tugas makalah peng.pend
DESCRIPTION
ccccccccccccccccccccccccccccccccccccTRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN SEORANG INDIVIDU
Di sampaikan sebagai tugas Pengantar Pendidikan
Disusun Oleh :
INAYAH NUR RAHMADANI
1101050088
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Pendidikan sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan Seorang
Individu”
Makalah ini disusun untuk dapat digunakan mahasiswa agar dapat
memahami peranan pendidikan yang selama ini dipelajari sebagai suatu sumber
ilmu pengetahuan seorang individu.
Kehadiran makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu
kami ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang bersangkutan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Purwokerto, 18 Desember 2011
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan Masalah............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan.......................................................
B. Pengertian Pendidikan..................................................................
C. Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan..................................
D. Objek Pendidikan.........................................................................
E. Hubungan Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan.......................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai
praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni
seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan
tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh
perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat
pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk
menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala
dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman
pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam
untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik
pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat
mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori
pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.
Pendidikan sebagai sumber seorang individu memperoleh Ilmu
pengethuan sebagai bekal hidupnya sangat mempengaruhi dari segala aspek
yang ada. Sehinnga dibuatlah makalah ini dengan judul “Pendidikan sebagai
Sumber Ilmu pengetahuan Seorang Individu”.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang pada halaman sebelumnya, maka
rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu :
1. Apa pengertian ilmu pengetahuan.2. Apa pengertian pendidikan.3. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pendidikan.4. Apa saja objek dalam pendidikan.5. Bagaimana hubungan pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar Pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahuan seorang individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis
tentang suatu hal atau masalah.Setelah melihat pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa syarat ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan harus ada obyeknya. Adapun obyek ilmu pengetahuan
adalah obyek material dan formal.
Obyek material adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu
pengetahuan sedangkan obyek formal adalah sudut pembahasan suatu
ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kedua macam
ilmu pengetahuan itu mempunyai obek material sama (manusia), akan
tetapi obyek formalnya berbeda. Oleh karena itu obyek material ilmu
pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya berbeda.
2. Ilmu pengetahuan harus metodis yaitu, ilmu pengetahuan dalam
mengadakan pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilmu
pengetahuan harus menggunakan metode yang ilmiah.
3. Ilmu pengetahuan harus sistematis.
4. Ilmu Pengetahuan harus mempunyai dinamika : ilmu pengetahuan harus
tumbuh dan berkembang untuk mepunyai kesempuranaan.
5. Harus praktis yaitu, ilmu pengetahuan harus berguna dan dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Harus diabadikan untuk kesejahteraan manusia.
B. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai
praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni
seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan
tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh
perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat
pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk
menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala
dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman
pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam
untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik
pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat
mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori
pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.
C. Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan
Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains;
(2) pendekatan filosofi; dan (3) pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 1994).
1. Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin
ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam
pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja
ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga
ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan
mendalam.
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau
ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi
pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi
dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2)
psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari
psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam
belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang
upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan
dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk
mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5)
evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari
psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan
sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan
terutama psikologi.
Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus
semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.
2. Pendekatan Filosofi
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak
hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas
pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang
lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh
pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat
dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan
pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai
pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun
pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan
oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode
berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang
dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2)
model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Filsafat spekulatif
adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara
rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di
jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang
sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam
keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif
berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-
nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji
apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu
benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan
gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif
memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah,
dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan
untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan
secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam
sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994)
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme,
materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-
aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan
filsafatpendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat
pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan,
menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita
dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang
filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan,
diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4)
rekonstruktivisme. (Ella Yulaelawati, 2003).
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada
kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan
waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran
lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga
untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme
juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan
tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya
hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan
proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar
peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.
Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.
Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan
untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu?
Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
3. Pendekatan Religi
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori
pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di
dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat
dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai
dengan jenis-jenis pendidikan.
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun
filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau
ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan).
Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu
yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya
“ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu
pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan
sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua.
Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak
boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis),
yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori
pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia,
yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan Islam, World Conference on Muslim
Education (Hasan Langgulung, 1986) merumuskan bahwa : “ Education
should aim at balanced growth of the total personality of man through
Man’s spirit, intelellect the rational self, feelings and bodily senses.
Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects,
spirituals, intelectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both
individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness
and attainment of perfection. The ultimate aim of Muslim Education lies in
the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the
community and humanity at large.”
Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum
pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki
jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan
kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu
menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan
sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati yang
takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah
SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan
dengan alam gaib.
Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang
berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru
yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya.
(selengkapnya lihat pemikiran Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu
Pendidikan dalam Persfektif Islam)
Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk
menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak
bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas
yang terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi
antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan semacam ini biasa disebut
pendekatan multidisipliner.
D. Objek Pendidikan
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran pendidikan ialah segala
sesuatu yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan
titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan/proses pendidikan tersebut. Salah
satu cara untuk mengetahui objek dari pendidikan adalah dengan jalan
menyorotinya dari tiga segi yaitu segi input ; transformasi; dan output.
1. Input
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di
sekolah, input tidak lain adalah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi
yang utuh, dapat ditinjau dari segi yang menghasilkan bermacam-macam
bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang
bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program pendidikan suatu
lembaga/sekolah/institusi maka calon peserta didik harus memiliki
kemampuan yang sepadan atau memadai, sehingga nantinya peserta
didik tidak akan mengalami hambatan atau kesulitan. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut Attitude Test.
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu,
informasi tentang kepribadian sangat diperlukan, sebab baik-buruknya
kepribadian secara psikologis akan dapat mempengaruhi mereka
dalam mengikuti program pendidikan. Alat untuk mengetahui
kepribadian seseorang disebut Personality Test.c. Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia
sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang memancar keluar.
Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan
sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap
seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala,
maka disebut dengan Attitude Scale.d. Inteligensi
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia
sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang memancar keluar.
Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan
sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap
seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala,
maka disebut dengan Attitude Scale.
2. Transformasi
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah bahan
mentah menjadi barang jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting.
Ia dapat menjadi factor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau
kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditentukan ; karena itu objek-objek yang termasuk dalam transformasi itu
perlu dinilai/dievaluasi secara berkesinambungan. Unsur-unsur dalam
transformasi yang menjadi objek penilaian demi diperolehnya hasil
pendidikan yang diharapkan antara lain :
a. Kurikulum/materi pelajaran,
b. Metode pengajaran dan cara penilaian,
c. Sarana pendidikan/media pendidikan,
d. System administrasi,
e. Guru dan personal lainya dalam proses pendidikan.
3. Output
Sasaran dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar
yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses
pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Alat yang
digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut Achievement Test.
E. Hubungan Ilmu Pengetahuan sebagai Sumber Pendidikan
Ilmu Pengetahuan sebagai sumber pendidikan karena ilmu
pengetahuan adalah sebuah jendela bagi seorang individu untuk memperoleh
pendidikan. Seseorang akan naik derajatnya jika dia mencari ilmu
pengetahuan sebagai pendidikannya. Ilmu pengetahuan juga menjadi tolak
ukur seberapa pendidikan seorang individu.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah sudah dipaparkan seperti pada pembahasan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai
sumber seorang individu memperoleh ilmu pengetahuan
karena pendidikan adalah seperangkat pengetahuan yang telah
tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan,
menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa
pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan
(empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk
melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu
hal atau masalah. Sehingga terdapat hubungan yang sangat serasi antara
pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahuan seorang individu.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, maka penulis membutuhkan
kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA