terdakwa memutuskan mebeli sabu-sabu
kepada sdr. Krisna (DPO) karena terdakwa merasa badannya ngilu dan kencang, kemudian terdakwa
dari rumahnya di Jatimulyo TR I /168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta, pergi dengan
menggunakan sepeda motor miliknya yaitu Yamaha Mio warna hijau nopol AB-2951-DI menuju Bank
BCA Jl. Ahmad Dahlan Yogyakarta untuk mentransfer uang sebesar Rp. 480.000,- an. Yuli.
Setelah melakukan transfer uang kepada sdr. Krisna, terdakwa mendapat sms dari sdr.
Krisna yang isinya “0,5 bgjo ringroad Rjwnangun ktmr, bgjo k1 irus, jmbtn bsr lrus, ktm p3an nkung
kri mntok p3an kknnktm gg kri, bhn 2cm stlh ujg akhr sdut dpnbuk kri jl, tmbn tnh 2 cm, lkbn cklt”.
Setelah mendapat sms tersebut, sekira jam 12.30 wib, terdakwa meluncur ke alamat yang dimaksud
dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI Miliknya seorang diri, sesampai
dialamat yang dimaksud, terdakwa kemudian mencari sabu-sabu pesanannya di buk (saluran air).
Saat terdakwa sedang mencari sabu-sabu pesanannya di buk (saluran air), terdakwa ditangkap oleh
saksi Yuyun Handoko, saksi Sumardi, saksi Taufik Darifudin Sidiq dan saksi Teddy Setiawan dari
Satuan Narkotika Polresta Yogyakarta, yang pada sebelumnya pada hari Senin sudah mendapat
informasi, bahwa terdakwa yang baru keluar dari LP Narkoba Grasia masih sering menggunakan
Narkoba jenis sabu-sabu.
Saksi Yuyun Handoko beserta tim kemudian mengintrogasi terdakwa, dan terdakwa
mengaku saat itu sedang mengambil sabu-sabu pesanannya. Kemudian saksi Yuyun Handoko
beserta tim memeriksa HP milik terdakwa dan ada pesan yang berbunyi “0,5 bgjo ringroad
Rjwnangun ktmr, bgjo k1 irus, jmbtn bsr lrus, ktm p3an nkung kri mntok p3an kknnktm gg kri, bhn
2cm stlh ujg akhr sdut dpnbuk kri jl, tmbn tnh 2 cm, lkbn cklt”. Terdakwa kemudian diminta
mencari sabu-sabu tersebut dan terdakwa menemukannya di buk (saluran air), setelah itu terdakwa
kembali diintrogasi dan mengaku bahwa sabu-sabu tersebut akan digunakan sendiri dan terdakwa
mengakui tidak ada ijin dari pihak yang berwenang baik menggunakan, dan memiliki sabu-sabu
tersebut. Terdakwa juga mengakui bahwa dua minggu sebelum tertangkap, terdakwa menggunakan
sabu-sabu dirumahnya, dan alat yang digunakan untuk menggunakan sabu-sabu, telah terdakwa
buang dan yang ada hanya 2 buah korek api gas yang masih terdakwa simpan.
Saksi Yuyun Handoko dan tim dari Satnarkoba Polresta Yogyakarta, melakukan
penggeledahan, dengan disaksikan oleh saksi lingkungan yaitu saksi Ika Ratnasari Handayani,
ditemukan 2 buah korek api gas didepan kamar terdakwa, dan terdakwa mengakui bahwa 2 buah
korek api gas tersebut yang digunakan terdakwa untuk membakar sabu-sabu dan menggunakannya,
terdakwa kemudian diamankan beserta barang bukti.
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium dari Laboratorium Penguji Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta Nomor 440/1728/C.3 tanggal 9 Juli 2015, atas nama ANWAR
SETIAWAN menyebutkan : 1 (satu) bungkus plastik klip dibungkus tissu dan dilakban warna coklat
berisi sabu-sabu seberat 0,19 gram, setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratories disimpulkan
bahwa barang bukti tersebut mengandung Metamfetamin/SABU terdaftar dalam golongan I (satu)
Nomor urut 61 lampiran Undang Undang RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika. Terdakwa ANWAR
SETIAWAN melakukan menanam, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika
golongan I (satu) bukan tanaman sebagaimana yang diterangkan diatas, tanpa ijin dari Menteri
Kesehatan RI atau setidak-tidaknya diperolah tanpa izin dari pihak yang berwenang untuk itu.
III. DAKWAAN PENUNTUT UMUM
• Kesatu, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
atau
• Kedua, perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
IV.PEMBELAAN TERDAKWA
Terdakwa telah mengajukan pembelaan secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut :
• Terdakwa mengakui perbuatannya telah menggunakan sabu sabu, dan telah
menyesali perbuatannya tersebut;
• Terdakwa memohon ampun kepada Allah dan tidak akan mengulanginya lagi;
• Terdakwa mohon hukuman yang seringan ringannya;
V. TUNTUTAN PENUNTUT UMUM
Tuntutan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya menuntut sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa ANWAR SETIAWAN, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana ” setiap Penyalah Guna Narkotika golongan I bukan tanaman bagi
diri sendiri sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ANWAR SETIAWAN, dengan pidana penjara selama
1 (satu) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa
tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) bungkus Plastik Klip dibungkus tissu dan lakban coklat isi shabu berat 0,19 gram
- 1 (satu) buah HP merek ASUS,
- 2 (dua) buah korek api gas,
Dirampas untuk dimusnahkan
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI
- 1 (satu) buah ATM BRI
Dikembalikan kepada terdakwa;
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu
rupiah);
VI. PUTUSAN PENGADILAN
M E N G A D I L I
1. Menyatakan Terdakwa ANWAR SETIAWAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana TANPA HAK MENGGUNAKAN NARKOTIKA GOLONGAN I
UNTUK DIRI SENDIRI;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8
(delapan) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;
5. Memerintahkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) bungkus Plastik Klip dibungkus tissu dan lakban coklat isi shabu berat 0,19
gram;
- 1 (satu) buah HP merek ASUS;
- 2 (dua) buah korek api gas;
Dirampas untuk dimusnahkan ;
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio nopol AB-2951-DI;
- 1 (satu) buah ATM BRI;
Dikembalikan kepada terdakwa;
6. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu
rupiah);
VII. MASALAH HUKUM
Terdakwa (Anwar Setiawan) telah didakwa Penuntut Umum dengan dakwaan yang
berbentuk Alternatif Subsidairitas, yaitu pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika atau Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika. Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum dalam
persidangan memilih langsung dakwaan Alternatif Kedua, yaitu Pasal 127ayat (1) huruf a
Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam putusannya hakim
mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dan keadaan yang meringankan terdakwa.
Kemudian mengeluarkan putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor
273/PID.Sus/2015/PN.Yyk.
Namun dalam mempertimbangkan keadaan yang meringankan untuk terdakwa yang
salah satunya adalah terdakwa belum pernah dihukum, saya rasa terdapat kekeliruan oleh
hakim. Anwar Setiawan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan terdakwa baru keluar dari LP
Narkoba Grasia, sehingga jelas bahwa terdakwa telah pernah dihukum sebelumnya (residivis).
Seharusnya hal ini menjadi keadaan yang memberatkan terdakwa. Serta penjatuhan putusan oleh
hakimpun tidak sesuai atau keliru.
VIII. ANALISIS
A. MACAM-MACAM DAKWAAN
Macam-macam dakwaan yang dapat dibuat oleh jaksa penuntut umum1:
1. Tunggal
Dalam Surat Dakwaan hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, karena tidak
terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti lainnya.
Misalnya hanya didakwakan Tindak Pidana Pencurian (pasal 362 KUHP).
2. Alternatif
Dalam Surat Dakwaan terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan
yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya.
Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana
yang paling tepat dapat dibuktikan. Meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, tetapi
hanya satu dakwaan saja yang akan dibuktikan. Pembuktian dakwaan tidak perlu dilakukan
secara berurut sesuai lapisan dakwaan, tetapi langsung kepada dakwaan yang dipandang
terbukti. Apabila salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu
dibuktikan lagi. Misalnya didakwakan Pertama :Pencurian (pasal 362 KUHP) atau Kedua:
Penadahan(pasal 480KUHP).
3. Subsidair.
Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsider juga terdiri dari beberapa lapisan
dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai
pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak
Pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam
dengan pidana terendah. Pembuktiannya dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan
terates sampai dengan lapisan yang dipandang terbukti. Lapisan yang tidak terbukti harus
dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa dibebaskan dari lapisan dakwaan yang
bersangkutan. misalnya didakwakan : Primair : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP),
Subsidair : Pembunuhan (pasal 338 KUHP), Lebih Subsidair : Penganiayaan yang
menyebabkan matinya orang (pasal 351(3)KUHP).
1 Andi hamzah, 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: sinar grafika.
4. Kumulatif.
Dalam Surat Dakwaan kumulatif, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua
dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan
secara tigas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan
dalam hal terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana yang masingmasing merupakan
Tindak Pidana yang berdiri sendiri. Misalnya didakwakan : Kesatu : Pembunuhan (pasal 338
KUHP), dan Kedua : Pencurian dengan pernberatan (363 KUHP), dan Ketiga : Perkosaan
(pasal 285 KUHP).
5. Kombinasi
Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan/digabungkan antara
dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau Subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring
dengan perkembangan dibidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam
bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi yang dipergunakan. Misalnya didakwakan
Kesatu. Primair: Pembunuh berencana (pasal 340 KUHP) Subsidair : Pembunuhan biasa
(pasal 338 KUHP); Lebih Subsidair : Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal
351 (3) KUHP); Kedua. Primair: Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP); Subsidair :
Pencurian (pasal 362 KUHP), dan Ketiga. Perkosaan (pasal 285 KUHP)
B. HAL-HAL YANG MEMBERATKAN DAN MERINGANKAN TERDAKWA
Sebelum menjatuhkan putusan, Majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang
dapat memberatkan atau merugikan terdakwa:
Keadaan yang memberatkan:
• Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
• Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam
pemberantasan Narkotika;
Keadaan yang meringankan :
• Terdakwa sopan dalam peridangan dan mengaku terus terang sehingga
memperlancar jalannya persidangan;
• Terdakwa belum pernah dihukum;
C. ANALISIS
1. Dakwaan Alternatif Subsidiaris
Terhadap jenis dakwaan alternatif subsidiaris yaitu Pasal 112 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika atau Pasal 127 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Pasal 112 (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12
(dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Pasal 127 (1) Setiap Penyalah Guna: a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
Dakwaan Alternatif subsidiaris sudah tepat, karena pembuktian dakwaan tidak perlu
dilakukan secara berurut sesuai lapisan dakwaan, tetapi langsung kepada dakwaan yang
dipandang terbukti, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan
dakwaan pada lapisan lainnya. Serta Lapisan disusun secara berurut dimulai dari tindak
pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan tindak pidana yang diancam
dengan pidana terendah, pasal 112 ayat (1) ancaman pidananya lebih tinggi dibandingkan
dengan pasal 127 ayat (1) huruf a.
2. Dakwaan Alternatif Kedua yang Dipilih Hakim
Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum dalam persidangan
memilih langsung dakwaan Alternatif Kedua, yaitu Pasal 127ayat (1) huruf a Undang
Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, karena terbukti 2 minggu sebelum
tanggal penangkapan terdakwa telah mengonsumsi sabu-sabu yang termasuk
narkotika golongan I. Selain itu terdakwa belum terbukti memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I, karena ketika ditangkap terdakwa
belum memiliki atau menyimpan sabu-sabu.
Pembuktian Pasal 127ayat (1) huruf a Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika:
(1) Barang Siapa / setiap orang;
(2) Penyalah Guna Narkotika golongan I dalam bentuk tanaman bagi diri sendiri.
(1) Unsur Setiap orang:
Unsur “Setiap Orang” mencakup pengertian subjek hukum dari suatu
tindak pidana yang dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya. Bahwa sesuai
dengan fakta yang terungkap dipersidangan baik dari keterangan para saksi
maupun keterangan terdakwa bahwa benar pelaku dalam tindak pidana ini
adalah terdakwa ANWAR SETIAWAN, yang identitas lengkapnya telah
disebutkan diatas, yang mana dalam persidangan terdakwa diketahui dalam
keadaan sehat Jasmani dan Rohani dan dapat menjawab semua pertanyaaan
dengan jelas dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan;
(2) Unsur Penyalah Guna Narkotika golongan I bukan tanaman bagi diri sendiri
Yang dimaksud dengan Penyalahguna Narkotika adalah orang yang
menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika tanpa hak atau melawan
hukum / tida ada ijin dari pihak yang berwenang.
Berdasarkan fakta-fakta dipersidangan baik keterangan saksi-saksi dan
barang bukti yang disita dan dihadirkan dalam persidangan yang menerangkan
bahwa: sekira 2 minggu sebelum tertangkap, terdakwa secara tanpa hak dan
melawan hukum, yakni tidak ada ijin dari pihak yang berwenang telah
menggunakan Narkotika golongan I bagi dirinya sendiri berupa sabu-sabu di
rumahnya di Jatimulyo TR I / 168 Rt. 08 Rw. 02 Kricak Tegalrejo Yogyakarta,
dengan cara dihisap menggunakan bong yang terbuat dari botol Aqua yang
dilubangi tutupnya sebanyak 2 (dua) lubang untuk jalan masuknya sedotan
plastik, selanjutnya botol tersebut diisi air sebanyak setengah botol untuk
pendingin, kemudian sabu sabu ditaruh dialam pipet kaca selanjutnya
dimasukkan ke ujung sedotan pipet plastik lalu dipanasi pipet yang telah terisi
sabu tersebut dengan korek api dan setelah mencair dan keluar asapnya baru
dihisap menggunakan ujung sedotan plastik yang satunya, setelah itu bong dan
alat alat untuk menyabu lainnya dibuang sedangkan yang ada tinggal 2 korek api
gas.
3. Hal-Hal yang Meringankan dan Memberatkan Terdakwa
Terdakwa sebelumnya sudah pernah di hukum, berdasarkan Berita Acara Perkara
terdakwa baru keluar dari LP Narkoba Grasia. Hal ini justru seharusnya menjadi alasan
Majelis Hakim untuk memperberat terdakwa karena terdakwa telah pernah dihukum tetapi
tidak jera dan tetap mengonsumsi narkotika. Dalam alasan peringan justru hakim
memasukkan bahwa terdakwa belum pernah dihukum, hal ini adalah kekeliruan dan fatal
dampaknya bagi penjatuhan hukuman. Berdasarkan alasan peringan ini hakim hanya
menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 8 (delapan) bulan dan membebani biaya
perkara sebesar Rp. 2.000,- ( dua ribu rupiah) kepada terdakwa.
Terdakwa merupakan Residivis, dimana menurut Pasal 144 Undang Undang No. 35 tahun
2009 tentang Narkotika residivis adalah pengulangan suatu tindak pidana oleh
pelaku yang sama, yang mana tindak pidana yang dilakukan sebelumnya telah
dijatuhi pidana dan berkekuatan hukum tetap, serta pengulangan terjadi dalam
jangka waktu tertentu. Dalam Pasal 144 UU Narkotika tidak diatur mengenai syarat
seseorang dianggap melakukan pengulangan tindak pidana. Akan tetapi, penjelasan
mengenai residivis dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 486 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (“KUHP”). R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 318)
menjelaskan bahwa untuk dapat dikatakan recidive, harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut2:
1. Mengulangi kejahatan yang sama atau oleh undang-undang dianggap sama
macamnya;
2. Antara melakukan kejahatan yang satu dengan yang lain sudah ada putusan
hakim (jika belum ada putusan hakim, adalah merupakan suatu gabungan
kejahatan “samenloop”, bukan “recidive”);
3. Harus hukuman penjara (bukan hukuman kurungan atau denda); dan
4. Antara tidak lebih dari 5 tahun, terhitung sejak tersalah menjalani sama
sekali atau sebagian dari hukuman yang telah dijatuhkan.
Pasal 144 berbunyi:
“Setiap orang yang dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun melakukan pengulangan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115,
Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
2 Hukum Online.com, Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapan-hukuman-bagi-residivis-narkotika, diakses pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 19.23 WIB.
124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 pidana
maksimumnya ditambah dengan 1/3 (sepertiga).”
Dimana sebelumnya terdakwa telah pernah dijatuhi hukuman serupa yaitu Pasal 127 ayat
(1) huruf a Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dalam Putusan
Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 67/Pid.Sus/2013/PN.Yyk Tahun 2013. Sehingga untuk
perkara saat ini terdakwa seharusnya diperlakukan sebagai residivis, dengan hukuman
maksimum ditambah 1/3, yaitu 4 (empat) tahun ditambah 16 bulan atau 1 tahun 4 bulan
sehingga hukuman yang tepat adalah 5,4 tahun (lima tahun empat bulan).
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: sinar grafika.
Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 273/PID.Sus/2015/PN.Yyk
Sumber Internet
Hukum Online.com, Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapan-hukuman-bagi-residivis-narkotika, diakses pada hari Rabu, 2 Desember 2015 Pukul 19.23 WIB.