tugas kelompok klintan

19
 LAYANAN KLINIK TANAMAN KAHAT ATAU DEFISIENSI N Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Layanan Klinik Tanaman bagian Agronomi Dosen Pangampu Matakuliah : Oleh : Dwi Bagus Saputra 1115105011 Suciani Ardila 111510501124 Laily Mutmainnah 111510501129 Joko Pratama S. 1115105011 M. Dandy 1115105011 Irma Awalia N. C. 101510501161 Dimas Sukma Permana 101510501129 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

Upload: lailymutmainnah

Post on 14-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAYANAN KLINIK TANAMANKAHAT ATAU DEFISIENSI N

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Layanan Klinik Tanaman bagian Agronomi

Dosen Pangampu Matakuliah :

Oleh :Dwi Bagus Saputra 1115105011Suciani Ardila111510501124Laily Mutmainnah 111510501129Joko Pratama S. 1115105011M. Dandy 1115105011Irma Awalia N. C. 101510501161Dimas Sukma Permana101510501129

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman adalah makhluk hidup yang mampu menyediakan makanan baik bagi dirinya sendiri maupun makhluk lainnya. Tanaman tidak dapat dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga selalu berada diposisinya dan dipengaruhi oleh lingkungan alami di sekitarnya secara penuh. Kehidupan manusia sangat bergantung pada keberlangsungan hidup tanaman jika tidak ada tanaman di dunia ini maka manusia juga tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Begitu pentingnya peran dari tanaman bagi manusia sehingga dilakukan budidaya tanaman yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia khususnya kebutuhan bahan-bahan yang berasal dari tanaman.Budidaya tanaman adalah kegiatan mengelola tanaman dari mulai memilih benih atau bibit, mengolah tanah, melakukan penanaman, melakukan pengairan, melakukan pemupukan, melakukan pengendalian dari organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga panen dan pasca panen. Hasil budidaya suatu tanaman akan optimal apa bila dilakukan proses perawatan yang optimal pula. Setiap jenis tanaman yang dibudidayakan, memiliki kebutuhan dan perlakuan yang berbeda-beda. Sehingga seorang petani harus mengerti spesifikasi dari jenis tanaman yang dibudidayakan agar mampu menghasilkan produk yang optimal.Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Unsur hara tersebut bisa didapatkan dari dalam tanah dalam bentuk senyawa tertentu. Setiap unsur, baik itu makro maupun mikro memiliki pernanan penting dalam metabolisme tubuh tanaman. Apabila ada kekurangann unsur tertentu, maka tanaman mengekspresikannya dalam bentuk gejala tertentu.Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat menyebabkan terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala kelebihan unsur hara pada tanaman dapat dilahat dari gejala fisik pada bagian-bagian tanaman seperti gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan buah selain itu tanaman juga akan menunjukkan gejala seperti daun yang terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan perubahan warna pada daun sering disebut sebagai klorosis. Pada umumnya, defisiensi unsur hara pada tanaman dapat terlihat pada daun-daun. Oleh sebab itu, maka perlu adanya solusi mengenai defisiensi N pada tanaman.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas di dapatkan beberapa rumusam masalah, sebagai berikut :1. Bagaimana gejala morfologi dan fisiologi tanaman yang mengalami defisiensi N?2. Bagaimana pengaruh atau dampak defisiensi N terhadap pertumbuhan tanaman?3. Bagaimana cara mengatasi defisiensi N terhadap pertumbuhan tanaman?

1.3 Tujuan dan Manfaat1. Untuk mengetahui gejala morfologi dan fisiologi tanaman yang mengalami defisiensi N2. Untuk mengetahui pengaruh atau dampak defisiensi N terhadap pertumbuhan tanaman3. Untuk mengetahui cara mengatasi defisiensi N terhadap pertumbuhan tanaman

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan tanaman yang satu dengan yang lainnya terhadap hara berbeda, baik mengenai jumlahnya atau bahkan juga jenisnya. Untuk mengetahui kebutuhan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dapat dilakukan dengan teknik water-culture (hidroponik). Suatu tanaman apabila kekurangan unsur hara akan mengalami gangguan pertumbuhan dan penyakit akibat kahat unsur hara ini dapat disembuhkan dengan memberikan unsur hara yang kekurangan tersebut. Marschner (986) mengatakan tanaman yang kahat Nitrogen, pertumbuhannya lamban, daun pucat dan tidak hijau berseri warnanya. Bila kekurangannya sangat parah maka daun akan berubah menjadi hijau muda dan kuning dan daun yang paling bawah (dewasa) yang menderita dulu kemudian terus keatas. Tanaman yang kahat Fosfor, warna daun berubah lebih tua tetapi tidak merata sedangkan akar tumbuh tidak sempurna. Apabila tanaman kahat Kalium, daun paling bawah berubah warna jadi coklat dengan bercak-bercak gelap dan dalam keadaan parah daun menjadi keriting. Sedangkan tanaman yang kahat Kalsium maka daun akan tumbuh tidak normal. Rai (2002) mengatakan tanaman yang kahat hara Magnesium maka klorofil tidak terbentuk karena unsur tersebut esensial bagi molekul klorofil (W. Ari, 2004)Untuk faktor pupuk kascing, terlihat bahwa pertambahan diameter bonggol pada bibit yang diberikan kascing dengan yang tidak diberi kascing berbeda nyata. Pertambahan diameter bonggol cenderung semakin meningkat dengan penambahan dosis kascing sampai 60 g/ polybag karena unsur hara pada kascing tersedia bagi tanaman sehingga mendukung pertumbuhan diameter bonggol bibit. Unsur hara pada kascing seperti Nitrogen (N) berperan sebagai penyusun protein dan Fosfor (P) berperan dalam transfer energi, diperlukan untuk kegiatan fisiologis tanaman dan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Aktivitas fotosintesis menghasilkan fotosintat yang akan ditranslokasikan ke bagian meristem dan dilanjutkan dengan terjadinya pembelahan serta pemanjangan sel sehingga tanaman dapat menjadi besar. Gardner dkk, (1991) menyatakan bahwa Nitrogen (bahan penting penyusun asam amino dan esensial untuk pembelahan sel dan pembesaran sel) dan Fosfor (komponen struktural sejumlah senyawa penting seperti molekul pentransfer energi ADP dan ATP,sehingga kahat unsur N dan P dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman (Sampoerno, 2013).Fageria & Virupax (1999) menyatakan bahwa nitrogen merupakan faktor kunci dan masukan produksi yang termahal pada padi sawah dan apabila penggunaannya tidak tepat akan mencemari air tanah. Berdasarkan anjuran, N cukup diberikan 90-120 kg ha-1 setara dengan 200-260 kg Urea ha-1. Penyebab kahat N adalah rendahnya daya pasok N tanah, pupuk N anorganik yang diberikan tidak cukup, efisiensi pemakaian pupuk N rendah (kehilangan akibat volatilisasi, denitrifikasi, waktu pemberian dan penempatan pupuk yang salah, pencucian, dan aliran permukaan) (M.Ilyas, 2011).Serapan kahat N sering terlihat di lahan petani yang dicirikan oleh menguningnya daun dan terlambatnya pertumbuhan. Berdasarkan hasil wawancara, petani menyatakan bahwa rata-rata pemupukan antara 60 110 kg N/ha atau setara dengan 130 -240 kg urea/ha. Apabila tersedia pupuk cair ataupun pupuk hayati maka pupuk bersumber dari urea dapat dikurangi sepertiganya (S.Rasti, 2000)Dengan melakukan pengelolaan limbah pertanian seperti pengomposan jerami padi dan kulit kakao serta pupuk kandang ayam diharapkan dapat menambah ketersediaan hara N bagi tanaman jagung, Tanaman dapat berproduksi dengan optimal dan berkualitas tinggi karena secara umum tanaman tidak dapat melakukan metabolisme bila kahat N dan melanjutkan proses fotosintesis dalam menghasilkan karbohidrat. Selain itu pertumbuhan tanaman harus cukup mengandung N untuk membangun sel-sel baru, sehingga dalam penerapannya di masyarakat bahan organik dapat mencukupi kebutuhan pangan yang meningkat seiring semakin pesatnya jumlah penduduk dengan memanfaatkan limbah pertanian yang tadinya terbuang sia-sia menjadi lebih berguna dan dapat mengurangi residu bagi tanaman sehingga lebih ramah lingkungan dalam menyokong lahan yang kurang produktif menjadi lebih produktif dan berkelanjutan (Supriadi, 2013).

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh atau Dampak Defisiensi N terhadap Pertumbuhan Tanaman3.1.1 Kahat N pada Tanaman PadiNitrogen merupakan nutrisi utama bagi tanaman yang jumlahnya sangat terbatas pada ekosistem tanah. Nitrogen mempunyai peran penting bagi tanaman padi yaitu : mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein. Tanaman padi yang kekurangan nitrogen anakannya sedikit dan pertumbuhannya kerdil. Daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati dari ujung kemudian menjalar ke tengah helai daun. Sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih akan mengakibatkan kerugian yaitu : melunakkan jerami dan menyebabkan tanaman mudah rebah dan menurunkan kualitas hasil tanaman.Tanaman yang mengalami kahat nitrogen memperlihatkan gejala pertumbuhan tanaman kerdil dan menguning, daun lebih kecil dibandingkan daun tanaman sehat (Gambar 1). Gejala umum kekurangan N pada tanaman muda adalah seluruh tanaman menguning (Gambar. 2), sedangkan pada tanaman tua gejalanya terlihat nyata pada daun bagian bawah (tua) yang berwarna hijau kekuning-kuningan hingga kuning. Selain itu, anakan yang dihasilkan berkurang dan terlambat berbunga, tetapi proses pemasakan lebih cepat sehingga kebernasan berkurang. Gabah dari malai yang dihasilkan juga berkurang.

Gambar 1. Daun tanaman yang kahat nitrogen lebih kecil dibandingkan daun tanaman sehat.

Gambar 2. Gejala umum pada tanaman muda yang kahat nitrogen adalah seluruh tanaman menguning (tengah)

3.1.2 Kahat N pada Tanaman JagungTanaman jagung yang kahat N tumbuh lambat dan kerdil, daun menyempit dan pendek. Apabila kahat N dimulai pada awal pertumbuhan maka seluruh permukaan daun berwarna hjiau kekunigan. Jika kahat N terjadi sejak tanaman dalam fase V6 (25-30 HST), daun menguning yang dimulai dari pinggir ke tulang daun dan akan menbentuk huruf V yang dimulai pada daun tua yang terletak di bagian bawah. Pada tingkat kahat N yang parah, daun tanaman berubah menjadi kecoklatan dan akhirnya tanaman mati. Selain itu, kahat N juga menyebabkan ukuran klobot mengecil bobot biji juga kecil.

Gambar tanaman yang kahat N: pinggir daun berwarna kuning klorosis membentuk huruf V, gejala pada bagian bawah. Apabila kekurangan sejak awal, maka semua daun tampak hijau kekuningan.Sumber : Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2012.Tanah di daerah tropis basah seperti di Indonesia umumnya kekurangan N. Batas kritis kekahatan N di tanah adalah 0,10% dan kadar N daun pada saat silking 1,4%. Kekurangan hara N pada tanaman jagung dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan daun dengan Bagan Warna Daun (BWD).Cara menentukan takaran pupuk N (urea) pada tanaman jagung berdasarkan nilai pembacaan warna daun dengan BWD adalah sebagai berikut: (1) takaran pemberian pada awal tanam (umur >10 HST) adalah 50 kg N/ha, (2) pemupukan tahap kedua pada saat tanaman berumur 30 HST sebanyak 75 kg N/ha,(3) pada tahap ketiga, pada saat tanaman berumur 40-50 HST (sebelum berbunga), warna daun diamati menggunakan BWD. Tambahan pupuk urea yang akan diberikan pada tanaman menurut hasil pengamatan dengan BWD disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkiraan tambahan pupuk N berdasarkan nilai BWD pada tanaman jagung berumur 40-50 HST.Sumber : Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2012.

3.1.3 Kahat N pada Tanaman KedelaiNitrogen merupakan komponen utama penyusun protein, klorofil, enzim, hormone dan vitamin. Nitrogen diserap dalam bentuk ion NO3 dan NH4+ dan merupakan unsure yang sangat mobil (mudah ditranslokasikan) dalam tanaman. Oleh karena itu gejala kahat N akan Nampak pada daun tua. Gejala kekahatan N pada tanaman muda daun berwarna hijau pucat, dan pada kondisi kekahatan yang sangat berat daun berwarna kuning pucat, batangnya lemah dan memanjang. Sedangkan pada tanaman yang tua, daun-daun bagian bawah menunjukkan gejala paling parah dan akhirnya gugur. Secara umum, kahat N menyebabka tanaman kerdil, batang berwarna kemerahan, perkembangan polong terhambat, daun mengecil dan berdinding tebal sehingga daun menjadi keras/kasar dan berserat.

Kekahatan N umumnya terjadi pada tanah bertekstur pasir, tanah-tanah bereaksi masam (pH rendah) di mana aktivitas mikroorganisme tanah terganggu. Tanaman kedelai mampu memfiksasi N setara dengan 46 kg N/ha. Secara umum, sekitar 50% dari N yang dibutuhkan tanaman berasal dari penambatan oleh rhizobium. Lahan yang pernah ditanami kedelai pada umumnya mempunyai populasi Rhizobium alami yang tinggi. Tanah dengan kandungan N-total