tugas jurnal optimalisasi firewall pada jaringan skala luas
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Internet seringkali disebut sebagai dunia tanpa batas. Beragam informasi bisa didapat di
internet dan siapapun bisa mengakses informasi tersebut. Seiring perkembangan teknologi
informasi, internet tak hanya memberikan kontribusi positif bagi kehidupan tetapi juga
ancaman. Ancaman lebih menakutkan justru datang dari dunia maya, mulai dari serangan
virus, trojan, phishing hingga cracker yang bias mengobok-obok keamanan sistem
komputer.
Terhubung ke internet ibaratnya membuka pintu komputer untuk bisa diakses oleh
siapapun. Melalui pintu tersebutlah, anda dengan sangat mudah bisa menjelajahi belantara
dunia maya entah itu untuk berbelanja online, membaca berita terkini, mengirim e-mail dan
lain sebagainya. Namun melalui pintu itu pulalah, hacker bisa masuk dan dengan mudah
mengobok-obok bahkan mengambil alih kendali system komputer. Pada banyak
kesempatan, kita perlu menentukan pilihan mana yang harus dipercaya dan mana yang
tidak.
Sekalipun sesuatu itu berasal dari sumber yang terpercaya dan aman untuk dijalankan.
Bisa saja Anda menerima e-mail dari sumber terpercaya yang di dalamnya disertakan
sebuah link dan mengkliknya. Namun siapa sangka jika ternyata melalui link tersebut,
hacker menyelipkan program jahat untuk memata-matai komputer tanpa sepengetahuan
Anda. Untuk itulah, komputer membutuhkan suatu benteng yang mampu melindungi
komputer dari ancaman berbahaya di internet. Di dunia maya, benteng ini disebut dengan
firewall.
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan kemajuan teknologi yang pesat saat ini terutama dalam bidang telekomunikasi
dimana acces internet sudah banyak digunakan untuk segala bidang baik untuk ilmu
pengetahuan maupun untuk perekonomian. Di saat seperti ini sering kali kita temui
transaksi bisnis melalui access internet karena tidak mengenal perbedaan jarak dan waktu,
tentu para pengguna ingin merasa bahwa dia aman untuk bertransaksi via internet. Untuk
itu dibutuhkan suatu sistem keamanan yang mampu melindungi jaringan yang digunakan,
tentu jaringan yang digunakan ini sangatlah luas karena mencakup ke seluruh dunia.
Keamanan komputer maupun jaringan komputer, terutama yang terhubung ke internet
harus direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat melindungi sumber daya
(resource) dan investasi di dalamnya. Informasi (data) dan service (pelayanan) sudah
menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Kemampuan untuk mengakses dan
menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi suatu
organisasi, baik yang berupa organisasi komersial (perusahaan), perguruan tinggi, lembaga
pemerintahan, maupun individual (pribadi).
1
1.3.Batasan Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini terlalu luas jika diteliti secara menyeluruh. Maka
dari itu agar masalah tidak melebar kemana-mana maka hanya meneliti cara pengoptimalan
firewall di jaringan LAN yang terkoneksi ke sebuah router, dimana untuk setiap paket data
yang masuk dari internet ke LAN dapat dicek oleh firewall apakah paket data yang
berbahaya atau tidak, jika data yang masuk berbahaya maka otomatis firewall akan
menolak paket data tersebut.
1.4.Rumusan Masalah
Inti masalah yang di angkat dalam jurnal ini yaitu bagaimana cara mengatasi gangguan
yang didapat dari paket data yang menuju suatu jaringan LAN yang digunakan. Dalam hal
ini perlu adanya proteksi berupa firewall yang diaplikasikan didalam Router suatu jaringan
LAN.
1.5.Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah agar tahu cara optimalisasi firewall pada jaringan dan
dapat dengan mudah diaplikasikan atau dipraktekan.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengoptimalisasikan firewall pada jaringan
sehingga dapat mengurangi ancaman-ancaman yang terdapat di dalam dunia internet dan
kita menjadi merasa lebih nyaman menjelajahi dunia internet.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang
terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan
pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada
printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung
dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan
disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan
jutaan node.
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan
diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM, Printer,
pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik.
2.1.1. Jenis - Jenis Jaringan
Ada 3 macam jenis jaringan, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah
sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.
Gambar 2.1 Konfigurasi LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah
dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-
jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu
jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam sebuah kota
besar dihubungkan antara satu dengan lainnya.
3
Gambar 2.2 Konfigurasi MAN
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah
menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan
jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain.
Gambar 2.3 Konfigurasi WAN
2.2. Firewall
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat terbuka di dunia, konsekuensi
yang harus di tanggung adalah tidak ada jaminan keamanan bagi jaringan yang terkait ke
Internet. Artinya jika operator jaringan tidak hati-hati dalam menset-up sistemnya, maka
kemungkinan besar jaringan yang terkait ke Internet akan dengan mudah dimasuki orang
yang tidak di undang dari luar. Adalah tugas dari operator jaringan yang bersangkutan,
untuk menekan resiko tersebut seminimal mungkin. Pemilihan strategi dan kecakapan
administrator jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu jaringan mudah ditembus
atau tidak.
4
Firewall merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan security (security
policy). Sedangkan kebijakan security, dibuat berdasarkan perimbangan antara fasilitas
yang disediakan dengan implikasi security-nya. Semakin ketat kebijakan security, semakin
kompleks konfigurasi layanan informasi atau semakin sedikit fasilitas yang tersedia di
jaringan. Sebaliknya, dengan semakin banyak fasilitas yang tersedia atau sedemikian
sederhananya konfigurasi yang diterapkan, maka semakin mudah orang orang 'usil' dari
luar masuk kedalam sistem (akibat langsung dari lemahnya kebijakan security).
Dalam dunia nyata, firewall adalah dinding yang bisa memisahkan ruangan, sehingga
kebakaran pada suatu ruangan tidak menjalar ke ruangan lainnya. Tapi sebenarnya firewall
di Internet lebih seperti pertahanan disekeliling benteng, yakni mempertahankan terhadap
serangan dari luar. Gunanya:
1. Membatasi gerak orang yang masuk ke dalam jaringan internal
2. Membatasi gerak orang yang keluar dari jaringan internal
3. Mencegah penyerang mendekati pertahanan yang berlapis
Jadi yang keluar masuk firewall harus acceptable. Firewall merupakan kombinasi dari
router, server, dan software pelengkap yang tepat.
Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan baik terhadap
hardware , software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik
dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan
suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang
lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation, server, router, atau
local area network (LAN) anda.
Secure internal Untrusted Secure internal network network network
Company A (Internet) Company B
Gambar 2.4 Ilustrasi Firewall
Firewall didefinisikan sebagai sebuah komponen atau kumpulan komponen yang
membatasi akses antara sebuah jaringan yang diproteksi dan internet, atau antara
kumpulan-kumpulan jaringan lainnya (Building Internet Firewalls, oleh Chapman dan
Zwicky). A firewall is a system or group of systems that enforces an access control policy
between two networks ( http://www.clark.net/pub/mjr/pubs/fwfaq/ ) . The main purpose of a firewall
system is to control access to or from a protected network. It implements a network access
policy by forcing connections to pass through the firewall, where they can be examined and
evaluated ( http://csrc.ncsl.nist.gov/nistpubs/800-10/node31.html ) .
5
2.2.1 Tugas - Tugas Firewall
Firewall secara umum di peruntukkan untuk melayani :
a) Mesin/Komputer
Setiap mesin komputer yang terhubung langsung ke jaringan luar atau internet dan
menginginkan semua yang terdapat pada komputernya terlindungi.
b) Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri lebih dari satu buah komputer dan berbagai jenis
topologi jaringan yang digunakan, baik yang di miliki oleh perusahaan, organisasi
dsb.
Firewall mempunyai beberapa tugas :
1. Pertama dan yang terpenting adalah: harus dapat mengimplementasikan kebijakan
security di jaringan (site security policy). Jika aksi tertentu tidak diperbolehkan oleh
kebijakan ini, maka firewall harus meyakinkan bahwa semua usaha yang mewakili
operasi tersebut harus gagal atau digagalkan. Dengan demikian, semua akses ilegal
antar jaringan (tidak diotorisasikan) akan ditolak.
2. Melakukan filtering: mewajibkan semua trafik yang ada untuk dilewatkan melalui
firewall bagi semua proses pemberian dan pemanfaatan layanan informasi. Dalam
konteks ini, aliran paket data dari/menuju firewall, diseleksi berdasarkan IP-address,
nomor port, atau arahnya, dan disesuaikan dengan kebijakan security.
3. Firewall juga harus dapat merekam/mencatat even-even mencurigakan serta
memberitahu administrator terhadap segala usaha-usaha menembus kebijakan security.
Ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh firewall :
a. Firewall tidak bisa melindungi dari serangan orang dalam
b. Firewall tidak bisa melindungi serangan yang tidak melalui firewall tersebut (tidak
melalui chocke point). Misalnya ada yang memasang dial-up service, sehingga jaringan
bisa diakses lewat modem.
c. Firewall tidak bisa melindungi jaringan internal terhadap serangan-serangan model baru.
d. Firewall tidak bisa melindungi jaringan terhadap virus.
Gambar 2.5 Ilustrasi data masuk dan keluar
2.2.2. Karakteristik Firewall
1. Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar , harus melewati firewall. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua akses
6
terhadap jaringan lokal, kecuali melewati firewall. Banyak sekali bentuk jaringan yang
memungkinkan.
2. Hanya Kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat melewati/melakukan hubungan, hal
ini dapat dilakukan dengan mengatur policy pada konfigurasi keamanan lokal. Banyak
sekali jenis firewall yang dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang ditawarkan.
3. Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif kuat terhadap serangan/kelemahan. Hal
ini berarti penggunaan sistem yang dapat dipercaya dan dengan operating system yang
relatif aman.
2.2.3. Teknik Yang Digunakan Firewall
1. Service Control (kendali terhadap layanan)
Berdasarkan tipe-tipe layanan yang digunakan di Internet dan boleh diakses baik untuk
kedalam ataupun keluar firewall. Biasanya firewall akan mencek no IP Address dan
juga nomor port yang di gunakan baik pada protokol TCP dan UDP, bahkan bisa
dilengkapi software untuk proxy yang akan menerima dan menterjemahkan setiap
permintaan akan suatu layanan sebelum mengijinkannya. Bahkan bisa jadi software
pada server itu sendiri, seperti layanan untuk web maupun untuk mail.
2. Direction Control (kendali terhadap arah)
Berdasarkan arah dari berbagai permintaan (request) terhadap layanan yang akan
dikenali dan diijinkan lewat firewall.
3. User control (kendali terhadap pengguna)
Berdasarkan pengguna/user untuk dapat menjalankan suatu layanan, artinya ada user
yang dapat dan ada yang tidak dapat menjalankan suatu servis,hal ini di karenakan user
tersebut tidak di ijinkan untuk melewati firewall. Biasanya digunakan untuk membatasi
user dari jaringan lokal untuk mengakses keluar, tetapi bisa juga diterapkan untuk
membatasi terhadap pengguna dari luar.
4. Behavior Control (kendali terhadap perlakuan)
Berdasarkan seberapa banyak layanan itu telah digunakan. Misal, firewall dapat
memfilter email untuk menanggulangi/mencegah spam.
2.2.4. Tipe - Tipe Firewall
1. Packet Filtering Router
Packet Filtering diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet IP baik yang
menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Pada tipe ini packet tersebut
akan diatur apakah akan di terima dan diteruskan atau di tolak. Penyaringan packet ini
di konfigurasikan untuk menyaring paket yang akan di transfer secara dua arah (baik
dari dan ke jaringan lokal). Aturan penyaringan didasarkan pada header IP dan
transport header, termasuk juga alamat awal (IP) dan alamat tujuan (IP), protocol
transport yang di gunakan (UDP, TCP), serta nomor port yang digunakan. Kelebihan
dari tipe ini adalah mudah untuk di implementasikan, transparan untuk pemakai, relatif
lebih cepat.
Adapun kelemahannya adalah cukup rumitnya untuk menyetting paket yang akan
difilter secara tepat, serta lemah dalam hal authentikasi. Adapun serangan yang dapat
terjadi pada firewall dengan tipe ini adalah:
7
1. IP address spoofing : Intruder (penyusup) dari luar dapat melakukan ini dengan cara
menyertakan/menggunakan ip address jaringan lokal yang telah diijinkan untuk
melalui firewall.
2. Source routing attacks : Tipe ini tidak menganalisa informasi routing sumber IP,
sehingga memungkinkan untuk membypass firewall.
3. Tiny Fragment attacks : Intruder membagi IP kedalam bagian-bagian (fragment)
yang lebih kecil dan memaksa terbaginya informasi mengenai TCP header. Serangan
jenis ini di design untuk menipu aturan penyaringan yang bergantung kepada
informasi dari TCP header. Penyerang berharap hanya bagian (fragment) pertama
saja yang akan di periksa dan sisanya akan bisa lewat dengan bebas. Hal ini dapat di
tanggulangi dengan cara menolak semua packet dengan protocol TCP dan memiliki
offset = 1 pada IP fragment (bagian IP)
Gambar 2.5 Ilustrasi paket filtering
2. Application-Level Gateway
Application-level Gateway yang biasa juga di kenal sebagai proxy server yang berfungsi
untuk memperkuat/menyalurkan arus aplikasi. Tipe ini akan mengatur semua hubungan
yang menggunakan layer aplikasi ,baik itu FTP, HTTP, GOPHER dll.
Cara kerjanya adalah apabila ada pengguna yang menggunakan salah satu aplikasi
semisal FTP untuk mengakses secara remote, maka gateway akan meminta user
memasukkan alamat remote host yang akan di akses.Saat pengguna mengirimkan user ID
serta informasi lainnya yang sesuai maka gateway akan melakukan hubungan terhadap
aplikasi tersebut yang terdapat pada remote host, dan menyalurkan data diantara kedua titik.
Apabila data tersebut tidak sesuai maka firewall tidak akan meneruskan data tersebut atau
menolaknya. Lebih jauh lagi, pada tipe ini firewall dapat di konfigurasikan untuk hanya
mendukung beberapa aplikasi saja dan menolak aplikasi lainnya untuk melewati firewall.
Kelebihannya adalah relatif lebih aman daripada tipe packet filtering router lebih mudah
untuk memeriksa dan mendata semua aliran data yang masuk pada level aplikasi.
Kekurangannya adalah pemrosesan tambahan yang berlebih pada setiap hubungan. Yang
akan mengakibatkan terdapat dua buah sambungan koneksi antara pemakai dan gateway,
dimana gateway akan memeriksa dan meneruskan semua arus dari dua arah.
8
Gambar 2.6 Aplikasi Gateway level
3. Circuit-level Gateway
Tipe ketiga ini dapat merupakan sistem yang berdiri sendiri , atau juga dapat
merupakan fungsi khusus yang terbentuk dari tipe application-level gateway.tipe ini
tidak mengijinkan koneksi TCP end to end (langsung)
Cara kerjanya : Gateway akan mengatur kedua hubungan TCP tersebut, 1 antara
dirinya dengan TCP pada pengguna lokal (inner host) serta 1 lagi antara dirinya dengan
TCP pengguna luar (outside host). Saat dua buah hubungan terlaksana, gateway akan
menyalurkan TCP segment dari satu hubungan ke lainnya tanpa memeriksa isinya.
Fungsi pengamanannya terletak pada penentuan hubungan mana yang di ijinkan.
Penggunaan tipe ini biasanya dikarenakan administrator percaya dengan pengguna
internal (internal users).
9
Gambar 2.7 Aplikasi Gateway circuit level
2.2.5. Merencanakan Jaringan Dengan Firewall
Merencanakan sistem firewall pada jaringan, berkaitan erat dengan jenis fasilitas apa
yang akan disediakan bagi para pemakai, sejauh mana level resiko-security yang bisa
diterima, serta berapa banyak waktu, biaya dan keahlian yang tersedia (faktor teknis dan
ekonomis). Firewall umumnya terdiri dari bagian filter (disebut juga screen atau choke) dan
bagian gateway (gate). Filter berfungsi untuk membatasi akses, mempersempit kanal, atau
untuk memblok kelas trafik tertentu.
Terjadinya pembatasan akses, berarti akan mengurangi fungsi jaringan. Untuk tetap
menjaga fungsi komunikasi jaringan dalam lingkungan yang ber-firewall, umumnya
ditempuh dua cara :
Pertama, bila kita bayangkan jaringan kita berada dalam perlindungan sebuah benteng,
komunikasi dapat terjadi melalui pintu-pintu keluar benteng tersebut. Cara ini dikenal
sebagai packet-filtering, dimana filter hanya digunakan untuk menolak trafik pada kanal
yang tidak digunakan atau kanal dengan resiko-security cukup besar, sedangkan trafik pada
kanal yang lain masih tetap diperbolehkan.
Berbagai kebijakan dapat diterapkan dalam melakukan operasi packet filtering. Pada
intinya, berupa mekanisme pengontrollan data yang diperbolehkan mengalir dari dan/atau
ke jaringan internal, dengan menggunakan beberapa parameter yang tercantum dalam
header paket data: arah (inbound atau outbound), address asal dan tujuan, port asal dan
tujuan, serta jenis protocol transport. Router akan mengevaluasi informasi ini dalam setiap
paket data yang mengalir melaluinya, kemudian menetapkan aksi yang harus dilakukan
terhadap paket tersebut, berdasarkan set aturan/program dalam packet-filtering. Sehingga
keputusan routing dasar router tersebut, kemudian dilengkapi dengan bagian dari kebijakan
security jaringan.
Tabel berikut akan menunjukan contoh konfigurasi operasi packet-filtering, untuk
menyediakan hanya fasilitas SMTP inbound dan outbound pada jaringan.
Tabel 2.1 Konfigurasi operasi packet-filtering
Aturan Arah Address Asal
Address Tujuan Protokol Port
Tujuan Aksi
A masuk eksternal internal TCP 25 ok
10
B keluar internal eksternal TCP >1023 okC keluar internal eksternal TCP 25 okD masuk eksternal internal TCP >1023 okE sembarang sembarang sembarang sembarang sembarang deny
Aturan A dan B melayani hubungan SMTP inbound (email datang), aturan C dan D
melayani hubungan SMTP outbound (email keluar) serta aturan E merupakan aturan
default yang dilakukan bila aturan aturan sebelumnya gagal. Kalau diamati lebih dekat,
selain trafik SMTP konfigurasi tersebut juga masih membolehkan hubungan masuk dan
keluar pada port >1023 (aturan B dan D), sehingga terdapat kemungkinan bagi program-
program server seperti X11 (port 6000), OpenWindows (port 2000), atau kebanyakan
program basis-data (Sybase, Oracle, Informix, dll), untuk dihubungi dari luar. Untuk
menutup kemungkinan ini, diperlukan evaluasi parameter lain, seperti evaluasi port asal.
Dengan cara ini, satu-satunya celah menembus firewall adalah dengan menggunakan port
SMTP. Bila kita masih juga kurang yakin dengan kejujuran para pengguna port ini, dapat
dilakukan evaluasi lebih lanjut dari informasi ACK.
Cara kedua, menggunakan sistem proxy, dimana setiap komunikasi yang terjadi antar
kedua jaringan harus dilakukan melalui suatu operator, dalam hal ini proxy server.
Beberapa protokol, seperti telnet dan SMTP (Simple Mail Transport Protocol), akan lebih
efektif ditangani dengan evaluasi paket (packet filtering), sedangkan yang lain seperti FTP
(File Transfert Protocol), Archie, Gopher dan HTTP (Hyper-Text Transport Protocol) akan
lebih efektif ditangani dengan sistem proxy. Kebanyakan firewall menggunakan kombinasi
kedua teknik ini (packet filtering dan proxy). Dalam jaringan yang menerapkan sistem proxy, hubungan komunikasi ke internet dilakukan melalui sistem pendelegasian. Komputer-komputer yang dapat dikenali oleh internet bertindak sebagai 'wakil' bagi mesin lain yang ingin berhubungan ke luar. Proxy server untuk (kumpulan) protokol tertentu dijalankan pada dual-homed host atau bastion-host, dimana seluruh pemakai jaringan dapat berkomunikasi dengannya, kemudian proxy server ini bertindak sebagai delegasi. Dengan kata lain setiap program client akan berhubungan dengan proxy server dan proxy server ini lah yang akan berhubungan dengan server sebenarnya di internet. Proxy server akan mengevaluasi setiap permintaan hubungan dari client dan memutuskan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Bila permintaan hubungan ini disetujui, maka proxy server me-relay permintaan tersebut pada server sebenarnya.
Ada beberapa istilah menunjuk pada tipe proxy server, diantaranya proxy level aplikasi,
proxy level circuit, proxy generik atau khusus, proxy cerdas, dll. Apapun jenis proxy yang
digunakan, ada beberapa konsekuensi implementasi sistem ini:
a) Pada umumnya memerlukan modifikasi client dan/atau prosedur akses serta menuntut
penyediaan program server berbeda untuk setiap aplikasi.
Gambar 2.8 Aplikasi proxy server
11
b) Penggunaan sistem proxy memungkinkan penggunaan private IP Address bagi jaringan
internal. Konsekuensinya kita bisa memilih untuk menggunakan IP Address kelas A
(10.x.x.x) untuk private IP address yang digunakan dalam jaringan internet; sehingga
komputer yang dapat tersambung dalam jaringan internal dapat mencapai jumlah jutaan
komputer.
c) Paket SOCKS atau TIS FWTK merupakan contoh paket perangkat lunak proxy yang
sering digunakan dan tersedia bebas di internet.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
12
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di PT RECCI INDONESIA , PT PROTELINDO & PT
Anggi Tele-com . Tempat penelitian dilakukan di suatu jaringan suatu perusahaan yang
menggunakan LAN kecil, yang hanya terdiri dari beberapa user. Dengan
menggunakan jaringan yang kecil sehingga dapat didata kesalahan kesalahan kecil
13
yang mungkin terjadi. Sehingga bisa didapatkan data dengan tingkat kesalahan yang
kecil juga.
3.3 Parameter Penelitian
Pengamatan utama adalah pada cara pengoptimalisasian firewall dengan konfigurasi
firewall sebagai berikut :
1. Dual-Homed Host
Merupakan aplikasi firewall dimana jika ada paket data yang mau keluar masuk harus
melewati suatu proxy.
2. Screened Host
Merupakan aplikasi firewall tetap lewat proxy tetapi terdapat penyaringan lagi sehingga
router lebih mudah di amankan daripada sebuah computer/ host.
3. Screened subnet
Merupakan aplikasi firewall yang memiliki system keamanan berlapis yang terdapat pada
exterior maupun interior router
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data, untuk lebih memahami tentang optimalisasi firewall pada
suatu jaringan maka dilakukan pengamatan berupa survey dan pendataan pada beberapa
konfigurasi firewall yaitu : Dual-homed host, screened host dan screened subnet.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara menginventarisir seluruh data yang terkumpul dari
hasil pengisian kuesioner serta hasil wawancara, selanjutnya dilakukan perhitungan seluruh
paket data yang terblok oleh suatu firewall dana di analisa dengan melihat isi paket data
yang diblok tersebut.
14
BAB IV
ANALISA
Untuk melakukan optimalisasi suatu firewall ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
diantaranya :
Yang pertama kita perlu menentukan Policy atau kebijakan firewall terebut. Kerena
penentuan policy atau kebijakan merupak hal yang sangat penting, baik atau buruknya
sebuah firewall sangat ditentukan oleh policy atau kebijakan yang diterapkan. Penentuan
kebijakan tersebut meliputi :
a. Menentukan apa saja yang perlu dilayani. Artinya apa saja yang akan dikenai kebijakan
yang akan kita buat.
b. Menentukan individu atau kelompok-kelompok yang akan dikenai policy atau
kebijakan tersebut.
c. Menentukan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh tiap-tiap individu atau kelompok
yang menggunakan jaringan.
d. Berdasarkan setiap layanan yang digunakan oleh individu atau kelompok tersebut akan
ditentukan bagaimanan konfigurasi terbaik yang akan membuatnya semakin nyaman.
e. Menerapkan semua policy atau kebijakan tersebut
Berikutnya dapat menganalisis daftar port-port yang digunakan oleh berbagai protocol
dan membuka port-port tersebut kedalam firewall dan port-port terebut harus tepat. Server
15
web biasanya diidentifikasikan melalui port 80, FTP (File Transfer Protocol) melalui port
21, SSH melaui port 22. Port ini menunjukan port mana yang harus dibuka di sisi server
web. Pada PC port-port yang perlu dibuka adalah untuk membuat koneksi keluar, settingan
untuk itu biasanya telah dilakukan oleh firewall secara otomatis ketika ketika kita
menjalankan sebuah program yang memerlukan koneksi ke internet. Ketika kita telah
mengetahui port-port mana saja yang dibutuhkan oleh program buka port-port tersebut
kedalam firewall.
Pada dasarnya, semakin banyak port yang terbuka pada firewall maka semakin tidak
aman PC tersebut, terutama pada file dan printer-sharing di bawah Windows. Hacker sering
menemukan dan memanfaatkan titik-titik kelemahan yang ada. Jika kita sedang
menggunakan notebook yang terhubung ke hotspot umum tutup port-port yang terbuka.
Firewall modern akan secara otomatis mengenali jaringan dan mengkonfigurasi diri sendiri
seseuai dengan situasi. Kebanyakan firewall masa kini menawarkan fungsi setting otomatis
untuk file dan printer-sharing. Pada firewall lain seperti XP-firewall harus setiap kali
dikonfugurasi secara manual. Untuk mengaktifkan file dan printer-sharing, buka port TCP
139 dan 445 serta port UDP 137 dan 138 untuk data masuk. Selain itu kita perlu
mengijinkan permintaan echo ICMP.
Apabila kita terkoneksi ke internet melalui sebuah router ada baiknya jika
mengkonfigurasi router tersebut. Settingan router yang perlu dirubah adalah fungsi Port
Forwarding yang harus diaktifkan, karena pada kebanyakan router suatu fungsi Port
Forwarding biasanya telah dimatikan secara default. Dengan konfigurasi yang tepat, router
akan menolak paket IP dengan pengirim palsu.
Pengoptimalisasian firewall yang berikutnya adalah menentukan konfigurasi suatu
firewall dengan tepat. Ada beberapa konfigurasi firewall :
1. Dual-homed Host
Gambar 4.1 Dual-homed host
Dual homed host bisa menjadi router, namun untuk menjadi firewall lalu lalu-lintas IP
dalam arsitektur ini benar-benar di-blok. Jadi kalau ada paket yang mau keluar masuk,
harus lewat proxy.
16
2. Screened Host
Gambar 4.2 Screened host
Menggunakan bastion host yang diletakkan dalam intranet, dan seluruh komunikasi
keluar masuk harus melalui proxy pada bastion dan kemudian melalui screening router.
Bastion host merupakan sistem/bagian yang dianggap tempat terkuat dalam sistem
keamanan jaringan oleh administrator.atau dapat di sebut bagian terdepan yang
dianggap paling kuat dalam menahan serangan, sehingga menjadi bagian terpenting
dalam pengamanan jaringan, biasanya merupakan komponen firewall atau bagian
terluar sistem publik.
Sekilas terlihat bahwa dual-homed architecture lebih aman, tetapi dalam prakteknya
banyak kegagalan sistem yang memungkinkan paket lewat dari satu sisi ke sisi lainnya
dalam dual homed architecture. Jadi alasan utama menggunakan screened host
architecture adalah karena router lebih mudah diamankan ketimbang sebuah
komputer/host. Kejelekan utama kedua-duanya adalah mereka memiliki 'single point of
failure7.
3. Screened Subnet
Gambar 4.3 Screened Subnet
Alasan mengapa Bastion host sering menjadi target serangan. Karena idenya adalah
kalau bastion host berhasil dibobol, jangan sampai penyerang masuk ke dalam jaringan
17
t-'igur? 4-4: Screened bust (architecture
internal. Oleh karena itu bastion host diletakkan di perimeter network. Untuk
membobol jaringan, hacker harus menyerang exterior router dan interior router. Ada
juga yang memiliki perimeter berlapis, dimana syaratnya agar efektif adalah sistem
pertahan tiap lapis harus berbeda-beda.
Perimeter network yaitu kalau ada orang yang berhasil menembus ke exterior router
dan bastion, maka sang penyerang hanya bisa melihat paket yang berkeliaran di
perimeter network saja. Jadi lalu-lintas komunikasi pada jaringan internal (yang relatif
sensitif) tidak dapat dilihat oleh penyerang dari perimeter network.
Bastion host Bertindak sebagai titik masuk koneksi dari luar, termasuk SMTP, FTP
dan DNS. Sedangkan untuk melakukan koneksi dari client ke server di Internet dapat
dilakukan dengan 2 cara:
Mengizinkan router-router agar klien bisa berhubungan dengan server Internet
secara langsung.
Menggunakan proxy server pada bastion.
Interior router melindungi internal network dari Internet dan perimeter network.
Sebaiknya lalu-lintas yang diizinkan antara bastion dengan client, hanyalah yang
penting-penting saja. Misalnya hubungan SMTP antara bastion dengan mail server
internal. Perhatikan komputer server internal apa saja yang terhubung dengan bastion,
karena itulah yang akan menjadi target serangan jika bastion berhasil dihancurkan oleh
hacker.
Exterior router pada prakteknya mengizinkan banyak paket keluar, dan hanya sedikit
memfilter paket masuk. Namun, biasanya untuk screening network internal, settingnya
sama antara internal dan external router. Tugas utama external router adalah untuk
memblok paket yang memiliki alamat yang palsu dari luar (karena berusaha menyamar
dengan alamat IP salah satu host dalam internal network). Karena pasti dari Internet.
Kenapa tidak di internal router? Karena masih bisa dari perimeter net yang sedikit
lebih trusted.
18
BAB V
KESIMPULAN
1. Suatu keamanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia internet baik
keamanan komputer maupun keamanan jaringan yang banyak dipenuhi dengan berbagai
ancaman baik dari dalam maupun dari luar, dan firewall merupakan solusi untuk dapat
mengatasi keamanan tersebut. Dengan suatu konfigurasi yang tepat pada firewall maka
kemungkinan untuk mengamankan suatu data atau komputer pada jaringan menjadi jauh
lebih aman.
2. Konfigrasi suatu firewall yang pertama adalah penentuan policy atau kebijakan firewall
tersebut tentang apa saja yang akan dikenai kebijakan tersebut, siapa saja yang akan dikenai
kebijakan tersebut dan layanan-layanan yang dibutuhkan tiap individu tersebut. Kemudian
menentukan port-port yang digunakan oleh berbagai protokol dan membuka port-port
tersebut kedalam firewall, dan juga membuka port yang digunakan untuk file sharing dan
request ping. Selanjutnya adalah menentukan suatu konfigurasi yang tepat dan sesuai
dengan keadaan jaringannya. Screened subnet merupakan konfigurasi yang paling tinggi
tingkat keamanannya, karena pada konfigurasi ini digunakan 2 buah paket filtering router,
sehingga jaringan local menjadi tidak terlihat (invisible) dan tidak dapat mengkonstruksi
routing langsung ke internet atau dengan kata lain internet menjadi invisible karena router
luar yang akan melayani hubungan antara internet dan bastion host, namum bukan berarti
jaringan local tidak dapat melakukan koneksi ke internet.
19
3. Dengan konfigurasi tersebut memungkinkan firewall kita dapat meningkatkan keamanan
yang jauh lebih baik dari ancaman-ancaman internet. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa jaringan tetap dapat diserang oleh hacker yang serangannya sangat terarah. Namun
lebih baik sedikit terlindungi daripada tidak sama sekali.
20