tugas audience analysis (menganalisis jurnal internasional)
TRANSCRIPT
\
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak
hanya dengan menggunakan komputer/laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui
handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telepon
selular. Saat ini masyarakat tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan
orang lain, namun juga menggunakannya sebagai sebuah sarana sosialisasi, membentuk
hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan dapat berkembang secara nyata di dalam
kehidupan sosial. Penemuan yang disampaikan oleh manajer umum dari perusahaan
penelitian Hitwise, Bill Tancer mengungkapkan bahwa semakin meluasnya audience
pengguna internet, mengungkap fakta bahwa trafik pencarian untuk situs jejaring sosial atau
situs pertemanan seperti Friendster, FB, MySpace, Hi5, Orkut, tagged dan sebagainya, telah
mengalahkan para pencari situs porno. Ini menjadi indikator trend besar apa yang ada di masa
mendatang (Tancer, 2008).
Facebook merupakan salah satu situs pertemanan atau jejaring sosial. Facebook
sendiri adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam
komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi
dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman‐teman mereka, mengirim pesan,
dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.
Aplikasi komputasi sosial , yang dipimpin oleh situs jaringan sosial (Social
Networking Site / SNSs) seperti Facebook dan Myspace , telah berkembang dalam beberapa
tahun terakhir, penelitian ilmiah tentang konsekuensi dari komputasi sosial belum tertangkap.
Fokus masa lalu penelitian memungkinkan naiknya kesenjangan dari kapasitas
Internet untuk menyediakan akses ke informasi , pekerjaan dan mobilitas ekonomi ,
pendidikan , akses ke layanan pemerintah dan manfaat yang sama ( Dimaggio et al . 2004) .
Internet sudah menjadi akses universal dibeberapa negara kaya. Kekhawatiran sebelumnya
mengenai kesenjangan digital sebagian besar telah memudar dari diskusi publik dan
kebijakan . Namun melihat penggunaan Internet secara halus , praktek pemisahan fungsional
dari utilitas terintegrasi secara vertikal menjadi lebih kecil, tidak mengungkapkan perbedaan.
Karakter spesifik penggunaan internet dan disposisi sosial psikologis pengguna juga
mendapat pengaruh sosial, bahkan setelah mengendalikan demografi dan jumlah penggunaan
Internet ( Zhao 2006; Livingstone 2007) .
Hal ini tidak hanya internet tapi apa yang Anda lakukan dengan itu - serta siapa dan
orang macam apa anda. Munculnya komputasi sosial membuka dimensi manfaat baru ( dan
bahaya ) yang berasal dari penggunaan diferensial . Aplikasi ini memiliki potensi untuk
menciptakan kesenjangan dalam modal sosial ( Putnam 2000), mengubah peran ikatan yang
lemah (Granovetter 1973) dan menggeser batas-batas antara publik dan swasta .
2. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Mengapa aplikasi ini , yang awalnya memiliki sedikit dukungan perusahaan ,
tanpa dibayar iklan dan perhatian dari media yang negatif , menarik begitu banyak
pengguna dengan cepat?
2. Dan apa yang bisa kita pelajari dari analisis non pengguna ini? bagaimaa
hubungan pertemana mereka satu sama lain?
3. Implikasi sosial apa yang mungkinan untuk menggunakan dan tidak menggunakan
situs sosial ini?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa begitu cepat Situs Jejaring
Sosial menarik minat para penggunanya. Mempelajari hal-hal apa saja yang dapat dilakukan
para siswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial ini dan manfaat bagi mereka.
Mengetahui alasan para siswa mengapa mereka menggunakan dan tidak menggunakan situs
jejaring sosial ini.
4. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dari 6 bab di mana garis besarnya adalah sebagai berikut:
• Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan, terdiri atas latar belakang penelitian,
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistimatika penelitian.
• Bab Kedua, landasan teori terdiri atas penjelasan faktor-faktor yang ada di dalam
situs jejaring sosial, Expressive and instrumental Internet, persahabatan dan ikatan
sosial serta social grooming.
• Bab Ketiga, metode penelitian, terdiri dari tipe penelitian, jenis dan sumber data,
tehnik pengumpulan data, metode penarikan sampel.
• Bab Keempat, pengumpulan dan pengolahan data.
• Bab Kelima, yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari pengujian
hasil sample data collection.
• Bab Keenam, merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
Bab II
LANDASAN TEORI
1. Konsep SNS
Teori yang digunakan untuk mengkonseptualisasikan Social Networking Sites adalah:
I. Teori Robin Dunbar (1998)
Tenang keinginan untuk bergosip bukanlah suatu fakta yang tidak penting, acak,
maupun hasil dari satu budaya saja, gossip secara umum bisa dilihat sebagai efek
alami dari tingkah laku seseorang terhadap interaksi social, termasuk didalamnya
mencari tahu ada di pihak manakah posisi kita dan orang lain.
II. Teori Bourdieu & Wacquant (1992)
Kepedulian sosial harus dilihat sebagai aktivitas pendekatan dan aktivitas persaingan.
Kepedulian social bertujuan untuk meningkatkan reputasi dan status seseorang, dan
juga sebagai akses untuk mendapatkan sumber daya, solidaritas social, serta
solidaritas praktikal. Ketidakmampuan, ketidakinginan, atau kurangnnya bakat akan
kepedulian social bisa membuat pengurangan minat terhadap seseorang dalam bentuk
akumulasi kekayaan social, yang dapat dipahami sebagai sumber daya yang diperoleh
individu melalui hubungan perkenalan institutional dan pengakuan.
III. Teori Boyd (2006b)
Social Networking Sites meniru fungsi dari gossip ataupun kepedulian social.
Pengguna menampilkan ikatan mereka sendiri, dan mengobservasi orang lain melalu
profil “sahabat”, meninggalkan pesan bersifat semi-publik kepada orang lain (yang
bertugas sebagai bentuk pengakuan), menampilkan diri untuk komunitas mereka, dan
melihat serta berpartisipasi sebagaimana orang lain terlibat dalam aktivitas dalam
bentuk tautan pembentuk komunitas. Pada intinya, situs ini adalah tentang pengakuan
satu sama lain, pengesahan status dan pengkonfirmasian hubungan.
IV. Teori Goffman (1959)
Berbagai kegiatan dalam SNS juga dapat dikonseptualisasikan sebagai bentuk
kehadiran diri sendiri.
V. Teori Boyd & Heer (2006)
Pengguna terlibat dalam manajemen impresi dengan cara mengatur profil mereka,
menghubungkannya ke profil teman-teman mereka, menampilkan apa yang mereka
sukai, atau tidak mereka sukai, bergabung ke berbagai grup, dan sebaliknya
menyesuaikan penampilan dari profil mereka.
2. Faktor yang terdapat pada pemakaian Social Networking Sites
• Konsep Expressive and Instrumental Internet dari teori Kraut 1999; Weiser 2001;
Petric dan Zhao 2006) Expressive internet adalah penggunaan internet untuk
menampilkan dan menciptakan kesadaran interaksi social, self-presentation,
penampilan public, manajemen modal social, pemantauan produksi dan social, serta
pemeliharaan dan pemajuan hubungan social. Expressive internet harus diakui sebagai
ekologi social yang memuat orang lain, nilai, norma, dan konteks sosial.
• Instrumental Internet
Merujuk pada pencarian informasi, pengumpulan informasi dan transaksi komersil di
internet, dan komunikasi non-sosial yang termasuk dalam transaksi tersbut. Ini
merupakan bentuk internet seperti online banking, belanja online, dan pengecekan
cuaca.
• Haythornthwaite 2005; dan Quan-Haase 2007;
Expressive internet telah berkembang dengan pesat, sebuah proses yang sering
dideskripsikan dalam media popular sebagai kebangkitan komputasi social. Studi
menunjukkan bahwa perangkat ini telah diasimilasikan sebagai wahana interaksi
social dan integrasi social untuk meningkatkan angka komunitas dan manusia
• Wellman et al. 2001; Hampton & Wellman 2003; Hampton 2007Semakin banyak
orang menggunakan expressive internet sebagai pelengkap atau penunjang kegiatan
social offline mereka.
Tujuan:
1. Pengguna SNS diharapkan dapat memiliki ketertarikan terhadap penggunaan social
internet.
2. SNS juga diharapkan dapat mempromosikan hubungan social yang kuat.
3. Mengetahui secara umum apakah sikap pengguna terhadap kehidupan social online
memberikan pengaruh terhadap cara mereka dalam mengadopsi SNS.
4. Untuk mengetahui bagaimana demografi, dan lokasi tinggal dapat mempengaruhi
pemakaian SNS.
5. Untuk mengetahu apakah perhatian mahasiswa terhadap privacy dapat memberikan
pengaruhi terhadap keputusan penggunaan SNS.
6. Untuk mengetahui apakah minat orang-orang secara umum terhadap kepedulian
social memiliki hubungan terhadap pemakaian SNS.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
Hasil studi laporan ini berdasarkan hasil wawancara sample mahasiswa dari beberapa
mahasiswa yang beragam . Hasil kualitatif (n=51) diambil dari dua aspek (musim semi dan
musim gugur tahun 2006).
Fase kualitatif terdiri dari kelompok fokus. Kelompok fokus dibagi menjadi non-users
(no profile), light-users (jarang cek profil), medium users (cek profil beberapa kali dalam
seminggu) dan heavy users (cek dan update hampir setiap hari) untuk lebih efektif dalam
menentukan hasil survey dan untuk memahami perbedaan disetiap pengguna. Wawancara
ditranskripsi dan dikodekan. Media survey kemudian dikembangkan berdasarkan metode
kualitatif dan hasil dari pengujian lewat metode kualitatif yang telah dilakukan dengan para
pengguna dan non pengguna. Survei dilakukan terhadap para mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan survei.
Setelah putaran pertama dalam pengumpulkan data kemudian pertanyaan
ditambahkan dalam tahap berikutnya didasarkan dari hasil analisis putaran pertama dan hasil
wawancara kualitatif. Tujuannya untuk pendekatan agar hasil wawancara lebih efektif.
Keuntungan dari proses pendekatan ini adalah untuk lebih memungkinkan menyelidiki data
yang tidak dipublikasikan oleh sumber wawancara. Namun didalam proses pendekatan ini
juga terdapar beberapa kelemahan yaitu tidak semua pertanyaan yang diajukan diminta
diseluruh sampel. Data dari tiga putaran survei yaitu non-users, medium-usser dan heavy
users kemudian dibandingkan dengan variabel dan tidak ada perbedaan signifikan secara
statistik dalam ras atau gender atau dalam rata-rata usia para mahasiswa. Dengan demikian
sampel dikombinasikan dengan pertanyaan yang digunakan dalam 3 putaran wawancara.
Analisis akan dilakukan di akhir dan secara terpisah.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Jenis data yang dibutuhkan yaitu data hasil kuantitatif dan kualitatif. Kualitatif
diambil dari hasil wawancara dan survey. Disini hasil data diambil dari wawancara yang
dilakukan kepada 3 sampel mahasiswa. Mahasiswa sebagai non-users, medium-users, dan
heavy –users. Setelah dilakukan proses wawancara kemudian tahap berikutnya adalah dengan
menambahkan beberapa pertanyaan yang lebih spesifik dan lebih menyelidiki terhadap
masalah yang yang akan diuji. Setelah proses tersebut, dihasilkan variable yang
dikombinasikan untuk pengolahan data. Pengolahan data sendiri, dilakukan setelah proses
wawancara dan survey. Setelah mendapatkan hasil lalu di analisis dari ketiga kelompok
tersebut.
Karakteristik demografi sampel dijelaskan pada table diatas. Sampel gabungan
umumnya mewakili populasi sarjana universitas, sebagai kelas yang ditargetkan adalah
pilihan populer untuk memenuhi persyaratan wajib. Perempuan menduduki 52,6 persen, laki-
laki sebesar 47,4 persen. Laporan dari sekolah pendaftaran minoritas 41 persen, dengan
menggabungkan Afrika-Amerika, Hispanik dan mahasiswa Asia Amerika, mendapat 59
persen sebagai gabungan jumlah putih dan ' lainnya' total disampel adalah 53,8. Dengan
demikian, mahasiswa kulit putih mewakili dari total semua. Sampel memiliki sebagian besar
mahasiswa tahun pertama 44,0 persen, yang cenderung menjadi pengguna berat situs jejaring
sosial.
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan SNS dan pengguna sosial, para siswa
diminta berapa banyak teman-teman mereka terus berhubungan dengan setidaknya sekali
seminggu (Teman Mingguan). Pilihan respon adalah 0-5, 6-10, 11-16 teman seminggu, dll.
Sebuah sub-sampel adalah tentang hubungan mereka.
Penelitian ini juga mengukur jumlah penggunaan Internet sehari-hari dan apakah
siswa menggunakan Instant Messaging. sehari-hari Internet diukur dalam interval 30 menit,
topping pada 3 jam atau lagi. Mirip dengan penelitian sebelumnya pada SNS (Ellison et al
2007 ; Hargittai 2007) tempat tinggal dikontrol dengan meminta siswa jika mereka tinggal di
asrama.
Siswa diminta apakah mereka berpikir bahwa seseorang bisa memiliki persahabatan dekat
dengan seseorang yang mereka kenal hanya melalui metode online untuk mengukur dampak
dari disposisi umum terhadap sosialitas online. Siswa juga ditanya tentang tingkat perhatian
dengan privasi online dengan pilihan mulai dari 1=tidak peduli sama sekali untuk 4=sangat
bersangkutan.
Penelitian ini berkaitan dengan frekuensi, kode dari sangat sering untuk tidak pernah (
4 sampai 1 ). Tabel 2 daftar kata-kata dari pertanyaan-pertanyaan tersebut serta sarana dan
standar deviasi untuk tanggapan dari total sampel. Item yang berhubungan dengan interaksi
sosial, ekspresi diri, komunikasi atau hiburan yang dikumpulkan ke dalam variabel yang
disebut Ekspresif, dan orang-orang yang berhubungan dengan penggunaan informasi dan
komersial untuk variabel yang disebut Instrumental. Dengan demikian terdiri penggunaan
email, instant messaging, mengirim atau menerima pesan teks, akan online hanya untuk
bersenang-senang, membaca blog, dan bekerja pada sebuah halaman web pribadi.
Instrumen ini juga termasuk membeli barang secara online, melakukan pekerjaan
sekolah, mencari kesehatan dan informasi kebugaran, berita, politik, mencari pekerjaan, akan
online untuk mencari perguruan tinggi, mencari situs-situs film dan mencari informasi
tentang masalah kesehatan.
Skala Instrumental, menyimpulkan sembilan variabel dengan nilai maksimum 36,
memiliki rata-rata 22,4 dan standar deviasi 4,4 ( Cronbach alpha = 0,74 ). Skala Ekspresif ,
menjumlahkan lima variabel dengan nilai maksimum 20, memiliki rata-rata 14,2 dan deviasi
standar dari 3 ( Cronbach alpha = 0,66).
Efisiensi, juga, sebagai non - pengguna sangat disarankan dalam wawancara bahwa
mereka yakin efisiensi adalah motivasi utama untuk menggunakan SNS, lima pertanyaan ini
mengukur efisiensi dan mematikan internet ditambahkan.
BAB V
ANALISIS
Dalam menganalisis hasil penelitian penulis melakukan perbandingan dan penyamaan
hasil antara hasil kuantitatif dan hasil dari penelitian secara kualitatif
Prediktor dari penggunaan SNS (Situs Jaringan Sosial)
Penulis menggunakan 3 logistik regresi. Dalam model pertamanya, prediktornya
adalah wanita (dummy dikodekan), umur (jangkauan dari 18 sampai 25+), bertempat tinggal
di asrama (dummy dikodekan), jumlah waktu yang digunakan di Internet, jumlah teman yang
masih berhubungan setiap minggu, penggunaan Instant Message (dummy dikodekan
pengguna atau tidak), skala Expressive Internet Use dan skala Instrumental Internet Use.
Dalam model yang kedua, penulis menambahkan jumlah teman dekat dan teman yang
sekiranya dekat, dan pada model ketiga, penulis menambahkan variabel yang
mengindikasikan jika mahasiswa percaya adanya pertemanan melalui metode online
memungkinkan (dummy dikodekan sebagai mungkin atau tidak)
1. Jumlah dan Tipe Pengguna Internet
Jumlah total waktu yang mahasiswa gunakan dalam internet secara umum tidak
berhubungan pada kemungkinan penggunaan SNS. Dalam wawancara, non-user SNS
mengindikasikan bahwa mereka merasa nyaman menggunakan internet. Secara bersamaan,
penggunaan dari pesan instan, metode populer dari komunikasi, tidak ada hubungannya
dengan perubahan menjadi pengguna SNS. Namun, sementara jumlah total penggunaan
internet adalah serupa di antara non-pengguna dan pengguna, cara penggunaan internet secara
signifikan penting. Pada wawancara, non-pengguna SNS juga melaporkan penggunaan
Internet terkonsentrasi sekitar kebutuhan praktis: online banking, belanja, meneliti dan
semacamnya. Hasil kuantitatif menegaskan bahwa penggunaan Internet untuk tujuan
berekspresif sangat signifikan dalam memprediksi penggunaan SNS, dedangkan penggunaan
untuk tujuan instrumen tidak.
Dalam wawancara, penulis mengungkapkan bahwa perbedaan disposisi terhadap
penggunaan internet bertahan bahkan ketika non-user SNS yang menggunakan aplikasi
ekspresif
2. Ikatan sosial dan sosialitas online
Dalam wawancara, non-pengguna SNS dengan tegas menyatakan bahwa mereka
punya teman dikehidupan mereka dan terlibat dalam interaksi sosial dengan orang-orang di
sekitar mereka Seperti dapat dilihat pada semua model pada Tabel 3, jumlah teman
mahasiswa yang terus berhubungan setiap minggu secara signifikan dikaitkan dengan
penggunaan SNS. Namun, dalam model ketiga, penulis menambahkan jumlah teman dekat
atau agak teman dekat dan tidak menemukan hubungan antara penggunaan SNS dan jumlah
teman dekat. Juga, dalam model tiga, penulis menambahkan variabel dikotomis yang
menunjukkan jika atau tidak siswa mahasiswa percaya bahwa persahabatan dapat dicapai
melalui interaksi online saja. Variabel ini juga tidak signifikan secara statistik.
3. Kesadaran Privasi
Dalam wawancara, non-pengguna sering berkaitan dengan privasi online, tetapi
mereka tidak melihat SNS online berbahaya. Banyak menunjukkan bahwa pengungkapan di
situs ini adalah sukarela: "Tapi jika Anda tidak meletakkannya di sana, tidak ada yang bisa
menemukannya." Sejalan dengan sebelumnya hasil yang dilaporkan (Tufekci 2008), regresi
logistik memang menunjukkan bahwa tinggi kekhawatiran privasi online agak menurunkan
kemungkinan bahwa seorang siswa akan menggunakan SNS.
4. Demografis dan karakteristik yang lainnya
Jenis kelamin adalah prediktor terkuat dalam model dan satu-satunya demografis
variabel yang secara statistik signifikan. Dalam semua model, kemungkinan dari wanita
menggunakan SNSs empat sampai lima kali kemungkinan seorang pria. Tinggal di asrama
tidak dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan penggunaan SNS. Sementara usia
tampaknya sedikit signifikan, penulis menemukan bahwa pentingnya usia menurun dengan
setiap putaran pengumpulan data, menunjukkan bahwa ini efek mungkin telah menjadi
artefak dari penyebaran SNS awalnya kalangan penduduk.
5. Perawatan sosial, efisiensi, dan SNS pengguna dan non-pengguna
Dalam wawancara, mayoritas pengguna SNS berbicara tentang berapa banyak mereka
mempelajari belajar tentang teman-teman mereka dan bahkan kehidupan orang asing.
Pengguna khususnya menyatakan bahwa mereka menggunakan situs tersebut sebagian
didorong oleh rasa ingin tahu mereka tentang bagaimana kabar orang-orang dari masa lalu
mereka atau apakah mereka telah berubah. Beberapa mahasiswa juga melaporkan 'tersesat' di
jejaring sosial, terus memeriksa profil setelah profil, meninggalkan pesan setelah pesan.
Salah seorang mahasiswa berbicara tentang bagaimana menerima pesan membuatnya
merasa baik, jadi dia mencoba untuk meninggalkan pesan untuk memperpanjang perasaan
yang baik untuk teman-temannya. Unsur penting dalam interaksi ini bukan isi pesan, tetapi
tindakan meninggalkan pesan sebagai sarana mengakui orang lainya. Di antara non-pengguna
SNSs, respon yang sangat berbeda muncul. Ide pengguna SNS bahwa Situs Jaringan sosial
menyenangkan tampaknya tidak dipahami oleh non-pengguna. Mereka semua familiar
dengan situs ini, dan semua telah diminta oleh teman-teman mereka untuk bergabung. Tapi
mengapa mereka harus ingin menggunakannya hanya tidak jelas.
Non-pengguna umumnya melaporkan bahwa mereka tidak menemukan hal menarik
untuk tetap berhubungan dengan teman-teman dari masa lalu mereka. Perbedaan ini jelas
terlihat pada tabel 4, dimana respon pada pertanyaan yang terkulster sekitar perawatan sosial,
khususnya mengenai rasa keingintahuan tentang orang lain, orang dari masa lalu, dan
kenikmatan dari tetap berhubungan dengan teman, secara signifikan berbeda antara pengguna
dan bukan pengguna. Pengguna SNS juga lebih menikmati acara sosial dan dilaporkan lebih
ramah. Namun, rasa malu atau kesukaan dalam bertemu orang baru tidak menunjukan
perbedaan yang signifikan antara 2 grup tersebut. Perbedaan antara grup lebih tetang
bagaimana, dan seberapa banyak untuk tetap berhubungan dengan teman yang ada -- apakah
itu ikatan yang lemah atau kuat.
6. Efisiensi
Saat ditanya tentang apa yang mereka pikirkan tentang apa yang membawa mereka
penjadi pengguna SNS, teori konsensus antara non-pengguna adalah efisiensi. Orang-orang
harus menggunakan situs ini sebagai time saver. Salah satu non-pengguna mengatakan bahwa
sebagai mahasiswa, mereka sangat sibuk. Semenara pengguna SNS mengatakan bahwa
efisiensi dari SNS adalah seperti dapat mengenal dan menemukan teman sekelas untuk
mendapatkan catatan jika (pengguna SNS) tidak masuk kelas, memperbarui sejumlah besar
orang dengan cepat pada pengembangan dalam kehidupan seseorang, untuk sebagian besar
pengguna dari situs ini, tema utama adalah salah satu kepuasan berasal dari interaksi sosial
dan observasi itu sendiri. Penulis menguji hipotesis efisiensi / waktu krisis dengan beberapa
pertanyaan dan menemukan bahwa ini bukan perbedaan antara pengguna dan non-pengguna,
tidak peduli bagaimana pertanyaan itu diutarakan. Pertanyaan seperti 'Saya sangat menilai
efisiensi ',' Aku selalu terburu-buru ',' Saya khawatir tentang membuang-buang waktu di
Internet ',' Saya orang yang sangat sibuk ', dan' saya biasanya bosan 'diproduksi tanggapan
serupa di kedua sub-kelompok (lihat Tabel 4).
7. Self-Presentation
Non-pengguna juga tidak menyukai ide terlibat dalam penyajian diri melalui situs ini.
8. Apakah Non-pengguna menghilang?
Sementara jumlah non-pengguna menurun dari 17,1 persen menjadi 12,5 per persen
selama jangka waktu sampling, perbedaan secara statistik tidak signifikan (Tabel 5).
Persentasi pengguna wanita tetap stabil di tiga periode waktu (9 persen perempuan non-
pengguna di semua tiga gelombang) sementara partisipasi laki-laki terus meningkat (26
persen dari laki-laki dalam gelombang pertama, 21,7 pada gelombang kedua, dan 15,4 di
babak gelombang yang non-pengguna).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berinteraksi social melalui media social maupun tidak melalui media social sama
baiknya, tergantung kepada masing-masing menyikapi dampak psikologis secara positif
maupun negativenya. Hal tersebut bergantung dari motivasi yang dimiliki oleh masing-
masing pengguna.
Bertentangan dengan persepsi non-pengguna, pengadopsian SNS tampaknya tidak
hanya tentang efisiensi, atau belum shortcut lain dalam kehidupan sibuk siswa. Para siswa
yang tidak menggunakan SNS bukan berarti terisolasi secara sosial, maupun takut Internet.
Namun, non-pengguna kurang tertarik pada kegiatan yang dapat dikonseptualisasikan sebagai
perawatan sosial.
Juga bertentangan dengan apa yang diharapkan, non-pengguna memiliki jumlah
teman yang sangat dekat dan agak dekat yang mirip jumlahnya dengan penggunaSNS .
Namun, jumlah teman terus berhubungan dengan mingguan secara signifikan lebih tinggi di
antara pengguna SNS. Tetap berhubungan dapat dikonseptualisasikan sebagian sebagai
bentuk perawatan sosial. Bahkan jika perawatan sosial sangat penting untuk berfungsi dari
masyarakat yang kompleks, mungkin yang tidak terlibat di dalamnya sebanyak orang lain
lakukan adalah tidak berbahaya bagi minoritas kecil dari kapasitas individu untuk
mempertahankan persahabatan.
Prediktor yang paling signifikan dari SNS digunakan dalam model logistik, selain
jenis kelamin, kecenderungan untuk menggunakan Internet untuk tujuan ekspresif: membaca
blog, membuat halaman web, email, dll.
Analisis gabungan dari hasil kuantitatif dan kualitatif menunjukkan dua cluster utama
yang mempengaruhi SNS adopsi di antara mahasiswa: disposisi terhadap perawatan sosial
dan masalah privasi. Sampel kami dari nonusers terlalu kecil untuk melakukan analisis faktor
untuk model cluster ini. Mereka mungkin mewakili berbagai kelompok non-pengguna, atau
mereka mungkin tumpang tindih sebagian atau seluruhnya.
Saran
Untuk pengguna SNS diharapkan para penggunanya dapat menggunakan fasilitas tsb
dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya dan
menggunakan fasilitas tsb dengan benar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi
penggunanya. Sedangkan untuk non pengguna diharapkan mengetahui/mempelajari cara
berinteraksi melalui media sosial karena hal tersebut akan dapat berinteraksi lebih efisien dan
efektif