tugas debat

Upload: reza-aidil-fitriansyah

Post on 16-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

mosi debat konstitusi

TRANSCRIPT

Penyederhanaan Parpol melalui Parlementer threshold (PT)PROKONTRATeoritik C.F Strong: Dalam bingkai Negara kesejahteraan, Negara diletakkan pada suatu tanggung jawab yang besar untuk menyejahterahkan rakyatnya. Oleh karena itu, Negara mempunyai wewenang untuk mencari cara dan kebijakan terbaik yang bisa dijadikan potensi dalam usaha mensejahterakan rakyatnya (Muh. Yusuf), termasuk memilih sistem pemerintahan yang benar-benar cocok dan terbaik untuk Negara ini. Donner mengatakan, ada dua fungsi Negara: 1. Politich als etich 2. Politich als technich. Tujuan Negara Indonesia telah terekstraksi dalam butir-butir konstitusi yang kemudian memberikan wewenang dan kewajiban kepada Negara untuk bisa dipenuhi. Pemenuhan apa yang menjadi cita-cita Negara inilah yang menjadikan Negara sebagai fungsi dari politich als technich ( cara mencapai tujuan), dalam hal ini para pembuat undang-undang memandang bahwa kita memilih menggunakan system pemerintahan presidensil, maka idealnya meilhat teori system presidensiil murni, tidak dikenal dengan istilah koalisi. Saldi Isra: Multi partai tidak kondusif pada bentuk sistem pemerintahan presidensil. Mahfud MD: melihat dinamika ketatanegaraan tidak melulu didasarkan atas pengetahuan teoritik , tapi juga harus melihat kondisi real yang ada. Fakta bahwa Negara ini telah menganut multi partai sejak dahulu sebagai perwujudan kebebasan berserikat dalam harmoni Negara pluralis, menjadi persoalan tersendiri disisi lain sistem pemerintahan yang kita anut adalah presidensial yang idealnya hanya terdiri dari dua partai yang bersaing dipemerintahan agar tercapainya sebuah sistem pemerintahan yang kuat dan efektif. Namun persoalan ini tidak bisa serta merta diselesaikan pada kondisi yang parsial tanpa melihat persoalan secara paripurna, bahwa undang-undang tentang Partai politik tidak membatasi siapapun untuk mendirikan parpol.maka, cara terbaik adalah dengan melakukan penyederhanaan parpol melalui penerapan parlement threshold. Parlementer threshold adalah ketentuan batas minimal yang harus dipenuhi partai politik (parpol) untuk bisa menempatkan calon legislatifnya di parlemen. Scott Mainwaring yang melakukan studi perbandingan politik negara-negara berkembang tentang hubungan presidensialisme, multipartai dan demokrasi pada tahun 1993 juga menyatakan bahwa sistem presidensial tidak kompatibel dengan sistem multipartai. Kombinasi kedua sistem ini mengakibatkan sulitnya membangun koalisi antarpartai politik dan hal ini tentu saja dapat mengganggu stabilitas pemerintahan. Maka, penerapan PT harus senantiasa ditingkatkan agar dihasilkan jumlah parpol yang menyusut yang merupakan partai-partai yang benar-benar siap untuk bisa menahkodai sistem legislatif Negara ini. Menurut David Held ada 10 bentuk demokrasi salah satunya adalah democracy autonomy yang salah satu cirinya adalah sistem kepartaian yang kompetitif guna menyusun prioritas pemerintahan yang efektif dan tentu saja tidak dalam kapasitas membatasi hak dan kewajiban warga Negara. PT akan membuat sistem pemilu dan kepartaian akan jauh lebih kompetitif.

Teoritik Menurut Harris Soche, demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah. Oleh karena itu, maka tidak dibenarkan untuk menghalangi rakyat untuk bisa berpartisipasi secara bebas dalam proses pemerintahan. Menurut John Locke, Negara hanyalah pemegang kekuasaan yang diberikan oleh rakyat yang diberikan tanggung jawab untuk memastikan bahwa hak-hak rakyat dapat dipenuhi oleh Negara termasuk hak untuk terlibat secara aktif dalam proses pemerintahan melalui platform yang berbeda dalam sebuah wadah parpol yang dipilih. Maka PT, akan berakibat begitu banyaknya hak-hak yang terlimitasi dalam sebuah aturan yang sifatnya hanyalah procedural. Mac Iver : semua Negara modern saat ini dapat dikategorikan sebagai Negara demokrasi, namun tidak ada yang memiliki karakter yang sama. Maka identitas Negara Indonesia sebagai sebuah Negara yang pluralis dengan memiliki kesamaan hak politik menjadikan pembatasan melalui PT tidak bisa dibenarkan adanya. Janedri M. Ghafar: persoalan mayoritas dalam demokrasi menjadi kurang relevan jika pemahaman demokrasi juga meliputi pemerintahan demokratis. Menurut Mantan ketua MK, Mahfud MD: keadilan substansial tidak bisa dikalahkan oleh segala hal yang sifatnya prosedural. Sebagai pembanding, MK kemudian membuat keputusan yang monumental dengan menyatakan setiap orang berhak memilih di pemilu dengan menggunakan KTP tanpa dibatasi prosedur yang mengatur orang yang berhak memilih hanya yang terdaftar di DPT. Asas umum HAM yang utama diantaranya adalah asas Non-diskriminasi. PT akan membuat hanya partai yang besar saja yang akan mendominasi pemilu dan akan menutup peluang partai kecil yang meskipun memiliki sebuah platform yang sangat baik tidak bisa bersaing untuk mengendarai proses bernegara di negeri ini. Sebuah diskiminasi yang sifatnya massif mengingat Konstitusi Negara ini membebaskan setiap orang untuk terlibat dalam proses pemerintahan. Dalam Kovenan internasional tentang Hak sipil dan politik, Hak berpolitik adalah hak yang non-derogable artinya tidak dapat direnggut. PT akan membuat hak rakyat untuk berpolitik akan terenggutkan, ini akan melanggar amanat rakyat kepada Negara dimana dalam Negara modern kekinian, Negara harus melindungi dan memenuhi hak-hak warga Negara.

Dasar Konstitusional Tujuan Negara dalam preambul UUD 1945 Tanggung jawab Negara yang demikian besar yang menjiwai seluruh pasal UUD 1945 Bentuk sistem pemerintahan presidensiil yang tersirat dalam UUD 1945 PT tidak melanggar konstitusi sebab PT bukan melarang setiap orang untuk berpatisipasi dalam politik dan pemerintahan. Rakyat tetap memiliki hak untuk berpartisipasi, tetapi melalui mekanisme yang tepat. PT adalah sebuah prosedur yang dimana pembentukan parpol sendiri memiliki prosedur. Ini demi tercapai sebuah kontestasi yang sehat dan konstruktif. PT menelurkan output untuk memangkas pragmatism guna tercapai suatu cita-cita pemerintahan yang bisa mensejahterahkan. Pasal 28J ayat 2 menyatakan bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang dst. Ayat ini menjelaskan bahwa kebebasan di Indonesia bukan tidak tak terbatas, beberapa aturan perlu diberikan demi mencapai tujuan bernegara.

Dasar Konstitusional Pasal 27 menjadi jaminan bagi siapapun di negeri ini tanpa terkecuali untuk bisa terlibat aktif dalam pemerintahan. Pasal 28 memberikan kebebasan untuk berserikat. Konstitusi melarang Negara untuk berlaku diskriminatif terhadap warga negaranya atas dasar apapun, dan warga Negara berhak mendapatkan perlindungan dari tindakan yang sifatnya diskriminatif (pasal 28I ayat 2) PT membatasi sebagian warga Negara untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan terkooptasi hak mereka untuk bisa berbicara banyak dalam pemerintahan

Aspek Yuridis UU nomor 8 tahun 2012 tentang pemilu, pembuat UU memutuskan untuk menaikkan PT yang pada pemilu sebelumnya hanya 2,5 menjadi 3,5% sebagai upaya untuk menyusutkan jumlah partai yang diharapkan pada pemilu selanjutnya PT semakin lebih progressif Prinsip Good governance yang termuat dalam UU. 32 tahun 2004 tentang Pemda menuntut Negara agar dapat menyelenggarakan pemerintahan secara efektif dan efisien. Menurut scott Mainwaring, akan ada problem manakala sistem presidensial dikombinasikan dengan sistem multipartai. Kombinasi seperti ini akan menghasilkan instabilitas pemerintahan. Ini terjadi karena faktor fragmentasi kekuatan-kekuatan politik di parlemen dan jalan buntu bila terjadi konflik relasi eksekutif- legislatif. Dampak multipartai di Indonesia dapat kita rasakan bersama, yaitu sulitnya Presiden untuk membuat Decision Making berkaitan dengan masalah kehidupan berbangsa dan negara yang strategis meliputi aspek; politik, ekonomi, diplomasi dan militer.

Aspek Yuridis Menurut UU nomor 39 tahun 1999 diskriminasi adalah setiap pembatasan yang berakibat pengurangan penyimpangan atau penghapusan pengakuan pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya. Pengertian diskriminasi ini telah jelas mengkualifikasikan pelaksanaan PT telah mendiskriminasi sekolompok individu yang memiliki hak konstitusional yang sama Pasal 15 uu nomor 39 tahun 1999 : setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat bangsa dan negaranya. Pasal ini sekali lagi tidak membenarkan alasan apapun untuk dibatasinya hak warga Negara yang telah dijaminkan oleh konstitusi kepada mereka melalui mekanisme PT. UU nomo 2 tahun 2008 tentang parpol mendefinisikan parpol sebagai wadah bagi warga Negara untuk berpolitik demi menjaga keutuhan Negara. Melihat bahwasanya tujuan utama parpol adalah untuk menjembatani warga Negara agar bisa terlibat dalam kehidupan politik bernegara, maka dengan dibatasinya peluang mereka untuk lolos ke parlemen, membuat pilihan berpolitik yang dinamis akan terkungkung pada pilihan yang terbatas. Pasal 12 UU nomor 2 tahun 2008 : partai politik berhak memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari negara

Sosiologis empiris PT berhasil menurunkan jumlah parpol pada pemilu 2009. Banyaknya parpol di parlemen membuat pemerintahan dalam beberapa periode ini kesulitan untuk membuat kebijakan yang cepat, tepat dan solutif. Beberapa kali kebijakan yang disusun pemerintah dalam bingkai masterplan pembangunan harus kandas saat berhadapan dengan parlemen contohnya adalah kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM yang dinilai sudah overload. Setiap pemilu selalu muncul parpol baru yang ingin bersaing Semangat reformasi untuk memperkuat sistem presidensiil Kesadaran berpolitik masyarakat yang sifatnya pragmatis sehingga masih tingginya keinginan untuk membentuk parpol baruSemakin banyak parpol artinya akan semakin banyak kepentingan yang tentu saja akan mempersulit dalam proses pengambilan kebijakan, ini sangat kontra produktif dalam menjalankan tugas Negara untuk menciptakan kebijakan yang akomodatif dan responsive.Sosiologis empiris Negara ini Negara yang plural adalah fakta yang tidak terbantahkan. Masyarakat telah menikmati kebebasan berserikat sejak Negara ini dibentuk. Mekanisme PT akan menimbulkan suatu politik dominasi yang tentu akan menutup peluang-peluang bagi yang memiliki integritas yang baik namun ingin memiliki platform yang berbeda. Parpol yang ada saat ini dinilai tidak mampu mengakomodir berbagai persoalan yang ada, malah terkesan melahirkan budaya politik yang elitis. Ketidak percayaan terhadap parpol ditunjukkan dengan semakin menurunnya tingkat partisipasi rakyat dalam pemilu dengan kata lain semakin meningkatnya angka golput dalam setiap pemilu. Parpol yang ada dianggap tidak mampu menelurkan tokoh-tokoh yang sesuai dengan harapan rakyat, karena budaya politik elitis hanya membuka peluang bagi petinggi parpol yang akan maju dalam pilpres sedangkan orang-orang yang benar-benar memiliki kapabilitas tidak bisa muncul ke permukaan Tingkat kepercayaan masyarakat kepada parpol yang semakin menurun dikarenakan begitu banyak kader parpol yang eksis selama ini terlibat dalam kasus korupsi, mengakibatkan orang-orang tetap berkeinginan mendirikan parpol baru sebagai upaya perubahan.