tugas hki

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana, Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak Cipta diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, sebelumnya diatur dalam No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 dan diubah lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 beserta peraturan pelaksanaannya, yaitu: Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 1986 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1989 tentang Dewan Hak Cipta. Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 1989 tentang Penerjemahan dan atau perbanyakan Ciptaan untuk Kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan; Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Berne Cinvention For The Protection of literary and Artistic Works; Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty; Peraturan Menteri Kehakiman RI No. M.01-HC.03.01 Tahun 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan.

Upload: aldi-prapanca

Post on 16-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hak Kekayaan Intelektual

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSecara sederhana, Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak Cipta diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, sebelumnya diatur dalam No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 dan diubah lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 beserta peraturan pelaksanaannya, yaitu: Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 1986 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1989 tentang Dewan Hak Cipta. Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 1989 tentang Penerjemahan dan atau perbanyakan Ciptaan untuk Kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan; Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Berne Cinvention For The Protection of literary and Artistic Works; Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty; Peraturan Menteri Kehakiman RI No. M.01-HC.03.01 Tahun 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan. Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.01-PW. 07.03 Tahun 1990 tentang Kewenangan Menyidik Tindak Pidana Hak Cipta; Surat edaran Menteri Kehakiman RI No. M.02-HC03.01 Tahun 1991 tentang Kewajiban Melampirkan NPWP dalam Permohonan Pendaftaran Ciptaan dan Pencatatan Pemindahan Hak Cipta Terdaftar.

Pengertian Hak Cipta Menurut WIPO (World Intelectual Property Organization) adalah sebagai berikut:Copyright is a legal term describing rights given to creators for their literary and artistic works (including computer software). Related rights are granted to performing artists, producers of sound recordings and broadcasting organizations in their radio and television programmes.Sedangkan menurut Blacks Law Dictionary, Hak Cipta adalah:One who produces by his own intellectual labor applied to the materials of his composition, an arrangement or compilation new in itselfSalah satu aspek yang dilindungi oleh Hak Cipta adalah industri kreatif dimana para pekerja seni di industri kreatif berlomba-lomba untuk menciptakan suatu ciptaan atau karya seni yang dapat bermanfaat bagi dirinya baik secara moral maupun ekonomis. Sebagai contoh, salah satu ciptaan yang diciptakan oleh para pekerja seni adalah lagu. Permasalahan kerap terjadi manakala ciptaan tersebut dinyanyikan oleh penyanyi lain tanpa seijin pencipta lagu. Seperti diketahui bersama bahwa hak cipta menganut stelsel deklaratif, dimana pendaftaran bukan merupakan syarat untuk perlindungan hak cipta.

B. Identifikasi Masalah1. Bagaimana jika penyanyi menyanyikan lagu yang bukan ciptaannya tanpa seijin pencipta lagu, apakah pencipta lagu dapat menuntut penyanyi atas hal tersebut?2. Jika lagu tersebut belum didaftarkan oleh penciptanya sebagai hak cipta miliknya, apakah pencipta lagu masih bisa memperjuangkan haknya?3. Sejauh mana hukum dapat menaungi masalah tersebut?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MENGENAI HAL LAIN DALAM PASAL 1 UU NO. 12 TAHUN 1997

PenciptaPencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, cekatan, ketrampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.Pemegang Hak CiptaPencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau orang yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut di atas.CiptaanHasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra.Pembatasan Hak Cipta.UUHC 1997 Pasal 2: hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.

Istilah pembatasan-pembatasan dalam pasal 2 ini, menunjuk pada pengaturan hukum mengenai: Tindakan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta. Penggunaan, pengambilan, perbanyakan, perubahan, dan pembuatan salinan cadangan atas karya-karya cipta tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Pelaksanaan penerjemahan atas karya cipta tertentu. Pelarangan pengumuman ciptaan yang melanggar hukum. Pengumuman ciptaan untuk kepentingan nasional, tanpa izin pencipta, dengan tetap memperhatikan kedudukan pemegang hak cipta. Ijin atas pengumuman karya cipta potret seseorang. Pengertian hak cipta di atas, memberikan kesan seakan-akan hak cipta adalah persoalan pemilikan semata. Padalah hak cipta menurut juga memiliki hubungan dengan masalah akses dan hakekat tujuannya sebagai usaha untuk meningkatkan alur yang sehat (terbuka tapi terlindung oleh hukum) akan informasi, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan gagasan-gagasan lain dalam kepentingan masyarakat (Jamie Wodetzki. Copyright Issues for Special Libraries dalam Synergy in Sydney, 1995, h.197.). Menurut Wodetzki, jika pemahaman akan tujuan-tujuan semacam ini hilang, maka hak cipta akan kehilangan relevansi dan memiliki resiko kepunahan. Pendapat ini mengemukakan juga bahwa hak cipta berhubungan pula dengan keseimbangan antara hak-hak penghasil informasi dan hak-hak dari para pengguna informasi tersebut.Pemahaman seperti yang dikemukakan pihak seperti Wodetzki di atas, yang kemudian memberikan pembenaran mengapa justifiable compromise menurut Hohfeld menjadi relevan. Sebab di balik pendapat mengenai keseimbangan hak penghasil informasi dan hak pengguna informasi, terdapat penolakan atas keyakinan natural right theory terhadap hak cipta. Wujud utama dari justifiable compromise dalam hal ini adalah konsep fair use berupa pengutipan atau pengalihan secara terbatas (limited) dan masuk akal (reasonable) akan karya cipta tertentu untuk kepentingan non-komersial.UNSUR-UNSUR UTAMA HAK CIPTA1. Keaslian berhubungan erat dengan bentuk perwujudan suatu ciptaan (Asli: adalah benar perwujudan karya pencipta; Berwujud: ide telah diturunkan dalam bentuk tertentu). Jiplakan/plagiasi: peniruan atas suatu karya cipta lain yang telah diwujudkan. Karya cipta memiliki hak cipta jika diwujudkan dalam bentuk material tertentu. "KEASLIAN karya cipta intelektual" yang menunjukan telah diberikan kretifitas pencipta. Yang dilindungi adalah ide yang telah berwujud dan asli. Hak cipta merupakan hak khusus sehingga perbanyakan/pengumuman karya cipta yang dilekati hak cipta perlu izin dari pemegang hak cipta.2. Karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, seperti: Buku, program komputer, pamflet, susunan perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya; Ceramah, kuliah,pidato dan ciptaan lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan; Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan, dan rekaman suara; Drama, tari (koreografi, pewayangan, pantomim); Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni terapan yang berupa seni kerajinan tangan; Arsitektur; Peta; Seni batik; Fotografi; Sinematografi; Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, dan karya lainnya dari hasil pengalihwujudan. 3. Karya telah diwujudkan di dalam satu bentuk kesatuan yang utuh yang bisa diperbanyak.4. Tidak ada formalitas pendaftaran yang dibutuhkan untuk memperoleh perlindungan Hak Cipta: Tidak ada kewajiban penggunaan simbol atau kata copyright. Tidak ada kewajiban mengungkapkan pemilih hak cipta. Tidak ada kewajiban bagi negara untuk mendata kapan satu karya pertama kali dipublikasikan. Hak cipta timbul dengan sendirinya. Hak cipta exist pada saat seorang pencipta telah mewujudkan idenya dalam suatu bentuk berwujud. Suatu ciptaan tidak memerlukan pengumuman untuk memperoleh hak cipta, sesuai dengan prinsip di atas. Kecuali atas Susunan Perwajahan Karya Tulis (typhographical arrangement), yang hak cipta-nya dimiliki oleh penerbit dimana dibutuhkan penerbitan baru hak ciptanya hadir. 5. Hak cipta merupakan suatu hak yang diakui secara hukum dan harus dibedakan dari penguasaan fisik suatu ciptaan. Membeli atau menyimpan tidak sama dengan pengalihan hak cipta.6. Hak cipta bukan hak mutlak. Tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut Undang-undang yang berlaku.Prinsip Prinsip Pengaturan Hak Cipta.Hak Cipta memiliki prinsip prinsip pengaturan berikut ini :[footnoteRef:2] [2: Sudrajat,Sudjana, Rika Ratna,Hak Kekayaan Intelektual , Oase Media, Bandung, 2010,hal.45]

1. Hak Cipta yang berwujud.2. Hak cipta timbul dengan sendirinya (otomatis).3. Ciptaan tidak perlu didaftarkan4. Hak cipta bukanlah hak mutlak (absolute), melainkan hak eksklusif, hanya pencipta yang berhak atas ciptaan, kecuali atas izin penciptaannya.5. Hak cipta sebagai suatu ciptaan merupakan hak yang diakui hukum yang harus dipisahkan dan harus dibedakan dari pengusaan fisik ciptaan.6. Meskipun pendaftaran bukan keharusan, untuk kepentingan pembuktian kalau terjadi sengketa di kemudian hari, sebaiknya hak cipta didaftarkan ke Dirjen HKI.

BERIKUT INI PROSEDUR PENDAFTARAN HAK CIPTA. Pertama, pemohon mengisi formulir pendaftaran ciptaan, meliputi :[footnoteRef:3] [3: Sudrajat,Sudjana, Rika Ratna,Hak Kekayaan Intelektual , Oase Media, Bandung, 2010,hal.46]

1. Nama, kewarganegaraan, dan alamat pencipta.2. Nama, kewarganegaraan, dan alamat pemegang hak cipta.3. Nama, alamat, serta kuasa.4. Jenis dan judul ciptaan.5. Tanggal dan tempat ciptaan diumumkan kali pertama6. Uraian ciptaan sebanyak tiga rangkap.

JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN CIPTAANJangka waktu: Ciptaan buku, ceramah, alat peraga, lagu, drama, tari, seni rupa, arsitektur, peta, seni batik terjemahan, tafsir, saduran, berlaku selama hidup Pencipta ditambah 50 tahun setelah Pencipta meninggal dunia. Ciptaan program komputer, sinematografi, fotografi, database, karya hasil pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan. Ciptaan atas karya susunan perwajahan karya tulis yang diterbitkan, berlaku selama 25 tahun sejak pertama kali diterbitkan. Ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan. Ciptaan yang dipegang atau dilaksanakan oleh Negara berdasarkan : Ketentuan Pasal 10 Ayat (2) huruf b, berlaku tanpa batas.

LINGKUP HAK CIPTAPemegang hak cipta hanya boleh membatasi penggunaan dari karya tersebut sendiri. Tidak boleh membatasi orang lain untuk memanfaatkan gagasan atau pengetahuan yang terdapat di dalam karya yang dilindungi hak cipta.HAK EKONOMI Hak untuk menggunakan karya dalam rangka memperoleh manfaat ekonomi (Pecuniary Rights), terdiri dari:1. Hak untuk memperbanyak (Right to reproduce).2. hak untuk mengumumkan (Right to distribute). Ada doktrin Exhaustion of Rights: sekali sebuah karya telah diumumkan kepada publik, hak untuk mengontrol pengumumannya berakhir.3. Hak untuk menampilkan (Right of performance).

Pendapat lain mengemukakan, bahwa di dalam hak cipta, dikenal dua macam hak: hak eksploitasi (dapat dialihkan). Hak eksploitasi adalah hak cipta atas ciptaan yang dilindungi dalam bentuk apapun perwujudannya. hak moral (tidak dapat dialihkan). Hak moral adalah hak pencipta untuk mengklaim sebagai pencipta suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan yang bermaksud merubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya (any mutilation or deformation or other modification or other derogatory action), yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi pencipta (authors honor or reputations). Meliputi: Hak untuk keberatan terhadap distorsi, mutilasi, atau modifikasi atas karya cipta. Hak untuk diberi pengakuan sebagai pencipta. Hak untuk mengawasi akses publik terhadap karya cipta. Hak untuk memperbaiki atau merubah karya cipta. 2. Perjanjian TRIPs (The World Trade Organization's Agreement on Trade- Related Aspects of Intellectual Property Rights): mensyaratkan negara anggota WTO untuk memenuhi ketentuan Konvensi Berne. Tetapi tidak mewajibkan anggota WTO untuk memenuhi ketentuan Konvensi Berne mengenai pemberian hak moral kepada pencipta.

10. PENGGUNAAN YANG TIDAK MENIMBULKAN PELANGGARAN HAK CIPTA (SECARA UMUM) Penggunaan di dalam proses peradilan / administratif. Penggunaan kepentingan keselamatan umum. Misalnya: penggunaan potret sebagai alat mempertahankan keamanan. Penggunaan bagi bahan peraga di sekolah. Penggunaan bagi tujuan pribadi murni, kecuali bagi program komputer. Penggunaan di dalam pengutipan singkat pada karya ilmiah. Penggunaan di dalam pengutipan yang luas dari pidato yang bernilai berita atau komentar politik. YANG TIDAK DAPAT DIDAFTARKAN SEBAGAI CIPTAAN Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra; Ciptaan yang tidak orisinil; Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang nyata; Ciptaan yang sudah merupakan milik umum; Dan ketentuan yang di atas dalam Pasal UUHC. Tidak ada Hak Cipta atas: Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara. Peraturan perundang-undangan. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah. Putusan pengadilan atau penetapan hakim. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis.

PENCIPTA YANG MENDAPAT PERLINDUNGAN DI INDONESIA Warga Negara Indonesia dan badan hukum Indonesia. Badan hukum asing yang diumumkan pertama kali di Indonesia. Badan hukum asing dari negara yang mempunyai ikatan perjanjian di bidang Hak Cipta dengan dengan Republik Indonesia, atau negaranya dan Republik Indonesia merupakan pihak atau peserta dalam suatu perjanjian multilateral yang sama mengenai perlindungan Hak Cipta.

HAK-HAK YANG BERKAITAN DENGAN HAK CIPTA (BAB VA UU NO. 12 TENTANG HAK CIPTA)1. Pelaku memiliki hak khusus untuk memberi ijin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak dan menyiarkan rekaman suara dan atau gambar dari pertunjukannya.Contoh: Karya pertunjukan Inul Daratista dengan ciri khas goyang ngebor merupakan hak yang berkaitan dengan Hak Cipta.Karya pertunjukan musikal Sri Panggung karya Guruh Sukarnoputra merupakan miliknya yang tidak dilindungi.2. Produser rekaman suara memiliki hak khusus untuk memberi ijin atau melarang orang orang lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak karya rekaman suara. Contoh: Karya rekaman band The Beatles yaitu album yang berjudul Sgt. Pepper hak ciptanya dipegang oleh perusahaan produser kaset label tertentu.Lembaga penyiaran memiliki hak khusus untuk memberi ijin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak dan menyiarkan ulang karya siarannya melalaui transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui sistem elektromagnetik lainnya.

BAB IIIKASUS

A. Latar Belakang Pemilihan KasusDi Indonesia telah banyak melahirkan karya karya anak bangsa yang luar biasa, salah satu hasil karya anak bangsa itu adalah lagu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari lagu adalah ragam suara yang berirama. Berbagai kalangan di setiap Negara memiliki bermacam macam lagu dan menyukai lagu, begitupun dengan Negara Indonesia.Lagu tersebut merupakan salah satu objek yang seringkali di salahgunakan misalnya dalam menyanyikan lagu. Etika dalam menyanyikan lagu yang bukan merupakan ciptaan sendiri adalah dengan meminta ijin kepada pencipta lagu untuk menyanyikan lagunya, terutama jika terdapat unsur ekonomi didalamnya. Sebagai pencipta lagu maka dia mempunyai hak untuk mendapatkan royalty dari lagu ciptaannya yang dinyanyikan oleh orang lain.B. Kasus PosisiYockie Suryoprayogo dan Debby Nasution, dua pencipta sebagian lagu yang dinyanyikan dalam Konser Kidung Abadi Chrisye, mendatangi Polda Metro Jaya, Senin (6/8/2012). Mereka datang untuk melaporkan pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh event organizer (penyelenggara) Live Action, Erwin Gutawa, Once Mekel, Band GIGI, dan Soaphia Latjuba serta Metro TV.Yockie menuturkan, laporannya itu terkait tayangan Konser Kidung Abadi Chrisye di Metro TV pada 5 April 2012 dan 14 April 2012. Di situ, ada empat lagu ciptaan Yockie dan lima lagu karya Debby Nasution yang dinyanyikan oleh para penampil dalam konser yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 5 April 2012.Menurut Yockie, pemakaian lagu-lagu itu tanpa sepengetahuan dirinya dan Debby. Yockie dan Debby sudah memersoalkan hal tersebut sejak penayangan di Metro TV. Selama empat bulan sejak saya tuntut, sudah tiga kali lakukan somasi. Dalam itu, sudah ada upaya bertemu. Saya sudah berikan waktu cukup, tapi sampai sekarang tidak ada solusi konkret. Terkesan lempar tanggung jawab, ujar Yockie, Senin, usai membuat laporan di Mapolda Metro Jaya.Yockie menuturkan pula, pihak event organnizer dan stasiun televisi mengatakan bahwa mereka meminta izin Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI). Namun, Yockie dan Debby tidak pernah mendaftarkan karya mereka ke lembaga mana pun. Saya tidak tahu institusi mana yang bertanggung jawab. Itu urusan mereka. Yang saya lihat hanya pihak-pihak ini. Silakan mereka sendiri yang tunjuk siapa yang bersalah, papar Yockie.Empat lagu ciptaan Debby bersama Eros Djarot yang dinyanyikan oleh para penampil dalam konser tersebut adalah Khayalku, Angin Malam, Cintaku, dan Semusim. Sementara itu, lima lagu karya Yockie adalah Juwita, Selamat Jalan Kekasih, Hening, Resesi, dan Semusim.Semua lagu itu masuk dalam tayangan Metro TV pada 5 April 2012. Tetapi, dalam tayangan ulangnya, pada 14 April 2012, hanya ada lagu-lagu Debby bersama Eros. Saya sendiri tidah pernah tahu lagu saya dipakai di acara itu, ujar Debby.Yockie menambahkan, Live Action dilaporkan karena berperan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab konser, Metro TV berperan menyiarkan rekaman audio visual konser, dan Erwin Gutawa berperan aranjer lagu. Sementara itu, lanjut Yockie, Once Mekel, GIGI, dan Sophia Latjuba dilaporkan karena membawakan lagu-lagu tersebut tanpa izin. Saya ingin berikan pelajaran kepada adik-adik saya ini tentang etika bermusik. Mereka yang menyanyikan lagu ini jangan mau dikorbankan, asal menyanyikan lagu orang. Pastikan apakah lagu itu sudah dapat izin penciptanya apa belum, tekan Yockie .Baik Yockie maupun Debby melaporkan para terlapor dalam kasus itu dengan pasal 72 ayat (1) jo pasal 72 ayat (2) Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Di dalam laporan mereka kali ini, Yockie dan Debby membawa barang bukti berupa kaset lagu, rekaman Konser Kidung Abadi Chrisye, selebaran, bukti pengumuman konser pada lembaran tket, dan harga tiket konser.

C. Analisis KasusDari kasus posisi tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut pelapor yaitu Yockie Suryoprayogo dan Debby Nasution bahwa peran dari masing masing terlapor dalam pelanggaran terhadap karya ciptanya adalah sebagai berikut :1. PT. Kompas Gramedia MajalahPenyelenggara dan penanggung jawab Konser Kidung Abadi dengan bentuk pelanggaran perbanyak dan pengumuman lagu ciptaan tanpa izin pelapor.2. Metro TVMenyiarkan rekaman audio visual konser. Dengan bentuk pelanggaran perbanyak dan pengumuman lagu ciptaan tanpa izin pelapor.3. Erwin GutawaPimpinan orchestra dan arransement musik dalam konser. Dengan bentuk pelanggaran Arransement musik sebagai bentuk perbanyak dan pengumuman lagu ciptaan tanpa izin pelapor.4. Elfonda MekelPenyanyi yang menyanyikan : Selamat Jalan Kekasih, Resesi, Khayalku, Angin Malam, Semusim. Dengan bentuk pelanggaran menyanyikan lagu ciptaan tanpa izin pelapor.5. Band GigiGrup band yang membawakan lagu Juwita dan Semusi. Dengan bentuk pelanggaran menyanyikan lagu ciptaan tanpa izin pelapor.6. Sophia LatjubaPenyanyi yang menyanyikan lagu Hening dan Semusim. Dengan bentuk pelanggaran menyanyikan lagu ciptaan tanpa izin pelapor.Dalam peristiwa ini baik Yockie Suryoprayogo maupun Debby Nasution sama sama meiliki kewajiban untuk mempertahankan haknya yang sudah dilanggar oleh masing masing terlapor, hal ini karena Yockie dan Debby memiliki hak cipta. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku[footnoteRef:4]. Hak cipta tersebut dapat melindungi karya karya milik Yockie dan Debby sekalipun mereka belum mendaftarkan karya ciptanya tersebut. [4: http://www.dgip.go.id/hak-cipta]

Hal ini dapat terjadi karena berlakunya sistem deklaratif yang merupakan sistem perlindungan dalam Hak Kekayaan Intelektual terhadap hak cipta seperti lagu. Deklaratif yaitu perlindungan yang diperoleh terhadap suatu karya cipta (misal : lagu) jika karya tersebut diumumkan tanpa harus didaftarkan terlebih dahulu[footnoteRef:5].Karya milik Yockie dan Debby sudah berkali kali disiarkan bahkan baik secara live atau on air maupun off air. [5: ]

Begitu juga dalam album milik alm. Chrisye, lagu lagu yang dinyanyikan oleh masing masing terlapor jelas tertulis ciptaan Yockie dan Debby. Berikut daftar lagu tersebut :1. Elfonda MekelLagu yang dinyanyikannya terdapat didalam album ke 2 yang dirilis pada tahun 1977 milik alm. Chrisye yang bernama Badai Pasti Berlalu, yaitu : Khayalku Angin Malam SemusimAlbum ke 7 yang bernama Resesi dirilis pada tahun 1983, yaitu : ResesiAlbum ke 8 yang bernama Metropolitan dirilis pada tahun 1984, yaitu : Selamat Jalan Kekasih2. Group Band GigiLagu yang dinyanyikannya terdapat didalam album ke 2 yang dirilis pada tahun 1977 milik alm. Chrisye yang bernama Badai Pasti Berlalu, yaitu : SemusimAlbum ke 3 yang bernama Sabda Alam dirilis pada tahun 1978, yaitu : Juwita, kemudian lagu ini dirilis kembali pada tahun 1983 di album ke 7 milik alm. Chrisye yang bernama Resesi3. Sophia LatjubaLagu yang dinyanyikannya terdapat didalam album ke 2 yang dirilis pada tahun 1977 milik alm. Chrisye yang bernama Badai Pasti Berlalu, yaitu : SemusimAlbum ke 6 yang bernama Pantulan Cinta dirilis pada tahun 1981, yaitu : Hening, kemudian lagu ini dirilis kembali pada tahun 1983 oleh alm. Chrisye pada album ke 7 yaitu ResesiDari bukti bukti tersebut sudah jelas bahwa Yockie dan Debby merupakan pencipta dari karya karya tersebut yang kemudian disiarkan dengan cara dinyanyikan oleh alm. Chrisye serta dijadikan album lagu olehnya atas persetujuan Yockie maupun Debby. Jelas bahwa karya karya yang dilaporkan tersebut sudah diumumkan dengan cara disiarkan oleh beberapa media yang pernah menyiarkan alm. Chrisye menyanyikan lagu lagu tersebut sehingga membuat para penggemarnya maupun orang orang yang pernah mendengarnya mengetahui lagu lagi itu.Meskipun Yockie dan Debby belum mendaftarkan karya miliknya itu namun mereka tetap akan mendapatkan perlindungan hukum terhadap karya ciptanya. Deklaratif masih tetap berlaku terhadap karya cipta berupa lagu, dengan begitu Yockie dan Debby yang mengalami kerugian atas terjadinya peristiwa itu dapat menuntut terlapor tersebut atas pelaggaran hak cipta terhadap karya karya miliknya.Tuntutan yang diajukan oleh pelapor yaitu pasal 72 ayat (1) jo pasal 72 ayat (2) Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta memang sudah tepat. Hal ini dikarenakan terlapor sudah memenuhi ketentuan yang diatur dalam pasal tersebut sehingga pelapor dapat mempertahankan haknya yang dilanggar oleh terlapor.

BAB IVSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan1. Pencipta lagu sebagai pemilik hak cipta atas karyanya dapat menuntut siapapun yang merugikannya atas pelanggaran hak cipta terhadap karya miliknya.2. Jika lagu tersebut belum di daftarkan oleh pencipta lagu, maka pencipta lagu tetap bisa menuntut dan mempertahankan haknya. Hal ini karena adanya sistem perlindungan Hak Kekayaan Intelektual yaitu deklaratif terhadap hak cipta seperti lagu. Artinya perlindungan terhadap karya cipta (seperti : lagu) jika karya tersebut diumumkan tanpa harus di daftarkan terlebih dahulu.3. Peraturan dan perlindungan terhadap pemilik hak cipta dan karya ciptanya diatur dalam Undang undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.