tugas kesehatan lingkingan kerja sandy
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
TUGAS KESEHATAN LINGKINGAN KERJA
SMOG FOTOKIMIA dan MSDS
OLEH :
ELSANDY ADHA MUKHTI
0810942035
DOSEN :
ESMIRALDA, MT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
SMOG FOTOKIMIA
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Kabut Asap atau lebih dikenal smog (smoke dan fog) adalah sejenis kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Asbut sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair. Dewasa ini terdapat dua jenis asbut yaitu asbut klasik yang pertama kali mucul, dan asbut fotokimia yang muncul.
SUMBER PENCEMARAN
Asap kabut fotokimia (Photochemical smog) merupakan campuran kompleks dari berbagai pencemar yang terbentuk karena reaksi-reaksi kimia yang terjadi dengan adanya sinar matahari. Asap kabut fotokimia disebabkan oleh beberapa senyawa polutan dari beberapa sumber yang merupakan aktivitas manusia sehari-hari. Senyawa-senyawa berbahaya tersebut antara lain:
a. Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen Oksida sering disebut NOx yang mempunyai 2 macam bentuk dengan perbedaan sifat, yaitu gas NO2 & NO.
Sifat gas NO2, yaitu memiliki warna coklat kemerahan dan berbau menyengat tajam
Sifat gas NO, yaitu tidak berwarna dan tidak berbau
Pencemaran NOx terutama berasal dari gas buang hasil pembakaran generator pembangkit listrik atau pembakaran fosil. Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun). Kadar Nitrogen Oksida (NOx) di perkotaan lebih besar dibanding daerah
pedesaan. Apabila di lingkungan yang lembab, oksida nitrogen dapat membentuk asam nitrat yang bersifat korosif.
Tabel 1.1 Prosentase sumber pencemar NOx.
No Sumber Pencemar Prosentase (%)
1 Transportasi 39,3
2Pembakaran Stasioner (batu bara, minyak, gas alam, kayu)
48,5
3 Pembuangan Limbah Padat 2,9
4 Proses Industri 1,0
5Lain-lain (Kebakaran hutan, pembakaran limbah pertanian)
8,3
b. Hidrokarbon (CxHy)
Hidrokarbon (CH) adalah pencemar udara yang berupa gas, cairan atau padatan. Nama hidokarbon berdasarkan penyusun atom C dan atom H yang terikat secara ikatan lurus (rantai) atau ikatan cincin (tertutup). Jumlah atom C menentukan bentuk pencemar hidrokarbon pada suhu kamar:
1. Jumlah atom C pendek gas
contoh: C-1 : Metana
C-2 : Etana
C-3 : Propana
C-4 : Butana
2. Jumlah atom C sedang cairan
contoh: C- 5-15 : Pentana – Pentadekana
3. Jumlah atom C panjang padatan
contoh: C- 16-30 : Heksadekana-propakontana
Sumber utama penghasil hidrokarbon paling besar berasal dari transportasi karena penggunaan senyawa hidrokarbon sebagai bahan bakar. Sumber kedua adalah pembakaran limbah lainnya.
Tabel 1.2 Prosentase sumber pencemar hidrokarbon
No Sumber Pencemar Prosentase (%)
1 Transportasi 51,9
2Pembakaran Stationer
(batubara, minyak, gas alam, kayu)2,2
3 Proses Industri 14,4
4 Pembuangan limbah padat 5,0
5Lain-lain
(Pembakaran hutan, limbah & pertanian)26,5
c. CO (Karbon Monoksida)
Suatu gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Pembentukan CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Kendaraan bermotor yang digunakan secara umum menyumbang 10.000–40.000 ppm CO, sedangkan standar kualitas udara bersih jika mengandung CO sebesar 0,1 ppm dan maksimal sebesar 10 ppm.
Tabel 1.3 Prosentase sumber pencemar Karbon Monoksida
No Sumber Pencemar Prosentase (%)
1 Transportasi 63,8
2Pembakaran Stationer
(batubara, minyak, gas alam, kayu)1,9
3 Pembuangan limbah padat 7,8
4 Proses Industri 9,6
5Lain-lain
(Kebakaran hutan, pembakaran limbah pertanian)16,9
PROSES TIMBULAN DAN PENYEBARAN BAHAN PENCEMAR
A. Nitrogen Oksida (NOx)
Secara umum reaksi NOx adalah sebagai berikut:
N2 +O2 2NO
2NO + O2 2NO2
Keberadaan NOx di udara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti Daur reaksi fotolitik NO2. Reaksi sebagai berikut :
NO2 + sinar matahari NO + O
O + O2 O3 (ozon)
O3 + NO NO2 + O2
B. Hidrokarbon (CxHy)
Sumber utama hidrokabon adalah minyak bumi yang merupakan campuran dari berbagai fraksi H dan C. Pemisahan fraksi H-C dilakukan dengan proses destilasi kolom. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak digunakan. Bahan bakar bensin adalah campuran yang kompleks dari destilasi hidrokarbon antara sekitar 30oC-210oC yang terdiri dari 200-300 komponen pada kisaran hidrokarbon C4 sampai C11.
Kandungan bensin terbesar adalah senyawa Oktana/isooktana. senyawa Oktana adalah senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan kualitas bahan bakar (bensin) yang dikenal dengan istilah angka oktan.
Angka oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensinterbakar secara spontan.
C. Karbon Monoksida (CO)
Proses pembentukan karbon monoksida antara lain:
1. Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara
Pembakaran bahan bakar fosil dengan harga ER (equivalent Ratio) > 1, dimana bahan bakar yang digunakan lebih banyak dari udara dapat memungkinkan terjadinya gas CO :
C + O2 2 CO
Kalau jumlah udara lebih banyak akan terjadi reaksi selanjutnya : CO + 0,5 O2 CO2
Reaksi pembentukan CO lebih cepat dibanding reaksi pembentukan CO2, sehingga hasil pembakaran lebih mungkin terjadi gas CO.
2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara gas CO2 dengan C
Pada suhu tinggi terjadi pemicu reaksi antara CO2 dengan C pada reaksi sebagai berikut :
CO2 + C 2 CO
3. Pada suhu tinggi, gas CO2 dapat terurai kembali menjadi CO
Reaksi pembakaran yang menghasilkan panas dan suhu tinggi akan mempercepat penguraian CO2 menjadi CO dan O2:
CO2 CO + 0,5 O2
Semakin tinggi suhu reaksi akan semakin mempercepat terjadinya disosiasi CO2.
D. Peroxy Acetyl Nitrate
Reaksi pembentukan PAN secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti daur reaksi NOx
NO2 + Sinar matahari NO + O
O + O2 O3
O3 + NO NO2 + O2
2. Pembentukan asam nitrat
O3 + NO2 NO3 + O2
NO3 + NO2 + H2O 2 HNO3
NO + NO2 + H2O 2 HNO2
HNO2 + sinar matahari NO + OH
3. Pembentukan Aldehida & Radikal Peroxyl :
CO + OH + O2 CO2 + HO2
HO2 + NO NO2 + OH
HC + O R* + RO*
HC + O3 l RO2* + m RCHO
HC + OH n RO2* + o RCHO
HC + RO2 p RO2* + q RCHO
4. Oksidasi NO menjadi NO2
RO2 + NO NO2 + RO*
5. Pembentukan Peroxy Acetyl Nitrate
RO2 + NO2 Peroxy Acetyl Nitrate
DAMPAK PENCEMAR
A. Nitrogen Oksida (NOx)
Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-Paru yang terkontaminasi gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan. NO akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.
Pencemaran NOx tidak hanya mengganggu manusia, tetapi juga mencemari tanaman dan hewan. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada daun. Pada konsentrasi tinggi menyebabkan kerusakan jaringan
pada daun (nekrosis). Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosisntesis tanaman sampai 60-70%.
B. Hidrokarbon (CxHy)
Jumlah hidrokarbon di udara dalam jumlah kecil tidak terlalu toxic. Namun dalam jumlah besar, sifat toxic meningkat karena berinteraksi dengan gas lainya membentuk ikatan baru yakni PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon). PAH bersifat karsinogenik yang merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap paru-paru.
Dalam keadan uap, hidrokarbon dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa, apabila terhisap ke paru-paru akan menimbulkan luka di bagian dalam yang menimbulkan infeksi.
Tabel 1.4 Dampak pencemaran hidrokarbon
Senyawa Hidrokarbon
Konsentrasi
(ppm)
Pengaruhnya dalam tubuh
Benzena
100 Iritasi pada mukosa
3000 Lemas (0,5-1 jam)
7500 Paralysys (0,5-1 jam)
20000 Kematian (5-10 menit)
Toluena200
Pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8 jam
600 Gangguan syaraf hingga kematian
c. Karbon Monoksida (CO)
Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal konsentrasinya di udara ± 0,1 ppm, dan di kota dengan lalu lintas padat ± 10 - 15 ppm. Dampak pencemaran oleh gas CO antara lain:
Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai kematian, karena CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan hemoglobin dalam darah (Hb) :
Hb + O2 O2Hb (oksihemoglobin)
Hb + CO COHb (karboksihemoglobin)
COHb 140 kali lebih stabil daripada O2Hb.
Tabel 1.5 Dampak pencemaran Karbon Monoksida
Kadar CO Waktu kontak Dampak pada tubuh
≤ 100 ppm sebentar Dianggap aman
± 30 ppm 8 jam Menimbulkan pusing dan mual
±1000 ppm 1 jamPusing dan kulit berubah kemerah-merahan
± 1300 ppm 1 jamKulit jadi merah tua dan rasa pusing yang hebat
> 1300 ppm 1 jam Lebih hebat hingga kematian
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) KALIUM
KLORAT (KClO3)
1. PENDAHULUAN
MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB), merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan
bahan-bahan kimia berbahaya, Lembar data keselamatan bahan didesain
sedemikian rupa, disusun secara ringkas, skematik dan dalam bahasa Indonesia
agar mudah dimengerti dan dipahami. Pembuatan LDKB ini dimaksudkan
sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang menangani
langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun
labolatorium kimia. Dengan informasi tersebut diharapkan seseorang akan
mempunyai naluri untuk mencegah dan menghindari, serta mampu
menanggulangi kecelakaan kimia yang terjadi (Tim Supervisi Dirjen Dikti.2007).
Informasi dalam LDKB ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mendorong
sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya. Dalam makalah ini
akan diuraikan MSDS tentang senyawa Kalium Klorat (KClO3).
2. IDENTIFIKASI PRODUK
Sinonim: garam Berthollet, Garam Tarter, asam klor, garam kalium, Potash
klorat.
CAS No : 3811-04-9
Berat Molekul : 122,55
Rumus Kimia : KClO3
Kode Produksi : JT Baker: 3024, 3028, Mallinckrodt: 6834
Kode Katalog : SLP2533, SLP1525
3. KOMPOSISI DAN INFORMASI PADA BAHAN
INFORMASI BAHAN
CAS NO PERSEN BAHAYA
Kalium klorat 3811-04-9 90-100% ada
4. IDENTIFIKASI BAHAYA
Bahaya! Oksidator kuat.Kontak dengan bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran. Dapat
menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Mungkin berbahaya jika tertelan. Dapat
menyebabkan kerusakan ginjal. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat
menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan mual, muntah, dan diare. Dapat
menyebabkan sianosis dengan kulit kebiruan. Kemungkinan menyebabkan
kelainan darah. Target Organ: Darah, ginjal.
Inhalasi:
Menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk, sesak
napas. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, kejang, takikardi,
dispnea, dan kematian.
Ingesti :
Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat
menyebabkan sakit perut, hemolisis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma,
kejang, dan kematian. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk,
sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan
darah berwarna coklat-coklat. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal. Kematian mungkin terjadi dari gagal ginjal, umumnya dalam 4 hari gram
Taksiran mematikan. Dosis 15-30.
Kontak dengan kulit:
Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan mungkin luka bakar , terutama jika
kulit basah atau lembab. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri.
Kontak dengan mata:
Dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri. Pada mata menyebabkan
luka bakar.
Chronic Exposure:
Kontak kulit berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. menelan berulang dalam jumlah kecil
dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
5. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Inhalasi:
Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian medis.
Ingesti:
Jika muntah segera mendapatkan perhatian dari petugas medis. Jangan pernah
memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Kontak dengan Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan
kembali. Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang.
Kontak dengan Mata:
Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan). Mendapatkan
perhatian medis segera jika berkelanjutan.
6. MENGHINDARI KECELAKAAN
Tumpahan kecil :
Gunakan alat yang sesuai untuk mengambil tumpahan padat dalam wadah
pembuangan yang tertutup.
Tumpahan besar :
Oksidasi material. Korosif padat. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jangan
sampai air di dalam wadah. Hindari kontak dengan bahan yg mudah terbakar
(kayu, kertas, minyak, pakaian, dst). Keep substance damp using water spray.
Jauhkan bahan – bahan gas menggunakan semprotan air. Jangan sentuh material
tumpah. Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap. Mencegah masuk ke
selokan, ruang bawah tanah atau wilayah terbatas; tanggul jika diperlukan.
Meminta bantuan dengan segera.
Media Pemadam:
Dalam kasus kebakaran, gunakan air, kimia kering, busa kimia, atau busa tahan
alkohol. Gunakan cara apapun yang cocok untuk memadamkan kebakaran
sekitarnya. Semprotan air dapat digunakan untuk menjaga api kontainer terkena
dingin.
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran:
Substansi tidak mudah terbakar, tetapi adalah oksidator kuat, panas reaksinya
dapat dikurangi dengan mengurangi agen atau material yang mudah terbakar.
Ketika dipanaskan, ia melepaskan oksigen yang meningkatkan pembakaran.
Bahaya Api dan Ledakan:
Kontak dengan zat yang mudah teroksidasi dapat menyebabkan kebakaran besar.
Meledak dengan asam sulfat. Menyebabkan terbakar disertai ledakan jika kontak
dengan zat organik, belerang, fosfor, sulfit, hipofosfit dan zat oxidizable lainnya.
Wadah yang bersegel dapat pecah saat dipanaskan. Sensitif terhadap pengaruh
mekanik.
7. PENANGANAN DAN PENYIMPANAN
Produk harus digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip industri yang baik untuk
penanganan dan penyimpanan bahan kimia berbahaya. Cuci bersih peralatan
setelah penanganan produk tersebut.Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan
cuci sebelum digunakan kembali. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Hindari
kontak dengan api, panas, percikan. Hindari kontak dengan pakaian dan bahan
mudah terbakar lainnya. Hindari jangan sampai tertelan
dan dihirup. Gunakan ventilasi yang memadai. Melindungi bahan tersebut dari
kerusakan fisik dan menjaga agar tidak lembab.Jauhkan dari sumber panas atau
pengapian. Hindari penyimpanan di lantai kayu. Pisahkan dari bahan yang mudah
terbakar, bahan organik atau bahan mudah teroksidasi lainnya. Wadah bahan ini
mungkin berbahaya ketika kosong karena ada kemungkinan zat ini meninggalkan
residu (debu, padat). Perhatikan semua peringatan dan tindakan pencegahan yang
terdaftar dalam produk.
Penyimpanan :
Bahan Korosif harus disimpan dalam lemari penyimpanan keselamatan atau
ruangan yang terpisah. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk,
kering, berventilasi.
8. PERLINDUNGAN DIRI
Teknik pengontrolan:
Menggunakan ventilasi pembuangan lokal (local exhaust ventilation), atau teknik
pengontrolan lain untuk menjaga kadar udara di bawah yang direkomendasikan
batas eksposur. Jika operasi pengguna menghasilkan asap atau kabut, gunakan
ventilasi, debu untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas
pemaparan.
Perlindungan Pribadi:
Kacamata splash (goggle), mantel laboratorium. Penguapan dan respirator debu.
Pastikan untuk menggunakan respirator bersertifikat / yang disetujui atau setara.
Sarung tangan.
Respirator:
Dalam hal ini perlu ventilasi yang cukup, untuk bekerja jangka pendek,
perlindungan debu yang sesuai dengan standar yang direkomendasikan.
Sarung tangan:
Gunakan sarung tangan pelindung.
Pelindung mata:
Gunakan pelindung mata jika mungkin kontak dengan mata.
Perlindungan lainnya:
Pakailah alat pelindung diri sesuai dengan jumlah material yang ditangani.
Praktek kerja higienis:
Perlindungan kulit: pakailah krim penghalang untuk tangan dan kulit yang
terkena. Secara teratur vakum debu untuk meminimalkan potensi paparan udara.
Perlindungan pribadi pada kasus tumpahan besar:
Kacamata splash (goggle). Penguapan dan respirator debu. Sepatu boot. Sarung
tangan. Sebuah alat pernafasan mandiri yang harus digunakan untuk menghindari
inhalasi produk. Disarankan tidak cukup hanya menggunakan pakaian pelindung;
berkonsultasi dengan spesialis sebelum penanganan produk ini.
9. SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik atau penampilan: padat berupa kristal atau bubuk (serbuk)
Warna: Putih
Bau / Rasanya: Tanpa bau
Berat Molekul: 122,55 g / mol
Kelarutan: Larut dalam aseton , cairan ammonia, air.
Nilai Kelarutan: 7.19 g/100 ml (20 °C) 57 g/100 ml (100 °C)
Berat jenis cairan: 2,34 g/cm3(Air = 1 g/cm3)
Titik Leleh : 368 °C (694F)
Titik didih: 400 °C (752F)
Struktur Kristal: monoklinik
Kelarutan dalam air 7.19 g/100 ml (20 °C) 57 g/100 mL (100 °C)
% Volatiles pada 21 °C (70F): 0
10. STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabil di bawah suhu dan tekanan normal.
Bahaya pembusukan produk: Klorin, oksigen, oksida kalium
Hindari kondisi: Bahan yang tidak kompatibel seperti ammonia, bahan mudah
terbakar, serbuk logam halus, alkohol, asam kuat, sulfur dan senyawa logam-
belerang, gula, dan senyawa logam-fosfor.
11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
Rute masuk: kontak dermal. Kontak dengan mata. Inhalasi.ingesti.
Toksisitas untuk Hewan: toksisitas akut oral (LD50): 1870 mg / kg
[Tikus]. Human LD 50: 429 mg/kg.
Kronis efek pada manusia: substansi adalah racun bagi darah, ginjal, paru-paru,
sistem saraf, hati, selaput lendir.
Efek beracun lainnya pada Manusia: Sangat berbahaya dalam kasus kontak
dengan kulit (korosif, iritan), tertelan, (Permeator)
12. INFORMASI EKOLOGI
Berbahaya bagi lingkungan. Beracun bagi organisme akuatik, dapat menyebabkan
efek samping jangka panjang di lingkungan akuatik.
13. INFORMASI REGULASI LAINNYA
HMIS (U.S.A.):
Bahaya kesehatan: 3
Bahaya kebakaran: 0
Reaktivitas: 0
Asosiasi Proteksi Kebakaran Nasional (U.S.A.):
Kesehatan : 3
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas : 0
DAFTAR PUSTAKA
http://ioua-draft.blogspot.com/2012/04/photochemical-smog.html diakses pada hari
Minggu, 3 Februari 2013
kclo3.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_chlorate diakses pada hari Minggu,
3 Februari 2013
http://ms.wikipedia.org/wiki/Kalium diakses pada hari Kamis, 3 Februari 2013
http://www.chem-is-try.org/artikel kimia/kimia material/sifat dan kegunaan potasium
klorat/ diakses pada hari Minggu, 3 Februari 2013
http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/01/msds-kalium-klorat- diakses pada hari
senin, 4 Februari 2013