tugas matkul pai

8
HUKUM SYARA’ DALAM KEHIDUPAN UMAT MUSLIM 1. HUKUM SYARA’ SECARA UMUM Pengertian hukum syara’ adalah seperangkat peratiran Allah yang berupa ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tentang tingkah laku manusia yang berlaku dan bersifat mengikat bagi seluruh umat Islam. Hukum syara’ ini juga biasa disebut dengan hukum Islam. Hukum Islam ini terbagi menjadi 5 yaitu Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, dan Mubah. Dan bagi umat Islam kita wajib memahami satu persatu pengertian hukum Islam tersebut supaya kita tidak jadi salah persepsi. Hukum-hukum tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan kita sebagi umat muslim sehari-hari. Salah satu hukum syara’ yang akan dibahas adalah kali ini adalah hukum wajib. 2. MAKNA WAJIB DALAM PENGERTIAN HUKUM SYARA’ Wajib atau yang biasa disebut dengan fardhu dalam pedoman hukum Islam adalah suatu hal atau perintah yang harus dikerjakan. Apabila dikerjakan maka kita akan mendapat pahala namun apabila tidak dikerjakan maka kita akan mendapatkan dosa. Contoh yang paling konkrit adalah perintah untuk shalatt, untuk menunaikan puasa, zakat, dan haji (bagi yang mampu). Wajib/fardhu ini terbagi menjadi dua yaitu fardhu ‘ain(kewajiban individu) dan fardhu kifayah (kewajiban suatu golongan) yang jika salah satu sudah ada yang melaksanakan maka yang lain sudah gugur kewajiban, namun jika dalam suatu golongan tidak ada yang mengerjakan maka seluruh golongan tersebut akan mendapatkan dosa.

Upload: neratananingsih

Post on 09-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

created by annisa lathifatin .

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Matkul PAI

HUKUM SYARA’ DALAM KEHIDUPAN UMAT MUSLIM

1. HUKUM SYARA’ SECARA UMUM

Pengertian hukum syara’ adalah seperangkat peratiran Allah yang berupa

ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tentang tingkah laku manusia yang berlaku dan

bersifat mengikat bagi seluruh umat Islam. Hukum syara’ ini juga biasa disebut dengan

hukum Islam. Hukum Islam ini terbagi menjadi 5 yaitu Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, dan

Mubah. Dan bagi umat Islam kita wajib memahami satu persatu pengertian hukum Islam

tersebut supaya kita tidak jadi salah persepsi. Hukum-hukum tersebut sangat berkaitan

dengan kegiatan kita sebagi umat muslim sehari-hari. Salah satu hukum syara’ yang akan

dibahas adalah kali ini adalah hukum wajib.

2. MAKNA WAJIB DALAM PENGERTIAN HUKUM SYARA’

Wajib atau yang biasa disebut dengan fardhu dalam pedoman hukum Islam adalah

suatu hal atau perintah yang harus dikerjakan. Apabila dikerjakan maka kita akan mendapat

pahala namun apabila tidak dikerjakan maka kita akan mendapatkan dosa. Contoh yang

paling konkrit adalah perintah untuk shalatt, untuk menunaikan puasa, zakat, dan haji (bagi

yang mampu). Wajib/fardhu ini terbagi menjadi dua yaitu fardhu ‘ain(kewajiban individu)

dan fardhu kifayah (kewajiban suatu golongan) yang jika salah satu sudah ada yang

melaksanakan maka yang lain sudah gugur kewajiban, namun jika dalam suatu golongan

tidak ada yang mengerjakan maka seluruh golongan tersebut akan mendapatkan dosa.

3. CONTOH HUKUM WAJIB SESUAI KETENTUAN HUKUM SYARA’

Salah satu contoh kegiatan umat muslim yang bersifat wajib sesuai ketentuan hukum syara’

adalah menunaikan ibadah puasa. Shiyam atau puasa secara bahasa bermakna:  “menahan diri dari  

sesuatu dan meninggalkan sesuatu”. Sedangkan menurut syara’ adalah “ menahan diri dari makan,  

minum,  dan  bersenang-senang  dengan   istri,  dari   fajar   sampai  maghrib   karena  mengharap  dan 

menyiapkan   diri   untuk   bertaqwa   kepadaNya   dengan   jalan   memperhatikan   Allah   dan   dengan  

mendidik bermacam kehendak”.[1]

Page 2: Tugas Matkul PAI

Sedangkan menurut imam Nawawi dalam syarah   Muslim dan al-hafidz dalam Fathul  

Baari bahwa puasa secara bahasa adalah: “menahan”. Menurut istilah, puasa adalah:  “ menahan 

sesuatu   yang   telah   dikhususkan   pada  waktu   yang   telah   dikhususkan   dan   dengan   syarat   yang  

ditentukan “.[2]

PUASA RAMADHAN

Ibadah shiyam di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang

diwajibkan Allah swt pada tahun kedua Hijriyah. Dalam sejarahnya, ibadah puasa ini bukan sesuatu

ketentuan yang ditemukan dalam ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw tetapi ibadah

ini diwajibkan pula pada zaman nabi-nabi Allah sebelum Nabi Muhammad saw. sebagaimana yang

ada dalam al-Qur’an al-Baqarah : 183

البقرة ) تتقون لعلكم قبلكم من الذين على كتب كما الصيام عليكم كتب امنوا الذين (183ياايها

Artinya: ”wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana  

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

RUKUN PUASA RAMADHAN

1. Niat

Ada perbedaan pendapat dikalangan Fuqaha’ berkenaan dengan niat. Menurut Hanafiyyah

niat adalah ”keinginan sedangkan keinginan itu adalah perbuatan hati dan niat tidak disyaratkan  

diucapkan dengan lisan”.

Sedangkan menurut Syafi’iyyah, niat adalah ”bermaksud   terhadap   sesuatu   dan   ia  

bersamaan dengan perbuatan tersebut”.[4]

قبل   الصيام يجمع لم من قال م وسل عليه ه الل صلى بي الن عن حفصة عن أبيه عن ه الل عبد بن سالم عن

له صيام فال الفجر

”Dari Salim bin Abdullah dari bapaknya dari Hafshah bahwa Nabi saw bersabda: ”Barangsiapa yang  

tidak berniat puasa sebelum Fajar maka tiada puasa baginya”.

Menurut Jumhur Ahli Fiqih berpendapat bahwa yang wajib adalah membangun niat sejak

malam sampai sebelum muncul fajar, berdasarkan dalil di atas. Abu Hanifah memperbolehkan niat

puasa Ramadan di waktu malam sampai tengah hari.

Page 3: Tugas Matkul PAI

Ada lagi kalangan ulama yang berpendapat bahwa penetapan niat sebelum fajar hanya

untuk puasa fardhu, untuk sebelum matahari tergelincir. az-Zuhri, Atha’ dan Zufar tidak

mengharuskan niat untuk puasa Ramadhan. Imam Malik berpendapat bahwa niat puasa Ramadhan

yang ditetapkan di malam pertama bulan Ramadhan sudah cukup untuk puasa sebulan penuh tanpa

perlu memperbaharui niat tiap malam, dengan pertimbangan bahwa puasa Ramadhan merupakan

satu paket amal.

2. Menahan diri dari segala hal yang dapat membukakan puasa dari sejak fajar sampai terbenam

matahari.

BEBERAPA AMALAN UTAMA DALAM IBADAH PUASA

Ada beberapa amalan utama termasuk sunah yang patut sekali dikerjakan selama seseorang

melaksanakan ibadah puasa, antara lain:

1. Mempercepat berbuka apabila telah diketahui secara jelas bahwa matahari telah terbenam. Hal ini

berdasarkan tuntunan Rasulullah saw sebagai berikut:

أعجلهم إلي عبادي أحب وجل عز ه الل قال م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول قال قال هريرة أبي عن

فطرا

”Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda:”Allah Azza wajalla berkata:” sesungguhnya orang 

yang paling aku sayangi dari hamba-Ku ialah orang yag paling bersegera dalam berbuka”.

2. Setelah selesai berbuka hendaklah diiringi dengan doa

سالم ابن يعني مروان ت  ... حدثنا وابتل الظمأ ذهب قال أفطر إذا م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول كان

ه الل شاء إن األجر وثبت العروق

” Marwan, yaitu Ibnu Salim telah menceritakan pada kami adalah Rasulullah saw apabila berbuka  

beliau berdoa:”  Rasa haus telah hilang,  dan telah basah pula segala urat  dan mudah-mudahan  

pahala tetap jika Allah menghendaki-Nya“.

Page 4: Tugas Matkul PAI

Makan sahur yang dikerjakan pada akhir malam

كم قلت الصالة إلى قام ثم م وسل عليه ه الل صلى بي الن مع رنا تسح قال عنه ه الل رضي ثابت بن زيد عن

آية خمسين قدر قال حور والس األذان بين كان

”Dari Zaid bin Tsabi, ia berkata:” kami telah makan sahur bersama Rasulullah saw, kemudian kami  

berdiri  melaksanakan   shalat   (subuh).   Aku   bertanya   pada   Zaid:”berapa   lamakah   tempo   antara  

sehabis  makan   sahur   dengan   shalat   tersebut?”   Zaid  menjawab:   ”Kira-kira   lima   puluh   ayat   al-

Qur’an”.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

Menurut Muhammadiyah sebagaimana yang tertulis dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT)

pada halaman 170, setidaknya hal-hal yang membatalkan puasa yaitu:

1. Makan dan minum dengan sengaja di siang hari Ramadhan

Allah swt berfirman:

الفجر   من االسود الخيط من األبيض الخيط لكم يتبين حتى واشربوا وكلوا

”Serta makan dan minumlah sehingga nampak kepadamu benang (garis) putih dari benang hitam 

dari fajar”.(QS. al-Baqarah: 187)

Rasulullah saw bersabda:

أذان سحوركم من كم يمنعن ال م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول قال قال جندب بن سمرة عن

األفق في المستطير الفجر ولكن المستطيل الفجر وال بالل

”Diriwayatkan   dari   Samurah   bin   Jundub,   ia   menyatakan   bahwa   Rasulullah   saw   bersabda:  

”Janganlah sekali-kali  mencegah kamu dari  sahurmu, adzan Bilal  dan fajar yang melintang pada  

cakerawala”. (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

2. Mengumpuli istri (bersetubuh)

Jika seseorang bersetubuh di siang hari Ramadhan, maka hendaknya ia membayar kifarat dengan

memerdekakan budak sahaya, jika tidak dapat maka ia wajib berpuasa dua bulan berturut-turut dan

jika tidak sanggup juga maka ia wajib memberikan makan enam puluh orang miskin.

Page 5: Tugas Matkul PAI

Dan ada pendapat lain yang menambahkan tentang hal-hal yang membatalkan puasa bahwa puasa

batal jika melakukan 5 perkara :

1. Makan dan minum

2. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke dalam.

4. Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan)

5. Keluar mani dengan sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan atau lainnya).

PUASA SUNAH

Rasulullah saw telah mengajarkan berbagai macam puasa sunah yang sifatnya bukan

ketentuan pokok yang tidak boleh tidak harus dikerjakan, melainkan bersifat anjuran bagi siapapun

dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Diantara puasa sunah tersebut antara lain:

1. Puasa Syawal

Puasa Syawal ialah puasa yang dilaksanakan setelah tanggal 1 Syawal sebanyak 6 hari. Puasa ini

dapat dilaksanakan secara berturut-turut ataupun tidak.

2. Puasa Senin - Kamis

Puasa yang dikerjakan pada dua hari dalam seminggu yaitu pada hari senin dan kamis.

3. Puasa ‘Arafah

Puasa ‘Arafah adalah puasa sunah yang dituntunkan oleh Rasul pada setiap muslim yang sedang

tidak melakukan ibadah haji. Sedangkan bagi orang yang menunaikan ibadah haji, tidak dituntunkan,

bahkan Rasulullah saw melarang orang yang sedang wukuf di ‘Arafah melakukan puasa ini.

4. Puasa ‘Asyuro

Puasa ‘asyuro adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 10 pada bulan Muharram. Puasa

‘asyuro ini memang dijadikan amalan oleh ummat sebelum Nabi saw. Dalam hadis-hadis lain

diterangkan bahwa puasa ‘asyuro adalah puasa yang biasa dilakukan oleh Bani Israil sebagai rasa

syukur kepada Allah atas pertolonganNya.

Oleh karena itu para ulama bersepakat bahwa puasa ‘asyuro dibagi menjdi tiga tingkatan:

a. Puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9,10 dan 11 bulan Muharram.

b. Puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 bulan Muharram.

Page 6: Tugas Matkul PAI

c. Puasa pada tanggal 10 Muharram seperti termaktub dalam hadis Abu Hurairah maupun Mu’awiyah.

5. Puasa Sya’ban

Puasa Sya’ban termasuk puasa yang disunahkan oleh Rasulullah saw, namun mengenai harinya tidak

ditentukan secara pasti.

6. Puasa Putih

Puasa putih atau shiyamul-bid:dl adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 13,14 dan 15

bulan Qamariyah.

7. Puasa Daud

Puasa daud adalah puasa yang dulu pernah dilakukan oleh Nabi Daud as, yang dilaksanakan sehari

puasa dan sehari berbuka.

Sumber : diakses dari http://www.pengertianartidefinisi.com/pengertian-hukum-

syara/ pada 16 Mei 2016

Diakses dari http://www.tongkronganislami.net/2012/04/bab-xii-ibadah-

puasa.html#ixzz48ou4VB49 pada 16 Mei 2016