tugas mata kuliah hukum dagang sub – bab pengangkutan dosen : ibu eny s. s.h.,mh
DESCRIPTION
Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang Sub – Bab Pengangkutan Dosen : Ibu Eny S. S.H.,MH. OLEH : ELVIRA YULIANNA ANUGRAHWATI 104704214 S1 ILMU HUKUM JURUSAN PMPKN FAKULTAS ILMU SOSIAL. P E N G A N G K U T A N. SUMBER HUKUM PENGANGKUTAN. HUKUM PENGANGKUTAN. Tahukah Kita ?. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
OLEH :ELVIRA YULIANNA ANUGRAHWATI
104704214S1 ILMU HUKUMJURUSAN PMPKN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Tugas Mata KuliahHukum Dagang
Sub – Bab PengangkutanDosen : Ibu Eny S.
S.H.,MH
P E N G A N G K U T A N
SUMBER HUKUM PENGANGKUTAN1. Sumber hukum yang
bersifat umum/General: buku III
KUHPerdata tentang perikatan
2.Sumber hukum yang khusus
(KUHD,UU,PP,KEP.MENTERI)
3. Yurisprudensi
4. Kebiasaan
PENGANGKUTAN SECARA YURIDIS
ALASAN DIBUTUHKANNYA PENGANGKUTAN
FUNGSI PENGANGKUTAN
HUKUMPENGANGKUTAN
PENGANGKUTAN
Tahukah Kita ?
Tahukah Kita ?
HUKUMPENGANGKUTAN
HUKUM PENGANGKUTANKeseluruhan peraturan-peraturan baik yang telah
dikodifikasi atau yang belum dikodifikasi yang mengatur semua hal-hal yang berkaitan dengan pengangkutan.
PENGANGKUTAN SECARA YURIDIS (NORMATIF)
Tahukah Kita ?
PENGANGKUTAN SECARA YURIDIS (NORMATIF)Perjanjian timbal balik antara Pengangkut dengan Pengirim,
dimana Pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke
tempat lain dengan selamat, sedangkan Pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan
Tahukah Kita ?
PENGANGKUTAN
PengangkutanProses Kegiatan pemindahan orang dan atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan berbagai jenis alat pengangkut mekanik yang diakui dan diatur sesuai bidang
angkutan dan kemajuan teknologi
ALASAN DIBUTUHKANNYA PENGANGKUTAN
Tahukah Kita ?
KEADAAN GEOGRAFIS
MENUNJANG PEMBANGUNAN
DI SEGALA SEKTOR
MENDEKATKAN JARAK DESA &
KOTA
KEMAJUAN TEKNOLOGI
FUNGSI PENGANGKUTAN
Tahukah Kita ?
memindahkan barang dan atau orang dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan
maksud meningkatkan daya guna
dan nilai
PIHAK-PIHAK DALAM PENGANGKUTAN
PENGANGKUT
PENGIRIM
PENERIMA
PENGANGKUT
Seseorang / Mereka /
Badan Usaha /
Pihak Yang Memiliki
Wewenang Mengadak
an Perjanjian
Menyelenggarakan
Pengangkutan Baran Dan Atau
Jasa
Memikul beban resiko
tentang keselamatan
barang-barang yang diangkut.
Bertanggung jawab
terhadap semua
kerugian yang diderita dalam pengangkutan.
PENGIRIM
Pihak yang membuat perjanjian pengangkutan
dengan pihak pengangkut untuk menyelenggarakan
pengangkutan dengan selamat, sesuai dengan
perjanjian
PENERIMAPenerima adalah pihak ketiga yang berkepentingan
terhadap diterimanya barang kiriman.Sipenerima
disini mungkin si pengirim yang telah
mengadakan perjanjian
pengangkutan dengan pengangkut, mungkin juga pihak ketiga yang tidak
ikut di dalam perjanjian.Pihak Ketiga -> Pasal 1317 (1)
BW :
JENIS-JENISPENGANGKUTAN
2.Laut1. Darat
3. Udara
Helikopter
Kapal Terbang
Kapal Pesisir Pantai
Kapal Penumpa
ng
Kapal Kerenta
n
Kapal Kargo
4. Saluran pipa
Jalan raya Rel
1. PENGANGKUTAN DARAT PROSES KEGIATAN PEMINDAHAN ORANG DAN ATAU BARANG DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN DITEMPUH MELALUI JALAN RAYA DAN / REL(DARAT) DAN MENGGUNAKAN ALAT PENGANGKUT SEPERTI : PENGANTAR POS, MOBIL PICK UP, BUS, TRUK, KERETA API, TRELER, SEPEDA MOTOR, MOBIL, DLL
- Jalan Raya – sesuai mengangkut barang di dalam negara. Contoh kendaraannya : truk,bus,treller,mobil,angkutan umum
- Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat “e” (seperti penambat Pandrol).
Dalam Buku I Bab V bagian 2 dan 3
mulai Pasal 90 s/d 98
PERATURAN KHUSUS / LEX
SPECIALIS
1. POS
UU. NO 38
TAHUN 2009
2. PERKRETA APIAN
UU NO. 23
TAHUN 2007
3. LALU LINTAS
DAN ANGKUT
AN JALAN
UU NO. 22
TAHUN 2009
4. TELEKOMUNIKASI
- UU NO. 36 TAHUN
1999- PP NO. 52
TAHUN 2000
DASAR HUKUM PENGANGKUTAN DARAT
2. PENGANGKUTAN LAUTPROSES KEGIATAN PEMINDAHAN ORANG DAN ATAU BARANG DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN DITEMPUH MELALUI JALUR AIR (LAUT) DAN MENGGUNAKAN ALAT PENGANGKUT SEPERTI : KAPAL KARGO(BARANG), KAPAL KERENTANAN, KAPAL PENUMPANG, KAPAL PESISIR PANTAI
Kapal kargo
DASAR HUKUM PENGANGKUTAN LAUT
- KUHD, Buku II bab V tentang Perjanjian charter kapal- KUHD, Buku II bab V A tentang pengangkutan barang-barang- KUHD , Buku II, Bab V-B tentang pengangkutan orang
PERATURAN KHUSUS / LEX
SPECIALIS
TENTANG
PELAYARAN
UU NO. 17
TAHUN 2008
TENTANG
PERKAPALA
N
PP NO. 51
TAHUN 2001
TENTANG
KEPELABUHAN
PP NO. 69 TAHUN
2001
TENTANG
PENYELENGGARAA
N&PENGUASAAN
ANGKATAN LAUT
KEPUTUSAN
MENTERI
PERHUBUNGAN NO.
33 TAHUN 2001
Tentang Angkutan DiperairanPP No. 82
Tahun 1999
3. PENGANGKUTAN UDARAPROSES KEGIATAN PEMINDAHAN ORANG DAN ATAU BARANG DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN DITEMPUH MELALUI JALUR UDARA DAN MENGGUNAKAN ALAT PENGANGKUT SEPERTI : HELIKOPTER, PESAWAT TERBANG
DASAR HUKUM PENGANGKUTAN UDARA
PERATURAN KHUSUS
(LEX SPECIALIS)
Tentang Penerbangan
UU No. 1 Tahun 2009
TENTANG ANGKUTAN
UDARAPP NO. 3 TAHUN
2000
4. SALURAN PIPA DIGUNAKAN UNTUK MENGANGKUT AIR,MINYAK, GAS DAN BAHAN KIMIA DARI SATU TEMPAT KE SATU TEMPAT. BAHAN INI DIHANTAR DARI TEMPAT PENGELUARAN KE KILANG PEMPROSESAN DAN SETERUSNYA DISALURKAN KE PREMIS PENGGUNA. UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIANOMOR 22 TAHUN
2001TENTANG
MINYAK DAN GAS BUMI
Pasal 46(1) Pengawasan
terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian
Bahan Bakar Minyakdan Pengangkutan
Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh Badan
Pengatur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4).
PRINSIP – PRINSIP TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT
1.Tanggung Jawab
berdasarkan kesalahan/fault liability; 2.Tangg
ung jawab
berdasarkan
praduga/
presumption of liability3.Tanggung
Jawab Mutlak/Absolute Liability
4.Tanggung Jawab Terbatas/Limitation
of Liabili
ty
BEBERAPA PENGERTIAN DARI TANGGUNG JAWAB (SCR UMUM) :
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
1.Tanggung Jawab
berdasarkan kesalahan/fault
liability
• Setiap seseorang (PENGANGKUT) yang melakukan kesalahan dalam penyelenggaraan pengangkutan harus bertanggung jawab mengganti rugi atas segala kerugian yang timbul akibat dari kesalahannya itu
• Pihak yang dirugikan harus membuktikan kesalahan pengangkut (KONSUMEN) -> Beban Pembuktian ada pada Konsumen)
• Ada perbuatan melawan hukum -> Pasal 1365,pasal 1366 dan pasal 1367 BW
TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHANPT. PERKRETAAPIAN INDONESIA :
- Diatur dalam UU No.23 Tahun 2007
Pasal 157
(1) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian bertanggung jawab terhadap pengguna jasa
yang mengalami kerugian, lukaluka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh
pengoperasian angkutan kereta api.
(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai sejak pengguna jasa
diangkut dari stasiun asal sampai dengan stasiun tujuan yang disepakati.
(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan kerugian
yang nyata dialami.
(4) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian tidak bertanggung jawab atas kerugian, lukaluka,
atau meninggalnya penumpang yang tidak disebabkan oleh pengoperasian
angkutan kereta api.
Pengangkut dianggap selalu bertanggung jawab atas setiap kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakannya, tetapi jika pengangkut dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah, maka ia dibebaskan dari kewajiban memberi ganti rugi
Tidak bersalah artinya : tidak melakukan kelalaian, telah berupaya melakukan tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian, atau peristiwa yang menimbulkan kerugian itu tidak mungkin dihindari
Beban pembuktian ada pada pihak PENGANGKUT, bukan pada Pihak YANG DIRUGIKAN
Prinsip Ini Hanya dijumpai dlm UU
Pelayaran Indonesia,
Perusahaan Pengangkutan
Perairan
Namun Ada Pengecualian :
“ Pasal 41 ayat 2 UU No. 17 Tahun
2008 Tentang Pelayaran “
2.Tanggung jawab
berdasarkan praduga/
presumption of liability
BW Juga Menganut
Prinsip Tanggung Jwb
Praduga, Pasal 468 ayat (2)
Pengangkut hrs bertanggung jwb
ats setiap kesalahan yg timbul dlm
pengangkutan yg
diselenggarakannya
Tidak Mengenal Adan
ya Pembuktia
n
Unsur
Kesalahan Tidak Perlu Dipersoalk
an
3.Tanggung Jawab Mutlak/Absolute
Liability
Dlm UU Pengangkutan,
PRINSIP INI TDK DIATUR
Why ?
Pengangkut yang berusaha di bidang jasa pengangkutan tdk perlu dibebani dgn resiko yang
terlalu berat
Tanggung Jawab Dibatasi Dialihkan Pada Pihak Ketiga Adanya Pembatasan Terhadap
Ganti Rugi Adanya klausula eksonerasi
dalam perjanjian standar yg dibuatnya
Klausula eksonerasi adalah klausula yang digunakan dengan tujuan pada dasarnya untuk membebaskan atau membatasi tanggungjawab salah satu pihak terhadap gugatan pihak lainnya, dalam hal yang bersangkutan tidak atau tidak dengan semestinya melaksanakan kewajibannya yang ditentukan dalam perjanjian tersebut
Misalnya : cuci cetak film ditentukan bila film yg akan dicuci atau dicetak hilang/rusak maka konsumen akan dibatasi ganti rigu sebesar 10 x harga 1 rol film baru
4.Tanggung Jawab Terbatas/Limitation of
Liability
DALAM HUKUM PENGANGKUTAN DI INDONESIA , PRINSIP MANA YANG DIANUT ?
2.Tanggung jawab
berdasarkan praduga Tak Bersalah /
presumption of liability
1.Tanggung Jawab
berdasarkan kesalahan/f
ault liability;adalah
ASAS
adalah
PENGECUALIAN
ARTINYA : Pengangkut Bertanggung Jwb Atas Setiap Kerugian yang Timbul Dalam Penyelenggaraan Pengangkutan, tetapi Jika Pengangkut Berhasil
membuktikan Bahwa dia Tdk Bersalah/lalai, dia dibebaskan dari tanggung jawab
“ SEMOGA BERMANFAAT UTK
SAYA DAN SAUDARA/I
SEKIAN DAN ATURNUWUN
ATURNUWUN UNTUK PERHATIANNYA
MOHON MAAF JIKA ADA KEKURANGAN DLM PENYAJIAN
PRESENTASI INI