tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
1/17
TUGAS
TUGAS MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Alternatif Meminimalisasi Biaya Acuan dan Perancah (Bekisting) dalam
Pekerjaan Konstruksi Beton
Aina Firda Novita
(H1D010046)
Putri Sulistiyaningsih
(H1D010062)
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
2/17
1
A. PENDAHULUAN
Pekerjaan konstruksi beton memiliki tiga komponen utama yang harus direncanakan
dengan matang karena akan mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan struktur. Ketiga
komponen tersebut adalah campuran beton, penulangan beton dan bekisting. Komponen
bekisting pada pelaksanaannya juga membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu
perencanaannya harus dipertimbangkan faktor ekonomisnya. Pekerjaan bekisting juga
memberikan pengaruh dalam hal durasi pelaksanaan dalam pekerjaan beton karena siklus
pekerjaan bekisting beririsan dengan pekerjaan beton. Semakin cepat produktifitas
pekerjaan bekisting maka akan semakin cepat pula pekerjaan beton terselesaikan. Seiring
berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi muncul alternatif untuk menghemat biaya
bekisting mulai dari modifikasi bekisting sampai pekerjaan konstruksi beton tanpa
peranacah.
Menurut Mardal (2008), bekisting merupakan komponen biaya terbesar dalam
pekerjaan struktur bertingkat yang tipikal. Biaya bekisting berkisar 40-60% dari total biaya
beton dan untuk perkiraan 10 % dari total biaya konstruksi. Gambar 1 memberikan kategori
perbedaan biaya untuk bekisting konvensional lantai. Proporsi biaya yang bersar dari
bekisting konvensional relatif terhadap biaya upah bekisting.
Gambar 1. Proporsi Biaya Bekisting Konvensional Lantai
Teknologi bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat) menjadi sistem
prafabrikasi. Untuk gedung High Rise Building yang tipikal bentuk strukturnya, bekisting
sistem cenderung akan lebih ekonomis karena volume pengecoran akan besar. Untuk
gedung Low Rise Buildingyang volume pengecorannya cenderung lebih sedikit dan bentuk
strukturnya cenderung kurang tipikal, bekisting semi konvensional akan cenderung lebih
ekonomis.
52%
7%
11%
30%
Pekerja Bekisting Pekerja Beton Material Bekisting Material Beton
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
3/17
2
B. DEFINISI PERANCAH
Struktur penunjang yang penting untuk keberhasilan pekerjaan bekisting adalah struktur
perancah. Sebagai struktur vertical yang berfungsi sebagai penyangga, bertugas
meneruskan seluruh gaya dan beban dari atas ke bawah. Dimana diharapkan penerusan
gaya-gaya dapat berlangsung merata, sehingga untuk itu diperlukan struktur yang kaku dan
kekakuannya merata. Dengan melalui perantaraan acuan, struktur vertical menyangga
balok-balok induk dan anak, pelat lantai, pelat atap, pelat jembatan dan bagian struktur lain,
selama bagian-bagian struktur beton tersebut belum cukup mampu untuk dapat berdiri
menopang dirinya sendiri.
Tuntutan-tuntutan terpenting yang diharapkan dari suatu penopang dalam suatu
konstruksi bekisting adalah:
a. Dengan bobot yang ringan harus dapat dan mampu untuk memindahkan beban-
beban yang relatif berat
b. Tahan terhadap penggunaan yang berlangsung kasar
c. Pemasangan dan penyetelan dengan cara yang sederhana
d. Sesedikit mungkin komponen-komponen lepas
e. Mudah dikontrol
f. Dapat dipakai berulang-ulang
Penopang dapat dibagi dalam beberapa kelompok utama, anatra lain yaitu:1.
Stempel kayu penopang dari kayu)
Stempel dari kayu gergajian, kayu bulat dan kayu yang diberi kekuatan, sudah
diguankan sejak dahulu sebagai alat penopang pada bekisting. Tetapi dalam tahun-tahun
terakhir ini penggunaannya semakin berkurang. Karena muncul berbagai macam material
yang tidak memerlukan terlampau banyak penanganan namun dengan kemungkinan
penyetelan yang sangat luas.
2. Stempel baja
Pada beban-beban yang lebih besar, stempel baja tetap menarik untuk dijadikan pilihan
sebagai penopang. Sekalipun material untuk stempel ini digunakan dalam bentuk profil.
Dikombinasikan dengan penyangga dan balok-balok atas dari baja maka terbentuklah
pemikul.
3. Steger pipa dari baja
Komponen-komponen untuk membuat sebuah steger pipa baja terdiri dari bagian-
bagian yang ringan dengan bantuan perangkai-perangkai dapat dihubungkan satu sama lain
dengan cara sederhana, profil baja yang diperlukan adalah pipa yang dilas tumpul dengan
garis tengah sebesar 48.3 mm, ketebalannya 3.2 mm, dan beratnya 3,6 kg/m. pipa steger
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
4/17
3
dapat diperoleh dalam ukuran panjang 1-1.5,2,3,4, dan 6m. dengan beban yang diijinkan
untuk satu tiang bervariasi antara 5 sampai 40 kN. Meskipun pendirian sebuah penopang
dari steger pipan memerlukan banyak pengerjaan, namn material ini bisa sangat menarik
untuk sebuah bekisting. Karena dengan steger pipa dapat disusun konstruksi-konstruksi
yang paling rumit sekalipun.
4.
Steger sistem dari baja
Dibandingkan dengan steger pipa dari baja, steger sistem ini mempunyai kelebihan
sebagai berikut :
a. Tidak begitu banyak memerlukan perngerjaan
b.
Tidak memerlukan tenaga ahli
c. Komponennya lebih sedikit
d.
Menara-menara yang dibangun sudah mempunyai stabilitas sendiri
Steger-steger sistem dapat dirangkai dalam arah ketinggiannya, sedagkan
pembangunannya dapat dilaksanakan dengan cepat. Steger-steger sistem dibangun
melalaui penumpukan sebuah kuda-kuda dengan menggunakan 2 tiang atau sebuah
menara dengan menggunakan 3 atau 4 tiang
Beban yang diijinkan untuk setiap kuda-kuda adalah 50-100 KN. Tergantung dari sistem
yang digunakan dan pemendekan tekukan. Sedangkan beban yang diijinkan untuk setiap
menara adalah 160-200 kN. Menara-menara dirangkai membentuk penampang segitiga,
segiempat, atau persegi panjang. Untuk sambungan kuda-kuda dan menara digunakan alat-
alat sambung sistem khusus sehingga dapat menghemat waktu pemasangannya.
5. Stempel sekrup
Digunakan untuk beban-beban yang agak ringan, daya dukungnya adalah 5-20 kN. Sisi
bawah dari stempel sekrup ini dielngkapi dengan sebuah pelat kaki beserta lubang-lubang
untuk paku. Bagian atasnya dilengkapi oleh sebuah pelat kepala dan sebuah garpu yang
dapat menyangga satu atau dua balok. Adapun stempel-stempel khusus yang dilengkapi
dengan pelat-pelat kaki dan pelat puncak yang dapat berputar, dan dapat menahan gaya
tarik maupun tekan.
6. Stempel konstruksi
Digunakan pada beban-beban yang sangat berat. Stempel konstruksi terdiri dari
beberapa elemen standar yang panjangnya berbeda-beda, yang dirangkaikan satu sama
lain dengan pasak atau baut. Pengaturan ketinggian dilakukan oleh kepala dan kaki yang
dapat diatur. Daya dukung yang dimiliki oleh jenis stempel ini bervariasi, yaitu antara 140-
350 kN
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
5/17
4
C. DEFINISI BEKISTING
Bekisting (formwork) merupakan cetakan untuk beton segar dan sebagai
pendukungnya digunakan perancah (shore). Dalam sistem bekisting, perancah merupakan
satu kesatuan dengan bekisting. Bekisting dan perancah digunakan pada pelaksanaan
struktur beton horizontal, misalnya pada pelaksanaan balok dan lantai. Menurut Hanna,
(1999) sistem bekisting didefinisikan sebagai sistem pendukung yang total untuk
menempatkan beton segar termasuk cetakan atau bidang yang kontak dengan beton
beserta dengan bagian pendukung cetakannya.
Sementara itu, definisi bekisting adalah sebagai suatu struktur sementara dengan
tujuan untuk mendukung dan melindungi beton segar sampai dapat mendukung diri sendiri.
Sehingga bentuk, ukuran beton, posisi dan letak bangun sesuai dengan yang diinginkan
(Hanna, 1999). Menurut Ratay, (1996) definisi bekisting adalah suatu struktur sementara
yang klasik di dalam pengertian bahwa dipasang dengan cepat, mampu menahan beban
untuk beberapa jam selama beton dituangkan, dan dalam beberapa hari kemudian
dibongkar untuk digunakan kembali. Menurut McCormac, (2004) definisi bekisting beton
adalah cetakan yang ke dalamnya beton semi-cair diisikan. Cetakan ini harus cukup kuat
untuk menahan beton dalam ukuran dan bentuk yang diinginkan hingga beton tersebut
mengeras.
Bekisting merupakan suatu konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsiutama, yaitu: (1) untuk memberi bentuk pada konstruksi beton, (2) untuk memperoleh
struktur permukaan yang diharapkan, dan (3) untuk memikul beton basah, hingga konstruksi
tersebut cukup keras untuk dapat memikul berat sendiri (Wigbout, 1992). Menurut
Rupasinghe dan Nolan, (2007) definisi bekisting adalah Suatu struktur bersifat sementara,
digunakan untuk mencetak beton yang dituangkan sesuai dengan dimensi yang diperlukan
dan menahannya sampai beton itu mampu mendukung berat sendiri. Sedangkan menurut
Nemati, (2007) definisi bekisting adalah Suatu metode yang melayani untuk mendukung
sementara, akses, peningkatan, atau memudahkan pekerjaan konstruksi dari struktur-
struktur yang permanen.
Dari beberapa definisi di atas, bahwa bekisting merupakan sarana sebagai komponen
cetakan bagi beton segar agar beton mengeras sesuai dengan: (a) dimensi yang diinginkan,
(b) bentuk yang diinginkan, dan (c) kualitas yang diinginkan. Komponen cetakan vertikal
(kolom dan dinding) dan cetakan horizontal (balok dan pelat lantai) tidak dapat dicampur,
karena berlainan fungsinya dalam menahan beban kerja, serta waktu yang diperlukan untuk
membongkar bekisting berbeda pula. Menurut Nemati, (2007), kerugian-kerugian waktu dan
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
6/17
5
biaya akan terjadi jika struktur-struktur sementara ini tidak direncanakan dan tidak dikelola
dengan baik.
D. MATERIAL
Secara umum bahan kayu dan kayu lapis banyak digunakan karena lebih ekonomi, dan
mudah dikerjakan, bahan lebih tahan lama untuk kebutuhan proyek-proyek yang besar dan
dapat digunakan berulang kali (Ratay, 1996; McCormac, 2004).
Beberapa jenis material yang direkomendasikan ACI 347R-94, yang dikutip oleh Ratay,
(1996), diantaranya seperti ditunjukan pada Tabel1 sebagai berikut:
Tabel 1. Material dan prisip penggunaan
Material Prinsip penggunaan
Kayu Papan cetakan, perancah, balok/girder pendukung
Kayu lapis/plywood Papan cetakan, panel cetakan
Baja Panel cetakan dan bracing
Aluminium Panel cetakan, bracing horizontal
r mebaja Perancah bekisting
E. SISTEM BEKISTING
Sistem bekisting yang akan digunakan di proyek, dapat berpengaruh besar terhadapbiaya dan waktu pelaksanaan. Keputusan untuk memilih sistem bekisting sangat tergantung
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti permintaan waktu yang singkat dari
pihak pemilik, jumlah anggaran yang tersedia, tingkat kerumitan dan luasnya proyek, hal ini
perlu menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam memilih sistem. Namun
demikian, sistem apapun yang akan digunakan harus menghasilkan pelaksanaan bekisting
yang efisien.
Menurut Rupasinghe dan Nolan, (2007), proses efisiensi bekisting sebagai berikut:
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
7/17
6
a. Speedy Constructionuntuk layout lantai yang luas.
b. Unit-unit secara utuh dirakit supaya dapat diangkut dengan cepat ke tempat,
dibanding mengangkut komponen-komponen secara individu dan memasang
kembali.
c. Mutu harus dikontrol untuk mendapatkan kualitas akhir yang memuaskan.
d. Setiap komponen sistim bekisting adalah pabrikasi dan dapat dengan tepat
disesuaikan.
e. Sistem pabrikasi adalah lebih memudahkan untuk merencanakan aktivitas konstruksi
karena sifat berulang dari pekerjaan.
f. Cetakan-cetakan untuk lantai disiapkan (table form) supaya lebih mudah karena sifat
pekerjaan berulang.
Menurut Hanna, (1999) bahwa memilih sistim bekisting untuk beton bertulang yang
dicor di tempat adalah suatu keputusan yang penting yang dapat mempengaruhi biaya,
keselamatan, kualitas, dan kecepatan konstruksi. Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan sistim bekisting yang tepat. Diantaranya adalah:
a. Hubungan faktor-faktor arsitektur bangunan dan desain struktur, termasuk tipe lantai,
bentuk dan ukuran bangunan.
b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan spesifikasi proyek (pekerjaan) dan jadwal,
termasuk kecepatan konstruksi.
c. Kondisi yang berhubungan dengan faktor lokal, termasuk cuaca, dan ciri-ciri lokasi.
d. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan organisasi, termasuk
ketersediaan modal, alat angkat, dukungan kantor pusat, dan ketersediaan
dukungan fasilitas lokal. Hanna, (1999) lebih lanjut menjelaskan bahwa pemilihan
sistim bekisting harus dibuat.
Berdasarkan pada sistim lantai yang dipilih untuk membuat kondisi pembebanan pada
struktur, pelat lantai pada bangunan beton digolongkan ke dalam dua tipe, yang didasarkan
pada distribusi beban yang diterapkan pada lantai:
Lantai dua arah, di mana perbandingan panjang terhadap lebar lantai adalah antara 1
dan 2, dan beban lantai yang ditransfer ke balok penunjang dalam dua arah. Konstruksi dua
arah termasuk pelat rata, lantai wafel, dan lantai dua arah yang didukung oleh balok.
Lantai satu arah, di mana perbandingan panjang terhadap lebar lantai lebih dari 2, dan
beban lantai ditransfer pada balok pendukung dalam satu arah. Konstruksi satu arah
biasanya termasuk lantai-lantai yang bersatu dengan balok atau dinding.
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
8/17
7
F. JENIS-JENIS BEKISTING
Berikut ini adalah jenis-jenis bekisting :
1. Bekisting Konvensional Bekisting Tradisional)
Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting yang harus direncanakan
secara matang dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Menurut Stephens
(1985), formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan
beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian
bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Aspek tersebut adalah:
a.
Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak
serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan
bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.
b. Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting
harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendatangkan
bahaya bagi pekerja sekitarnya.
c. Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan
seekonomis mungkin.
Bahan yang digunakan pada bekisting konvensional diantaranya kayu, multiplex, papan,
dan paku yang mudah didapat tetapi masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakanpenyusutan yang besar. Ini mengharuskan pembelian material berulang kali. Selain itu
dalam pengerjaannya harus dipasang dan dibongkar atau dibuat pada setiap elemen
struktur yang membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil. Sehingga pengerjaan
dengan metode ini memerlukan waktu dan biaya pengerjaan yang cukup besar.
Pada awalnya bekisting yang dipakai pada pekerjaan konstruksi, biasanya terbuat dari
kayu dengan kadar kelembaban antara 15%-20%. Bekisting tradisional dengan
menggunakan material kayu ini dapat dipakai hampir pada semua struktur jenis bangunan,
misalnya: pondasi, kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan sebagainya.
Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dalam proses
pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan.
Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu per satu
setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya
hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan
untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang
lain.
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
9/17
8
Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan bekisting material
kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini mempunyai tingkat fleksibilitas
yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk
struktur bangunan dengan bentuk yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam
perkembangan selanjutnya terdapat jenis material bekisting baru yang dapat digunakan
dalam pembuatan bekisting, biasanya tetap mengkombinasikan pemakaian bekisting
tradisional dengan bekisting yang modern untuk pekerjaan-pekerjaan struktur yang kecil.
Dengan menggunakan bekisting metode konvensional kekurangannya adalah:
a.
Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali;
b. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama;
c.
Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi kotor;
d. Bentuknya tidak presisi.
e. Biaya yang diperhitungkan dalam bekisting konvensional/tradisional meliputi:
1) Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama (stempel-stempel baja),
2) Penyusutan nilai kayu akibat pemakaian,
3) Bekisting tepi dan
4) Penyewaan alat bantu
Berikut ini adalah contoh bekisting konvensional :
Gambar 2. Bekisting Konvensional
http://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/img00219-20110414-1703.jpg -
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
10/17
9
Gambar 3. Bekisting Konvensional
2.
Semi sistem
Dalam sistem ini bekisting menggabungkan bahan dari alam dan pabrikasi. Misalnya
saja masih menggunakan papan / multiplek, namun perancah sudah menggunakan
scaffolding sehingga lebih moderen dan praktis didalam pekerjaan dibanding kan sistem
konvensional,ukuran pun dapat sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan.
a. Bekisting Knock Down
Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut maka
direncanakanlah sistem bekisting knock down yang terbuat dari plat baja dan besi hollow.
Untuk 1 unit bekisting knock down ini memang biayanya jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama,
sehingga dapat digunakan seterusnya sampai pekerjaan selesai, jadi jika ditotal sampai
selesai pelaksanaan, bekisting knock down ini menjadi jauh lebih murah. Gambar 4.
merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan pile cap. Gambar 5.
merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan tie beam. Gambar 6.
merupakan contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan kolom. Gambar 7. merupakan
contoh dari bekisting knock down pada pekerjaan balok.
Gambar 4. Bekisting knock down pada pekerjaan pile cap
http://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-0.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/images-3.jpghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-0.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/images-3.jpg -
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
11/17
10
Gambar 5. Bekisting knock down pada pekerjaan tie beam
Gambar 6. Bekisting knock down pada pekerjaan kolom
Gambar 7. Bekisting knock down pada pekerjaan balok
http://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-3.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-2.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-1.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-3.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-2.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-1.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-3.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-2.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-1.png -
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
12/17
11
b. Bekisting Fiberglass
Material fiber untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide brillian. Hal ini
disebabkan karena fiber memiliki keunggulan yang lebih baik daripada kayu, disamping
untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting fiber:
1) Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk;
2) Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting;
3) Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting;
4)
Tidak berkarat;
5)
Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan
lingkungan berair;6) Efisien secara biaya;
7) Kualitas hasil yang lebih baik;
8) Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah;
9) Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan
hingga 1000 kali;
10)Tahan panas;
11)Ringan, kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi;
12)
Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi;
13)Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti gergaji;
14)Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak,
gampang untuk dibersihkan;
15)Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang
tahan cuaca;
16)Sampah sisa material bekisting fiber ini dapat diolah kembali seluruhnya dan
sangat ramah lingkungan.
Terlihat bekisting fiber banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari
sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting fiber akan menurunkan
biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting fiber akan mempercepat pelaksanaan.
Bagi pemerintah dan masyarakt luas, bekisting fiber akan mengurangi penggunaan kayu
secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
13/17
12
Gambar 8. Bekisting fiberglass
Gambar 9. Bekisting fiberglass
c. Precast concrete
Precast concreteatau beton pracetak merupakan suatu hasil produksi dari beton yang
fabrikasinya dilakukan di pabrik atau di lapangan sementara dengan penyelesaian akhir
pemasangan (erection) dilapangan. Precast concrete dapat diartikan beton yang diproduksi
dengan kualitas tinggi yang dibuat dalam jumlah besar di pabrik. Dengan kata lain yang
membedakan teknologi ini hanyalah proses produksinya dimana lokasi pembuatannya
berbeda dengan lokasi dimana elemen yang akan digunakan.
Secara umum produk dari beton pracetak dapat dikategorikan menjadi lima
kelompok,yaitu:
http://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/plastic.jpghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-4.pnghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/plastic.jpghttp://c/Users/Acer/Downloads/Downloads/Kumpulan%20Ilmu%20Sipil%20%20Bekisting_files/JENIS-BEKISTING-4.png -
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
14/17
13
a. Komponen-komponen untuk kepentingan arsitektur yang bersifat ornamen.
b. Komponen beton untuk lalu lintas, paving, kerbs.
c. Komponen struktur yang mengdukung beton, seperti tiang, balok, kolom,bantalan rel,
plat lantai.
d. Komponen penutup atap yang harus kedap air dan tahan terhadap cuaca.
e. Bata beton.
Keuntungan yang didapatkan dari penerapan teknologi pracetak ini:
a.
Waktu pelaksanaan lebih cepat, karena produksi dapat dilakukan terlebih dahulu
atau tidak tergantung dengan kegiatan lainnya.
b.
Efisiensi pekerjaan bekisting (formwork), karena dapat mengurangi jumlah
pemakaian perancang serta formwork dapat dipakai berulang kali sampai batastertentu.
c. Pekerjaannya tidak dipengaruhi oleh cuaca, jika pengerjaannya didalam pabrik.
d. Proses produksinya dapat dibuat bersamaan atau dalam jumlah banyak sekaligus.
e. Terdapat nilai artistik bentuk, karena kemudahan dalam pembuatan bentuknya.
f. Bentuk dan ukurannya yang seragam memudahkan untuk menjamin proses
g. erection tepat.
h.
Elemen precast biasanya kualitasnya lebih tinggi.
i. Terdapat quality control terhadap produk
j.
Ketahanan terhadap api lebih tinggi dibanding dengan beton konvensional, karena
dibuat dengan bahan bermutu tinggi
k. Mereduksi biaya konstruksi.
l. Kontinuitas produksi dapat terjaga.
m. Durasi proyek menjadi lebih singkat.
Disamping itu, kerugian dari teknologi pra cetak ini antara lain :
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
15/17
14
a. Precast tidak dapat didesain dengan ukuran terlalu besar untuk tiapelemennya,
karena akan membutuhkan lahan penyimpanan yang luas.
b. Tidak dapat memenuhi permintaan konstruksi dengan bentuk tak teratur.
c. Dalam pemasangan (eretion) membutuhkan alat berat berupa Crane,
d. dimana akan menambah elemen biaya konstruksi.
e. Sambungan harus lebih diperhatikan dan dikontrol.
f. Produksinya akan lebih mudah seandainya dapat dilaksanakan dalam
g. jumlah cukup banyak elemenelemen dengan bentuk atau penampang yang sama.
3. Full sistem
Dalam sistem ini bekisting sudah menggunakan bahan pabrikasi seutuhnya, baik acuan
maupun perancahnya. Bersifat full universal, dapat digunakan pada berbagai macam
bangunan dan dapat dipakai berulang kali. Bahan acuan dan perancah sudah dirangkai
sedemikian rupa sehingga pada waktu pekerjaan bekisting, alat alat bisa langsung
disetting.
G. PERBANDINGAN BIAYA MATERIAL DARI KETIGA TIPE BEKISTING
Laju biaya untuk bekisting tradisional, bekisting setengah sistem dan bekisting sistem,
dalam hubungan terhadap satuan-satuan yang akan dilaksanakan pada sebuah proyek
saling berbeda satu sama lain. Dalam grafik-grafik berikut diperlihatkan sifat dari ketiga
metode kaitannya terhadap biaya material untuk bekisting lantai.
1.
Untuk bekisting tradisional:
a. Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama (stempel-stempel baja)
b.
Penyusutan nilai kayu akibat pemakaian
c. Bekisting tepi
d.
Penyewaan alat bantu
2. Untuk bekisting setengah sistem
a.
Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama (stempel-stempel baja)
b. Penyusutan nila kayu akibat penyusutan
c. Bekisting tepi
d. Penyewaan alat bantu
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
16/17
15
3. Untuk bekisting sistem
a. Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama (stempel-stempel baja)
b. Penyusutan nila kayu akibat penyusutan
c. Bekisting tepi
d. Penyewaan alat bantu untuk kemungkinan pemakaian lebih dari satu lantai
Menurut Wigbout, (1987), biaya material untuk berbagai bekisting tergantung dari
metode dan jumlah kali pemakaian yang harus diberlakukan pada suatu pekerjaan yang
dilakukan berulang kali. Untuk pekerjaan struktur yang sederhana, dengan bentuk struktur
relatif sama (tipikal), maka dapat diambil acuan sebagai berikut:
1. Jika banyaknya kurang dari 6000 m2, yang paling ekonomis adalah metode
tradisional
2.
Jika banyaknya lebih besar dari 6000 m2, metode yang paling ekonomis adalahmetode setengah sistem
3. Bekisting sistem akan selalu merupakan metode yang paling mahal
-
5/19/2018 Tugas manajemen pelaksanaan konstruksi.docx
17/17
16
DAFTAR PUSTAKA
Acuan Perancah 2. Politeknik Negeri Jakarta.
Ardyansyah, Andy. 2009.Efektifitas Pekerjaan Box Girder dengan Traveler
Formwork Desain CIC dan CCC padaAproach Bridge Jembatan Suramadu.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Clarasinta, Elventya. 2012. Analisa Biaya Dan Waktu Bekisting Metode Semi Sistem
(Besi Hollow) Dengan Konvensional Pada Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen.Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Mardal, Muhammad. 2008.Optimalisasi Waktu dan Biaya Pekerjaan Bekisting.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
Saraswati,Yevi ND dan Indryani,Retno. 2012.Analisa Perbandingan Penggunaan
Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada
Konstruksi Gedung Bertingkat. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya.