tugas kimia dasar 1 ( besi ( fe ) ) part 3
TRANSCRIPT
TUGAS KIMIA DASAR 1
PROFIL BESI ( Fe )
DOSEN : Dra. Rully Melliawaty, M.Pd
DISUSUN OLEH :
SYLVESTER SARAGIH
DBD 111 0105
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERTAMBANGAN
PALANGKARAYA
2011
PROFIL BESI ( Fe )
1.1 PENDAHULUAN
A. Pengertian Besi ( Fe )
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi
atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat
(stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi
besi memerlukan oksigen dan air.
Berbagai jenis logam contohnya Zink danMagnesium dapat melindungi besi dari korosi.
Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
1. Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara
dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat.
Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung
yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium
itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
B. TABEL PROFIL BESI ( F e )
26
mangan ← besi → kobalt
-↑
Fe↓
Ru Tabel periodik
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom besi, Fe, 26
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 8, 4, d
Penampilan metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55,845(2) g/mol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm³
Titik lebur 1811 K
(1538 °C, 2800 °F)
Titik didih 3134 K
(2861 °C, 5182 °F)
Kalor peleburan 13,81 kJ/mol
Kalor penguapan 340 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25,10 J/(mol·K)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi 2, 3, 4, 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,83 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 762,5 kJ/mol
ke-2: 1561,9 kJ/mol
ke-3: 2957 kJ/mol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 156 pm
Jari-jari kovalen 125 pm
Lain-lain
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 96,1 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 80,4 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 11,8 µm/(m·K)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 m/s
Modulus Young 211 GPa
Modulus geser 82 GPa
Modulus ruah 170 GPa
Nisbah Poisson 0,29
Skala kekerasan Mohs 4,0
Kekerasan Vickers 608 MPa
Kekerasan Brinell 490 MPa
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE(MeV) DP
54Fe 5,8% >3,1E22 tahun penangkapan 2ε ? 54Cr
55Fe syn 2,73 tahun penangkapan ε 0,231 55Mn
56Fe 91,72% Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 2,2% Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 0,28% Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn 44,503 hari β 1,565 59Co
60Fe syn 1,5E6 tahun β- 3,978 60
Besi (III)klorida, atauferi klorida, adalah suatusenyawa kimia yang
merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini umum digunakan
dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun
dilaboratorium.
Warna dari kristal besi(III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya
pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah. Besi(III)
klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap, karena munculnya HCl, yang terhidrasi
membentuk kabut.
Bila dilarutkan dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan
reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam,
dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan produksi air minum.
Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit
cetak (PCB). Anhidrat dari besi(III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan
sebagai katalis dalam sintesis organik.
C. Sifat-sifat fisika dan kimia
Besi(III) klorida memiliki titik lebur yang relatif rendah dan mendidih pada 315 °C.
Uapnya merupkan dimer Fe2Cl6, yang pada suhu yang semakin tinggi lebih cenderung terurai
menjadi monomer FeCl3, daripada penguraian reversibel menjadi besi(II) klorida dan gas klorin
Reaksi kimia
Besi(III) klorida merupakan asam Lewis yang relatif kuat, dan bereaksi
membentuk adduct dengan basa-basa Lewis. Contohnya adalah reaksi dengan trifenilfosfin
oksida, membentuk adduct FeCl3(OPPh3)2 dimana Ph = fenil.
Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya
membentuk ion tetrahedral FeCl4− yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl4
−dalam asam
klorida dapat diekstraksikan ke dietil eter.
Jika dipanaskan bersama besi(III) oksida pada temperatur 350 °C, besi (III) klorida
membentuk besi oksiklorida, sebuah padatan berlapis.
FeCl3 + Fe2O3 → 3 FeOCl
Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentuk kompleks dimer
2 FeCl3 + 6 C2H5OH + 6 NH3 → (Fe(OC2H5)3)2 + 6 NH4Cl
Besi(III) klorida bereaksi dengan cepat terhadap oksalat membentuk kompleks
[Fe(C2O4)3]3−. Garam-garam karboksilat lainnya juga membentuk kompleks,
seperti sitrat dan tartarat
Besi(III) klorida adalah agen oksidator yang sedang, mampu mengoksidasi tembaga(I)
klorida to menjadi tembaga(II) klorida. Agen pereduksi seperti hidrazin dapat mengubah
besi(III) klorida menjadi kompleks dari besi(II).
D. Struktur
Besi (III) klorida memiliki struktur BI3, dimana pusat-pusat Fe (III) oktahedral saling
berhubungan melalui koordinat-dua ligan klorida Besi (III) oksida dikenal juga dengan
nama bijih besi adalah salah satu senyawa oksida dari besi dan mempunyai rumus
kimia Fe2O3 dan mempunyai sifat paramagnetik.
1. Bentuk alfa
α-Fe2O3 mempunyai struktur rhombohedral, corundum (α-Al2O3) dan merupakan bentuk
yang paling umum ditemukan. Senyawa dalam bentuk ini terbentuk secara alamiah sebagai
mineral bijih besi yang ditambang sebagai bijih besi utama. Senyawa ini
bersifat antiferromagnetic di bawah suhu ~260 K (suhu transisi Morin),
dan ferromagnetik lemah antara 260 K dan 950 K (suhu Neel).[1] Besi(III) oksida mudah
disiapkan menggunakan dekomposisi termal dan pengendapan dalam suatu cairan. Sifat
magnetiknya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tekanan, ukuran partikel, dan intensitas
medan magnet.
2. Bentuk beta
Cubic face centered, metastable, pada suhu di atas 500 °C berubah ke bentuk alfa.
Besi(III) oksida dalam bentuk ini bisa disiapkan dengan cara reduksi dari bijih besi oleh
karbon, pyrolysisdari larutan besi(III) klorida, atau dekompsisi termal dari besi(III) sulfat.
3. Bentuk gamma
Berbentuk kubik, metastable, berubah ke bentuk alfa saat suhu tinggi. Terbentuk secara
alamiah sebagai mineral maghemite. Ferrimagnetik. Partikel yang berukuran lebih kecil dari 10
nanometer merupakan superparamagnetik. Bisa disiapkan dengan dehidrasi termal dari
gammabesi(III) oksida-hidroksida, oksidasi dari iron(II,III) oxide dengan hati-hati. Partikel-
partikel yang berukuran sangat kecil bisa disiapkan dengan cara dekomposisi termal dari besi(III)
oksalat.
4. Bentuk epsilon
Berbentuk seperti belah ketupat, memperlihatkan sifat perantara antara bentuk alfa dan
gamma. Sejauh ini tidak disiapkan dalam bentuk murninya, melinkan selalu tercampur dengan
bentuk alfa atau gamma. Bahan dengan kadar besi(III) oksida dengan bentuk epsilon tinggi bisa
disiapkan dengan transformasi termal dari bentuk gamma. Bentuk epsilon ini metastable,
berubah ke bentuk alpha pada suhu antara 500 dan 750 °C. Bisa juga disiapkan dengan cara
oksidasi dari besi dalam sebuah electric arc atau dengan cara pengendapan sol-gel dari besi(III)
nitrat.
Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain.Besi merupakan unsur kuat golongan VIII B yang mempunyai nomor atom 26.
E. WILAYAH – WILAYAH TAMBANG BESI ( Fe ) INDONESIA
Nah, di Indonesia terdapat beberapa daerah penambangan bijih besi, seperti di:
1. Cilacap (khusus pasir besi), Jawa Tengah
2. Cilegon, Banten
3. Gunung Tegak, Lampung
4. Lengabana, Longkana, Pengunungan Verbeek, Sulawesi Tengah5. Pulau Demawan, Pulau Sebuku, dan Pulau Suwung, Kalimantan Selatan.Bijih besih juga terdapat di Provinsi Bengkulu, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Pengolahan bijih besi juga dilakukan oleh PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
Atom besi biasa mempunyai 56 ganda jisim atom hidrogen biasa. Besi adalah logam
paling banyak, dan dipercayai unsur kimia kesepuluh paling banyak di alam sejagat. Besi juga
merupakan unsur paling banyak (menurut jisim, 34.6%) membentuk Bumi; penumpuan besi
pada lapisan berlainan di Bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada lapisan dalam sehingga
5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa teras dalam Bumi mengandungi hablur besi
tunggal walaupun ia berkemungkinan sebatian besi dan nikel; jumlah besar besi dalam Bumi
dijangka menyumbang kepada medan magnet Bumi. Simbolnya adalah Feringkasan
kepada ferrum, perkataan Latin bagi besi.
Nukleus besi adalah antara nukleus-nukleus yang mempunyai tenaga pengikat tertinggi
per nukleon, dan hanya diatasi oleh isotop nikel 62Ni. Nukleid stabil yang paling banyak di dalam
alam semesta adalah 56Fe. Ini merupakan hasil daripada pelakuran nuklear pada bintang.
Walaupun perolehan tenaga yang lebih tinggi boleh didapati dengan mensintesis 62Ni, namun
proses ini tidak digemari kerana keadaan yang kurang sesuai pada bintang-bintang. Apabila
bintang gergasi mengecut pada penghujung hayatnya, tekanan dalaman dan suhu akan
meningkat, membolehkan bintang seterusnya menghasilkan unsur yang lebih berat, walaupun
keadaan ini adalah kurang stabil berbanding dengan unsur-unsur pada sekitar nombor jisim 60
("kumpulan besi"). Ini menjurus kepada berlakunyasupernova.
F. KEGUNAAN BESI ( Fe )
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, iaitu merangkumi
sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan
harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutamanya dalam
penggunaan seperti kereta, badan kapalbagi kapal besar, dan komponen struktur bagi bangunan.
Besi waja merupakan aloi besi paling dikenali, dan sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh
besi termasuk:
Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah
bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan
perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang danbesi waja.
Besi tuang ( Cast iron ) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan.
Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk
kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh
diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua
komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi
dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang
diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi
karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih',
menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam
bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri
grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi
kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih
magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan
ketegaran dan kekuatan besi.
Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah
kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
Besi tempa ( Wrought iron ) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah
lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah
kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan
ketajamannya.
Besi aloi ( Alloy steel ) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga
logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel,tungsten dsb.
Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia
sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
1.2 SEJARAH BESI
Tanda-tanda pertama kegunaan besi datangnya dari Sumeria dan Mesir, di mana
sekitar 4000 SM, benda kecil, seperti mata lembing dan perhiasan, dihasilkan dari besi yang
didapati dari meteor. Pada 1600 SM hingga 1200 SM, besi digunakan secara lebih meluas di
Timur Tengah, tetapi tidak menggantikan kegunaangangsa.
Kapak besi dari Zaman Besi Sweden yang ditemui di Gotland, Sweden.
Dari tempoh abad ke-12 SM hingga abad ke-10 SM, terdapat peralihan pantas di Timur
Tengah dari segi peralatan dan senjata gangsa kepada besi. Faktor utama peralihan ini tidak
kelihatannya sebagai kelebihan teknologi kerjabesi, tetapi sebaliknya disebabkan gangguan
bekalan timah. Tempoh peralihan ini, yang berlaku pada tempoh berlainan ditempat berlainan di
dunia, mengorak langkah ke zaman tamadun yang dikenali sebagai Zaman Besi.
Jika bijih besi dipanaskan serentak dengan karbon sehingga 1420–1470 K, cecair likat
terbentuk, satu aloi sekitar 96.5% besi dan 3.5% karbon. Hasil ini kuat, boleh dibentuk menjadi
bentuk halus, tetapi terlalu rapuh untuk dibentuk, kecuali ia dinyahkarbon (decarburized) untuk
menyingkir kebanyakan karbon.
Besi tuang mundur di Eropa, disebabkan pelebur Eropa hanya mampu mencapai suhu sekitar
1000 K.
Warna merah pada air disebabkan oleh kehadiran bijih besi dalam batu
Besi merupakan salah satu unsur paling biasa di Bumi, membentuk 5% daripada kerak
Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam pelbagai jenis oksida besi, seperti bahan
galianhematit, magnetit, dan takonit. Sebahagian besar teras bumi dipercayai mengandungi aloi
logam besi-nikel. Sekitar 5% daripada meteorit turut mengandungi aloi besi-nikel. Walaupun
jarang, ini merupakan bentuk utama logam besi semulajadi dipermukaan bumi.
Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan
magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon dalam relau hembus (blast furnace) pada suhu
sekitar 2000 °C. Dalam relau hembus, bijih besi, karbon dalam bentuk kok, dan fluks seperti batu
kapur diisikan di bahagian atas relau, sementara semburan udara panas dipaksa untuk masuk ke
dalam relau di bahagian bawah.
Dalam relau, kok bertindak balas dengan oksigen dalam hembusan udara untuk
menghasilkan karbon monoksida:
2 C + O2 → 2 CO
Karbon monoksida mengurangkan bijih besi (dalam persamaan kimia di bawah, hematit)
kepada besi lebur, menjadi karbon dioksida di dalam proses tersebut:
3 CO + Fe2O3 → 2 Fe + 3 CO2
Fluks ditambah untuk meleburkan bendasing dalam bijih, terutamanya silikon
dioksida pasir dan lain-lain silikat. Fluks biasa termasuklah batu kapur (terutamanya kalsium
karbonat) dan dolomit (magnesium karbonat). Fluks yang lain boleh digunakan bergantung
kepada jenis bendasing yang perlu diasingkan daripada bijih. Di bawah kepanasan relau, batu
kapur mengurai menjadi kalsium oksida (kapur tohor):
CaCO3 → CaO + CO2
Kalsium oksida bergabung dengan silikon dioksida untuk menghasilkan sanga.
CaO + SiO2 → CaSiO3
Sanga melebur oleh kerana haba di dalam relau, berbanding dengan silikon dioksida yang
tidak akan melebur di bawah haba yang sama. Pada dasar relau, sanga yang melebur terapung
leburan besi yang lebih tumpat, dan hanyut ke tepi relau yang mungkin akan dibuka untuk
mengalirkan sanga keluar daripada leburan besi. Besi ini, apabila disejukkan, akan dipanggil besi
mentah, sementara sanga boleh digunakan sebagai bahan untuk pembinaan jalan raya atau untuk
menyuburkan tanah yang kurang mineral untuk pertanian.
Timbunan palet bijih besi akan digunakan dalam penghasilan besi keluli.
Keadaan pengoksidaan biasa untuk besi termasuk:
Bentuk Ferum(II), Fe2+, dahulunya dinamakan ferus amat biasa.
Bentuk Ferum(III), Fe3+, dahulunya dinamakan ferik, juga biasa, sebagai contoh
dalamkarat.
Bentuk Ferum(IV), Fe4+, dahulunya dinamakan feril, stabil dalam sebahagian enzim
(contoh. peroksidase).
Ferum(VI) juga ada, walaupun jarang dalam Kalium ferat. karbide besi Fe3C juga dikenali sebagai cementite.
1. Peranan biologi
Besi dalam bentuk zat besi amat penting bagi semua organisma, kecuali bagi sebahagian
kecil bakteria. Ia kebanyakannya disisipkan dengan stabil dalam logamprotein (metalloprotein),
kerana sekiranya terdedah atau dalam bentuk bebas ia menyebabkan penghasilan radikal
bebas yang kebiasaannya toksik kepada sel. Mengatakan bahawa besi bergerak bebas tidaklah
bermaksud ia diangkut secara bebas dalam bendalir badan, sebaliknya besi terikat ketat dengan
hampir kesemua biomolekul-biomolekul agar ia dapat melekap secara tak khusus kepada
membran sel, asid nukleik, protein dsb.
Haiwan menerapkan besi ke dalam kompleks hem, sejenis komponen penting
dalam sitokrom, iaitu protein yang terlibat dalam tindakbalasredoks (termasuk respirasi tetapi
tidak terhad kepada respirasi sahaja), dan juga protein-protein pengangkut oksigen,
iaitu hemoglobin danmioglobin. Besi tak organik yang terlibat dalam tindakbalas redoks juga
terdapat dalam kelompok besi-sulfur dalam kebanyakan enzim, seperti nitrogenase (terlibat
dalam sintesis ammonia daripada nitrogen dan hidrogen) dan juga hidrogenase. Satu kelas yang
bernama protein besi bukan hem berperanan dalam pelbagai fungsi dalam hidupan, protein-
protein ini termasuklah enzim metana monooksigenase mengoksidakan metana
kepada metanol), ribonukeotida reduktase (menurunkan ribose kepada dioksiribose; biosintesis
DNA), hemeritrin(pengangkutan dan pengikatan oksigen dalam invertebrat marin) dan asid
fosfatase ungu (hidrolisis ester fosfate). Apabila tubuh menentangjangkitan bakteria, tubuh
menyorokkan (sequester) besi dalam pengangkut protein transferrin supaya tidak dapat
digunakan oleh bakteria.
Taburan besi dikawalatur secara ketat di dalam badan haiwan mamalia. Besi yang diserap
dalam duodenum akan melekat pada transferrin, dan diangkut oleh darah sehingga tiba ke sel-sel.
Di situ besi diterap ke dalam protein sasaran melalui mekanisme yang belum lagi diketahui.
Sumber-sumber gizi besi termasuklah daging, ikan, ayam, kacang
dal, kacang, bayam, tauhu, kacang kuda, kacang bol, strawberi danfarina.
Besi yang dibekalkan dalam makanan tambahan selalunya dalam bentuk Besi (II)
fumarate. RDA untuk besi berbeza-beza bergantung kepada umur, jantina, dan sumber gizi besi
(besi berasaskan hem mempunyai keterbiosediaan yang lebih tinggi. Lihat nota langkah berhati-
hati di bawah.
2. ISOTOP
Besi mempunyai empat isotop stabil yang wujud secara semula jadi, 54Fe, 56Fe, 57Fe
and 58Fe. Kelimpahan semulajadi isotop-isotop Fe dalam alam sekitar adalah lebih kurang 54Fe
(5.8%), 56Fe (91.7%), 57Fe (2.2%) dan 58Fe (0.3%). 60Fe adalah radionuklida yang telah pupus dan
mempunyai separuh hayat yang panjang (1.5 juta tahun). Kebanyakan hasil penyelidikan
terdahulu dalam pengiraan komposisi Fe bertumpu kepada penentuan variasi 60Fe akibat
daripada nukleosintesis (iaitu, kajian meteorit) dan pembentukan bijih. Isotop 56Fe menimbulkan
minat saintis nuklear kerana ia merupakan nukleus yang paling stabil yang boleh dikecapi.
Adalah mustahil untuk menjalankan proses pelakuran atau pembelahan ke atas 56Fe untuk
membebaskan tenaga. Ini tidak sama dengan lain-lain unsur.
Di antara isotop-isotop yang stabil ini, hanya 57Fe mempunyai spin (−1/2). Oleh sebab
itu, 57Fe mempunyai kegunaan sebagai isotop spin dalam bidang kimia dan biokimia.