tugas kulia
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 tugas kulia
1/32
10
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai
proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan rrgambaran keseluruhan yang
berarti. Adapun Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) mendeskripsikan
persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini,
akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara
saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.
Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005) dalam jurnal
psikologi (2009).
-
7/24/2019 tugas kulia
2/32
11
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti.
2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport dalam jurnal psikologi (2009) proses persepsi merupakan suatu
proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan
individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur
bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala
akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya
komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang
berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.
Walgito dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
b.
Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris.
-
7/24/2019 tugas kulia
3/32
12
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c.
Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang
diterima reseptor.
d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
a.
Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi.
c.
Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,
cakrawala, serta pengetahuan individu.
Menurut Newcomb dalam jurnal psikologi (2009), ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi, yaitu:
a.
Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
b. Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi
tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
-
7/24/2019 tugas kulia
4/32
13
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c.
Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) dalam jurnal psikologi (2009) berpendapat bahwa persepsi
pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan
kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) bahwa
meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka
dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk
membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :
a.
Pelaku persepsi (perceiver)
b. Objek atau yang dipersepsikan
c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau
gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia.
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
-
7/24/2019 tugas kulia
5/32
14
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins, 2003).
Gilmer dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan
pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena
ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,
maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan
individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya
lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu.
Dalam kenyataannya situasi dan stimulus yang sama, dapat dipersepsikan
secara berbeda oleh setiap orang. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki
pengalaman dan latar belakang yang berbeda (Milton 1981:23). Selain itu persepsi
dipelajari berdasarkan kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang
akan memiliki stimulus sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara
lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang
ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek
-
7/24/2019 tugas kulia
6/32
15
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas
fungsi psikologis.
b. Faktor Eksternal
Faktor dari luar yang terjadi dari pengaruh lingkungan adalah
Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin
besar intensitas stimulus luar, semakin besar juga perhatian pada stimulus
tersebut.
Keberlawanan atau kontras
Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus atau suatu hal yang berlawanan
biasanya akan banyak menarik perhatian
Pengulangan
Situasi stimulus yang sering diulang-ulang akan mendapat perhatian yang
lebih besar
Hal yang baru
Suatu hal atau stimulus yang belum pernah diketahui atau dilihat akan
lebih menimbulkan keinginan untuk lebih diperhatikan.
c.
Faktor Situasi
Aspek situasi yang ada dalam organisasi kerja merupakan iklim atau kultur
organisasi yang memiliki kaitan dalam proses perceptual seperti posisi
pekerjaan, lingkungan organisasi, manajemen organisasi, mempengaruhi
seseorang terhadap konsep-konsep kerja misalnya kebijaksanaan organisasi
-
7/24/2019 tugas kulia
7/32
16
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendukung seseorang untuk dapat menerapkan konsep atau nilai kerja tertentu,
maka akan semakin tumbuh nilai positif tentang konsep tersebut.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor kebutuhan,
motivasi, proses belajar dan kepribadian.
4. Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam jurnal
psikologi (2009) ada tiga yaitu:
a. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang
dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
b. Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
nilai yang dimilikinya.
c.
Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya.
Baron dan Byrne, juga Myers dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan
bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,
yaitu:
-
7/24/2019 tugas kulia
8/32
17
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a.
Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif.
c.
Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap.
Rokeach dalam jurnal psikologi (2009) memberikan pengertian bahwa
dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu
sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini berarti
bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk
berbuat atau berperilaku.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
-
7/24/2019 tugas kulia
9/32
18
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Dalam Oemar Hamalik (65:2003) Motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Komponen-komponen motivasi
Motivasi memiliki dua komponen, yakni : komponen dalam (inner
component). komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan
merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tingkah lakunya, sedangkan
komponen luar adalah tujuan yang hedak dicapai.
Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi adalah :
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan/tindakan/
b.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah,artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
c. Motivasi berfungsi sebaai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
-
7/24/2019 tugas kulia
10/32
19
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Jenis-jenis Motivasi
Berdasarkan pengertian di atas dan analisa tentang motivasi yang telah
dibahas diatas, maka dapat dibagi menjadi dua jenis :
a. Motivasi intrinstik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja
dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga
disebutka motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya, yang timbul dalam
diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.
Motivasi intrinsik bersifat nyata dan motivasi sesungguhnya atau disebut
istilah : Sound motivation
Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan dalam diri sendiri
b.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan
dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhannya.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan tau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Menurut Maslow dan Rogers dalam (Dimiyati, 2006) mengakui
pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu
bermotivasi untuk mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah
-
7/24/2019 tugas kulia
11/32
20
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan
terbatas dari subjektivitas
Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar
Berperilaku spontan, sederhana, dan wajar
Terpusat pada masalah atau tugasnya
Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi
Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan
kebudayaannya ; ia mampu mendisiplinkan diri, aktif, dan bertanggung
jawab atas dirinya. Penghormatan berlebihan, pemberian status,
popularitas dianggap kurang penting dibandingkan dengan
perkembangan diri
Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah
Dapat mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam
kreativitas, penemuan, kegiatan intelektual, dan kegiatan persahabatan
Memiliki rasa ketertarikan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi
Dapat menjalani hubungan pribadi yang wajar
Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka
Memiliki standar kesusilaan yang tinggi
Memiliki rasa humor terpelajar
Memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, seperti dalam
pengetahuan, kesenian, atau keterampilan hidup
Memiliki otonomi yang tinggi
-
7/24/2019 tugas kulia
12/32
21
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Teori Motivasi Model ARCS keller
Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan
pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar
dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar (Keller,
1987) pada teori motivasi ARCS (2010). Model pembelajaran ini berkaitan erat
dengan motivasi siswa terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional (2008:28) pada teori motivasi ARCS (2010) motivasi sangat penting
dalam belajar karena motivasi dapat mendorong siswa mempersepsi informasi
dalam bahan ajar. Sebagus apa pun rancangan bahan ajar, jika siswa tidak
termotivasi maka tidak akan terjadi peristiwa belajar karena siswa tidak akan
mempersepsi informasi dalam bahan ajar tersebut. Sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa guna meningkatkan prestasi/hasil belajar
siswa khususnya dalam mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan jurnal
umum, maka penerapan model pembelajaran ARCS ini sangat efektif
dipergunakan karena model pembelajaran ARCS ini disesuaikan dengan
kebutuhan ataupun minat siswa.
ARCS sendiri adalah akronim dari bentuk sikap siswa yakni attention
(perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction
(kepuasan). Jadi, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran ARCS
adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian siswa,
-
7/24/2019 tugas kulia
13/32
22
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa,
menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas
dalam diri siswa tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena
dikembangkan atas dasar teori-teori dan pengalaman nyata intsruktur sehinga
mampu membangkitkan semangat belajar siswa secara optimal dengan
memotivasi diri siswa sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal. Menurut
Awoniyi, dkk (1997:30) pada teori motivasi ARCS (2010) model pembelajaran
ARCS ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut:
Memberikan petunjuk: aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus
dilakukan oleh siswa
Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori
yang penerapannya kurang menarik
Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran
berpusat pada siswa
Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali
materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik
Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari
karakteristik siswa-siswa agar strategi pembelajaran lebih efektif
Selanjutnya Awoniyi, dkk (1997:31) menjelaskan bahwa selain
mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai
kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu:
Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif
-
7/24/2019 tugas kulia
14/32
23
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit
dijadikan penilaian
a. Komponen Model Pembelajaran ARCS
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, model pembelajaran ARCS
terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS
tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Attention(perhatian)
Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/
pemusatan pikiran dalam menghadapi siswa dalam peristiwa proses belajar
mengajar di kelas.
Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk
pada minat momentain yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang
sedang dipelajari (WS. Winkel, 100) pada teori motivasi ARCS (2010).
Konsentrasi/perasaan siswa dan minat dalam belajar bisa dilihat dari
siswa yang perasaannya senang akan membantu dalam konsentrasi belajarnya
dan sebaliknya siswa dalam kondisi tidak senang maka akan kurang berminat
dalam belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap
pelajaran yang sedang berlangsung.
Gangguan belajar siswa ini biasanya bersumber dari dua faktor yaitu
faktor eksternel dan faktor internal. Faktor internal yaitu faktor dari luar diri
siswa dan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa.
Perhatian diharap dapat menimbulkan minat yaitu kecenderungan subjek
yang menetap untuk merasa tertarik pada pelajaran/pokok bahasan tertentu
-
7/24/2019 tugas kulia
15/32
24
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan merasa senang mempelajari materi itu yang baru dan dapat berperan
positif dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi untuk
menjaga dan meningkatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:
Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang
bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah
pendapat, demontrasi, studi kasus).
Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk
melengkapi penyampaian materi pembelajaran.
Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.
Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas
konsep yang digunakan.
Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
2.Relevance(relevan)
Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau
kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman
belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat
menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa karena siswa merasa
bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat langsung secara
pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa akan bangkit dan
berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu
memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang
diyakini atau dipegangnya.suciati dan udin syarifuddin winatasyaputra (R.
-
7/24/2019 tugas kulia
16/32
25
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Angkowo dan A. Kosasi, (2007:40-41) pada teori motivasi ARCS (2010)
mengemukaan bahwa strategi untuk menunjukan relevensi adalah sebagai
berikut:
Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan
setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus
menjelaskan tujuan intruksional.
Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai
yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.
Berikan contoh, latiha atau tes yang lansung berhubungan dengan
kondisi siswa.
3.Confidence(percaya diri)
Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar
mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru ( teachers
centered) dan lebih memproduk penghafal kata-kata bukan pada kemampuan
bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak bisa berbuat apa-
apa dan tidak ada kemampuan problem solving di tengah masyarakat yang
plural heterogen dan banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi
yang efektif.
Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai
berikut:
-
7/24/2019 tugas kulia
17/32
26
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran
agar dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah
ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan
sejak awal proses pembelajaran.
Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang
lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu
banyak konsep baru dengan sekaligus.
Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada
awal pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai
gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.
Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan
strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa
sendiri.
Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap
siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut
kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar
siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh
ini
-
7/24/2019 tugas kulia
18/32
27
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.Satisfaction(kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan
ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan
penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada
perasaan percaya diri siswa nantinya dengan membangkitkan semangat
belajar
C. Persepsi dan Motivasi
Walgito (1993) dalam jurnal psikologi (2009) mengemukakan bahwa
persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya
stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam
menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu
melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan
alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia
luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat
indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah
pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan
dengan apa seseorang akan bertindak.
Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Gilmer dalam jurnal psikologi
(2009) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses
persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang
-
7/24/2019 tugas kulia
19/32
28
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda
satu sama lain.
Senada dengan pendapat Milton 1981:23. persepsi dipelajari berdasarkan
kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang akan memiliki stimulus
sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Faktor Internal
Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara
lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang
ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek
sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas
fungsi psikologis.
2.
Faktor Eksternal
3. Faktor Situasi
Begitu pula penelitian yang di lakukan oleh Deddy (2007:198) Motivasi
merupakan satu faktor internal yang penting. Dua orang bujangan yang tidak
saling mengenal di sebuah pesta pernikahan, satu sedang menganggur dan satunya
lagi sudah mapan namun sudah kebelet untuk punya istri, akan mempersepsi
seorang wanita menarik yang sedang membicarakan pekerjaan kantornya dengan
cara yang berlainan. Si penganggur akan cenderung tertarik pada pekerjaannya,
berharap siapa tahu wanita itu dapat membantunnya memperoleh pekerjaan di
kantornya. Sedangkan peria yang satunya lagi cenderung tertarik pada
penampilannya yang mungkin ia anggap sebagai calon ideal untuk menjadi
-
7/24/2019 tugas kulia
20/32
29
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
istrinya. Ketika kita menghadiri suatu pertemuan di kantor, keseriusan kita
mengikuti acara tersebut juga bergantung pada motivasi kita. Bila pembicaraan
mengupas masalah kenaikan pangkat atau kenaikan gaji yang merupakan
kepentingan kita, kita mungkin memperhatikan pembicaraan tersebut. Namun bila
pada saat yang sama, istri anda sedang hamil tua dan bayi yang dikandungnya bisa
lahir setiap saat, kemungkinan perhatian anda akan terpecah.
Berdasarkan hal tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
sesorang yaitu motivasi yang ada dalam masing-masing individu, sehingga kesan
yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
D. Pendidikan dan Pelatihan
1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan (disingkat dengan Diklat) adalah suatu proses
penyampaian pengetahuan dan keterampilan serta pembinaan sikap dan
kepribadian peserta latih (tenaga kerja) yang dilaksanakan secara terbimbing dan
terpadu oleh pelatih/widyaiswara yang telah berpengalaman dan kompeten serta
memiliki kualitas dalam jangka waktu tertentu.
Pelatihan atau training, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan
sebagai pelajaran unutk membiasakan atau memperoleh suatu keterampilan.
Pengertian ini mengandung arti bahwa pelatihan erat kaitannya dengan
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ini tergambar dalam
pengertian pelatihan yang dikemukakan Flippo (1961) dalam Ikka Kartika
(2006:8), bahwa pada dasarnya pelatihan merupakan suatu usaha pengetahuan
dan keterampilan agar karyawan dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
-
7/24/2019 tugas kulia
21/32
30
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lebih jauh lagi Mills (1973) menjelaskan bahwa pelatihan yang dibarengi
dengan penuh pengertian merupakan pendidikan lanjutan dan menjadi dasar
yang lebih luas sehingga pekerja akan lebih terampil, lebih bahagia dalam
pekerjaannya itu dan akan membuat dirinya sadar terhadap kesempatan-
kesempatan untuk mencapai kemajuan atau bahkan untuk merubah latihannya
sesuai dengan yang diinginkannya. Lebih lanjut Mills menyatakan bahwa tujuan
pelatihan adalah untukmenolong peserta pelatihan agar mereka memperoleh
skills, sikap, kebiasaan berfikir dan kualitas watak yang memungkinkan mereka
dapat memahami pekerjaannya dan dapat melakukan secara efisien dan
memuaskan.
Dari pendapat-pendapat tersebut seolah-olah tampak bahwa pelatihan
ditekankan pada perolehan pengetahuan dan keterampilan dalam lingkup
pekerjaan tertentu, padahal menurut Jucius (1962) pelatihan juga mencakup
pengembangan bakat. Ia menekankan bahwa pelatihan menunjukkan setiap
proses untuk mengembangakan bakat, keterampilan dan kemapuan pegawai
unntuk meningkatkan penyelenggaraan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut Ikka Kartika (2006:8)
mengemukakan pelatihan mencakup tiga aspek pokok yaitu perolehan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan bakat dalam upaya meningkatkan
kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan tertentuatau pekerjaan yang spesifik.
Dalam pengertian ini juga tersirat bahwa upaya perolehan pengetahuan dan
keterampilan ini dilakukan melalui suatu upaya sengaja, terorganisir, sistematik,
dalam waktu relatif singkat, dan dalam penyampaiannya menekankan pada
-
7/24/2019 tugas kulia
22/32
31
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
praktek daripada teori. Dampak dari pealtihan adalah meningkatnya kinerja
seseorang yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap efisiensi dan
efektivitas kerjanya serta perkembangan lingkungan kerjanya.
Peserta pelatihan terdiri dari semua unsur tenaga kerja, baik yang telah
bekerja maupun yang disiapkan untuk menjadi tenaga kerja. Tenaga kerja
sebagai peserta pelatihan pada gilirannya akan menempati kedudukan sebagai
pengelola, pelaksana, pengawas maupun sebagai teknisi terampil, yang
memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang dituntut oleh masing-
masing pekerjaan tersebut.
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam ruang lingkup sebagai
berikut:
a. Pendidikan dan Pelatihan bagi jenjang ketenagaan unsur pimpinan yang
kelak akan bertugas sebagai pengelola atau pemimpin
b. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga unsur staf pimpinan yang akan
bertugas sebagai staf manajemen
c. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga yang dipersiapkan untuk menmpati
pekerjaan sebagai pelaksana teknis
d.
Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pengawas yang disiapkan sebagai
tenaga pengawas atau superior
e. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga terampil yang disiapkan untuk
mengerjakan pekerjaan yang menuntut keterampilan tangan
-
7/24/2019 tugas kulia
23/32
32
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Fungsi Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Oemar hamalik (2003:37) Pendidikan dan pelatihan memiliki
beberapa fungsi, ialah : fungsi edukatif, fungsi pembinaan, fungsi secara
marketing, dan fungsi administratif. Fungsi-fungsi ini saling berkait mengait
antara satu dan yang lainnya, yang terarah pada pengembangan ketenagaan.
Setiap program Diklat mencakup keempat fungsi tersebut secara terpadu.
Fungsi edukatif ialah untuk mempersiapkan tenaga yang terdidik dan
terlatih yang memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan
tugas-tugas kerja.
Fungsi pembinaan adalah bertujuan membina dedikasi, loyalitas dan
disiplin mental spiritual dan moral serta semangat kerja, sehingga berdayaguna
bagi perusahaan dan bagi dirinya sebagai masyarakat.
Fungsi pemasaran (social marketing) yang bertujuan menyebarluaskan
dan menyampaikan pesan-pesan perusahaan dan masyarakat pemakai.
Fungsi administratif, hasil pelatihan merupakan bahan untuk melengkapi
data ketenagaan tentang pribadi dan kemampuan seorang karyawan, yang kelak
akan digunakan sebagai bahanpertimbangan bagi pimpinan mengenai yang
bersangkutan misalnya unutk promosi, mutasi, pembinaan karier, kaderisasi dan
sebaginya.
3. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Tujuan pendidikan dan pelatihan di lihat dari konteks secara umum dan
secara khusus. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan tenaga
kerja sebagai tenaga terdidik dan terlatih. Secara umum, setiap tenaga kerja
-
7/24/2019 tugas kulia
24/32
33
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merupakan manusia terdidik sebagaimana dipersyaratkan bagi semua warga
negara Indonesia.
Secara khusus, tujuan pendidikan dan pelatihan harus dilihat dalam
konteks kepentingan organisasi, seperti : manajer, supervisor, staf, tenaga teknis,
pemasaran, dan sebagainya. Pendidikan dan pelatihan bertujuan unutk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan kualifikasi
jabatan dan pekerjaannya.
Menurut pendapat Handoko (2001:103) disebutkan :
Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan, yaitu :
untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karywan dengan
permintaan jabatan serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitaskerja
karyawan dalammencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Berbeda dengan pendapat Moekijat (1991:19) dalam Oemar hamalik
(2003) bahwa tujuan umum pelatihan adalah :
a.
Untuk mengembangkan keahlian,sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif,
b. Untk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional,
c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan
kerjasama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.
Menurut Moenir (1983:162) tujuan penyelenggaraan pendidikan dan
latihan dalam suatu organisasi adalah:
a.
Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam
menjalankan tugas/ pekerjaan, naik pekerjaan lama maupun baru,
baik dari segi peralatan maupun metoda.
b.
Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan
dan memberikan rasa kebanggaan kepada mereka.
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat mengemukakan bahwa
tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu untuk Memelihara dan meningkatkan
-
7/24/2019 tugas kulia
25/32
34
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kecakapan atau kemampuan baik dalam pengatahuan ataupun keterampilan
sehingga dapat menjalankan tugas/ pekerjaan secara cepat dan efektif.
4. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Manulang (1982), mafaat yang diperoleh dari adanyan latihan
mencakup :
a. Memudahkan pelaksanaan tugas
Melalui latihan atu pendidikan seseorang lebih mudah dalam
melaksanakan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam
perusahaan yang mempunyai keahlianb.
Membantu stabilitas pegawai
Memalui latihan stabilitas pegawai dapat dijaga dan mendorong
karyawan untuk betah bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Apalagi
karyawan dilatih untuk mewujudkan promosi dari dalam perusahaan
(promotion from within) maka cara bekerja dan moral mereka dapat
diperbaiki
c. Bekerja lebih efisien
Apabila karyawan menerima latihan di bawah pengawasan instruktur
ahli maka karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja
lebih efisien
Handoko (2001) berpendapat bahwa latihan dan pengembangan karyawan
akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:
a. Menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek
Para karyawan perlu dilatih untuk mengurangi atau menghilangkan
kebiasaan kerja yang jelek atau untuk mempelajari keteampilan baru yang
dapat meningkatkan prestasi kerja
b. Karier jangka panjang
Latihan atau pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangkapanjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab yang lebih besar
di waktu yang akan datang.
c. Mengurangi pemborosan, ansensia, keluhan yang berkepanjangan dan
perputaran tenaga kerja
-
7/24/2019 tugas kulia
26/32
35
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Komponen pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
a.
Tujuan
Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksanaannya
terlebih dahulu disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir
apabila proses pendidikan dan latihan kembali maka akan terlihat bahwa tujuan
proses akhir tersebut adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Ini
berarti bahwa pendidikan pada hakikatnya bertujuan mengubah tingkah laku
sasaran pendidikan. Tingkah laku baru itu dirumuskan dalam suatu tujuan
pendidikan.
Menurut Notoatmodjo (2003:41) yaitu : tujuan pendidikan adalah suatu
deskripsi dari pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang
diharapkan akan memiliki sasaran pendidikan pada periode tertentu.
Tingkat tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo (2003:42) yaitu:
tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan anatara, Tujuan
Instruksional.
Isi rumusan tujuan dalam pendidikan harus bersifat komprehensif, artinya
mengandung aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ketiga aspek ini
harus terdapat baik dalam tujuan yang bersifat umum maupun tujuan yang
bersifat khusus.
b. Materi
Materi pelatihan merupakan pokok bahasan yang mengacu pada bidang-
bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dirancang untuk
memberikan bekal kemampuan bagi peserta. Pokok-pokok bahasan tersebut
dapat diperoleh dari sejumlah referensi terpilih yang relevan untuk menunjang
kelengkapan dan kevaliditasan materi.
-
7/24/2019 tugas kulia
27/32
36
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Bukan hanya pada tujuan saja, pilihan materi bergantung pada isi
pelatihan, desain instruksional dan alat bantu pelatihan. Selain itu rumusan
materi harus tersusun sesuai struktur materi yang telah terintegrasi di mana
memenuhi kebutuhan peserta akan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Berdasarkan uraian di atas, penentuan materi pelatihan telah sesuai
dengan kriteria perumusan, seperti yang dinyatakan oleh Hamalik (2000:46)
bahwa :
dalam menyusun materi atau kurikulum harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu : (1) jenis kemampuan yang hendak dikembangkan, (2) jenis
program pelatihan, (3) tingkat perkembangan peserta didik, dan (4) jenis mata
pelatihan yang diberikan
Prinsip-prinsip perumusan materi meliputi :
Materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang
peserta pelatihan
Materi dipilih secara cermat dan diorganisir dengan
mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi peserta.
Materi yang diberikan haruslah bermanfaat bagi peserta.
c. Metode
Selain kurikulum proses belajar mengajar termasuk dalam pendidikan
dan pelatihan, metode juga alat pendidikan yang berperan penting.
Bagaimanapun pandainya seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah
laku, tidak terlepas dari metode dan alat bantu yang digunakan.
Menurut Notoatmodjo (2003:59) tentang pengelompokan jenis metode
belajar mengajar adalah :
-
7/24/2019 tugas kulia
28/32
37
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metoda belajar mengajar, yaitu:
Metoda Dedaktik (One way method) Metode ceramah
Siaran melalui radio
Pemutaran film/slide
Penyebaran pamflet, booklet, poster
Metode Sokratik (Two waymethod)
Demosntrasi
Diskusi
Role playing
Seminar
Simposium Lokakarya
Latihan lapangan
Tugas perorangan
Studi kasus
Field trip
Sistem modul
Panel
Brain storming
Buzz group
Sosio drama Proyek
Konferensi
Forum
Debat
Pendapat diatas hanya mengemukakan cara penyampaian bahan
pengajaran kepada peserta pendidikan, dan itu hanya teori. Adapun hasil
metode yang diterapkan masih tergantung pada faktor lain, yaitu pribadi
pengajar yang menggunakan metode itu. Bagaimanapun metode baru tidak
lepas dari metode ceramah.
d. Media
Media adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering
-
7/24/2019 tugas kulia
29/32
38
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan
sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran
Masing-masing alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip, bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui
panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu
maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang di
dapat. Dengan kata lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera
sebanyak mungkin terhadap suatu obyek, sehingga mampu mempermudah
persepsi.
Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam
membantu persepsi seseorang. Edgar dale membai alat peraga menjadi 11
macam, yaitu :
Menurut (Wina Sanjaya, 2008:165) Kerucut pengalaman ini dianut
secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa
memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang
dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman
Sadiman (2002:8)
-
7/24/2019 tugas kulia
30/32
39
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami
sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui
media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret
siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung,
maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin
abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan
bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.
Menurut Hamalik (1993:60) media pendidikan yang dipilih dikategorikan
sebagai berikut:
a.
Media cetak
b. Media gambar
c. Media audio
d. Media visual
e. Media audiovisual
f. Media Proyeksi dan Non-proyeksi
Menurut Notoatmodjo (2003:73) manfaat alat bantu pendidikan adalah :
a.
Menimbulkan minat dan sasaran pendidikan
b. Mencapai sasaran yang lebih besar
c. Membantu mangatasi hambatan bahasa
d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
f. Merangsang sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik/pelaku pendidikan
h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan
i.
Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian mendalamij. Membantu menegakkan pengertian diperoleh
e. Pelatih/instruktur
Menurut Notoatmodjo (2003:107) Instruktur adalah guru, ia harus
profesional dalam keguruannya. Seorang guru atau instruktur dituntut harus
selalu kreatif mengembangkan kemampuannya agar mampu menciptakan
pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
-
7/24/2019 tugas kulia
31/32
40
Muhamad Iqbal Anshari,2013
Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap sesi pelatihan seorang instruktur harus dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan cara memberikan kesan yang baik. Tindakan
instruktur di depan kelas menunjukan jenis suasana yang peserta inginkan.
Sesuai dengan pendapat Donaldson (1993:187) tentang sikap seorang
instruktur yaitu jika bertindak rileks dan bersahabat, tersenyum dan membuka
pertemuan dengan cara hangat dan informal, maka partisipan akan merasa
senang dan lebih santai serta ingin berpartisipasi. Guru sangat lah penting
dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
f. Evaluasi
Pendidikan apapun bentuk dan tingkatannya pada akhirnya akan menuju
pada suatu perubahan perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat.
Perubahan perilaku di sini mencakup pula perubahan/ peningkatan kemampuan
di tiga bidang yakni, kognitif, afektif fan psikomotor.
Seberapa jauh perubahan atau peningkatan itu terjadi, diperlukan suatu
mekanisme sitem atau alat ukur yang disebut dengan tes, evaluasi dan
pengukuran.
Tes mempunyai pengertian yang sempit, dan diartikan sebagai tugas-
tugas yang telah di bagukukan yang diberikan kepada sasaran belajar untuk
diselesaikan. Pengukuran meliputi segala cara untuk memperoleh informasi ini,
orang melakukan tes atau cara lain untuk memperoleh dan membuat keputusan
pendidikan. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi-
informasi yang diperoleh dari pengukuran ini dilakukan tes.
Menurut Notoatmodjo ((2003:82) bahwa:
-
7/24/2019 tugas kulia
32/32
41
untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan di dalam proses belajar,
evaluasi juga diperlukan untuk mengukur kemampuan leaner atau
lulusan, dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lulusanatau program pendidikan itu mampu mengatasi masalah-masalah
kemasyarakatan, yang diterjemahkan di dalam kemampuan kerja
mereka.
Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sifatnya terus menerus
dan harus direncanakan bersamaan waktu dan program pelatihan. Keseluruhan
proses harus dilaksanakan ilmiah, menggunakan sedapat-dapatnya
menggunakan metoda-metoda ujian yang tepat. Masing-masing program
pelatihan harus memiliki tujuan yang jelas, apabila evaluasi pelatihan itu
diharapkan adan manfaatnya. Kriteria yang digunakan harus sesuai dengan
tujuan program.
Evaluasi program erat kaitannya dengan perencanaan, manfaat
perncanaan pelatihan adalah diperolehnya pengetahuan tentang hasil-hasil yang
diinginkan setelah pelatihan.