tugas etika bisnis korupsi

2
DEVY KWAYANTI 3093913 / KP D TUGAS ETIKA BISNIS OPINI TENTANG KORUPSI Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi terjadi di mana – mana dan tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Korupsi bisa terjadi karena adanya niat dan kesempatan. Korupsi sangat merugikan bagi banyak pihak. Oleh karena itu, korupsi harus dicegah dan diberantas. Dalam hal ini untuk mencegah dan memberantas, pemerintah bisa melakukan tiga pendekatan. Pertama pada waktu sebelum korupsi terjadi. Ini harus dilaksanakan pada hal - hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi dan meminimalkan peluang terjadinya korupsi agar dapat mencegah terjadinya korupsi. Kedua pada saat korupsi terjadi. Ini dilakukan agar perbuatan korupsi itu bisa diketahui dalam waktu singkat dan secara akurat sehingga bisa ditindaklanjuti dengan tepat. Ketiga pada waktu korupsi telah terjadi. Ini harus dilaksanakan terutama untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan mulai dicegah dan diberantasnya korupsi, maka akan tercipta pemerintahan good governance dan perekonomian yang sehat. TEORI / KONSEP TENTANG KORUPSI Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Upload: devy-kwayanti

Post on 28-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Etika Bisnis Korupsi

DEVY KWAYANTI

3093913 / KP D

TUGAS ETIKA BISNIS

OPINI TENTANG KORUPSI

Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi terjadi di mana – mana dan tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Korupsi bisa terjadi karena adanya niat dan kesempatan. Korupsi sangat merugikan bagi banyak pihak. Oleh karena itu, korupsi harus dicegah dan diberantas. Dalam hal ini untuk mencegah dan memberantas, pemerintah bisa melakukan tiga pendekatan. Pertama pada waktu sebelum korupsi terjadi. Ini harus dilaksanakan pada hal - hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi dan meminimalkan peluang terjadinya korupsi agar dapat mencegah terjadinya korupsi. Kedua pada saat korupsi terjadi. Ini dilakukan agar perbuatan korupsi itu bisa diketahui dalam waktu singkat dan secara akurat sehingga bisa ditindaklanjuti dengan tepat. Ketiga pada waktu korupsi telah terjadi. Ini harus dilaksanakan terutama untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan mulai dicegah dan diberantasnya korupsi, maka akan tercipta pemerintahan good governance dan perekonomian yang sehat.

TEORI / KONSEP TENTANG KORUPSI

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok.

Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum.

Selanjutnya, dengan merujuk definisi Huntington diatas, Heddy Shri Ahimsha-Putra (2002) menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan politik pemaknaan.

Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga bentuk korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme.

Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.