tugas khusus perbedaan proteksi katodik anodik
DESCRIPTION
korosiTRANSCRIPT
Nama : Fadilah Permata SariNIM : 03031381320031Shift : AKelompok : 4
PERBEDAAN PROTEKSI ANODIK DAN KATODIK
1. Proteksi Katodik
Proteksi Katodik ( Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan
untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan
permukaan logam tersebut sebagai katoda dari sel elektrokimia. Proteksi katodik
ini merupakan metode yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam
dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya digunakan untuk melindungi
baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas pantai dan casing
(selubung) sumur minyak di darat.
Efek samping dari penggunaan yang tidak tepat adalah timbulnya
molekul hidrogen yang dapat terserap ke dalam logam sehingga menyebabkan
hydrogen embrittlement (kegetasan hidrogen). Proteksi katodik adalah cara yang
efektif dalam mencegah stress corrosion cracking (retak karena korosi). Suatu
metode proteksi logam besi dengan menggunakan logam-logam yang lebih reaktif
dibandingkan besi (logam-logam dengan E°red lebih kecil dari besi), seperti seng
dan magnesium. Dengan metode ini, logam-logam yang lebih reaktif tersebut
akan teroksidasi, sehingga logam besi terhindar dari peristiwa oksidasi. Oleh
karena logam pelindung, dalam hal ini “mengorbankan diri” untuk melindungi
besi, maka logam tersebut harus diganti secara berkala.
Penggunaan pertama cathodic protection adalah pada tahun 1852, ketika
Sir Humphry Davy, salah seorang perwira AL Inggris, melekatkan sebongkah besi
pada bagian luar badan kapal berlapis tembaga yang terendam air. Besi cenderung
lebih mudah mengalami korosi yang menimbulkan karat dibandingkan dengan
tembaga sehingga ketika dilekatkan pada badan kapal, laju korosi pada tembaga
akan menjadi turun.
Cathodic protection galvanik. Pada saat ini, galvanik atau anoda tumbal
dibuat dalam berbagai bentuk dengan menggunakan alloy (campuran logam) dari
seng, magnesium dan alumunium. Potensial elektrokimia, kapasitas arus, dan laju
konsumsi dari campuran logam ini lebih besar sebagai cathodic protection
daripada besi. Anoda galvanik dirancang agar memiliki voltase aktif (sebenarnya
secara teknik memiliki potensial elektrokimia lebih negatif) lebih tinggi daripada
logam yang terdapat pada struktur baja. Untuk mendapatkan cathodic protection
yang efektif, potensial dari permukaan baja dipolarisasi (didorong) agar menjadi
lebih negatif hingga permukaannya memiliki potensial yang seragam.
Pada tahap ini, daya dorong yang dapat menyebabkan reaksi korosi
menjadi tertahan. Anoda galvanik kemudian akan terus terkorosi, memakan
material anoda hingga suatu saat perlu diganti. Polarisasi disebabkan oleh laju
arus dari anoda yang menuju ke katoda. Daya dorong bagi laju arus dari cathodic
protection adalah perbedaan potensial elektrokimia antara anoda dan katoda.
Cara impressed current cathodic protection. Untuk struktur (bangunan)
yang lebih besar, anoda galvanik tidak dapat secara ekonomis mengalirkan arus
yang cukup untuk melakukan perlindungan yang menyeluruh. Sistem Impressed
Current Cathodic Protection (ICCP) menggunakan anoda yang dihubungkan
dengan sumber arus searah (DC) yang dinamakan cathodic protection rectifier.
Anoda untuk sistem impressed current cathodic protection dapat berbentuk
batangan tubular atau pita panjang dari berbagai material khusus. Material ini
dapat berupa high silikon cast iron(campuran besi dan silikon), grafit, campuran
logam oksida, platina dan niobium serta material lainnya.
Tipe sistem impressed current cathodic protection yang umum untuk
jalur pipa terdiri dari rectifier bertenaga arus bolak-balok (AC) dengan output arus
DC maksimum antara 10 - 50 ampere dan 50 volt. Terminal positif dari output DC
tersebut dihubungkan melalui kabel ke anoda-anoda yang ditanam di dalam tanah.
Banyak aplikasi menanam anoda hingga kedalaman 60 m (200 kaki) dengan
diameter lubang 25 cm (10 inchi) serta ditimbun dengan conductive coke
(material yang dapat meningkatkan performa dan umur dari anoda). Sebuah kabel
berkapasitas sesuai dengan arus yang timbul menghubungkan terminal negatif
rectifier dengan jalur pipa. Output operasi yang dihasilkan dari rectifier diatur
pada tingkat optimal oleh seorang ahli cathodic protection setelah sebelumnya
melakukan berbagai pengujian termasuk diantaranya pengukuran potensial
elektrokimia.
Cara pengujian. Potensial elektrokimia diukur dengan berdasarkan pada
elektroda referensi. Elektroda tembaga-tembaga (II) sulfat digunakan untuk
struktur (bangunan) yang kontak dengan tanah atau air tawar. Elektroda perak
klorida digunakan untuk struktur yang kontak dengan air laut.
Cara baja galvanis. Mobil-mobil modern menggunakan rangka dan panel
galvanis berlapis seng. Baja yang tak terproteksi akan membentuk lapisan besi
oksida, yang dapat menyerap udara dan air sehingga dapat menyebabkan korosi
terus berlanjut di bawahnya. Akan tetapi, seng oksida yang dihasilkan di
permukaan barang dengan lapisan seng tidak dapat ditembus. Selama lapisan seng
dan seng oksida tidak terganggu (terkikis atau tergores), baja di bawahnya tidak
akan berkarat.
Baja galvanis memiliki sifat yang dapat memperbaiki diri sendiri;
goresan kecil dimana baja terekspose ke udara luar akan ditutup kembali oleh
seng. Hal ini terjadi karena seng di sekitarnya akan terserap dan mengendap pada
baja tersebut, mengganti apa yang sebelumnya hilang karena goresan.
Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan korosi secara
elektrokimia di mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan pada
anoda dan menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi
secara listrik dibuat negatip sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang
lain secara listrik dibuat positip dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu
sistem rangkaian arus listrik searah tertutup sebagaimana hanlnya bila sepotong
logam terkorosi. Sistem ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara
keduanya dan adanya elektrolit.
Prinsip kerja proteksi katodik. Potensial struktur diturunkan dengan
membanjiri area yang ada pada struktur dengan menggunakan elektron
melalui metalik konduktor (membanjiiri struktur dengan arus proteksi melalui
lingkungan) sehingga potensial struktur ke lingkungan. Caranya dengan
dihubungkan langsung ke logam lain (anoda korban) yang potensial korosinya
jauh lebih negatif. Setelah dihubungkan maka laju korosi baja turun dan laju
korosi seng naik, maka seng menjadi anoda korban.
Cara proteksi katodik anoda korban. Beberapa kriteria dalam proteksi
katodik baja korban dengan cara anoda korban adalah:
a. Potensial negatif (katoda) sekurangkurangnya –0,800 volt diukur antara
permukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl yang dihubungkan di dalam
air laut
b. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan
dari arus proteksi
c. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,1 volt yang diukur
dengan adanya gangguan arus dan pengukuran perubahan potensial
Penilaian kinerja anoda korban dalam memproteksi baja karbon meliputi:
a. Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang didapat untuk satu satuan waktu
yang dihasilkan dari berat anoda tertentu.
b. Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-rata berkurangnya berat anoda
karena memproteksi katoda.
c. Efisiensi anoda, menunjukkan persentase kapasitas anoda teoritis yang
dicapai dalam prakteknya. Perhitungan efisiensi anoda karbon menggunakan
persamaan kapasitas teoritis kapasitas nyata.
Efisiensi = kapasitas nyata/kapasitas teoritis
d. Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang dibutuhkan anoda untuk
menghasilkan potensial katoda yang stabil pada nilai potensial proteksi.
Merupakan waktu untuk mempolarisasi-negatifkan logam yang dilindungi
menjadi katodik.
e. Potensial proteksi, yaitu potensial yang disuguhkan sewaktu memberikan
informasi mengenai perilaku perlindungan anoda terhadap katoda dalam
suatu kurun waktu.
f. Pola korosi anoda, anoda harus mempunyai kecenderungan terkorosi sendiri
(parasitic corrosion) yang kecil, yang berarti anoda harus mempunyai pola
korosi yang merata (uniform corrosion).
Pada prinsipnya proteksi pengorbanan anoda yaitu proteksi dengan
memberikan anoda kepada logam yang akan dilindungi, sehingga logam yang
dilindungi menjadi katoda. Proteksi pengorbanan anoda dapat juga didefinisikan
sebagai suatu metode proteksi logam dengan menggunakan logam-logam yang
lebih reaktif dibandingkan logam tersebut. Logam yang dilindungi akan
mendapatkan donor elektron dari anoda sehingga katoda terhindari dari korosi,
sedangkan anoda yang kehilangan elektron akan mengalami korosi. Atau dengan
kata lain logam-logamyang lebih reaktif tersebut akan teroksidasi, sehingga logam
yang dilindungi akanterhindar dari peristiwa oksidasi. Oleh karena logam
pelindung, dalam hal ini mengorbankan diri´ untuk melindungi logam yang
diproteksi, maka logamtersebut harus diganti secara berkala.
Contoh-contoh proteksi katodik, antara lain:
1) Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam
yang lebih aktif, misalnya Mg, yang dihubungkan dengan kawat. Batang
magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang rusak dapat
diganti dalam jangka waktu tertentu, sehingga pipa yang terbuat dari besi
terlindung dari korosi.
2) Untuk melindungi menara-menara raksasa dari pengkaratan, maka bagian
kaki menara dihubungkan dengan lempeng magnesium yang ditanam dalam
tanah. Dengan demikian menara besi akan menjadi katode magnesium dan
lempeng Mg sebagai anodenya.
2. Proteksi Anodik
Pada proteksi anodik objek yang akan dilindungi dipasang sebagai anoda
dari suatu sel galvanik atau biasanya sel elektrolitik. Kemudian tegangan
elektrodanya digeser kearah positif sehingga untuk logam-logam tertentu akan
terjadi pasifasi kimiawi. Untuk kebanyakan logam hal ini justru akan
menyebabkan terjadinya korosi. Oleh karena itu cara ini pada prinsipnya hanya
cocok untuk logam yang menunjukkan pasifasi kimiawi. Selain itu komposisi dari
larutan korosifnya harus mendukung terjadinya pasifasi. Jadi proteksi anodik tidak
dapat dipakai dalam lingkungan yang mengandung konsentrasi anion dalam
jumlah besar, seperti dalam larutan klorida.
Ion-ion sulfat dalam konsentrasi tinggi dapat menggantikan ion-ion
khlorida pada permukaan logam. Jadi baja 18/8 dapat dilindungi secara anodik
dalam larutan yang mengandung 30 % H2SO4 dan 1 % NaCl. Proteksi anodik
dapat pula dibagi menjadi dua sub kategori yaitu galvanic anodic protection
dalam hal ini logam-logam mulia (Pt, Pd, Ag, Cu) dipakai sebagai unsur-unsur
pemandu atau sebagai surlace coating pada logam-logam pasifasi (stainless steel,
Ti, Ta, Zr). Electrolitic anodic protection pada proteksi anodik disini digunakan
arus searah dari luar yang disuplai melalui katoda tambahan dan tegangan
potensial objek yang akan dilindungi (anoda) diatur dengan bantuan potentiostat.
Metode proteksi anodik ini dikembangkan menggunakan prinsip kinetika
dari elektroda. Secara sederhana, proteksi anodik bekerja berdasarkan susunan
lapisan pelindung pada logam yang dihasilkan dari arus anodik yang dialirkan dari
luar. Proteksi anodik mempunyai kelebihan yang unik, contohnya adalah arus
yang dialirkan biasanya sebanding dengan laju korosi dari sistem yang dilindungi.
Sehingga proteksi anodik tidak hanya melindungi tapi memberikan nilai langsung
laju korosi untuk monitoring sistem. Proteksi anodik ini biasa digunakan untuk
melindungi peralatan yang digunakan untuk menyimpan dan menanggani asam
sulfat (H2SO4). Perlindungan anodik didasarkan pada pembentukan lapisan
pelindung pada logam oleh arus anodik eksternal yang diterapkan penerapan
anodik pada logam dapat meningkatkan laju disolusi logam dan menurunkan laju
evolusi hidrogen. Hal ini biasanya tidak terjadi kecuali untuk logam transisi pasif
aktif seperti besi, kromium, titanium, dan paduan logam.
3. Perbandingan Perlindungan Anodik dan Perlindungan Katodik
Masing-masing metode pelapisan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Perlindungan anodik dan perlindungan katodik cenderung melengkapi satu sama
lain. Perlindungan anodik dapat digunakan untuk melindungi korosi dari yang
lemah sampai korosi yang cukup kuat, sementara perlindungan katodik hanya
dapat digunakan secara terbatas. Oleh karena itu, proteksi katodik tidak efektif
digunakan untuk korosi yang kuat. Sedangkan proteksi anodik dapat digunakan
pada arus rendah dan tempat korosi yang kuat. Instalasi dari sistem proteksi
katodik relatif murah karena komponen yang sederhana dan mudah diinstal.
Proteksi anodik memerlukan instrumentasi kompleks termasuk potensiostat dan
referensi elektroda, dan biaya instalasi yang tinggi. Biaya operasi dari dua sistem
itu berbeda karena, persyaratan yang berbeda seperti yang sudah disebutkan
diatas. Kekuatan dari proteksi katodik umumnya lebih rendah, karena
membutuhkan banyak sekali spase kosong dari elektroda untuk mencapai
keseragaman proteksi. Sistem proteksi anodik mempunyai kekuatan dalam
menghantarkan, dan karena itu katoda tambahan dapat dimanfaatkan untuk
melindungi pipa panjang. Proses proteksi anodik mempunyai dua keuntungan yang
unik. Pertama, penerapannya biasanya sama dengan laju korosi dari sistem yang
dilindungi. Dengan demikian, proteksi anodik tidak hanya melindungi tetapi
memberikan cara untuk mengontrol laju korosi. Kedua, kondisi operasi untuk
proteksi anodik bisa ditetapkan dengan tepat dari laboratorium pengukur
polarisasi. Sebaliknya, batas operasi untuk proteksi katodik adalah metode yang
biasanya ditetapkan oleh pengadilan empiris dan kesalahan tes. Konsep
perlindungan anodik didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan telah berhasil
diterapkan untuk industri tentang masalah korosi. Namun, penggabungan
perlindungan anodik dalam praktek rekayasa korosi terjadi sangat lambat.
Dampak buruk, yang diproduksi jika sistem katodik proteksi terhubung
dengan polaritas cadangan, kerusakan yang cepat dari anoda dalam beberapa
galvanis, dan aturan umum dalam korosi klasik, yang menyatakan bahwa arus
anodik terkesan mempercepat korosi, semua cenderung untuk menekan
pengenalan teknik perlindungan. Pada dasarnya, perlindungan anodik merupakan
penghapusan elektron dari logam dengan mempercepat korosi. Di masa depan,
perlindungan anodik mungkin akan merevolusi banyak praktek teknik korosi. Hal
ini dimungkinkan untuk mengurangi kebutuhan paduan untuk layanan korosi
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsul. 2015. Prinsip Kerja Cathodic Protection. (Online)
www.insinyoer.com. (Diakses pada tanggal 8 Maret 2016)
Anonim. 2010. Pengendalian Korosi. (Online). http://ardra.biz. (Diakses Tanggal
8 Maret 2016).
Saito, S. Dan Surdia, T. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya
Pramita.
Suwasono, A. 2013. Sistem Proteksi Anodik. (Online). http://agussuwasono.com.
(Diakses Tanggal 7 Maret 2016).