tugas ekonomi teknik h-1
DESCRIPTION
perhitungan BEPTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi.
Pada kondisi masyarakat saat ini sungguh sebuah dilema kehidupan yang tetap
dijalani oleh setiap lapisan masyarakat. Lapangan pekerjaan yang sulit menjadi
harapan bagi sebagian orang untuk mendapatkannya dan terkadang harus bersaing
untuk mendapatkannya. Disini perlu sebuah kreatifitas atau ide untuk mencari
peluang bahkan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Di Indonesia, berbagai bidang bisnis memiliki peluang dan prospek
kedepan yang baik karena gaya hidup masyarakat saat ini yang cenderung
konsumtif. Bisnis bidang kuliner merupakan salah satu bidang bisnis yang
memiliki prospek atau peluang untuk berwirausaha. Salah satu jenis makanan
berupa kue kering maupun kue basah merupakan jenis makanan yang tidak asing
lagi bagi masyarakat Indonesia.
Selama ini masih banyak orang yang berfikiran bahwa kue kering adalah
salah satu jenis sajian yang hanya ada pada saat hari raya dan acara-acara khusus
lainnya. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika melihat sebagian kalangan
masyarakat menganggap bahwa usaha kue kering itu sebagai usaha yang
musiman. Karena sifatnya musiman maka usaha kue kering tidak dapat dijadikan
sebagai sumber mata pencaharian yang bisa diandalkan setiap tahunnya. Bukan
rahasia lagi, jika bisnis kue memang paling mendulang di saat hari raya besar.
Tetapi jika kita tidak dapat mencermati dan memanfaatkan setiap peluang usaha
yang ada, sekecil apapun usaha itu maka usaha kue kering dapat dijalankan setiap
hari. Dengan adanya kreativitas maka usaha yang kembangkan tidak akan sia-sia
dan akan terus maju mengikuti perkembangan zaman.
b. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana analisis studi
kelayakan rencana pengembangan usaha UD. BBBBBB dan kemampuan
investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang
ditanam? Studi ini akan menitikberatkan pada penentuan layaknya investasi.
c. Tujuan
Tujuan Makalah ini disusun untuk mengetahui kelayakan usaha kecil menengah
yang bergerak dalam bidang penjualan makanan (kue basah dan kue kering).
TAMBAH LAGI KALO BISA
BAB IILANDASAN TEORI
Kue kering (cookies) adalah makanan ringan yang bukan makanan utama.
Secara harafiah kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat
dari tepung. Baik tepung beras maupun terigu. Menurut SNI 01-2973-1992,
cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak,
berkadar lemak tinggi, relative renyah bila dipatahkan dan penampang
potongannya bertekstur padat (BSN, 1992). Cookies dengan penggunaan tepung
non-terigu biasanya termasuk ke dalam golongan short dough. Biskuit yang
tergolong sebagai short dough berbeda dengan biskuit golongan lainnya. Biskuit
golongan ini terbuat dari adonan yang kurang elastis dan kurang mengembang.
Jumlah lemak dan gula di dalam adonan memberikan plastisitas dan kesatuan
adonan tanpa adanya atau sedikit sekali pembentukan jaringan gluten.
(Pembahasan tentang Biscuit dapat dilihat pada akhir bab ini).
Cookies sebaiknya menggunakan gula halus atau tepung gula. Jenis gula
ini akan menghasilkan kue berpori-pori kecil dan halus. Di dalam pembuatan
adonan cookies, gula berfungsi sebagai pemberi rasa, dan berperan dalam
menentukan penyebaran dan struktur rekahan kue. Untuk cookies, sebaiknya
menggunakan gula halus karena mudah di campur dengan bahan-bahan lain dan
menghasilkan tekstur kue dengan pori-pori kecil dan halus. Sebaliknya tekstur
poripori yang besar dan kasar akan terbentuk jika menggunakan gula pasir.
Gunakan gula sesuai ketentuan resep, pemakaian gula yang berlebih menjadikan
kue cepat menjadi browning akibat dari reaksi karamelisasi. Dampak yang lain
kue akan melebar sewaktu di panggang Industri cookies biasanya menggunakan
gula cair. Keuntungan dari gula cair adalah bisa ditimbang lebih akurat dan lebih
efisien karena tahap awal dari proses produksi, yaitu pelarutan gula sudah
dilakukan sebelum proses pembuatan adonan dimulai. Gula cair biasanya terdiri
dari 67% padatan dan mengandung kurang dari 5% gula invert untuk menghindari
kristalisasi. Gula cair ini disimpan pada suhu ruang dan karena konsentrasinya
yang cukup tinggi, timbulnya jamur juga dapat dicegah.
Kelompok leavening agents (pengembang adonan) merupakan kelompok
senyawa kimia yang akan terurai menghasilkan gas di dalam adonan. Salah satu
leavening agents yang sering digunakan dalam pengolahan cookies adalah baking
powder. Baking powder memiliki sifat cepat larut pada suhu kamar dan tahan
selama pengolahan. Kombinasi sodium bikarbonat dan asam dimaksudkan untuk
memproduksi gas karbondioksida baik sebelum dipanggang atau pada saat
dipanaskan dioven. Bahan pengasam yang digunakan tidak selalu berupa asam,
yang penting dapat memberikan ion hydrogen (H+) supaya dapat melepas CO2
dari NaHCO3, misalnya garam alumunium-sulfat bila bereaksi dengan air akan
menghasilkan asam sulfat. Pereaksi asam yang digunakan adalah garam asam dari
asam tartarat, asam fosfat, atau senyawa alumunium. Fungsi bahan pengembang
adalah untuk meng“aerasi” adonan, sehingga menjadi ringan dan berpori,
menghasilkan cookies yang renyah dan halus teksturnya.
Tepung terigu harus mampu menyerap air dalam jumlah banyak untuk
mencapai konsistensi adonan yang tepat, dan memiliki elastisitas yang baik untuk
menghasilkan kue kering dengan remah yang halus, tekstur lembut dan volume
yang baik. Tepung terigu yang demikian disebut tepung lunak (soft wheat),
mengandung protein sekitar 7,5-8 %, bisa digunakan untuk biskuit, bolu, kue
kering,dan crakers. Tepung keras mengandung 12-13 % protein dan cocok untuk
pembuatan roti. Tepung yang demikian disebut tepung keras (hard wheat).
Kue atau disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak
diminatimasyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat
menentukan baik tidaknyakualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor itu yakni
kecocokan bahan yangdigunakan,keseimbangan bahan dalam resep yang dipakai,
dan tahap-tahap proses produksibaik dalam pengadukan maupun saat pemanggangan.
Yang tidak terasa alot (karena tidak memakaigluten). Bahan-bahan yang sering dipakai
dalam pembuatan kue yakni tepung, gula, lemak,susu, telur, coklat, garam, pengembang
kimia. Dilihat dari teknik pengadukan dan pemanggangannya, kue dibagi dalam
dua jenis, yakni pound cake dan sponge cake. Perbedaannya adalah, pada pound
cake, bahan mentega (lemak) dan gula diaduk lebih dahulu, baru ditambahkan
bahan lainnya, kemudian dipanggang pada suhu oven yang tidak begitu tinggi,
berkisar 160-170oC. Kalau sponge cake, telur dan gula diaduk terlebih dahulu
baru kemudian ditambahkan bahan-bahan lainnya. Setelah itu dipanggang pada
suhu yang relatif tinggi, berkisar 180-200oC. Hal lain yang membedakan
keduanya adalah keseimbangan formula resep dasarnya. Untuk sponge cake,
jumlah cairan dari telur dan susu atau air harus lebih banyak dari berat gula,
hingga perbandingannya mencapai 1: 1,25. Dan untuk perbandingan berat telur,
gula dan tepung adalah 2 :1 :1 (dalam ukuran gram). Sedang pound cake,
perbandingan gula, mentega, telur, dan tepung adalah 1:1:1:1.
BAB III
METODE ANALISA
Tabel 1. Biaya Investasi Kue kering dan kue basah UD. TULIS NAMA
No Nama Alat Jumlah Harga Satuan
(Rp)
Umur Total Harga
1 Molen 1 15.000.000 8 15.000.000
2 Mixer besar 1 2.000.000 8 2.000.000
3 Kompor 6 800.000 4 4.800.000
4 Oven 2 180.000 8 360.000
5 Dandang 3 300.000 4 900.000
6 Loyang 20 10.000 8 200.000
7 Kotak kemasan 1 pack 29.000 - 29.000
8 plastik 1 lusin 26.000 - 26.000
9 Gas 3kg 10 17.000 - 170.000
10 Timbangan 1 150.000 4 150.000
11 Alat-alat lain - - - 200.000
Total Pengeluaran Alat Rp. 23.835.000
Tabel 2. Penyusutan dari Barang Investasi Usaha kue kering dan kue basah UD. Edelweis
No Jenis Investasi Penyusutan
1 Molen Rp. 1.650.0002 Mixer besar Rp 350.0003 Kompor Rp 100.0004 Oven Rp 50.0005 Timbangan Rp 7.000
Total PenyusutanRp 2.157.000
Tabel 3. Biaya Tetap yang dikeluarkan dalam Usaha kue kering UD. EdelweisNo Komponen Biaya Tetap Total Biaya/tahun1 Penyusutan Peralatan Rp 2.157.000
Tabel 4. Biaya Variabel yang dikeluarkan dalam Usaha Kue kering UD. Edelweis
No Nama Bahan Jumlah Harga Total Harga1 Tepung Terigu 8 karung 175.000 1.400.0002 Telur 20 terai 38.000 760.0003 Mentega 50 kg 10.000 500.0004 Gula Pasir 70 kg 12.000 840.0005 Bahan-bahan lain - - 500.0006 Listrik 1 bulan 120.000 120.0007 Biaya Transportasi 1 bulan 300.000 300.0008 Gaji Pegawai 2 orang 500.000/
bulan1.000.000
Total Pengeluaran Bahan Baku Rp. 5.420.000
Tabel 5. Penerimaan Usaha kue kering UD. Edelweis
NoJenis
PenerimaanPenerimaan/hari Penerimaan/bulan
Penerimaan per periode
1 Penjualan keripik Rp. 150.000 Rp. 4.500.000 Rp 54.000.000Total Penerimaan Rp. 150.000 Rp. 4.500.000 Rp 54.000.000
Tabel 6. Pendapatan yang Diperoleh dalam Usaha kue kering UD. Edelweis
No Jenis penerimaan Penerimaan/hariPenerimaan/
bulanPenerimaan/tahun
1 Penjualan keripik Rp. 150.000 Rp. 4.500.000 Rp 54.000.000Total penerimaan Rp. 150.000 Rp. 4.500.000 Rp 54.000.000
Total BiayaRp 31.412.000
Pendapatan Rp. 22.588.000
1. Tabel Cash Flow
Tabel 8. Arus Kas Usaha Kue Kering UD. Edelweis
NO
Uraian Harga/satuanJumla
h barang
Total Biaya Keterangan
1 Investasi Awal
A.investasi peralatan
Baskom Rp. 15.000 3 Rp. 45.000Parutan Rp. 6.000 2 Rp. 12.000Pisau Rp. 7.000 2 Rp. 14.000Spinner Rp. 5.000.000 1 Rp. 5.000.000Vacuum frying Rp. 10.000.000 1 Rp. 10.000.000
Total investai Rp 15.071.000
2Penerimaan
(Benefit)
A.Penjualan keripik
total benefit/tahun Rp 95.880.0003 Biaya (Cost)A. Biaya Tetap
a. Penyusutan Rp. 2.944.435total biaya tetap Rp 2.944.435
B. Biaya VariabelPisang Rp. 50.000 4 Rp 62.400.000Silikon Rp. 55.000 1 Rp 660.000 Gas LPG Rp. 7.000 2 Rp 4.368.000
Tenaga Kerja Rp. 10.000 4 Rp. 12.480.000Listrik dan Air Rp. 10.000 Rp. 6.240.000
Minyak Rp. 7.000 2 Rp. 4.368.000Total biaya variabel pertahun
Rp. 90.516.000total cost pertahun Rp 93.460.435
4Benefit
pertahun Rp. 2.419.5655 pajak/tahun - - -
Net benefit/tahun Rp. 2.419.565
2. Analisis Kelayakan Usaha
a. ANALISIS IRR
Metode ini digunakan untuk mengukur berapa tingkat pengembalian intern
yang diperoleh dari suatu investasi.
IRR=Laba UsahaModal Sendiri
x 100%
IRR= 22.588.00029.255.000
x100
= 77,21 %
Dari hasil analisis dengan IRR didapatkan bahwa usaha kue kering UD. Edelweis
ini layak untuk diberikan kredit oleh Bank.
b. ANALISIS BC RASIO
Kelebihan menggunakan Net B/C dalam menganalisa sebuah proyek adalah
lebih mencerminkan berapa rasio keuntungan yang akan didapat karena manfaat
yang didapat telah dikurangi dengan biaya. Selain itu, Metode ini telah
memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi.
Diketahui harga Molen dan mixer bekas Rp. 15.000.000 dan Rp. 2.000.000 .
dengan menghemat dari Molen yang baru sebesar Rp. 2.000.000/thn selama 8
tahun dan harga jual barang tersebut sekitar Rp. 2.900.000 serta tingkat suku
bunga yang diberikan mencapai 8%.
B/C= 2.900.000 (P/F, 8%, 8) + 2.000.000 (P/A, 8%, 8) + 15.000.000
= 2.900.000 (0,5403) + 2.000.000 (5,7466) + 15.000.000
= 1.566.870 + 11.493.200 + 30.000.000
= 28.060.070
Karena nilai hasil B/C lebih dari 1 maka investasi pembelian alat Molen dan
mixer baru layak (efisien) atau bisa menguntungkan.
c. ANALISIS NPV/PWA
Diketahui harga Molen yang baru Rp. 30.000.000 dengan menghemat dari molen
yang lama sebesar Rp. 2.000.000/thn selama 8 tahun dan harga jual barang
tersebut sekitar Rp. 3.750.000 serta tingkat suku bunga yang diberikan mencapai
8%.
NPV/PWA = 3.750.000 (P/F, 8%, 8) + 2.000.000 (P/A, 8%, 8) + 30.000.000
= 3.750.000 (1,8509) + 2.000.000 (5,7466) + 30.000.000
= 6.940.875 + 11.493.200 + 30.000.000
= 48.434.075
Karena NPV yang diperoleh lebih besar dari 0, maka pembelian molen
yang baru bisa sangat menguntungkan.
Diketahui harga mixer besar yang baru Rp. 2.000.000. dengan menghemat
dari mixer yang lama sebesar Rp. 250.000/thn selama 8 tahun dan harga jual
barang tersebut sekitar Rp. 650.000 serta tingkat suku bunga yang diberikan
mencapai 8%.
NPV/PWA = 650.000 (P/F, 8%, 8) + 250.000 (P/A, 8%, 8) + 2.000.000
= 650.000 (0,5403) + 250.000 (5,7466) + 2.000.000
= 351.195 + 1.436.650 + 2.000.000
= 3.224.495
Karena NPV yang diperoleh lebih besar dari 0, maka pembelian mixer
baru bisa sangat menguntungkan.
d. ANALISA BEP
Diketahui biaya variabel sebuah industri kue untuk memproduksi satu
kotak kue yaitu Rp. 3.500/kotak. Biaya tetap Rp. 23.835.000/tahun sehingga biaya
tetap per hari di dapatkan Rp. 66.000. Jika harga jual kue Rp. 5.000/kotak, maka
dapat ditentukan titik impasnya
T = 66.0005.000-3.500
= 44 kotak
Artinya untuk dapat titik impas UD. Edelweis harus menghasilkan 44
kotak kemasan setiap harinya.
BAB IVPEMBAHASAN
Usaha kue kering ini adalah usaha yang paling mudah untuk
dikembangkan. Karena banyaknya peminat kue kering ini. Dan kue ini juga
termasuk jenis makanan yang mudah diterima diberbagai kalangan masyarakat.
Mulai dari anak-anak, remaja, dan para orang tua. Jenis makanan kue kering
banyak disukai dikalangan masyarakat. Bukan hanya itu bahan-bahan untuk
membuat kue kering ini pun sangat mudah untuk diperoleh. Proses pembuatan kue
kering ini sangat mudah. Modal yang dibutuhkan tidak begitu banyak namun
mampu memberikan keuntungan yang besar. Sehingga modal yang dikeluarkan
dapat kembali dengan cepat. Untuk proses produksi tidak terlalu sulit. Karena kue
ini dapat dijual diberbagai tempat. seperti dikantin-kantin kantor, di berbagai
sekolah, dikampus, di supermarket atau bahkan lewat online.
Didalam proses pembuatannya kue kering keadaan atau tempat produksi
haruslah bersih dan higenis. Agar pembuatan kue tidak terhambat dengan keadaan
setempat. Selain itu tempat juga menjadi cerminan dalam pembuatan kue kering,
karena jika tempat pembuatan kue tidak bersih otomatis kue yang dibuat terkena
kotoran dan mudah terjangkit penyakit. Dan semua ini akan dapat mengurangi
rasa dari kue tersebut. Maka dari itu tempat produksinya harus bersih dan terjaga
dari kotoran. Dan kue-kue basah dan kering yang dihasilkan pun dapat masak
dengan benar dan jauh dari asumsi negatif dari tempat yang tidak bersih.
Persaingan dalan usaha penjualan kue memang sudah kompetitif. Banyak
sekali dijumpai beberapa usaha kue kering, baik sekala besar ataupun skala kecil,
ditoko, di pasar, swalayan, maupun pusat perbelanjaan modern. Untuk dapat
bersaing dalam usaha yang bersangkutan, salah satu cara yang dilakukan adalah
dengan melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial dan belum banyak
digarap oleh pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dan nilai
lebih bagi konsumen yang menjadi segmen usaha.
1. Deskripsi Unit Usaha
Unit usaha ini diberi nama UD. GAK TAU NAMANYA dikarenakan
bergerak dalam usaha penjualan kue kering maupun kue basah dengan kualitas
yang baik. Jenis Organisasi usaha ini yaitu UD yang melakukan pembuatan usaha
kue kering maupun kue basah. Usaha ini sudah berdiri selama 8 tahun. Pemilik
usaha ini adalah Ibu NTAR DI TULIS YA. Usaha ini beralamat di jalan Pramuka
Kr. Medain. Pembelian bahan baku sangat tergantung pada kebutuhan produksi.
Adakalanya produksi besar kue basah dan kue kering terjadi pada waktu
menjelang hari raya
2. Analisis Biaya investasi dan Biaya Produksi
UD. Apalah Namanya memerlukan dana investasi yang berasal dari modal
sendiri. Sebagai langkah awal melakukan analisis investasi terlebih dahulu harus
mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam proyek atau usaha yang akan
dilaksanakan. Informasi itu terdiri dari kebutuhan Modal Investasi dan Modal kerja. Modal
investasi yang diperlukan dalam usaha ini yaitu sekitar Rp. 23.835.000 dengan total
penyusustan Rp. 2.157.000 dan untuk modal produksi dibutuhkan dana sekitar Rp.
5.420.000 perbulan. Biaya awal investasi ini diperlukan untuk memperhitungkan
kelangsungan usaha produksi selanjutnya.
3. Analisis Kelayakan Usaha
Untuk menilai kelayakan usaha produksi kue ini, dapat dilakukan dengan analisis
kelayakan finansial. Analisis kelayakan finansial ini disajikan dalam tiga bentuk
yaitu : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Dan Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C) dan menghitung nilai BEP. Analisis ini dilakukan dengan
mengetahui komponen biaya pengeluaran dan pendapatan selama 1 tahun
produksi.
a. Net Present Value (NPV) adalah perhitungan kriteria investasi yang berasal
dari net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity
cost of capital (SOCC) sebagai discount factor (df). Apabila perhitungan
NPV lebih besar dari nol maka proyek tersebut dapatdikatakan feasible atau
dapat dilaksanakan. Apabila ada dua pilahan proyekmaka yang lebih besar
NPV-nya yang dipilih. Analisis NPV yang didapat dalam usaha ini adalah
sebesar Rp. 48.434.075. Karena NPV yang diperoleh lebih besar dari 0, maka
pembelian molen yang baru bisa sangat menguntungkan.
b. Internal Rate of Return (IRR) : Perhitungan kriteria IRR adalah suatu tingkat
discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Diketahui nilai IRR
yang didapat sebesar 77,21 %. Berarti ini menyatakan bahwa usaha ini layak
untuk dikembangkan, karena menguntungkan bagi industrinya.
c. B/C ratio atau Benefit and Cost Ratio merupakan salah satu konsep yang
dapat menetukan kelayakan sebuah proyek biasanya B/C ratio digunakan
untuk menetukan kelayakan sebuah proyek yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat umum. B/C ration menyatakan tiap investasi yang
ditanamkan. jika mendapatkan nilai BCRnya >1 maka usaha layak
dijalankan. Dari hasil analisis UD. ISI Ya didapatkan nilai Bc ratio yaitu Rp.
28.060.070, maka usaha layak untuk dijalankan
d. Tingkat BEP dapat dilihat dari segi jumlah produksi, lamanya waktu
pengembalian biaya dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pada dasarnya BEP
untuk mengetahui berapa lama investasi dapat kembali atau sering sebut
dengan Pay Backperiod. Analisis titik impas atau pulang modal (BEP) adalah
suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha yang diperoleh sama
dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha yang dilakukan
tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. BEP
Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan,
agar usaha tidak mengalami kerugian. Dalam industri usaha kue ini
setidaknya harus dapat memproduksi 44 kotak kue dalam sehari agar
mendapatkan titik impasnya atau tidak untung dan tidak rugi.
BAB VPENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari keseluruhan aspek yang diteliti, yaitu aspek biaya pengeluaran dan aspek
kelayakan usaha menunjukkan bahwa kondisi UD. ISIIN YA pada saat ini layak
untuk mengembangkan usahanya. BUATIN DAH KESIMPULANNYA DAN
SARANNYA