tugas farmakologi

9
1 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat diebadakan menjadi 5 Golongan yaitu : 1. obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik 2. obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum. 3. obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik 4. obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon. 5. pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo. Menurut bentuk sediaan obat di bagi : 1. Bentuk padat : Tablet, serbuk, pil, kapsul, suppositoria. 2. Bentuk setengah padat : Krim, pasta, gel. 3. Bentuk cair : Solutiones, Suspensi, Guttae, Injectiones, sirup, eliksir. 4. Bentuk gas : inhalasi, aerosol. Jenis-jenis Obat

Upload: mirna-adelia-frandalya

Post on 10-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

by Mirna Sulastrisemoga bermanfaat guys :)

TRANSCRIPT

6

Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja ObatPenggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat diebadakan menjadi 5 Golongan yaitu :1. obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik2. obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum.3. obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik4. obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.5. pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.

Menurut bentuk sediaan obat di bagi :1. Bentuk padat:Tablet, serbuk, pil, kapsul, suppositoria.2. Bentuk setengah padat: Krim, pasta, gel.3. Bentuk cair:Solutiones,Suspensi, Guttae, Injectiones, sirup, eliksir.4. Bentuk gas: inhalasi,aerosol.

Jenis-jenis Obat 1. Obat berbentuk TabletJenis obat ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni bahan obat). Obat berbentuk tablet pemakaiannya dengan dimakan/minum. Jenis obat berbentuk tablet ini masih terbagi sebagai berikut:

Tablet Kempa.Jenis obat berbentuk tablet paling banyak digunakan, bentuk tablet sesuai dengan bentuk cetakan dan ukurannya bervariasi. Tablet HipodermikTablet hipodermik adalah jenis obat tablet yang mudah larut dalam air. Tablet EffervescentTablet Effervescent dibuat mudah larut dalam air, penggunaan jenis tablet ini harus dilarutkan dahulu didalam air sebelum diminum. Tablet Effervescent tidak boleh langsung ditelan atau dimakan sebelum dilarutkan dalam air. Tablet KunyahObat berbentuk tablet dengan penggunaan dikunyah, rasa obat ini dibuat enak karena pemakaiannya yang langsung dimakan/dikunyah.2. Obat berbentuk Serbuk (Pulvis)Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran bahan kimia atau obat, biasanya obat ini digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar.3. Obat berbentuk PilPil adalah bentuk obat berbentuk bundar (bulat) padat kecil yang mengandung bahan obat. Pemakaiannya dengan dimakan atau diminum.4. Obat berbentuk KapsulObat jenis ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah ditelan, menghindari bau dan rasa tidak enak dari obat serta menghindari kontak langsung dengan sinar matahari.

5. Obat berbentuk KapletJenis obat ini merupakan gabungan dari bentuk tablet dan kapsul. Kaplet tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.6. Obat berbentuk LarutanObat jenis ini berupa larutan yang dapat larut dalam air, pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat kulit)7. Obat berbentuk SuspensiPemakaian obat jenis ini juga dilarutkan didalam air, namun ada bagian yang tidak larut berupa butiran butiran, contoh umumnya vegeta.8. Obat berbentuk ExtractObat jenis ini dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat obatan baik dari hewan atau tumbuhan9. Obat berbentuk SalepObat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut dan terdispersi pada bahan dasar salep.10. Obat berbentuk Suppositoriaobat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh11. Obat berbentuk cair tetesObat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga, tetes hidung dan tetes mata12. Obat Injeksi (suntik)Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh penderita dengan tujuan agar kerja obat cepat dan untuk mengobati penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut

Cara Pemberian ObatBerikut ini adalah beberapa cara pemberian obat : Oral Sublingual Inhalasi Rektal Pervaginam Perenteral Topikal/lokal1. OralAdalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untukcara pemberian obatini relatif aman, praktis dan ekonomis. Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit.2. SublingualAdalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

3. InhalasiAdalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obatdengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.4. RektalAdalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.5. PervaginamUntuk obat ini bentuknya hampir sama atau menyerupai obat yang diberikan secara rektal, hanya saja dimasukan ke dalam vagina.6. ParenteralAdalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasaran. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.A. Intravena (IV)Tidak ada fase absorpsi dalampemberian obat secara intravenakarena obat langsung masuk ke dalam vena, onset of action cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).B. Intramuskular (IM)Onset of actionpemberian obat secara intramusculerbervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi (Joenoes, 2002).C. Subkutan (SC)Onset of action lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan.

Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaiaannya

Obat dibagi dua golongan:

1. Obat Dalam, misalnya obat-obat peroral. Contoh: antibiotik, acetaminophen

2. Obat Topikal, untuk pemakaian luar badan. Contoh sulfur, antibiotic

Efek yang ditimbulkan obat Pada dasarnya efek obat memiliki 2 macam yaitu Efek Terapeutik dan Efek Toksik. Efek Terapeutik adalah efek obat yang bersifatsebagai terapi penyembuhan. Efek Toksik adalah efek obat yang bersifat toksik /racun, yang timbul jika obat digunakan berulang-ulang dan dalam dosis tinggi.