tugas limnologi
TRANSCRIPT
MAKALAH LIMNOLOGI
MANAJEMEN AIR
Kelompok 9 :
1. Ryan Dita Pratama (093244005)
2. Mita Kusuma Dewi (093244021)
3. Dahlia Fitrianarni (093244024)
4. Retno Sri Utami (093244025)
5. Taubatan Nasuha (093244215)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan komponen pokok dalam memenuhi kebutuhan makhluk
hidup di bumi ini, khususnya bagi manusia. Air merupakan sumber daya alam
yang jumlahnya sangat melimpah di bumi dan dapat diperbaruhi. Namun
ketersediaan air, terutama air tawar dan atau air bersih, semakin lama semakin
sulit karena perkembangan jumlah penduduk dunia yang pesat serta adanya
perusakan alam yang menyebabkan berkurangnya atau tercemarnya keberadaan
air tawar dan air bersih. Pencemaran Daerah Aliran Sungai merupakan penyebab
utama terjadinya krisis air.
Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang memiliki sumberdaya air
berlimpah. Berbagai laporan mengenai kondisi neraca air Indonesia menunjukkan
bahwaIndonesia masih mengalami surplus air. Meskipun demikian, terdapat
beberapa pulau diIndonesia yang telah mengalami defisit air. Semakin
berkurangnya jumlah air di permukaan yang dapat digunakan dibandingkan
dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air tawar bersih
terutama dari kalangan industri memaksa dilakukannya pencarian terhadap
sumber air tawar bersih yang lain, yaitu dengan melakukan pengeboran sumur
untuk mengambil airtanah (Irawan, dkk., 2012).
Pengambilan air tanah ini di satu sisi menguntungkan manusia karena
masalah kebutuhan air tawar bersih dapat teratasi. Akan tetapi seiring dengan
bertambahnya jumlah populasi manusia dan bertambahnya industri-industri yang
membutuhkan air sebagai bahan baku produksi membuat pengambilan airtanah
semakin kerap terjadi dengan jumlah pengambilan air yang semakin banyak. Hal
ini membuat cadangan airtanah yang ada semakin menipis (Irawan, dkk., 2012).
Untuk memenuhi kebutuhan air tawar bersih, secara konvensional masyarakat
mendapatkan air dari air sungai, air danau atau mata air. Akan tetapi, jumlah air
tawar bersih yang tersedia dari sumber-sumber ini semakin lama semakin
berkurang akibat adanya deforestasi, pencemaran air, dan meningkatnya populasi
manusia.
Untuk itu upaya manajemen air perlu segera ditingkatkan dalam rangka
menanggulangi krisis air dan menjaga kelestariannya. Manajemen air adalah
usaha-usaha menjaga dan mengatur air yang ada di muka bumi ini agar dapat
terjaga keberadaannya dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Beberapa
tahun terakhir, manajemen air menjadi satu isu yang banyak dibahas di berbagai
belahan dunia termasuk di negara Indonesia sendiri. Manajemen air diharapkan
dapat meningkatkan persediaan air bersih untuk kelangsungan hidup manusia di
masa yang akan datang sehingga antara kebutuhan dan persediaan air dapat
seimbang, sehingga kekhawatiran terhadap kelangkaan air dapat dihilangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan:
1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Air ?
2. Bagaimana ketersediaan dan jumlah air di bumi ?
3. Bagaimana terjadinya siklus air?
4. Bagaimana dan apa saja jenis badan air yang dapat dimanfaatkan manusia?
5. Bagaimana penggunaan dan konsumsi air oleh manusia?
6. Bagaimana usaha konservasi dan penyimpanan air?
7. Bagaimana kegiatan manusia dalam menghemat air?
8. Apa saja permasalahan yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air bersih?
9. Bagaimana dampak akibat kelangkaan air terhadap kehidupan social
masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Manajemen Air.
2. Mengetahui ketersediaan dan jumlah air di bumi.
3. Mengetahui terjadinya siklus air.
4. Mengetahui jenis badan air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dasar
manusia.
5. Mengetahui penggunaan dan konsumsi air oleh manusi.
6. Mengetahui usaha konservasi dan penyimpanan air.
7. Mengetahui kegiatan manusia dalam menghemat air.
8. Mengetahui permasalahan yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air
bersih.
9. Mengetahui dampak akibat kelangkaan air terhadap kehidupan social
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Air
Ketersediaan air bersih sangat penting. berdasarkan latar belakang di atas
merupakan hal penting yang mendasari dilakukannya manajemen air. Manajemen
air merupakan usaha-usaha menjaga dan mengatur air yang ada di muka bumi
agar dapat terjaga keberadaannya dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Akhir-akhir ini manajemen air menjadi isu yang banyak dibahas di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia (Irawan, dkk., 2012). Manajemen air bertujuan
untuk menyeimbangkan antara jumlah penduduk dengan kebutuhan air, semakin
seimbang semakin hilang kekhawatiran terhadap kelangkaan air di masa
mendatang.
Bentuk manajemen air di Indonesia antara lain adalah menetapkan regulasi
terhadap penggunaan air. Dalam hal ini, pemerintah telah mengeluarkan Undang-
Undang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Selain itu, bentuk lain dari
manajemen air adalah menerapkan diversifikasi sumber air tawar bersih (Irawan,
dkk., 2012). Salah satu bentuk diversifikasi yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan air tawar yang bersih adalah dengan melakukan rain
harvesting atau penadahan air hujan. Dengan menadahkan air hujan dan
menyimpannya di suatu kolam penyimpanan (reservoir), daerah yang mengalami
defisit neraca air maupun daerah-daerah yang kesulitan air tawar bersih dapat
memenuhi kebutuhannya terhadap air tawar bersih.
Untuk memanajemen air diperlukan penyadaran kepada pemerintah dan
masyarakat secara umum. Penyadaran ini perlu dilakukan agar keseimbangan
antara air yang masuk dan air yang keluar dapat terjaga dengan baik. Penyadaran
ini dapat dilakukan dari diri kita sendiri dengan memberi contoh kepada keluarga
kita, teman kita, ataupun tetangga kita. Selain penyadaran, perlu adanya
pemberian contoh kepada pemerintah dan masyarakat akan manajemen air yang
baik. Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu bentuk manajemen air
adalah dengan melakukan diversifikasi air. Pemberian contoh dapat dilakukan
dengan membangun gedung-gedung dengan instalasi tadah hujan di atapnya. Air
dari atap ini dialirkan ke sebuah tangki besar di bawah tanah untuk menampung
air hujan. Air hujan ini kemudian dapat dijadikan sebagai sumber air bersih yang
murah dan ramah lingkungan serta tidak mengganggu keseimbangan air sungai
maupun airtanah.
Air bersih dipandang sebagai hak guna, maka air di sini adalah barang
ekonomi. Air bersih di sini dapat diperjual belikan, dan hanya orang-orang
kayalah yang dapat memiliki air bersih. Orang-orang miskin yang tidak memiliki
uang tidak dapat memilikinya. Air menjadi barang yang langka bagi orang miskin.
Hal ini tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: “Bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”,dalam pasal tersebut
disebutkan bahwa air di sini bukanlah milik perorangan, tetapi milik negara yang
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Perlakuan air bersih
sebagai hak guna jelas-jelas melanggar hal ketentuan ini. Dalam hal ini perlu
dilakukan bagaimana seharusnya air bersih itu dipandang. Perlu adanya kajian
lebih lanjut untuk menentukan status air bersih itu dan bagaimana manajemen air
seharusnya dilakukan agar keseimbangan dan keadilan air bagi masyarakat dapat
terpenuhi.
B. Ketersediaan dan Jumlah Air di Bumi
Air merupakan sumber daya alam yang dapat di perbaharui. Sumber daya
air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh
kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Sumber daya air merupakan
bagian dari kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat, secara lestari sebagaimana disebutkan dalam pasal 33 ayat 3
UUD 1945. Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam pasal 1 Undang Undang
Pokok Agraria tahun 1960 bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kekayaan nasional.
Sumberdaya air ini memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya,
politik maupun bidang ketahanan nasional.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia
sedangkan populasi dunia terus meningkat dan mengakibatkan peningkatan
permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam
mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama
sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai
pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini
terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Tidak heran jika di satu belahan bumi terjadi kekeringan dan di belahan bumi
yang lain terjadi banjir.
Permukaan bumi sebagian besar tertutup oleh air yaitu sebesar 70% dan
sisanya tertutup oleh daratan yaitu sebesar 30%. Air yang berjumlah 70% ini tidak
semuanya dapat dimanfaatkan oleh manusia, karena dari 70% air di bumi ini
97,6%nya merupakan air salin, dan 2,5%nya merupakan air tawar. Air tawar
sendiri belum semuanya dapat dimanfaatkan karena ada yang berbentuk gunungan
es batu yang berada di kutub, salju, serta glasier yang berada di sekelilingnya
berjumlah 87%. Air tawar yang berbentuk cair hanya 13%, dengan perincian
95%nya merupakan air tanah, 3% merupakan air danau dan sungai, dan 2%
merupakan kelembaban tanah. Jumlah yang sedikit ini pada air sungai, danau, dan
air tanah ini merupakan air yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari
manusia di bumi. Berikut ini bagan persentase air yang berada di muka bumi:
Gambar 2.1 Bagan Jumlah Air di Bumi
Jumlah kandungan air di muka bumi sebesar 370 milyar-milyar gallon air,
jumlah ini setara dengan 1.258 milyar-milyar liter air, karena 1 galon setara
dengan 3,4 liter (Kuncoro, 2012). Terdapat 6 negara (Brazil, Russia, Kanada,
Indonesia, China dan Kolombia) yang memiliki 50% persediaan air minum dunia.
Sementara sepertiga populasi dunia hidup di kawasan negara dengan tingkat
persediaan air minum yang minim. Menurut Lembaga Survei Geologi Amerika
Serikat, kandungan air minum tersimpan di dalam tanah lebih banyak daripada
bentuk cair yang ada di permukaan. Berikut ini gambaran perbandingan air yang
di bumi yang dapat dimanfaatkan di bumi:
Gambar 2.2. Ilustrasi Volume Air di Bumi yang Dapat Dimanfaatkan Manusia
Air tanah adalah air tawar yang paling banyak dimanfaatkan untuk
kehidupan manusia seperti mandi, masak, cuci. Air ini terletak di lapisan dalam
batuan permeable yaitu terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan
dalam (batuan permeable). Air tanah juga berarti air yang mengalir di
lapisan aquifer di bawah water table. Hal tersebut yang membedakannya dengan
air permukaan. Air tanah berasal dari infiltrasi air hujan ke dalam tanah, semakin
banyak air yang infiltrasi semakin banyak kandungan air tanah dan semakin
banyak pula persediaan air untuk masa mendatang. Namun akhir-akhir ini banyak
tanah yang tertutup oleh paving dan bangunan sehingga mengurangi infiltrasi air
hujan, sehingga air hujan langsung run off menuju laut menyebabkan terjadinya
banjir, sedikitnya kandungan air tanah. Air tanah memiliki kesamaan dengan air
permukaan dalam sistem input, output, dan penyimpanan, sedangkan perbedaan
yang paling mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya, air tanah mengalir
dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa hari hingga ribuan tahun untuk
muncul kembali ke perairan permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan air
tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dari perairan
permukaan.
Gambar 2.3 Letak air tanah di lapisan bumi
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan,
terutama wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata
air dan serapan menuju lautan. Air tanah mengalami ancaman berarti menghadapi
penggunaan berlebihan, misalnya untuk mengairi lahan pertanian. Penggunaan
secara belebihan di area pantai dapat menyebabkan mengalirnya air laut menuju
sistem air tanah, menyebabkan air tanah dan tanah di atasnya menjadi asin (intrusi
air laut). Selain itu, manusia juga dapat menyebabkan air tanah terpolusi, sama
halnya dengan air permukaan yang menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan.
Air sungai dan danau merupakan air tawar permukaan yang dapat
terbentuk secara alami maupun buatan. Air sungai merupakan salah satu bagian
dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,
seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara
tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah
aliran sungai (DAS). Air sungai dapat dibendung untuk dijadikan reservoir
(penyimpanan air), kita mengenalnya dengan istilah bendungan, Reservoir sangat
bermanfaat untuk menampung air baik dari curah hujan maupun dari sungai-
sungai kecil yang mengalirinya. Begitu juga dengan danau, badan sungai ini
mampu menyimpan air dalam jumlah banyak dan mengalirkannya ketika
dibutuhkan. Manfaat sungai, reservoir, dan danau adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum (PDAM), sumber tenaga listrik (PLTA), sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk
dijadikan objek wisata sungai, dan perikanan.
Air walaupun termasuk dalam sumber daya terbarukan bukan berarti dapat
menggunakan dengan bebas, namun harus dikelola dan diatur dalam
menggunakannya agar tidak terjadi krisis air bersih. ini harus kita jaga
kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem. Walaupun air
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui namun apabila tidak
menghemat penggunaan air maka dapat mengakibatkan ketimpangan ekosistem.
C. Siklus Air
Siklus air atau disebut sebagai Daur hidrologi merupakan suatu sirkulasi
air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan
kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan rangkaian
proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya
hingga kembali ke tempat asalnya. Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari
daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau awan
bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah.
Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi
kondensasi.
Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan
(precipitation) turun ke bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di
daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke
laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai
sungai, terus kembali ke laut melengkapi siklus air.
Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak
interupsi. Sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di
permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan
(intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba di tanah
dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah
(infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.
Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-
daunan lalu menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas
permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan, dan
sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau,
tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas
permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut (surface run off),
sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah
sebagai air tanah yang pada akhirnya ke luar sebagai mata air. Siklus air
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi
berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan
langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.
2. Siklus sedang: Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan
melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di
daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui
sungai-sungai atau saluran-saluran air.
3. Siklus panjang: Air laut menguap setelah menjadi awan melalui proses
kondensasi. Lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi ndi daratan
dan terjadilah hujan salju di pegunungan yang lebih tinggi. Bongkahan es
mengendap di puncak gunung dank arena gaya beratnya meluncur ke tempat
yang lebih rendah, mencair terbentuk glestser lalu mengalir melalui sungai
kembali ke laut (Anonim, 2012).
Gambar 2.4 Siklus Air
D. Jenis-Jenis Air
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa
pengertian mengenai :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa
pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Menurut
Shadiash, 2008 menyatakan bahwa air di bumi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :
1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air
tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah
artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari
permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara
dua lapisan kedap air.
2. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat
dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut,
sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya
seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya
seperti air laut yang berada di laut. (Shadiash, 2008)
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999) :
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air
sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi,
muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di
daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah
air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,
namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila
diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang
membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
4. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas :
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment).
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena
selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh
terhadap proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi
bentuk jaringan tramsmisi, distribusi dan sebagainya.
Secara umum sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian
jatuh ke bumi berbentuk air
2. Air Permukaan
Air permukaan dapat berasal dari sungai, danau dan air tanah yang
mengalir keluar dari bumi (mata air).
3. Air Tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam
tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada lapisan tanah yang
biasanya disebut aquifer. Dalam menentukan sumber air baku untuk suatu sistem
penyediaan air bersih diperlukan suatu pertimbangan tertentu, agar air baku yang
dipilih selain memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas juga lebih mudah
diperoleh, baik dari segi teknis maupun ekonomis (Anonim, tanpa tahun).
E. Penggunaan Air
Air tawar yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan semua makhluk
hidup terutama manusia. Lebih daripada sumber daya alam lainnya, ketersediaan
sumber daya air merupakan faktor penentu utama bagi tempat hidup dan aktivitas
manusia. Manusia memilih tinggal dan hidup di suatu tempat terutama dengan
mempertimbangkan ketersediaan air untuk menyokong hidupnya (Nugraheni,
tanpa tahun).
Berlawanan dengan sumber daya energi fosil yang dikonsumsi ketika
digunakan, maka sumber daya air dapat digunakan secara berulang-ulang. Untuk
mendiskusikan tentang penggunaan air, kita sepakati beberapa istilah yang
berkaitan dengan penggunaan air, seperti pengambilan (withdrawal), konsumsi,
dan degradasi (Nugraheni, tanpa tahun).
Secara keseluruhan, manusia melakukan pengambilan air sebanyak 10%
dari total runoff tahunan, dan sekitar 25% dari aliran stabil. Di negara maju,
konsumsi dan degradasi terjadi sekitar setengah dari jumlah pengambilan air,
Setengah jumlah lagi masih dapat digunakan kembali apabila kita dapat
melindungi kualitas air tersebut. Penggunaan air oleh manusia mengalami
peningkatan yang pesat seiring dengan peningkatan populasi manusia (Nugraheni,
tanpa tahun).
Sedangkan penggunaan sumber daya air menurut sektor dapat dibedakan
menjadi penggunaan untuk: rumah tangga, pertanian, dan industri. Penggunaan air
untuk setiap sektor di setiap negara adalah berbeda-beda, tergantung pada
kemajuan negara tersebut. Contohnya negara belum berkembang akan lebih
sedikit menggunakan air bagi sektor industri (Nugraheni, tanpa tahun).
Di banyak tempat, penggunaan air bagi kepentingan pertanian sangat tidak
efektif dan sangat konsumtif. Sekitar 70% - 90% air yang diperuntukkan bagi
tanaman tidak dapat mencapai akar tanaman.Sebagian besar air akan menguap
atau menjadi banjir. Secara total seluruh dunia menggunakan 69% dari air
withdrawal, berkisar dari 4% (kuwait) sampai dengan 93% (India) (Nugraheni,
tanpa tahun).
Berdasarkan hasil penelitian Cahyono, 2008 tentang analisis kebutuhan air
bersih, Penggunaan air besih terbagi dalam :
A. Sektor Domestik yaitu untuk :
1) Sambungan Rumah Tangga ( SR )
2) Hidran Umum ( HU )
B. Sektor Non Domestik
1). Fasilitas Pendidikan
2). Fasilitas Peribadatan
Tempat eribadatan yang dimaksud antara lain Masjid, Mushola
3). Fasilitas Pasar
Terdapat pula fasilitas pasar yang melayani kebutuhan – kebutuhan pokok
sehari – hari. Di dalam pasar tersebut memerlukan tersedianya air bersih.
4). Fasilitas Olahraga
Fasilitas lapangan olah raga antara lain sepakbola, lapangan bola volley, dan
lapangan bulu tangkis, semuanya dihitung dengan menggunakan unit/banyaknya
pemakai lapangan tersebut.
5). Fasilitas Perkantoran Dan Pertokoan
Perhitungan kebutuhan air :
• Kebutuhan air untuk perkantoran sebesar 10 liter/pegawai/hari.
• Kebutuhan air untuk pertokoan sebesar 10 liter/pegawai/hari.
6). Fasilitas Puskesmas
F. Usaha Konservasi Air
Berdasarkan Dr. Heru Hendrayana dari Universitas Gadjah Mada, cara
paling sederhana untuk melakukan konservasi atau penghematan air adalah
dengan memanfaatkan secara maksimal ketika air tawar masih berada di daratan,
ketika air sudah sampai di laut lagi, itu artinya air sudah tidak dapat dipakai. Cara
sederhana yang bisa dilakukan secara konkrit antara lain:
1. Hemat air, baik air mentah maupun air minum. Jangan sampai bak mandi atau
ember luber karena keran lupa kita matikan. Jangan sampai air minum
dibuang-buang dengan percuma, jika memang sudah kotor, gunakanlah untuk
menyiram tanaman.
2. Tanam tumbuhan di bidang yang bertanah di dekat rumah. Jangan tutup lahan
bertanah dengan aspal ataupun semen. Hal itu dapat menyebabkan rumah kita
kekurangan resapan air hujan.
3. Menanam pohon yang dapat melindungi sumber air.
4. Buat resapan biopori agar air hujan bisa berguna sebagai air tanah.
5. Minimalisir penggunaan cairan pembersih toilet karena dapat menghambat
proses pembusukan di septic tank.
Konservasi atau penghematan air perlu dilakukan menurut UU No. 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air dan PP No. 43 tahun 2008 tentang Air Tanah,
konservasi air adalah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan,
kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian dan atau
kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai demi
kelangsungan fungsi dan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan mahluk
hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang.
Permukaan tanah makin menurun, daya resapnya terhadap air semakin
menurun, dan daya dorongnya terhadap air lautnya pun semakin kecil. Jika
permukaan air tanah menurun terus, permukaan laut bisa lebih tinggi dari daratan
dan bukan tidak mungkin air laut membanjiri jalan raya di masa depan. Salah satu
penyebab turunnya permukaan air tanah di Indonesia adalah penyedotan air tanah
yang tidak terkontrol oleh pabrik-pabrik industri. Penurunan permukaan air laut
menyebabkan banjir.
Keterbatasan daya dukung air di kawasan berpenduduk padat dapat
menyebabkan kekeringan saat musim kemarau. Belum lagi, masyarakat
cenderung hanya ingin mengambil air dari dalam tanah, tanpa melakukan upaya
pelestarian sumber air dalam tanah tersebut. Sebagai langkah antisipasi atas
persoalan di atas, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
menemukan solusinya dengan menggunakan teknik penyimpanan air buatan
dalam tanah untuk digunakan sebagai cadangan, saat musim kemarau tiba.
Teknik ini dinamakan Artificial Storage and Recharge of Groundwater
(ASRG), yang dapat disebut juga dengan Simpanan dan Imbuhan Buatan Air
Tanah (SIMBAT). Teknik ini merupakan salah satu aplikasi dari cabang ilmu
geofisika dalam mengekplorasi sumber daya kebumian. Prinsip SIMBAT adalah
memasukkan air tawar yang berasal dari air hujan ke dalam aquifer (air dalam
tanah). Metode tahanan jenis ini sangat berperan dalam menunjukkan penyebaran
lensa aquifer buatan yang berisi air tawar.
Selain program di atas, usaha penyimpanan air juga dapat dilakukan
dengan cara pemanenan air hujan yang merupakan salah satu alternatif dalam
menyimpan air hujan pada musim penghujan dan untuk dapat digunakan pada
musim kemarau. Beberapa teknik pemanenan air hujan yang telah dilakukan
dibeberapa Negara yang beriklim kering adalah bangunan teras, penanaman
searah kontur, DAM, tadah hujan, kanal, waduk, mata air galian dangkal dan
berlubang serta irigasi pompa kecil dan wadi bank.
Teknik pemanenan air yang telah dilakukan di Indonesia antara lain
embung dan chanel reservoir. Embung merupakan suatu bangunan konservasi air
yang berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau
rembesan di lahan sawah tadah hujan berdrainase baik. Embung sangat tepat
diterapkan pada kelerengan 0-30% dengan curah hujan 500-1000 mm/tahun,
bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau. Agar pengisian dan
pendistribusian air lebih cepat dan mudah embung hendaknya dibangun dekat
dengan saluran air dan pada lahan dengan kemiringan 5-30%. Tanah bertekstur
liat atau lempung sangat cocok untuk pembuatan embung. Teknik konservasi air
dengan embung banyak diterapkan di lahan tadah hujan bercurah hujan rendah.
Gambar 2.5 DAM Shastadi California
DAM parit adalah suatu cara mengumpulkan atau membendung aliran air
pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran air permukaan sehingga
dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan
aliran permukaan, erosi dan sedimentasi. Keunggulan dam parit yaitu dapat
menampung air dalam volume besar akibat terbendungnya aliran air disaluran
air/parit, tidak menggunakan areal atau lahan pertanian yang produktif, mengairi
lahan cukup luas karena dibangun berseri diseluruh daerah aliran sungai (DAS),
menurunkan kecepatan aliran permukaan sehingga mengurangi erosi dan
hilangnya lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi, memberikan
kesempatan agar air meresap kedalam tanah di seluruh wilayah DAS sehingga
mengurangi resiko kekeringan pada musim kemarau dan pembuatannya lebih
murah sehingga dapat dijangkau petani.
Usaha lain yang dapat digunakan adalah pemanfaatan bendungan air atau
yang biasa disebut DAM. Pola pengoperasian suatu waduk dimaksudkan sebagai
pedoman pengaturan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dan pengendali
banjir. Bertujuan untuk memanfaatkan air secara optimal dengan cara
mengalokasikan secara proporsional sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
konflik antar kepentingan.
G. Kegiatan Manusia dalam Menghemat Air
Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup termasuk manusia.
Terganggunya daur air akan menyebabkan terganggunya keseimbangan makhluk
hidup yang ada di bumi. Salah satu kegiatan manusia yang dapat menyebabkan
terganggunya daur air adalah penggunaan air secara berlebihan. Oleh karena itu,
kita seharusnya dapat menggunakan air sesuai dengan kebutuhan.
Penghematan air merupakan salah satu usaha yang dapat kita lakukan agar
air yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan hidup. Pada saat mandi,
mencuci, menggosok gigi, dan kegiatan lainnya yang menggunakan air kita harus
menggunakan air secara hemat.
Cara menghemat air antara lain:
1. Pemanfaatan Air Daur Ulang.
Limbah cair berasal dari penggunaan kita sehari-hari seperti toilet, wastafel, dan
tempat cuci piring. Air limbah dapat digunakan lagi setelah melewati proses daur
ulang, sehingga mengurangi penggunaan air bersih dan mengurangi pencemaran
air yang berbahaya bila dibuang langsung ke lingkungan. Daur ulang air limbah
dapat dimanfaatkan antara lain untuk keperluan flushing, irigasi dan make up
water sistem pendingin, namun bukan untuk air minum.
Penggunaan air daur ulang yang diterapkan sebagai upaya menghemat air
akan berpengaruh dalam menjaga kestabilan kualitas dan jumlah dari suplai air
bersih serta menyelamatkan lingkungan kita. Akan tetapi perlu diingat bahwa
adanya penghematan air karena penggunaan water fixtures yang hemat air dan
penggunaan air daur ulang akan sia-sia bila tidak dilengkapi oleh perilaku kita
sebagai pengguna air akan kesadaran untuk hemat air.
2. Mandi dengan menggunakan shower
Dalam kamar mandi orang Indonesia saya bisa memastikan adanya bak
mandi yang digunakan sebagai tempat menyimpan air untuk mandi. Kalau rata-
rata orang menghabiskan air tiga-empat gayung untuk membasahi badan,
kemudian enam sampai delapan gayung untuk membilas badan setelah bersabun,
maka kita sudah menghabiskan 12 gayung, atau sekitar 12 liter air, itu belum
termasuk kalau cuci rambut atau keramas. Bandingkan kalau mandi dengan
menggunakan pancuran (shower). Untuk mandi selama setengah menit, rata-rata
kita menghabiskan air sebanyak 5-7 liter, ini termasuk kalau cuci rambut. Mandi
dengan shower tidak mungkin lebih lama dari satu menit kecuali kalau kita
memang mau berlama-lama, itu lain lagi masalahnya. Mandi dengan shower juga
lebih praktis, karena semua bagian badan kita terkena kucuran air, lain kalau pakai
gayung, tidak semua badan terkena air, terutama bagian belakang, kecuali kalau
kita menggunakan air lebih banyak lagi. Dengan shower juga kita bisa memasang
alat pemanas.
3. Menggunakan kembali air yang masih layak.
Beragam keperluan air yang kita gunakan sebenarnya tidak serta-merta air
tersebut langsung menjadi air kotor. Jika kita mau sedikit lebih repot, sebenarnya
kita dapat memilah-milah penggunaan air di rumah yang nantinya dapat
digunakan kembali untuk keperluan lainnya. Contohnya yaitu menggunakan air
cucian beras dan sayur untuk menyiram tanaman, menggunakan air bekas mandi
untuk toilet flushing, dan sebagainya.
4. Mencuci buah-buahan, sayur, dan peralatan makan dalam bak.
Mencuci buah, sayur, dan peralatan makan dengan menggunakan bak atau
water sink bagi pengguna wastafel dapat menghemat air yang kita gunakan. Selan
itu, air bekas tersebut dapat digunakan untuk keperluan menyiram tanaman
ataupun membersihkan mobil dan motor. Untuk mencuci makan peralatan yang
cukup berminyak, anda dapat merendam dengan air hangat agar lemak-lemak
yang menempel terlempas dan mencucinya seperti biasa.
6. Cek adanya kebocoran di saluran pipa, keran, dan sambungan saluran air di
luar rumah. Umumya kita sudah cukup rajin untuk mematikan tidak ada
kebocoran di toilet maupun saluran keran anda, namun hal yang seringkali tidak
terlihat dan cukup membuat banyak air terbuang yaitu adanya kebocoran pada
pipa dan kran di sekitar halaman luar rumah.
H. Permasalahan Yang Menyebabkan Jumlah Air Bersih Berkurang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang
tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu
penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah
ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum
sangatlah sedikit.
Air tanah yang menyimpan 95% dari seluruh jumlah air tawar, saat ini
lebih cepat hilang dari pada yang dapat diisi ulang di banyak daerah. Hal ini
dikarenakan semakin banyak pemompaan secara terus-menerus, dan daerah
resapan air untuk mengisi tidak mampu meresap dengan baik sehingga jumlah air
tanah semakin berkurang.
Pengalihan sungai ke laut Aral yang menyebabkan berkurangnya salitas
dan perikanan dihapuskan. Polutan menjadi seperti debu secara signifikan
menyebabkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut diperkirakan
mencapai $ 1,25 – $ 2,5 billion per tahun.
Kebijakan air US. kebijakan air umumnya sejalan dengan konservasi.
Keebijakan air didasarkan pada hak guna, dimana air merupakan sumber yang
membatasi, hukum air terutama didasarkan pada hak perampasan sebelumnya
bahwa kebijakan “menggunakan itu atau kehilangan itu”.
Kekeringan waduk juga merupakan permasalahan yang menyebabkan
jumlah air bersih berkurang karena dengan kondisi waduk yang kering maka tidak
ada air bersih yang dapat digunakan. Transfer air secara masal dengan
menggunakan sistem pengalihan sungai, pipa air, dan supertanker menyebabkan
jumlah air bersih berkurang. Siklus kekeringan, setiap benua memiliki wilayah
curah hujan yang langka karena efek topografi atau arus angin. Kekurangan air
memiliki efek paling parah di zona semi kering dimana kelembaban merupakan
faktor penting dalam distribusi tanaman dan hewan.
Jenis penggunaan air yang meliputi jumlah air yang diambil dari sumber,
dan konsumsi air yang yang diambil. Di seluruh dunia manusian menarik 10%
dari pasokan terbaru tahunan. Kuantitas air yang digunakan, penggunaan air
manusia telah meningkat sekitar dua kali secepat pertumbuhan penduduk selama
abad terakhir. Jumlah rata-rata di seluruh dunia adalah sekitar 170.544 gal / orang
/ tahun. Kekurangan air tawar. Diperkirakan 1,5 miliar orang tidak memiliki akses
terhadap pasokan yang cukup dari air minum. Hampir 3 miliar sanitasi kurang
dapat diterima. Sebuah negara di mana konsumsi melebihi lebih dari 20% dari
yang tersedia, pasokan terbaru dianggap rentan terhadap stres air.
Depleting air tanah. Air tanah adalah sumber dari hampir 40% dari air
tawar di AS. Pada tingkat lokal, menarik air lebih cepat dari pada yang dapat diisi
ulang mengarah ke kerucut depresi dalam tabel air. Pada skala yang lebih luas,
pemompaan yang besar dapat menguras akuifer. Penarikan jumlah air tanah yang
besar di daerah kecil menyebabkan formasi berpori runtuh, mengakibatkan
penurunan. Sinkholes terbentuk ketika saluran bawah tanah atau gua runtuh.
Intrusi air asin dapat terjadi di sepanjang garis pantai.
I. Peperangan Di Negara-Negara Tertentu Yang Disebabkan Kurangnya
Sumber Air
Perang air di Bolivia, hal ini terjadi dengan protesnya warga
Cochabamba tentang privatisasi Bechtel sistem air kota pada tahun 1999. Konflik
dari geografi baru terjadi karena kemungkinan sumber titik api konflik adalah
sistem air dan akuifer yang meliputi Jordan, Nil, Tigris – Efrat, Amu Darya,
Indus, dan Gunung Aquifer (Tepi Barat/Israel). Konflik air di timur tengah yaitu
antara Israel dan pelestina, Israel menggunakan 82% dari air tanah tepi barat.
Arab menggantinya dengan 3 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa tahun. BAB II Tinjauan pustaka air. Skripsi. Universitas sumatera utara.
Anonim.2012. Siklus air (hidrologi) di bumi. http://www.adipedia.com
Cahyono, Nur. 2008.bab v. Analisis kualitas air bersih. Skripsi. Universitas diponegoro.
Irawan, dkk. 2012. Manajemen Air Sebagai Pandangan Tentang Keseimbangan Air. http://km.itb.ac.id/site/?p=7251
http://www.medantalk.com/lipi-kreasikan-penyimpanan-air-tanah/#more-41725
http://sekarmadjapahit.wordpress.com/2011/12/13/konservasi-tanah-dan-air-pada-lahan-kritis/
http://eprints.undip.ac.id/34245/5/1773_chapter_II.pdf
http://dahlanforum.wordpress.com/2012/11/03/menghemat-air/
http://sumi1299.blogdetik.com/2012/11/27/konservasi-air-daur-ulang-sampah/
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2009/11/28/bagaimana-cara-mandi-yang-hemat-air-30870.html
Nugraheni, Endang. Tanpa tahun. Sumber daya air dan pencemran air. Jurusan Biologi FMIPA UT .
Shadiash. 2008. Jenis-jenis air. Diakses pada http://syadiashare.com/jenis-jenis-air.html pada tanggal 13 Januari 2013.