tugas individu
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU
BOTANI FARMASI
“MELINJO” (GNETUM GNEMON)
Oleh:
Nama : Armyta Agustina
NIM : (11334102)
Dosen : Dra.Suabaryanti.,M.Si,Apt
PROGRAM PERKULIAHAN KARYAWAN
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun Makalah Botani Farmasi ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan klasifikasi dari tumbuhan melinjo.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap agar pihak yang telah membantu saya
mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari, bahwa penulis masih banyak kekurangan dalam membuat makalah ini.
Oleh sebab itu, saya meminta saran kepada pembaca, apabila penulis terdapat kesalahan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, walaupun terdapat banyak kekurangan. Saya
mengucapkan terimakasih.
Jakarta, Oktober 2012
Penulis
KLASIFIKASI TANAMAN MELINJO
Kingdom : Plantae
Divisio : Gnetophyta
Class : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Nama nasional : Melinjo
Nama Daerah : Tangkil
Kandungan Zat
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan
senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10
persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif
untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba
yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.
Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan
dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat
antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan
pikun.
Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi
dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan
melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan
protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan
fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).
Setiap 100 gram mengandung:
Air 30 g
Protein 11 g
Lemak 1,7 g
Karbohidrat 9,1 g
Serat 6,8 g
Phosphor 24 mg
Calsium 151 mg
Besi 2.5 mg
Vit A 10889 IU
Energi 310 kJ/100 g
BOTANI GNETUM GNEMON
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua
(dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus
kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal
berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena
bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang
terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu
menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian
25m dari permukaan tanah.
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan,
okulasi, penyambungan dan stek).
Gnetum gnemon merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu
serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis tunggal dengan tepi yang rata, duduk
daunnya berhadapan serta sudah memiliki pola pertulangan daun. Merupakan tumbuhan yang
berumah dua dimana strobilus jantan dan betina terpisah, letak keduanya adalah sama-sama
aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil banyak dan berkarang. Keterbukaan bijinya
sudah hampir tertutup.
Khasiat atau Kegunaan
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan
dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa)
digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). "Bunga" (jantan maupun betina)
dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai
sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping
Kulit buah Gnetum gnemon berkhasiat sebagai peluruh air seni dan bijinya untuk makanan
kecil.
Untuk peluruh air seni dipakai ± 50 gram kulit buah segar Gnetum gnemon, dicuci lalu
dikukus sampai matang kemudian dimakan sekaligus.
Biji melinjo
Kulit melinjo
Gnetum Gnetales
DESKRIPSI
Habitus : Habitus dari tanaman Gnetum gnemon berupa pohon dengan ketinggian
mencapai ±15 meter.
Akar : Sistem perakaran pada Gnetum gnemon adalah sistem perakaran tunggang
(radix primaria).
Batang : Batang dari Gnetum gnemon berkayu, berbentuk bulat (teres), permukaan
rata (laevis) dengan sistem percabangan simpodial.
Daun : Daun dari Gnetum gnemon adalah daun tunggal terdiri dari tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina). Bentuk helaian daun oblongus, ujung
daun acuminatus, tepi daun integer dan yulang daun menyirip (penninervis).
Duduk daun berhadapan (folia opposita) tanpa stipula. Daun, jika
dipatahkan atau disobek memperlihatkan serabut daun yang menonjol.
Bunga : Bunganya uniseksualis dioecus, terdapat pada bulir dalam percabangan
dichasium. Terletak pada ketiak daun (axillaris), terdapat brachtea pada tiap
karangan. Bunga jantan terdiri dari benang sari yang di atasnya terdapat
sebaris ovulum yang steril. Bunga betina dalam karangan bulir dengan
ovulum yang sebagian fertile yang dibungkus oleh perigonium yang
berdaging.
Biji : Biji dari Gnetum gnemon diselubungi oleh selaput luar yang kerad yang
disebut integumen luar dan selaput dalam yang disebut integument dalam
dan juga diselubungi oleh tenda bunga (perigonium) yang berdaging dan
akhirnya berwarna merah jika bijinya telah masak.
JENIS DAUN MELINJO
Melinjo termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki lamina dan petiolus saja, melinjo
mempunyai circumscriptio ovalis (jorong). Interveniumnya seperti kertas (papyraceus).
Permukaan daunnya licin mengkilat (laevis nitidus). Nervationya menyirip (peninervis). Margo
bertepi rata (integer), apex meruncing (acuminatus) dan basisnya runcing (acitus).
BENTUK DAUN MELINJO dan BAGIANNYA
Helaian daun
Helaian daun
Tangkai Daun
KATA PENUTUP
Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu
spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik,
melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa),
tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), Khalet (Bahasa
Kamboja). Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan
dan terutama dimanfaatkan "buah" dan daunnya.
Berbeda dengan anggota Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo
berbentuk pohon.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat / lempung, berpasir dan berkapur,
tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat
tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau
terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m3.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan
berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo
dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat
mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak
dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo
tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo
ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung.
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan
dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa)
digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). "Bunga" (jantan maupun betina)
dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai
sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping.
Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat
(Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan
asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan
secara berlebihan.
Hiperurisemia terjadi karena gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia
dapat disebabkan oleh faktor genetik dan dapat diturunkan. Konsumsi makanan dengan purin
tinggi, konsumsi gula dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Kegemukan,
pengguna obat diuretik, diet penurunan berat badan, juga sering menyebabkan hiperurisemia.
Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan
menyebabkan asam urat.
Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping
hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan
melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk
makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan
peningkatan asam urat.
Tetapi, kita tidak perlu khawatir. Selama kita dapat menjaga tubuh kita dengan baik,
maka hal itu tidak akan terjadi.
Demikianlah yang dapat saya informasikan mengenai tumbuhan melinjo. Saya menyadari
bahw terdapat banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh sebab itu, saya meminta agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik. Saya
mengucapkan terimakasih.
Jakarta, Oktober 2012
Penulis