tugas kebijakan pw analisis tingkat perkembangan wilayah kab. gunungkidul

Upload: merli-krismanto

Post on 14-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS HUBUNGAN PERKEMBANGAN WILAYAHDENGAN TINGKAT KONDISI LINGKUNGAN

    KABUPATEN GUNUNGKIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

    Pengembangan Wilayah dan Kebijakan Lingkungan

    Dosen Pengampu

    Dr. Lutfi Mutaali, S.Si., MSP

    Disusun oleh :

    Merligon

    (12/342165/PMU/07663)

    PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGANFAKULTAS SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS GADJAH MADA2013

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1.Latar BelakangWilayah merupakan suatu area geografis yang dapat dianggap sebagai satu

    kesatuan homogenitas secara internal atau sebagai satu nodal/simpul pelayananbagi suatu wilayah tertentu (Mutaali, 2011). Setiap wilayah memiliki kepentingan

    akan pemenuhan kebutuhan, agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.Kepentingan tersebut dapat dilakukan dengan memposisikan wilayah sebagaisuatu nodal atau simpul pelayanan pemenuhan antar wilayah atau sebagai wilayahyang berinteraksi terhadap wilayah nodal.

    Wilayah mengalami berbagai proses kegiatan, seperti ekonomi, sosial,budaya, pertahanan dan keamanan, serta politik. Oleh sebab itu wilayah perlumelakukan suatu proses pengembangan wilayah. Pengembangan wilayahmerupakan suatu usaha usaha tertentu untuk mengubah kondisi wilayah yangada menjadi kondisi yang lebih baik. Tujuan dari pengembangan wilayah adalahmenggarap langsung permasalahan permasalahan fungsional yang berkaitandengan tingkat regional atau wilayah dan/atau pengembangan wilayah dapatdiartikan sebagai perencanaan mengenai manajemen sumberdaya yang dimiliki,seperti sumberdaya manusia (berupa kontribusi tenaga kerja), sumberdaya alam,dan kesempatan kesempatan interregional yang dikaitkan dengan prospek-prospek dan kecenderungan ekonomi dalam jangka panjang.

    Menurut Mutaali (2011) ada empat tujuan dari pengembangan wilayah

    penting dilakukan, yaitu untuk:1. Perlu rencana kebijakan sosial-ekonomi;2. Perlu menemu-kenali pertumbuhan ekonomi dan karakteristik

    penduduk, relevansinya untuk penentuan pembangunan fasilitasumum/sosial;

    3. Penentuan arahan perkembangan jangka panjang (20 25 tahun);4. Peningkatana kerjasama bantuan ekonomi.

  • 2Dalam pengembangan wilayah diperlukan unsur unsur pendukung yangdapat memberikan kontribusi pengembangan wilayah. Unsur unsur tersebutdapat berupa sumberdaya alam, manusia (tenaga kerja), fasilitas sosial, fasilitasfisik, iklim, dan lain lain. Unsur unsur tersebut dapat digunakan untukmengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah tersebut dan sebagai identifikasifungsional wilayah yaitu wilayah sebagai pelaku aktivitas ekonomi dasar (exsportbase) atau wilayah sebagai pelaku aktivitas penunjang ekonomi (service).

    Dalam mengamati suatu perkembangan wilayah tidak dapat dilepaskan darihubungannya dengan wilayah lain atau interregional relationship. Perkembanganwilayah diukur untuk mengetahui tingkat perkembangan suatu wilayah, dan unsurapa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahan dalam suatu wilayah kajiandibandingkan dengan wilayah lain. Pada umumnya, wilayah dengan tingkatperkembangan wilayah tinggi berpotensi memiliki masalah sosial dan lingkungan,seperti tingkat kepadatan penduduk tinggi, masalah pencemaran lingkungan, dankesenjangan sosial. Unsur kinerja lingkungan merupakan salah satu instrumenyang digunakan untuk mengukur perkembangan wilayah yang merupakan bagiandari pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak lepas darimanejemen lingkungan dengan manejemen ekonomi. Perkembangan industri,teknologi, dan modernisasi menjadikan manusia dalam posisi taraf hidup dankualitas hidup yang semakin membaik, tetapi dilema telah terjadi yaitu memicueksploitas terhadap sumberdaya alam yang ada dan memicu permasalahanlingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan.

    Kemerosotan kualitas lingkungan hidup bersifat kausalitas permasalahanlintas wilayah dan antar sektor1. Kualitas hidup merupakan kondisi lingkungansecara optimal dapat mendukung kebutuhan kehidupan manusia. Apabila kualitaslingkungan di suatu wilayah menurun akibat adanya hasil aktivitas eksploitasi

    1 Kementer ian Lingkungan Hidup, 2010, KLHS: Penerapan Klhs Di Kebijakan TataRuang Sebagai Solusi Masalah Lingkungan Hidup Di Daerah, [online],(http://www.menlh.go.id/klhs-penerapan-klhs-di-kebijakan-tata-ruang-sebagai-solusi-masalah-lingkungan-hidup-di-daerah/, diakses tanggal 26 Mei 2013)

  • 3sumberdaya alam, maka wilayah tersebut akan sulit berkembang dan memberikankontribusi yang positif terhadap wilayah lain.

    Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di sebelah timur. Mayoritas wilayahkabupaten Gunungkidul terletak di bentanglahan karst yaitu suatu bentanglahanyang mempunyai relief dan drainase khas. Hal tersebut disebabkan oleh tingkatpelarutan batuan lebih tinggi dibanding dengan jenis batuan lainnya. Salah satubatuan yang sangat mudah mengalami pelarutan adalah batugamping. Kawasankarst merupakan kawasan yang mempunyai banyak keunikan alami, seperti:bukit-bukit berbentuk kerucut yang teratur, lembah-lembah drainase yang disebutdolin, sistem gua-gua dan sungai bawah tanah yang berpotensi besar akansumberdaya air bawah permukaan, dan berbagai kekayaan flora di permukaannyadan fauna di dalamnya, serta memiliki keindahan pantai pantai karst yang takkalah indah apabila dibandigkan dengan pantai di wilayah pesisir daerah lain.Kekayaan alam dan keindahan serta keunikan tersebut telah dimanfaatkan olehpemerintah dan penduduk Kabupaten Gunungkidul untuk meningkatkanPendapatan Asli Daerah (PAD) dan taraf hidup penduduk di Gunungkidul

    Kabupaten Gunungkidul tidak memiliki pengaruh yang besar secaraekonomi terhadap wilayah lain seperti Kodya Yogyakarta dan Kabupaten Bantulyang berada di dekat Kabupaten Gunungkidul, tetapi Kabupaten Gunungkidulmemiliki keunggulan keunggulan yang tidak dimiliki wilayah kabupaten yangada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain pariwisata yang telahdisebutkan di atas yaitu melimpahnya batugamping. Batugamping tersebut dapatdimanfaatkan oleh penduduk dalam kegiatan pertanian, konstruksi, industri, danlingkungan. Batugamping tersebut merupakan berkah alam yang diberikan kepadapenduduk di Kabupaten Gunungkidul agar dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan taraf hidup mereka, tetapi dewasa ini pemanfaatan ekspoitasibatugamping tersebut tidak dilakukan secara arif dan bijaksana, eksploitasiberlebihan telah terjadi. Konversi lahan perbukitan karst diubah menjadi kawasanpertambangan batu gamping sehingga menimbulkan dampak bencana alam sepertilongsor dan daya erosi tinggi. Pembangunan fasilitas fisik di Kabupaten

  • 4Gunungkidul mengalami keterbatasan karena wilayah tersebut memilikikonfigurasi alam yang tidak rata dan karakteristik alam seperti tanah dan air yangmembutuhkan penanganan khusus apabila ingin dikembangkan. Dalam tulisankali ini, penulis ingin menganalisis hubungan antara perkembangan lingkungandikaitkan dengan kinerja lingkungan di Kabupaten Gunungkidul.

    1.2. Tujuan1) Mengetahui hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dengan

    kinerja lingkungan di Kabupaten Gunungkidul.2) Membuat peta hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dengan

    kinerja lingkungan di Kabupaten Gunungkidul.

  • 5BAB IIDESKRIPSI WILAYAH

    3.1. Geografis

    Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota diPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara Geografis terletak antara 7 46

    8 09 Lintang Selatan dan 110 21 - 110 50 Bujur Timur dan Luas 445,71 km2.Ketinggian daerahnya sangat bervariasi yaitu antara 0 meter sampai 686 meterdiatas permukaan air laut. Kabupaten Gunungkidul beribukota di Wonosari danberbatasan dengan beberapa Kabupaten lain, yaitu:

    Batas sebelah barat : Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman,Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Batas sebelah utara : Kabupaten Klaten dan KabupatenSukoharjo, Propinsi Jawa Tengah

    Batas sebelah timur : Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah

    Batas sebelah selatan : Samudera IndonesiaKabupaten Gunungkidul memiliki luas 1476.127 km2 yang meliputi 18

    kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Kabupaten Gunungkidul merupakankabupaten terluas yaitu 46,6 % dari keseluruhan empat kabupaten lainnya, sepertiKabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Kotamadya Yogyakarta. KecamatanTepus merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Gunungkidul yaitu seluas108.622 km2 atau 73 % keseluruhan luas Kabupaten Gunungkidul danKecamatan tersempit adalah Kecamatan Paliyan yaitu 58.814 km2 (Grafik 1).Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak ada pada Kecamatan Wonosari yaituada 14 desa dan kecamatan dengan jumlah desa sedikit yaitu 5 desa ada padaKecamatan Semanu, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Tepus, dan KecamatanTanjungsari. Jarak terjauh dari kecamatan ke ibukota kabupaten (Wonosari)adalah kecamatan Girisubo berkisar 40 sampai dengan 60 km (GDA, 2012).

  • 6Grafik 1. Luas Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul (PODES, 2008)

    3.2. GeomorfologiSecara gemorfologi, Kabupaten Gunungkidul memiliki fisiografi yang sangat

    menarik, dibagi ke dalam tiga kenampakan khas yaitu:1. Perbukitan Baturagung,2. Cekungan (Basin) Wonosari; dan3. Karst Gunungsewu.

    Perbukitan Baturagung secara umum tersusun atas satuan bentuklahan asalstruktural, dilihat proses terjadinya merupakan dataran tinggi (plato) selatan PulauJawa yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Perbukitan ini terbentukoleh proses diatropisme yang berupa sesar bertingkat (struktural). Batuanpenyusun berupa bahan-bahan volkanik tua yang telah banyak mengalamipelapukan tingkat, banyak retakan dan patahan, lapisan tanah relatif tipis, banyaksingkapan batuan, dengan curah hujan yang cukup tinggi, menyebabkan proseserosi dan longsor lahan cukup intensif dan sangat sering terjadi di wilayah ini.Kawasan Perbukitan Baturagung ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari,Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong bagian utara.

    Basin Wonosari menurut Pannekoek (1949), merupakan bagian dari zonaselatan Pulau Jawa, yang secara genetik merupakan bagian dari dataran tinggi

  • 7(plato) selatan Pulau Jawa, yang berupa dataran nyaris (peneplain) yang telahmengalami pengangkatan dan perlipatan pada kala Pleistosen Tengah ( 1 hingga1,8 juta tahun yang lalu). Batuan induk yang mendasari peneplain ini berupabatugamping. Basin Wonosari merupakan suatu cekungan dengan topografi datarhingga berombak, yang dibatasi atau dikelilingi oleh rangkaian perbukitanstruktural Baturagung di bagian utara dan barat, panggung masif di bagian timur,kompleks perbukitan karst Gunung Sewu di bagian selatan dan barat. BasinWonosari meliputi Kecamatan Playen, Karangmojo, Wonosari, Ponjong bagiantengah, dan Semanu bagian utara.

    Karst merupakan bentuklahan hasil solusional atau pelarutan. Karstdicirikan oleh: (1) terdapatnya cekungan tertutup dan atau lembah kering dalamberbagai ukuran dan bentuk; (2) langkanya atau tidak terdapatnya drainase atausungai permukaan, dan (3) terdapatnya gua dari sistem drainase bawah tanah.Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Gunungkidul terletak pada zona karstGunungsewu. Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam tipe Holokarst. Karst diwilayah kajian ini merupakan bagian dari topografi karst Gunung Sewu di bagianbarat, yang didominasi oleh bentuk-bentuk kerucut atau sinoid. Holokarstmerupakan tipe karst yang mempunyai bentanglahan lengkap, terbentuk padabatuan karbonat yang sangat mudah larut. Pada tipe ini terbentuk rekahan-rekahanpada batugamping murni dengan proses karstifikasi di bawah muka airtanah.Lapisan batugamping sangat tebal, dengan bentukan yang telah berkembang baik,seperti: ponor, doline, uvala, polje, dan sistem gua dengan sedikit atau tanpadrainase permukaan. Vegetasi pada tipe ini jarang dijumpai, arealnya cukup luas,tetapi banyak dijumpai gua-gua berukuran besar, depresi tertutup, dengan sedikitlembah sungai. Kawasan Karst Gunungsewu meliputi, Kecamatan Panggang,Paliyan, Saptosari, Tepus, Rongkop, Semanu bagian selatan, dan Ponjong bagianselatan.

  • 83.3. HidrologiKondisi hidrologi sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama

    terkait dengan pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai kegiatan. Kawasan karstumumnya identik dengan minimnya sumber air di permukaan. Hal ini terjadi olehadanya proses pelarutan yang menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan batuanyang semakin berkembang menjadi lorong-lorong. Air yang terdapat di daerahkarst akan mengalir mengikuti celah tersebut membentuk sistem aliran bawahpermukaan. Di daerah karst Kabupaten Gunungkidul, terdapat beberapa sungaibawah tanah yang telah diketahui dan dimanfaatkan diantaranya yaitu sungaibawah tanah Ngobaran, Seropan, dan Bribin yang digunakan oleh PDAM untukmemenuhi kebutuhan penduduk.

    Sumber air di permukaan umumnya dikenal dengan istilah telaga. Telagamerupakan cekungan pada daerah karst yang terisi air pada musim hujan. Airberada di dalam telaga dalam kurun waktu 1 bulan hingga 10 bulan. Jumlah telagadi daerah karst Gunungkidul adalah 237 buah dengan luas 4.946 hektar. Telagatersebar di berbagai kecamatan di daerah karst, yaitu: Semanu 26 buah, Rongkop73 buah, Panggang 49 buah, Ponjong 17 buah, Paliyan 10 buah, Saptosari 16buah, Tepus 45 buah, dan Wonosari 1 buah. Telaga dimanfaatkan penduduk untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, minum, memasak,memberi minum ternak, dan irigasi (KKL III Ilmu Lingkungan Fakultas Geografi,2009).

    3.4. PendudukMenurut data PODES Tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten

    Gunungkidul terbanyak di Wonosari yaitu 77770 jiwa dengan kepadatan tertinggijuga berada di Wonosari yaitu 934 jiwa/km2. Jumlah penduduk terendah padakecamatan Purwosari yaitu 21007 jiwa dan kepadatan terendah di KecamatanGirisubo yaitu 285 jiwa/km2.

    Wonosari merupakan daerah terpadat karena merupakan pusat atau ibukotaKabupaten Gunungkidul, di mana Wonosari merupakan pusat segala kegiatanyang memiliki fasilitas lengkap apabila dibandingkan dengan daerah atau

  • 9kecamatan lain yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan Girisubomerupakan kecamatan terjauh dari ibukota Kabupaten Gunungkidul danberbatasan dengan Wonogiri. Sebagian besar penduduk Girisubo melakukanmigrasi keluar daerah untuk mendapatkan kehidupan yang layak, karena daerahtersebut didominasi oleh kawasan karst yang sulit untuk dikelola dan hutan (PetaPenggunaan Lahan Kabupaten Gunungkidul, terlampir).

    Tabel 1. Luas, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan PendudukKabupaten Gunungkidul

    No. Nama Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan1 Gedangsari 67.373 41481 615.6952 Girisubo 95.707 27293 285.1743 Karangmojo 79.069 54445 688.5734 Ngawen 47.355 36107 762.4785 Nglipar 70.916 32856 463.3096 Paliyan 58.814 32717 556.2797 Panggang 91.427 27833 304.4298 Patuk 74.218 33367 449.5839 Playen 106.501 58884 552.897

    10 Ponjong 104.059 52003 499.74511 Purwosari 67.979 21007 309.02412 Rongkop 79.451 32429 408.16313 Saptosari 80.511 38479 477.93414 Semanu 105.099 58726 558.76615 Semin 101.104 55755 551.46316 Tanjungsari 71.521 27603 385.94117 Tepus 108.622 36850 339.25018 Wonosari 82.839 77770 938.805(Sumber : Data PODES Tahun 2008 dan Analisis Data)

    3.5.Sumberdaya Alam dan LingkunganSumberdaya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang

    dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya(Wikipedia, 2013). Sumberdaya alam dibedakan menjadi dua, yaitu sumberdayaalam hayati dan sumberdaya non hayati. Flora dan fauna merupakan sumberdaya

  • 10

    hayati, dan air, tanah, udara, serta bahan galian merupakan sumberdaya nonhayati.

    Salah satu sumberdaya alam hayati adalah kawasan karst selalu memilikigoa yang jumlahnya mencapai belasan hingga ratusan dalam satu kawasan. Goa-goa ini merupakan hunian bagi sejumlah biota, salah satunya adalah kelelawar danburung walet. Burung walet yang banyak bersarang di kawasan karst dapatdimanfaatkan sarangnya. Berbagai jenis kelelawar bisa hidup berdampingandalam satu goa. Beberapa goa yang memiliki dimensi ruang besar dan lorong yangpanjang, mampu menampung ribuan hingga jutaan ekor kelelawar.

    Sumberdaya non hayati , kawasan karst memiliki potensi tambang ialahpenambangan bahan galian golongan C (batu gamping) dan bahan mineral(emas,perak,tembaga,seng). Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonatdengan penampakan luar berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu, hinggahitam. Batu gamping memiliki manfaat cukup beragam, antara lain : 1) pertanian,2) lingkungan (penjernihan air dan obat pembasmi hama), 3) konstruksi (fondasibangunan rumah, jalan, jembatan, dan pembuatan semen trass atau semen merahdan marmer), 4) industri (keramik, kaca, bahan kimia, dan bahan pemutih)(Samodra, 2001 in http://repository.ipb.ac.id). Kegiatan penambangan adalahkegiatan yang pasti merubah lingkungan yang ada menjadi lingkungan baru yangberbeda, dan perubahan tersebut sulit atau bahkan tidak dapat dikembalikanseperti semula. Penataan rencana tata ruang Kabupaten Gunungkidul tercantumdalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No. 6 Tahun 2011 TentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 2030.

  • 11

    BAB IIIMETODE

    3.1 Penentuan tingkat perkembangan wilayah

    Untuk menetukan tingkat perkembangan wilayah per desa di kabupatenGunungkidul setiap indikator yang ada tersebut dihitung menggunakan metodeskoring. Dalam penyusunan tugas ini, metode yang digunakan merupakan metodeyang paling sederhana yaitu metode skoring. Prinsip penggunaan metode skoringadalah menyamakan satuan dari berbagai variabel yang digunakan dengan caramembuat skor untuk masing-masing variabel dengan asumsi-asumsi yangdigunakan pada tiap masing-masing variabel berdasarkan indikator yangdigunakan. Setelah masing-masing variabel memiliki nilai skala yang sama makavariabel dapat dijumlahkan nilai skalanya untuk mendapatkan total skala/indekskomposit dan selanjutnya dapat diklasifikasikan.

    Tabel 2. Komponen,Variabel dan Indikator Pengembangan Wilayah

    Komponen Variabel Indikator

    Ekonomi Fasek Persen jumlah fasilitas ekonomi (Pertokoan,pasar (permanen maupun tanpa bangunan),restoran, penginapan)

    Pendidikan &Kesehatan

    AksesbilitasFaspenkes

    Persen jarak SMP, SMA, Rumah Sakit,Rumah Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,

    Praktek Dokter, Praktek Bidan, Apotek

    Landuse Lahan

    TerbangunPersen lahan terbangun

    Kependudukan Kepadatanpenduduk

    Jumlah penduduk per km2

  • 12

    3.2. Penentuan Tingkat Kinerja lingkunganPenentuan tingkat kinerja lingkungan per desa di kabupaten Gunungkidul

    menggunakan pemilihan indikator yang dapat mewakili kinerja lingkungan,dimana setiap indikator yang ada tersebut dihitung menggunakan metode skoringyang sama dengan pada perhitungan pengembangan wilayah.

    Tabel 3. Komponen, Variabel dan Indikator Kinerja LingkunganKomponen Variabel Indikator

    Pencemaran Pencemaran dansanitasi

    Persen keberadaanpencemaran air, tanah,udara, suara dan kepemilikan jamban

    Bencana KejadianBencana

    Persen kejadian bencana alam dalam 3tahun terakhir

    Penyakit Kejadian sakit Persen penderita penyakit malaria, DB,diare/muntaber, dan ISPA

    Untuk dapat mengetahui hubungan antara dua penilaian ini digunakan tabelcrosstab atau tabel silang perbandingan antara kinerja lingkungan denganpengembangan wilayah per desa di Kabuaten Gunungkidul. Setelah di dapatkategori untuk masing-masing kelompok maka dapat dibuat peta tingkatperngembangan wilayah terkait kinerja lingkungan.

  • 13

    BAB IVPEMBAHASAN

    1. Tingkat Kinerja LingkunganMenurut hasil analisis data PODES Tahun 2008 untuk aspek lingkungan

    dari beberapa variabel terpilih (Lampiran 1), yaitu pencemaran, penyakit, danbencana diperoleh hasil bahwa sebagian besar Kabupaten Gunungkidul tergolongdalam skala tingkat perkembangan wilayah antara sedang sampai dengan tinggi.Tiga variabel tersebut dipilih dengan alasan bahwa memiliki peranan dalampengaruh kondisi perkembangan wilayah Kabupaten Gunungkidul.

    Pencemaran merupakan kondisi masuknya polutan pada sumberdaya alamyang tersedia, apabila tercemar maka suatu daerah akan mengalami kesulitandalam hal pengembangan wilayah. Pencemaran lingkungan menyebabkangangguan secara sistematis di lingkungan. Sebagai contoh dari kegiatanpenambangan batugamping yang terjadi di Desa Bedoyo Kecamatan PonjongKabupaten Gunungkidul, akibat negatif dari kegiatan tersebut adalah peningkatanlahan kritis dengan potensi erosi dan longsor yang tinggi. Solum tanah yang tipisdi daerah tersebut akan tergerus oleh aktivitas erosi dan longsor, dengan demikianakan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas lahan. Terjadi kejanggalanpada analisis yang dilakukan pada daerah kajian kali ini, wilayah desa dengankondisi nyata di lapangan merupakan daerah penambangan batugamping (contohDesa Bedoyo) tergolong dalam kriteria desa dengan perkembangan wilayahdengan kategori tinggi untuk skala kinerja lingkungannya.

  • 14

    Gambar 1. Salah satu kegiatan penambangan batugampingdi Desa Bedoyo, Kec. Ponjong (Foto : Tim KKL III, 2009)

    Kondisi tersebut dimungkinkan terjadi karena variabel yang digunakanuntuk mengukur kinerja lingkungan kurang sensitif untuk analisis lingkunganyang berkaitan dengan penambangan. Sedangkan untuk daerah ibukota, yaituWonosari juga tergolong tinggi, di mana Wonosari tergolong daerah yang rendahterhadap factor pencemaran, bencana, dan penyakit karena Wonosari dihuni olehpenduduk yang telah berfikiran modern dan sadar terhadap lingkungan dankesehatan, serta karena juga didukung oleh terpenuhinya sebagian besar fasilitasyang mereka butuhkan.

    2. Tingkat Perkembangan Wilayah dari segi Fasilitas Sosial dan EkonomiBerdasarkan hasil pengolahan data PODES Tahun 2008 Kabupaten

    Gunungkidul tergolong daerah dengan perkembangan wilayah dari segi fasilitasekonomi dan sosial tergolong dalam skala rendah hingga sedang (Lampiran 2).Kategori desa dengan perkembangan wilayah sedang pada Desa Purwodadi,Kecamatan Tepus, dan Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Desa Ngawu,Kecamatan Playen, dan Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari.

    Desa Purwodadi terbangun jalan primer yang menghubungkan desa dengantempat wisata yaitu Pantai Siung sehingga dimungkinkan perkembanganwilayahnya tergolong sedang dikarenakan adanya fasilitas jalan yang mengaksesdesa dengan tempat wisata yang dijadikan penduduk sebagai sumber penghasilan.

  • 15

    Desa Purwodadi juga ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, yaitu Hutan AdatBajo dan kawasan pelestarian keanekaragaman hayati hutan tanaman langkaKoesnandi Hardjasoemantri.

    Desa Kepek dan Desa Wonosari Kecamatan Wonosari terletak di pusatibukota Kabupaten Wonosari. Desa Kepek secara tidak langsung merupakan desayang ikut berkembang karena pengaruh Wonosari sebagai pusat kegiatan diKabupaten Gunungkidul. Desa Kepek termuat dalam Peraturan Daerah KabupatenGunungkidul No. 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Gunungkidul Tahun 2010 2030 Desa Kepek termasuk dalam desabudaya.

    Desa Ngawu didominasi jenis usaha kalkarenit dan batupasir gampingan.Usaha kegiatan tersebut memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat danpeningkatan fasilitas sosial dan ekonomi di daerah tersebut. Pembangunan jalanberaspal untuk mengakses tempat penambangan agar mudah dijangkau,peningkatan ekonomi masyarakat juga memicu peningkatan fasilitas fisik.

    Desa dengan perkembangan wilayah yang rendah dimungkinkan terkenadampak dari masalah sosial yang timbul di daerah karst. Daerah karst yang kritisdan marginal membuat masyarakat sulit mengembangkan diri dan ekonomi.Potensi sumberdaya alam yang ada sulit dimanfaatkan secara optimal. Sehinggakesejahteraan di masyarakat karst jauh dari garis kesejahteraan atau cenderung dibawah garis kemiskinan. Kondisi alam yang berbukit menyebabkan masyarakatterisolir untuk dapat mengakses fasilitas di daerah perkotaan, termasuk fasilitaspendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

    3. Tingkat Perkembangan Wilayah Dikaitkan dengan Kinerja LingkunganBerdasarkan hasil perhitungan dan analisis antara kinerja lingkungan dengan

    kinerja sosial dan ekonomi diperoleh tiga tipe karakteristik tingkat perkembanganlingkungan, yaitu desa dengan perkembangan wilayah rendah memiliki faktorkinerja lingkungan yang sedang, desa dengan perkembangan wilayah yang rendahmemiliki faktor lingkungan yang tinggi, dan perkembangan wilayah yang sedangmemiliki faktor kinerja lingkungan yang sedang juga.

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Bappeda. 2011. Gunungkidul dalam Angka Tahun 2012. Bappedda : Yogyakarta

    Mutaali, Lutfi. 2011. Kapita Selekta Pengembangan Wilayah. BPFG :Yogyakarta

    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 2011. Peraturan Daerah KabupatenGunungkidul No. 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Gunungkidul Tahun 2010 2030. Pemkab Gunungkidul :Yogyakarta.

    Tim KKL III Geografi Lingkungan. 2009. Laporan Kuliah Lapangan Kerja IIIJurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Geografi UGM. Fakultas GeografiUGM : Yogyakarta.

    Wikipedia, Sumberdaya Alam, http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam,Diakses tanggal 2 Juni 2013.

    Cover Tugas Pengembangan Wilayah dan Kebijakan Lingkungan.pdfTugas 2 Kebijakan PW Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah Kab. Gunungkidul.pdf