tugas individu kasus 4 & 5_yudistira_0910233029_ca_praktikum auditing.dot
DESCRIPTION
terima kasihTRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU KASUS 4 & 5
PRAKTIKUM AUDITING
YUDISTIRA
NIM. 0910233029
KELAS CA
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
KASUS 5
1. Kualitas bukti lisan hasil wawancara sebenarnya cukup bagus, hanya saja karena hasil
wawancaranya didapat dari sumber internal perusahaan ada kemungkinan bahwa bukti
tersebut bisa saja dimanipulasi oleh bagian internal perusahaan tersebut mengingat bahwa
bukti terkuat yang bias dipegang sejatinya merupakan bukti eksternal, hal ini sejalan
dengan PSA No. 7 seksi 326 paragraf 21 menyatakan bahwa, “Apabila bukti dapat
diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk tujuan audit auditor
independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih daripada bukti
yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri”.
2. Kecurangan disebabkan karena belum adanya SOP terkait dengan pengelolaan piutang
yang kurang baik serta adanya insentif bonus atas laba yang dihasilkan dari penjualan
yang dilakukan, dan contoh kecurangan yang dapat dilakukan antara lain :
Penjualan kredit fiktif untuk meningkatkan nilai penjualan agar mendapatkan
insentif bonus yang besar sehingga menyebabkan piutang usaha perusahaan besar
yang tidak mencerminkan kinerja aktual perusahaan.
Pembentukan cadangan piutang usaha yang besar dan penghapusan cadangan
kerugian piutang yang besar sehingga piutang usaha yang akan diakui dapat
tertagih semakin kecil menyebabkan hak perusahaan atas kas yang diterima dari
penjualan kredit semakin kecil dan akhirnya dapat merugikan perusahaan.
3. Kenaikan jumlah penjualan tidak diimbangi dengan pemisahan tugas divisi penjualan,
disamping itu adanya bonus/insentif yang diberikan perusahaan kepada divisi penjualan
berdasarkan nilai penjualannya. Dari kasus tersebut sangat dimungkinkan terjadinya
penjualan fiktif yang direkayasa oleh divisi penjualan untuk menaikan nilai penjualan
guna mendapatkan bonus tersebut. Pencatatan fiktif dapat terjadi dengan cara menaikkan
jumlah penjualan secara kredit sehingga piutang usaha pun meningkat. Terlebih terdapat
kebijakan pengggunaan persentase piutang tak tertagih 0,7 yang hanya didasarkan pada
kesepakatan bersama saja hal ini semakin meningkatkan dugaan kemungkinan terjadinya
penjualan fiktif yang dilakukan.
4. Informasi mengenai umur piutang dan Buku Besar Piutang yang dihitung hanya sekali
dalam 1 tahun, yang mengotorisasi kebijakan kredit hanya Langgeng dan Bagian
Penjualan, Komisi agen penjualan yang didasarkan atas penjualan yang telah dicapai &
Laporan kredit tidak di-review. Informasi yang gagal diberikan oleh Agus Kuncoro yang
dapat menjadi masalah bagi auditor :
Jika pelanggan pernah melakukan keterlambatan pembayaran dan melampaui jatuh
tempo kredit, permintaan dari pelanggan akan dihentikan, kecuali mendapat
persetujuan dari Langgeng Santoso. Dalam hal ini, Langgeng memiliki kuasa penuh
dan tidak ada yang tahu alasan Langgeng menyetujui penjualan pada pelanggan yang
bersangkutan.
Informasi mengenai kebijakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih yang tidak didasarkan
pada analisis yang jelas. Agus Kuncoro tidak dapat menjelaskan secara jelas alasan
menggunakan tarif 0,7% dari total penjualan kredit bersih.
5. Jika dirasa integritas manajemen dari perusahaan tersebut rendah sehingga SPI
perusahaan buruk, maka auditor dapat mengabaikan ToC dan melakukan pengujian
substantif yang diperluas.
6. Apabila risiko inheren dan pengendalian tinggi maka risiko deteksi yang ditetapkan
auditor menjadi rendah (risiko inheren dan pengendalian berbanding terbalik dengan
risiko deteksi yang diharapkan). Agar salah saji material ada pada penyajian laporan
keuangan dapat terdeteksi oleh auditor, prosedur yang dapat dilakukan auditor adalah
meningkatkan pengujian substantif untuk menilai kewajaran laporan keuangan serta
saldo-saldo akun dalam laporan keuangan lebih terperinci.
7. Menurut PSA No 7, Terdapat dua bentuk permintaan konfirmasi :
a) Bentuk konfirmasi positif
Konfirmasi bentuk positif meminta responden untuk menunjukkan apakah ia
setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan konfirmasi. Bentuk
konfirmasi positif lain tidak menyebutkan jumlah (atau informasi lain) pada
permintaan konfirmasi tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau informasi
lain pada ruang kosong yang disediakan dalam formulir permintaan konfirmasi.
Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima oleh
auditor dari penerima permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak
dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi laporan keuangan yang dituju
oleh prosedur konfirmasi. Konfirmasi positif digunakan ketika kondisi nilai piutang
perusahaan cukup tinggi dan jumlah debitur sedikit.
b) Bentuk konfirmasi negatif
Bentuk konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan
jawaban hanya jika ia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam
permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi negatif dapat digunakan untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat diterima jika (a) gabungan tingkat
risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah, (b) terdapat sejumlah
besar saldo akun piutang yang kecil, (c) auditor tidak yakin bahwa penerima
permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan permintaan tersebut. Selain hal
tersebut auditor harus mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur substantif
lain untuk melengkapi penggunaan konfirmasi negatif.
8. Atribut yang menunjukkan bahwa suatu piutang harus dikonfimasi berdasarkan PSA No 7
antara lain :
Piutang usaha merupakan jumlah yang material dalam laporan keuangan
Penggunaan konfirmasi akan diharapkan efektif.
Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian deteksi sedemikian tinggi,
sehingga saldo piutang tertentu harus dikonfirmasi
9. Tingkat kepercayaan auditor yang mengacu pada lampiran 4.c :
Faktur penjualan : menunjukkan bukti transaksi atas saldo piutang tersebut.
Buku besar pembantu piutang : menunujukkan saldo piutang debitur
Jurnal piutang : menunjukkan pencatatan transaksi penjualan kredit
Bill of lading : menunjukkan informasi mengenai pengiriman barang
Konfirmasi piutang : menunjukkan verifikasi piutang dari debitur
Menurut PSA No 7, tingkat kepercayaan atas item-item terkait piutang perusahaan
untuk empat item awal tidak terlalu baik karena item tersebut merupakan item yang
didapat dari internal perusahaan serta untuk item kelima, auditor dapat cukup meyakini
karena item tersebut berasal dari eksternal perusahaan.
10. Bila dilihat dari hasil wawancara antara auditor dengan agus kuncoro selaku pihak yang
dimintai keterangan, estimasi piutang tak tertagih pada kisaran 0, 7 % dari penjualan
tersebut diperoleh berdasarkan kesepakatan bersama hanya karena mereka sudah biasa
menggunakanya dan angka tersebut dijadikan kesepakatan bersama tanpa memalui
perhitungan yang rasional terhadap tarif estimasi piutang tak tertagih yang seharusnya
dan jelas metode ini tidak rasional karena perusahaan tidak memiliki dasar yang baik
dalam menentukan estimasi cadangan piutang. Taksiran akuntansi klien menimbulkan
permasalahan karena taksiran tersebut tidak mempertimbangkan umur piutang debitur.
Pengujian yang dapat dilakukan untuk menguatkan taksiran akuntansi adalah dengan
membuat skedul umur piutang untuk menguatkan taksiran akuntansi terkait dengan
pembentukan cadangan kerugian piutang.
11. Sebaiknya dilakukan per tanggal 31 Desember 2010, hal tersebut dikarenkan auditor yang
dapat melakukan pengujian cut off terlebih dahulu untuk memeriksa kebenaran
keberadaan piutang. Cut off adalah pemisahan catatan transaksi antara periode berjalan
dengan periode berikutnya.
KASUS 4
1. Informasi yang harus dikumpulkan oleh rangga prawiro dan Ruslan Gani pada
tahap awal pekerjaan audit untuk menjawab pertanyaan arif effendi mengenai
pengendalian internal yang diimplementasikan bila didasarkan PSA 67 tentang
Pemahaman Atas Bisnis Klien, pada paragraf 02 disebutkan bahwa dalam melaksanakan
audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang
cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa,
transaksi, dan praktik, yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak
signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.
Sebagai contoh, pengetahuan tersebut digunakan oleh auditor dalam menaksir risiko
bawaan dan risiko pengendalian dan dalam menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur
audit. Sedangkan pada paragraf 03 menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan auditor
untuk suatu perikatan mencakup pengetahuan umum tentang ekonomi dan industri yang
menjadi tempat beroperasinya entitas, dan pengetahuan yang lebih khusus tentang
bagaimana entitas beroperasi. Namun, tingkat pengetahuan yang dituntut dari auditor
biasanya lebih rendah bila dibandingkan dengan yang dimiliki oleh manajemen. Daftar
hal-hal yang perlu dipertimbangkan mengenai pengetahuan tentang bisnis, dalam
perikatan tertentu disajikan dalam lampiran.
Di samping itu Sumber-sumber yang tersedia bagi auditor untuk membantu
memahami pengendalian internal klien dan menilai risiko pengendaliannya, seperti
struktur organisasi perusahaan klien, kebijakan akuntansi dan kebijakan manajemen
perusahaaan, dokumen permanen yang sifatnya untuk tahun berikutnya serta siklus
operasional perusahaan klien juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi sistem
pengendalian internal klien. Terkait dengan struktur organisasi, yang terpenting adalah
job description masing-masing bagian. Di mana mereka harus menjalankan sesuai
dengan tugas dan pekerjaan mereka masing-masing, sehingga dimungkinkan tidak
adanya suatu menjalankan yang menjalankan dua fungsi. Dalam SA Seksi 318 (PSA 67)
paragraf 08, dijelaskan bahwa Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri
dan entitas dari berbagai sumber. Sebagai contoh:
Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.
Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi senior).
Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan
auditor intern.
Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang
telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.
Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas (seperti ahli ekonomi
industri badan pengatur industri, customers, pemasok, dan pesaing).
Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh
pemerintah survai, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek, koran
keuangan).
Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas.
Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.
Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan yang dikirim
kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku
promosi, Iaporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran,
laporan manajemen intern, laporan keuangan interim, panduan kebijakan
manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar akun,
deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan).
2. Flowchart (4.c)
Narasi (4.d)
1) Untuk Kantor Treasuri
Menerima pesanan melalui telepon dari pelanggan
Melakukan pembayaran kepada distributor barang
Menstempel setiap cek “untuk disetorkan” bukti pembayaran kas yang
menunjukkan identitas pelanggan
Membuat slip deposit rangkap 2 dan cek untuk kemudian disetorkan ke bank
Membuat daftar pembayaran pelanggan 4 rangkap beserta faktur pembayaran
kemudian diserahkan ke bagian penjualan
Daftar penjualan rangkap 1, 2, dan 3 serta faktur pembayaran diserahkan ke
bagian penjualan
Daftar pembayaran rangkap 4 diarsip
Mencocokan tanggal pembayaran di bukti pembayaran yang telah divalidasi
dengan daftar pembayaran rangkap 4
Menyerahkan bukti pembayaran yang telah di validasi ke asisten presiden
2) Untuk Asisten Presiden
Menerima bukti pembayaran bank rangkap 1 yang telah di validasi dari bagian
kantor treasuri
Menerima daftar pembayaran rangkap 3 dari bagian penjualan
Mencocokan tanggal pembayaran setoran bank yang telah di validasi dengan
daftar pembayaran
Membandingkan total slip setoran bank dengan total bukti pembayaran kas,
kemudian mengupdate buku besar pembantu piutang
Menyiapkan rekonsiliasi bank per bulan dengan memeriksa total penerimaan kas
dengan cek dan tanggal di rekening Koran
Mencocokan tanggal dari daftar pembayaran, rekening Koran, slip setoran bank
dan rekonsiliasi bank
3) Divisi penjualan
Menerima daftar pembayaran 3 rangkap dan faktur penjualan dari bagian treasuri
Melihat tanggal jatuh tempo dari pelanggan, jika disetujui kemudian membuat bill
of lading
Mencocokan slip faktur penjualan individual dengan faktur penjualan dan bill of
lading
Mengarsip daftar penjualan rangkap 1, rangkap 2 diserahkan ke bagian kontroler,
dan rangkap 3 ke bagian asisten presiden
Daftar penjualan rangkap 1, faktur penjualan rangkap 2, dan bill of lading rangkap
4 di arsip permanen di bagian penjualan
4) Bagian controller
Menerima daftar penjualan rangkap 2 dari bagian penjualan
Menelusuri kembali penerimaan kas dan diskon penjualan kemudian di catat pada
jurnal penerimaan kas
Mengarsip secara permanen daftar pembayaran rangkap 2.
a. Kelemahan
Dokumen yang dibuat oleh bagian penjualan terlalu banyak, seharusnya
jumlahnya di sesuaikan dengan banyaknya divisi yang terlibat saja saat terjadi
transaksi
Hanya menerima pembayaran cek merupakan suatu kerumitan tersendiri bagi
pelanggan, sebaiknya terdapat opsi lain untuk pembayaran yang dilakukan oleh
pelanggan, entah itu melalui transfer antar bank atau pelanggan datang sendiri ke
kantor.
Pelanggan seharusnya tidak perlu mengirim faktur penjualan yang mereka terima,
karena perusahaan telah memiliki arsip khusus untuk data pelanggan
Pencatatan secara perpetual seharusnya mendebit piutang dan mengkredit
penjualan, serta mendebit HPP dan mengkredit persediaan barang dagang
Tidak adanya penjelasan mengenai penghitungan persediaan barang yang
digunakan, entah itu FIFO atau AVERAGE
b. Kelebihan yang ditemukan untuk mempertegas penilaian auditor antara lain :
Sudah ada pemisahan antara tugas, jabatan, dan wewenang.
Fungsi controller sudah cukup bagus.
Dokumen-dokumen yang disiapkan sudah cukup baik.
3. Tindakan yang dilakukan oleh auditor setelah melakukan penilaian pendahuluan
terhadap risiko pengendalian PT Maju Makmur yaitu, melakukan Test Of Control.
Pengujian Pengendalian (Test Of Controls), Auditor melakukan kontrol test ketika
mereka menilai bahwa kontrol resiko berada pada level kurang dari maksimum, mereka
mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Sampai pada fase
ini auditor tidak mengetahui apakah identifikasi kontrol telah berjalan dengan efektif,
oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik. Namun apabila risiko pengendaliannya
tinggi maka Test Of Control nya dilewati dan langsung melakukan pengujian substantif
yang diperluas.
4. Bagaimana tes atas pengendalian yang mengindikasikan bahwa resiko berada di
bawah level maksimum dan penilaian tersebut dapat mengurangi waktu serta
pengerjaan, ada beberapa teknik audit untuk mengetes automated control. Auditor dapat
menggunakan tiga kategori berikut dalam menguji pengendalian biasa juga disebut
sebagai teknik audit berbantuan computer / TABK (Computer Assisted Audit
Techniques/CAAT) yang terdiri atas:
a. Auditing Around the Computer
Dengan teknik ini auditor menguji reliability dari computer generated
information dengan terlebih dahulu menghitung hasil yang diinginkan dari transaksi
yang dimasukkan dalam sistem, dan kemudian membandingkan hasil perhitungan
dengan hasil proses atau output. Jika terbukti akurat dan valid, maka diasumsikan
bahwa sistem pengendalian berfungsi seperti yang seharusnya. Kondisi ini cocok jika
sistem aplikasi otomasi sederhana dan ringkas. Pendekatan ini masih relevan dipakai
di perusahaan yang menggunakan software akuntansi yang bervariasi dan melakukan
proses secara periodik.
b. Auditing With the Computer
Adalah auditing dengan pendekatan komputer, menggunakan teknik yang
bervariasi yang biasa juga disebut Computer Assisted Audit Technique (CAAT).
Penggunaan CAAT telah meningkatkan secara dramatis kapabilitas dan efektifitas
auditor, dalam melakukan susbstantif test. Salah satu CAAT yang lazim dipakai
adalah general audit software (GAS). GAS sering dipakai untuk melakukan
substantive test dan digunakan test of control yang terbatas. Sebagai contoh GAS
sering dipakai untuk mengetes fungsi algoritma yang komplek dalam program
komputer. Tetapi ini memerlukan pengalaman yang luas dalam penggunaan software
ini.
c. Audit Through the Computer
Teknik ini fokus pada testing tahapan pemrosesan computerised, logic
program, edit routines dan program controls. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
jika program pemrosesan dikembangkan dengan baik, dan memenuhi edit routines
dan programme check yang memadai, maka error dan kecurangan tidak akan mudah
terjadi tanpa terdeteksi.
Sedangkan tes atas pengendalian secara manual dapat dilakukan dengan
pendokumentasian bukti audit melalui inspeksi.
5. Yang harus dilakukan oleh Ruslan Gani untuk mengatasi masalah Conflict of
Interest tersebut adalah, di dalam situasi dimana pemisahan jabatan sudah dilakukan
dengan baik, namun masih terdapat kecurigaan akan adanya kerjasama pihak-pihak
terkait yang dapat menimbulkan moral hazard, auditor harus membandingkan asersi-
asersi manajemen yang terkait dengan isu tersebut serta merancang pengujian
pengendalian guna mendeteksi tingkatan kemungkinan atas berbagai resiko yang sangat
mungkin terjadi. Selain itu, auditor juga harus dapat memberikan pertimbangan-
pertimbangan terkait bukti atas adnya isu affair itu. Pada PSA 69 (SA Seksi 319)
paragraf 64-69 menyebutkan jika pengendalian terdiri dari lima komponen pengendalian
internal, yaitu:
a. Lingkungan Kendali
b. Penilaian Resiko
c. Aktivitas Pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pengawasan
Lingkungan kendali adalah payung untuk keempat komponen lainnya, tanpa suatu
lingkungan kendali yang efektif, keempat komponen lainnya tidak mungkin
menghasilkan pengendalian internal yang efektif, dengan mengabaikan mutu mereka.
Dengan didasarkan atas hal ini, maka sudah dapat dipastikan jika pengendalian internal
kurang bisa mengakomodir kerjasama antar karyawan.
Sementara itu kemunkinan yang akan menjadi pendapat dari tim audit dan Arif
Effendy terhadap permasalah tersebut kemungkinannya pendapat dari pihak tim audit
lebih pada aspek resiko bawaan yang semakin tinggi dan sekaligus mengakibatkan resiko
fraud juga melambung tinggi yang merupakan dampak dari perencanaan auditnya.
Sebagai tambahan, kemungkinan besar akan menambah poin pada rekomendasi di
management letter untuk dapat melakukan mutasi karyawan bersangkutan sehingga
dapat lebih mengefektifkan aspek pengendalian dalam operasional perusahaan.