tugas makalah pcl

26
MAKALAH HAKIKAT MEMPELAJARI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Disusun Oleh: Anastasia Okta Erisha 131610101091 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 1 | Page

Upload: anastasia-okta-erisha

Post on 21-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

HAKIKAT MEMPELAJARI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah PCL

MAKALAH

HAKIKAT MEMPELAJARI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:

Anastasia Okta Erisha

131610101091

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

1 | P a g e

Page 2: Tugas Makalah PCL

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan sebaik-baiknya.

Alasan penulis memilih judul: “HAKIKAT MEMPELAJARI PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN” adalah agar penulis lebih memahami tentang hakikat mempelajari

pendidikan kewarganegaraan dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Tengah

Semester fakultas Kedokteran Gigi pada mata kuliah Pancasila.

Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dosen pembimbing.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan–perbaikan di

masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita

semua.

Jember, 01 Oktober 2014

Penulis

2 | P a g e

Page 3: Tugas Makalah PCL

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha dasar dan berencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya saat hidup bermasyarakat.

Pembekalan pendidikan kepada peserta didik di Indonesia dengan pemupukan nilai-nilai sikap

dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalam sila-sila Pancasila yang

bertujuan untuk menumbuhkan cinta tanah air dengan berwawasan kebangsaan yang luas.

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia

dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004).

Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang

dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan

dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai

individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan

Kewarganegaraan yang diberikan tidak hanya teori saja melainkan harus memberikan sentuhan

moral dan bersikap sosial. Sentuhan moral dan sosial akan mendapat perhatian besar agar

pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan mampu menuju sasaran tujuan yaitu membentuk pola

generasi muda yang baik dan bertanggung jawab, melahirkan generasi muda yang memiliki rasa

nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

3 | P a g e

Page 4: Tugas Makalah PCL

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan pada awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat pada

tahun 1790 dengan tujuan untuk meng-Amerika-kan bangsa Amerika dengan nama “Civics”.

Henry Randall Waite yang pada saat itu merumuskan pengertian Civics dengan“The science of

citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized collection, the individual in

his relation to the state”. Pengertian tersebut menyatakan bahwa ilmu Kewarganegaraan

membicarakan hubungan antara manusia dengan manusia dalam perkumpulan perkumpulan

yang terorganisasi (organisasi social ekonomi, politik) dengan individu-individu dan dengan

negara.

Sedangkan di Indonesia, istilah civics dan civics education telah muncul pada tahun 1957,

dengan istilah Kewarganegaraan, Civics pada tahun 1961 dan pendidikan Kewargaan negara

pada tahun 1968. (Bunyamin dan Sapriya dalam Civicus, 2005:320). Mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan masuk dalam kurikulum sekolah pada tahun 1968, namun pada tahun 1975

nama pendidikan kewarganegaraan berubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Pada

tahun 1994, PMP berubah kembali menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Agar lebih jelasnya, berikut ini akan disebutkan  secara kronologis sejarah timbulnya

pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dalam tatanan kurikulum pendidikan nasional

terdapat mata pelajaran yang secara khusus mengembanisasi demokrasi di Indonesia,yakni [1] :

1.      Pendidikan kemasyarakatan yang merupakan integrasi negara , ilmu bumi, dan kewarganegaraan

( 1954 )

2.      Civics ( 1957/1962 )

3.      Ditingkat perguruan tingi pernah ada mata kuliah Manipol dan USDEK, Pancasila dan UUD

1945 ( 1960-an)

4.       Filsapat Pancasila ( 1970- sampai sekarang )

5.      Pendidikan kewarganegaraan civics dan hukum ( 1973 )

6.      Pendidikan moral atau PMP ( 1975 /1984 )

7.      Pendidikan kewiraan ( 1989-1990-an)

8.      Dan pendidikan kewarganegaraan ( 2000-sekarang )

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral

bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan

kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa,

4 | P a g e

Page 5: Tugas Makalah PCL

memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta

moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan

Indonesia.

Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan antara lain

agar mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen

terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM, agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya

mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai, agar

mahasiswa memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan konflik di

masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agama, dan nilai-nilai universal, agar mahasiwa

mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar

mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan

publik, agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak (berkeadaban).

Pendidikan Kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana seseorang menjadi warga

negara yang lebih bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu

saja melainkan harus dipelajari dan di alami oleh masing-masing orang. Apalagi negara kita

sedang menuju menjadi negara yang demokratis, maka secara tidak langsung warga negaranya

harus lebih aktif dan partisipatif. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus memepelajarinya,

agar kita bisa menjadi garda terdepan dalam melindungi negara. Garda kokoh yang akan terus

dan terus melindungi Negara walaupun akan banyak aral merintang di depan.

Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana warga

negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana

sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat setiap

generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan

karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup

dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa

menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini di manfaatkan

untuk pengambangan diri seluas-luasnya.

Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah dengan

iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita tidak akan mudah

5 | P a g e

Page 6: Tugas Makalah PCL

terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga menghargai

segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap tersebut tentu tidak

bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu mengapa Pendidikan

Kewarganegaraan masih sangat penting untuk kita pelajari. Sebagai contoh adalah demonstrasi

yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh mahasiswa. Tidak ada yang melarang

siapapun untuk berdemonstrasi, tapi tentu saja semua itu ada aturannya. Kekacauan yang terjadi

selama ini adalah mereka tidak mengetahui secara jelas aturan – aturan yang berlaku ( tidak tahu

ilmunya ) sehingga mereka cenderung seenaknya sendiri dalam mengungkapkan aspirasinya atau

mungkin saja mereka tahu tapi tidak mau tahu ( pengamalan yang salah ). Pada akhirnya hal

tersebut bukannya memperbaiki keadaan malah menjadiakan keadaan semakin terpuruk.

Karena itu pada intinya perlu adanya keseimbangan antara ilmu dan amal. Ketika semua

warga negara sudah mengerti betul apa yang harus dilakukan, memiliki kesadaran tinggi untuk

mengetrapkannya dan akhirnya benar – benar melaksanakannya sesuai aturan yang berlaku, saya

percaya bahwa negara ini akan menjadi negara yang aman, tentram, damai seperti apa yang

sudah diidam – idamkan sejak dulu.

Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa

depan harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan

evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak

dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya dengan cara

demokratis dan juga terdidik.

6 | P a g e

Page 7: Tugas Makalah PCL

BAB 3

PEMBAHASAN

 A.    Pandangan  Pakar Tentang Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia,

meskipun dengan berbagai istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai  civic

education, Citizenship Education, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai democrcy

education. Tetapi pada umumnya pendapat para pakar tersebut mempunyai maksud dan tujuan

yang sama.

Beberapa pandangan para pakar tentang pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut[2]:

1.      Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics, pada tahun 1886,

merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of citizenship, the relation of man, the

individual, to man in organized collections, the individual in his relation to the state. Dari

definisi tersebut, Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan

hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi

(organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara individu- individu dengan negara.

2.      Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship mempunyai dua makna

dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan

dengan hukum yang sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak,

organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab

3.       Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang berkaitan dengan

pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban warga negara.

4.      Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi

yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokrasi dan

partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto

mengartikanPendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk

membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta

membangun sistem politik yang demokratis

5.      Menurut Muhammad Numan Soemantri, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :

a.       Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah;

b.      Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan

hidup dan prilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokrasi;

c.       dalam Civic Education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan

masyarakat, pribadi dan syarat- syarat objektif untuk hidup bernegara

7 | P a g e

Page 8: Tugas Makalah PCL

6.       Menurut Azyumardi Azra, pendidikan kewarganegaraan, civics education dikembangkan

menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak saja mendidik generasi muda

menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks

kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi

warga dunia, global society.

7.      Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang

bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa

dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.

Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian civic education(Pendidikan

Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif dari pendidikan di sekolah,

pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan

dalam menyusun program Civic Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik

(mahasiswa) untuk:

a.       Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.

b.      Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai

macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan negara.

Jadi, pendidikan kewarganegaraan (civic education) adalah program pendidikan yang

memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungan Hakekat

pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan

pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan

bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk

menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be good citizenship,

yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional,

sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Secara istilah Civics Education oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah Pendidikan

Kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic

Education) UIN Jakarta sebagai Pengembang Civics Education di Perguruan Tinggi yang

pertama. Sedangkan istilah Pendidikan Kewarganegaraan diwakili oleh Zemroni, Muhammad

Numan Soemantri, Udin S. Winataputra dan Tim CICED ( Center Indonesian for Civics

Education), Merphin Panjaitan, Soedijarto dan pakar lainnya.[3]

Pendidikan Kewargaan semakin menemukan momentumnya pada dekade 1990-an

dengan pemahaman yang berbeda- beda. Bagi sebagian ahli, Pendidikan Kewargaan diidentikkan

8 | P a g e

Page 9: Tugas Makalah PCL

dengan Pendidikan Demokrasi ( democracy Education), Pendidikan HAM ( human rights

education ) dan Pendidikan Kewargaan ( citizenship education ). Menurut Azra, Pendidikan

Demokrasi (democracy Education) secara subtantif menyangkut sosialisai, diseminasi dan

aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya dan praktik demokrasi melalui pendidikan. Masih

menurut Azra, Pendidikan Kewargaan adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari

pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM. Karena, Pendidikan Kewargaan mencakup kajian

dan pembahasan tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga- lembaga demokrasi, rule of law ,

hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warga

negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga- lembaga dan sistem yang

terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik dan sistem hukum,

pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi kritis, penyelidikan dan

kerjasama, keadilan sosial, pengertian antarbudaya dan kelestarian lingkungan hidup dan hak

asasi manusia.

Sedangkan Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan

demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak

demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi

adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

  B.     Kompetensi Dasar dan Tujuan Civic Education

            Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, kompetensi dasar atau yang sering

disebut kompetensi minimal terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1.      kecakapan dan kemampuan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan ( Civic Knowledge)

yang terkait dengan materi inti Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) antara lain

demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani (Civil Society ) ,

2.      kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraan ( Civic Dispositions) antara lain

pengakuan kesetaraan, toleransi, kebersamaan, pengakuan keragaman, kepekaan terhadap

masalah warga negara antara lain masalah demokrasi dan hak asasi manusia; dan

3.      kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan keterampilan kewarganegaraan ( Civil Skills)

seperti kemampuan berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik, kemampuan

melakukan kontrol terhadap penyelenggara negara dan pemerintah.

Tujuan Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan ( Civic Education) berdasarkan

keputusan Dirjen Dikti No. 43 /DIKTI/Kep/2006, tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah

dirumuskan dalam visi dan misi dalam kompetensi sebagai berikut[4] :

9 | P a g e

Page 10: Tugas Makalah PCL

1.      Visi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan

pedoman dalam pengembanan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan

mahasiswa menetapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan

suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus

memililki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta yanah air dan

bangsanya.

2.      Misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiwa

memantapkan kepribadiannya , agar secara konsisten  mampu mewujudkan nilai nilai dasar

pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan

mengenbankan ilmub pengetahuan , teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan

bermoral..

  C.    Manfaat Civic Education

Manfaat yang bisa diperoleh dari mempelajari Civic Education adalah :

1.      Civic Education tidak hanya sekadar melayani kebutuhan-kebutuhan warga dalam

memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi , tetapi lebih dari itu. Ia pun

memberikan informasi dan wawasan tentang berbagai hal menyangkut cara-cara

penyelesaian masalah . dalam kontek ini, civic education juga menjanjikan civic knowledge

yang tidak saja menawarkan solusi alternatif, tetapi juga sangat terbuka dengan kritik

(kontruktif).

2.      Kedua, Civic education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan

sebuah proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis. Pendidikan yang bersifat demokratis,

harus memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan publik. Dengan

kata lain, pendidikan harus mampu menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuana

akan peran warga dalam masyarakat demokratis. Guna membangun masyarakat yang

demokratis diperlukan pendidikan agar warganya dapat mengkritisi dan memahami

permasalahan yang ada.

  D.    Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

1.      Landasan Ilmiah

a.       Dasar Pemikiran Kewarganegaraan

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara

dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.

Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS ) yang

10 | P a g e

Page 11: Tugas Makalah PCL

berlandaskan nilai-nilai keagamaan, moral, kemanusiaan dan budaya bangsa. Nilai-nilai

dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan

meliputi hubungan antara warga negara dan negara, serta pendidikan pendahuluan bela

negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofis bangsa. Tujuan

utama Pendidikan Kewarganegaraan ialah menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,

serta membentuk sikap dan prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat

bangsa Pancasila.

Sebagai suatu pebandingan, di berbagai negara juga dikembangkan materi Pendidikan

Umum (General Education/Humanities) sebagai pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap

dan prilaku warga negaranya.      

a.       Amerika Serikat : History, Humanity dan Philosophy

b.      Jepang : Japanese History, Ethics dan Philosophy

c.       Filipina : Philipino, Family Planning, Taxation and Land Perform, The Philiphine New

Constitution dan Study of Human Rights

Di beberapa negara dikembangkan juga bidang studi yang sejenis dengan pendidikan

kewarganegaraan, yaitu yang dikenal dengan sebutan Civics Education.

2.Landasan Hukum

a.UUD 1945

1.      Pembukaan UUD 1945, khususnya pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita-

cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya.

2.      Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya”.

3.      Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam usaha pembelaaan negara “.

4.      Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa “ Tiap-tiapn warga negara berhak mendapatkan

pengajaran.

b.      Ketentuan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis- garis besar haluan Negara.

c.       Undang – undang No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertahanan

keamanan Negara Republik Indonesia ( Jo. UU No.  1 tahun 1988)

1.      Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan

dengan keikutsertakan melalui pendidikan pendahuluan Bela Negara sebagai bagian yang

tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.

11 | P a g e

Page 12: Tugas Makalah PCL

2.      Dalam pasal 19 (2) sebutkan bahwa pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti

oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal pada tingkat

pendidikan dasar sampai pada pendidikan menengah ada dalam gerakan kewiraan

Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat pendidikan tinggi ada dalam bentuk pendidikan.

d.      Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusuan

kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian Hasil belajar Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002

tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa pendidikan Agama,

pendidikan bahasa dan pendidikan kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah

pengembangan kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program

studi/kelompok program studi.

e.        adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur jendral Pendidikan Tinggi

Dapartemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/2006, yang memuat rambu – rambu

pelaksanaan kelompok Mata kuliah Pengembangan Kepribadan di Pserguruan Tinggi.

  E.     Rumpun Keilmuan

Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan civic education yang dikenal

diberbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah , pendidikan kewarganegaraan bersifat

antardisipliner (antar bidang ) hukum monodisipliner, karena kumpulan ilmu yang membangun

ilmu kewarganegaraan ini di ambil dari berbagai disiplin ilmu.Oleh karena itu , upaya

pembahasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu yang

meliputi ilmu politik, hukum filspat, sosilogi, administrasi negara, ekonomi pembangunan ,

sejarah perjuangan bangsa dan ilmu budaya.

  F.      Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode,

sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material

maupun objek formalnya. Objek material ialah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji ulang

oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang

dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari pendidikan

kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang bersifat

empirik maupun non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam

kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan

antara warga negara dan negara ( termasuk hubungan antar warga negara ) dan segi pembelaan

negara. Dalam hal ini pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada warga negara

12 | P a g e

Page 13: Tugas Makalah PCL

Indonesia dalam hubungannya dengan negara Indonesia dan pada upaya pembelaan Negara

Indonesia.

Objek pembahasan pendidikan kewarganegaraan menurut keputusan Dirjen pendidikan

tinggi No.43/DIKTI/Kep/2006 dijabarkan lebih rinci yang meliputi pokok-pokok bahasan

sebagaimana dikemukakan dalam tinjauan mata kuliah (terdiri dari 8 modul ) substansi kajian

pendidikan kewarganegaraan mencakup :

1.      Filsafat Pancasila

2.       Identitas nasionl

3.       Negara dan konstitusi

4.       Demokrasi Indonesia

5.      Rule of Law dan HAM

6.       Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara

7.      Geopolitik Indonesia

8.      Geostrategi Indonesia

Dengan demikian isi pembelajaran Pendidikan Kewargaan ( Civic Education) diarahkan

untuk national and character building bangsa Indonesia yang relevan dalam memasuki era

demokratisasi.

13 | P a g e

Page 14: Tugas Makalah PCL

BAB 4

PENDAPAT PRIBADI

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai

pancasilasebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan Moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam

bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon

guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,

usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan sah

2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak

ke-Indonesian

Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah seyogyanya

dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau memberi

suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik.Sekolah sebagai bagian

integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sepanjang hayat, yang mampu member keteladanan,, membangun kemauan, dan

mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.

Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler

pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.Peran

PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui

pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreatifitas peserta didik

dalam proses pembelajaran.Melalui PKn sekolah perlu di kembangkan sebagai pusat

14 | P a g e

Page 15: Tugas Makalah PCL

pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis

untuk membangun kehidupan demokrasi.

Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan demokrasi

melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi

yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak. Sifat multidimensionalnya itu terletak pada:

1. Pandangan yang pluralistik –uniter (bermaacam-macam teetapi menyatu) dalam

pengertian Bhineka Tunggal Ika

a. Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan masyarakat global secara

harmonis.

b. Tujuannya yang diarahkan pada dimensi kecerdasan (spiritual, rasional, dan sosial)

c. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnyayang terbuka, fleksibel

atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi tujuannya.

Dalam program pendidikan , paradigma ini menuntut hal-hal sebagai berikut

Pertama, memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada

pengembangan pengertian entang hakikat dan karekteristik aneka ragam demokrasi,

bukan hanya yang berkembang di Indonesia.

Kedua, mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk

memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi sebagaimana cita-citademokrasi telah

diterjemahkan kedalam kelembagaan dan praktik diberbagai belahan bumi dn dalam

berbagai kurun waktu.

Ketiga, tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengekplorasi

sejarah demokrasi di negara untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan

kelemahan demokrasi yang di terapkan di negaranya itu secara jernih.

Keempat, tersedianya sumber belajar yang dapat mempasilitasi siswa untuk dapat

memahami penerapandemokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang

luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.

15 | P a g e

Page 16: Tugas Makalah PCL

Stuasi sekolah dan kelas di kembangkan sebagai democratic laboratory atau lab

demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang diperlakukan sebagai micro cosmos

of democracy atau linkungan kehidupan yang demokratis yang bersifat micro ddan

memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom atau sebagai kelas yang

terbuka. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam stuasi

yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. Itulah makna dari

konsep “learning and for democracy,and for democracy” dengan PKn sebagai wahana

kurikuler yang utama.

16 | P a g e

Page 17: Tugas Makalah PCL

BAB 5

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan

dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai

individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Proses berbangsa dan bernegara pada masa sebelum kemerdekaan lebih mengacu pada

perjuangan melawan penjajah, sedangkan pada masa sekarang mengacu pada upaya bela negara

melalui pendidikan, penciptaan identitas bersama, dan memiliki hubungan internasional dengan

negara lain. Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap

sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang

dan seperti apa jatidiri atau identitasnya.

17 | P a g e

Page 18: Tugas Makalah PCL

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.H. Kaelan,M.s. “Pendidikan kewarganegaraan “ PARADIGMA, Yogyakarta. 2007, 1-3

Amin, Zainul Ittihad. 1999. Pendidikan Kewiraan (Modul). Jakarta:Universitas Terbuka.

Budiardjo, Miriam. 1996. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia.

Budiman, Arief. 1997. Teori Negara (Negara, Kekuasaan dan Ideologi). Jakarta:PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Rosyada, Dede, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat

Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Sumarsono, dkk. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ubaidillah, A, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat

Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.Sunarto. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang : Unnes Press

18 | P a g e