tugas jiwa

3
TUGAS Kepribadian seseorang berperan penting dalam merespon suatu stressor. Ini akan berdampak pada respon biologik yaitu pada sistim endokrin dan imunitas. Perubahan biomolekuler terhadap stressor akut berbeda dengan yang kronis. Pada stressor akut (menit – jam), sistim simpatis (terutama noradrenergik) akan mengalami aktivasi. Kondisi demikian terjadi pada stress psikologis ringan atau selama latihan fisik tertentu. Sebaliknya pada stress psikologis berat dan terpapar stressor fisik berat maka akan mengaktivasi aksis HPA yang selanjutnya mengakibatkan gangguan pada system imunologis dan proses plastisitas. Suatu rangsangan atau stressor akan mengaktifkan aksis HPA, yang dicerminkan oleh pelepasan corticotrophin-releasing hormone (CRH) dan Vasopresin (AVP) oleh nucleus paraventrikuler dari hipotalamus, kemudian akan merangsang produksi dari adrenocortikotropic hormone (ACTH) oleh kelenjar pituitary anterior. ACTH akan memicu pelepasan kortisol yang akan mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan reseptor, sehingga glukosa darah tidak bisa diseimbangkan. Salah satu gaya hidup yang berpengaruh terjadinya diabetes adalah kualitas tidur. Kurang tidur selama 3 20

Upload: echa-ayiimm

Post on 17-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS jiwa

TUGAS

Kepribadian seseorang berperan penting dalam merespon suatu stressor.

Ini akan berdampak pada respon biologik  yaitu pada sistim endokrin dan

imunitas.

Perubahan biomolekuler terhadap stressor akut berbeda dengan yang

kronis. Pada stressor akut (menit – jam), sistim simpatis (terutama noradrenergik)

akan mengalami aktivasi. Kondisi demikian terjadi pada stress psikologis ringan

atau selama  latihan fisik tertentu. Sebaliknya  pada stress psikologis berat dan

terpapar stressor fisik berat maka akan mengaktivasi aksis HPA yang selanjutnya

mengakibatkan gangguan pada system imunologis dan proses plastisitas.

Suatu rangsangan atau stressor akan mengaktifkan aksis HPA, yang

dicerminkan oleh pelepasan corticotrophin-releasing hormone (CRH) dan

Vasopresin  (AVP) oleh nucleus paraventrikuler dari hipotalamus, kemudian akan

merangsang  produksi dari adrenocortikotropic hormone (ACTH) oleh kelenjar

pituitary anterior. ACTH akan memicu pelepasan kortisol yang akan 

mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan reseptor,

sehingga glukosa darah tidak bisa diseimbangkan.

Salah satu gaya hidup yang berpengaruh terjadinya diabetes adalah

kualitas tidur. Kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh

memproses glukosa menurun drastis. Hal ini menyebabkan risiko diabetes

meningkat. Selama tidur juga terjadi peningkatan kadar glukosa darah dimana

rentang peningkatan kadar glukosa berkisar antara 20-30% dan maksimal terjadi

pada pertengahan periode tidur.

Perubahan hormonal yang terjadi terkait dengan gangguan tidur dapat

disebabkan adanya aktivitas Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA) dan sistem

saraf simpatis. Aktivitas HPA dan sistem saraf simpatis dapat merangsang

pengeluaran hormon, seperti katekolamin dan kortisol yang menyebabkan

gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin dan berhubungan dengan

diabetes tipe 2.

20

Page 2: TUGAS jiwa

Kurang tidur akan menurunkan hormon serotonin sehingga membuat

seorang mudah stres dan depresi. Selain itu, tubuh yang lelah membuat mudah

emosi dan meningkatkan hormon stres. Stres dan kurang tidur dapat juga

meningkatkan kadar kortisol. Hormon kortisol yang terlalu tinggi akan

menyebabkan kenaikan gula darah. Dengan tidur yang baik maka bisa

menurunkan kelebihan kortisol hingga 50%. Disstress psikologis dapat

menimbulkan perubahan menjadi distress biologis yang pada proses lanjut dapat

mengganggu kesehatan.

( Sumber: Surwit, R., et al. (2002). Stress management improves long-term

glycemic control in type2 diabetes. Diabetes Care, 25 (2),pp 835-839)

21