tugas mekanika fluida

27
MAKALAH MEKANIKA FLUIDA “ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA” Oleh : Nama : Fatwa Sidicky No BP : 1101012013 Kelas : II B Reguler Judul : Aliran Fluida dalam Pipa Kelompok : Anggota : Rezky Ramon Rahmat. L POLITEKNIK NEGERI PADANG

Upload: myscreenview

Post on 30-Nov-2015

163 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

MAKALAH

MEKANIKA FLUIDA

“ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA”

Oleh :

Nama : Fatwa Sidicky

No BP : 1101012013

Kelas : II B Reguler

Judul : Aliran Fluida dalam Pipa

Kelompok :

Anggota : Rezky

Ramon Rahmat. L

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2012/2013

Page 2: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah Mekanika Fluida ini. Penyelesaian makalah ini tidak

terlepas dari peran serta dan bantuan dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu,

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. selaku dosen mata kuliah Mekanika Fluida pada Jurusan Teknik Mesin prodi

Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

2. Teman-teman seangkatan yang telah saling membantu dan saling bekerja sama

dalam penyelesaian laporan akhir ini.

Semoga laporan ini dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dimanfaatkan

sebaik-baiknya oleh pihak yang memerlukannya.

Padang, Oktober 2012

Penulis

Page 3: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar

1.2 Tujuan

1.3 Batasan

BAB II TEORI DASAR

2.1 Definisi/Pengertian

2.2 Macam-macam Aliran Fluida

2.3 Konsep Dasar

2.4 Formula/Hukum

BAB III KASUS

3.1 Permasalahan yang Sering Terjadi

3.2 Penyebab Masalah

3.3 Analisa

3.4 Cara atau Solusi Mengatasi Masalah

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman, maka sektor industri dan teknik berkembang

dengan pesat. Dan fluida berbentuk cairan (liquid) banyak digunakan pada bidang

industri dan teknik. Misalnya dalam bidang industri fluida digunakan sebagai bahan

pembuatan plastik, cairan pelumas pada sistem pelumasan, pembuatan lilin, dan lain

sebagainya. Fluida sendiri pada dasarnya terdiri atas dua macam, yaitu cair dan gas.

Dan fluida fase cair dibagi lagi menjadi dua karakteristik yaitu fluida Newtonian dan

fluida non-Newtonian. Fluida Newtonian merupakan fluida yang perilakunya sesuai

dengan hukum Newton, dalam hal ini contohnya adalah air, sedangkan fluida yang

banyak digunakan pada bidang industri adalah fluida non-Newtonian. Dan salah satu

fluida non-Newtonian yang digunakan adalah fluida sisko.

Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma,

dan padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan

kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk

dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan

mereka mengadakan tegangan geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik.

Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan

pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa

fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi

tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.

Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:

Fluida Newtonian

Fluida Non-Newtonian

- bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.

Page 5: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah mekanika fluida ini adalah :

1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Fluida.

2. Dapat menganalisis masalah-masalah yang timbul dalam aliran fluida.

3. Dapat mengetahui teknik-teknik dan prumusan-perumusan, serta perhitungan yang

berhubungan dengan mekanika fluida.

3.1. Batasan Masalah

Dalam pembuatan makalah mekanika fluida ini yang menjadi batasan

masalahnya adalah :

1. Masalah yang di bahas adalah aliran fluida pada pipa.

2. Parameter yang bekerja pada sistem kesetimbangan pada aliran fluida tersebut

adalah: Energi Dalam Fluida ( internal energy, U )

a. Energi Kinetic (

m v2

2 gc )

b. Energi Potensial (

m g zgc )

c. Energi Ekspansi ( pV )

d. Perpindahan Panas ( q )

e. Kerja ( work, W )

3. Permasalahan, pemecahan masalah, analisis, dll. Di aplikasikan terhadap mesin

pompa.

4. Hukum/formula yang dibahas, hukum pascal, newton, archimedes.

Page 6: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Definisi

Fluida secara khusus didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus menerus

selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah tegangan geser terbentuk apabila

sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat

biasanya seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai oleh suatu tegangan geser,

mula-mula benda itu akan berdeformasi (biasanya sangat kecil), tetapi tidak akan terus

menerus berdeformasi (mengalir).

Berbagai macam pengertian dari fluida diantaranya yaitu

Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena

tegangan geser walaupun relatif kecil. Gaya geser adalah komponen gaya yang

menyinggung permukaan dan jika dibagi dengan luas permukaan tersebut menjadi

tegangan geser rata-rata pada permukaan itu.

Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus

karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. 

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah

bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap

perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk

ruang.

Aliran fluida dalam pipa adalah Faktor yang berpengaruh terhadap aliran fluida dalam

pipa adalah perkiraan besarnya kehilangan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir

2.2 Macam macam Aliran Fluida

Mekanika fluida adalah ilmu yang mempelajari tentang tipe-tipe aliran fluida

dalam medium yang berbeda-beda. Aliran fluida terbagi atas beberapa kategori, dibagi

berdasarkan sifat-sifat yang paling dominan dari aliran tersebut, atau berdasarkan jenis

dari fluida yang terkait. Berdasarkan pergerakannya aliran fluida terdiri dari :

Page 7: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

• Steady Flow

Steady flow merupakan suatu aliran fluida dimana kecepatannya tidak terpengaruh

oleh perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik pada aliran tersebut.

• Non Steady Flow

Non steady flow terjadi apabila ada suatu perubahan kecepatan pada aliran tersebut

terhadap perubahan waktu.

• Uniform Flow

Uniform flow merupakam aliran fluida yang terjadi besar dan arah dari vector-vektor

kecepatan tidak berubah dari suatu titik ke titik berikutnya dalam aliran fluida tersebut.

• Non Uniform Flow

Aliran ini terjadi jika besar dan arah vector-vektor kecepatan fluida selalu berubah

terhadap lintasannya. Ini terjadi apabila luas penampang medium fluida juga berubah.

2.3. Konsep Dasar

Faktor yang berpengaruh terhadap aliran fluida dalam pipa adalah perkiraan

besarnya kehilangan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir. Berikut ini

merupakan upaya pemecahan terhadap hal tersebut, mulai dari pengembangan

persamaan kesetimbangan energi sampai pada perkiraan kehilangan fluida baik pada

aliran fluida satu fasa maupun multi-fasa.

Persamaan dasar kehilangan tekanan pada sistem aliran fluida dalam pipa

dikembangkan dari persamaan kesetimbangan energi, yang merupakan kesetimbangan

energi dua titik di dalam satu sistem aliran, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4.

Page 8: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

Gambar 3.4.

Sistem Aliran Fluida dalam Pipa 4)

Gambar 3.4. menyatakan bahwa besarnya energi yang masuk ke dalam pipa

pada titik A, ditambah dengan kerja yang dilakukan fluida sepanjang pipa antara titik A

dan titik B, dikurangi dengan energi yang hilang selama fluida mengalir antara kedua

titik tersebut sama dengan besarnya energi yang keluar dari pipa pada titik B.

Pernyataan tersebut disebut juga hukum konversi energi 4), yang secara matematis dapat

ditulis dengan persamaan berikut :

U A +m v

A2

2 gc

+m g z A

gc

+ p AV A + q − W = UB +m v

B2

2 gc

+m g zB

gc

+ pB V B

.................................... (3-22)

dimana :

m = massa, lbm

v = kecepatan, ft/sec

p = tekanan, atm

V = volume, cu ft

q = laju alir, cu ft / sec

g = percepatan gravitasi, ft/sec2

gc = konstanta konversi ( = 32,174 lbm ft / lbf sec2)

Page 9: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

Parameter-parameter yang bekerja pada sistem kesetimbangan tersebut antara

lain adalah :

a. Energi Dalam Fluida ( internal energy, U )

Merupakan energi yang terbawa bersama dengan aliran fluida. Energi ini dapat

berupa akumulasi energi-energi yang timbul akibat adanya pergerakan molekul

fluida, baik itu energi putaran (rotational), perpindahan (translational), maupun

energi getaran (vibrational).

b. Energi Kinetic (

m v2

2 gc )

Merupakan energi yang timbul berkaitan dengan kecepatan aliran fluida.

c. Energi Potensial (

m g zgc )

Merupakan energi yang berhubungan dengan perubahan ketinggian aliran fluida,

dimana z merupakan besarnya ketinggian yang dihitung terhadap titik tertentu.

d. Energi Ekspansi ( pV )

Sering juga disebut dengan energi kompresi atau energi tekanan, yaitu energi yang

menunjukkan besarnya kerja selama fluida mengalir, atau besarnya energi potensial

jika dihubungkan dengan perubahan tekanan.

e. Perpindahan Panas ( q )

Merupakan parameter yang menyatakan besarnya energi panas yang masuk maupun

yang meninggalkan sistem.

f. Kerja ( work, W )

Menyatakan besarnya kerja yang dilakukan terhadap ataupun oleh sistem.

Parameter W dapat berharga positif ataupun negatif, tergantung dari kedudukan

kerja itu sendiri. Apabila kerja yang ada mengakibatkan aliran fluida, seperti halnya

pada pompa, maka W berharga negatif. Sedangkan W akan berharga positif apabila

kerja timbul karena adanya aliran fluida, seperti pada sistem turbin.

Page 10: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

2.4 Hukum / Formula

2.4.1 Tekanan Fluida

Gaya merupakan unsur utama dalam kajian mekanika benda titik. Dalam

mekanika fluida, unsur yang paling utama tersebut adalah tekanan. Tekanan adalah

gaya yang dialami oleh suatu titik pada suatu permukaan fluida persatuan luas dalam

arah tegak lurus permukaan tersebut. Secara sistematis, tekanan p didefinisikan

melalui hubungan.

P =dF dAdimana dF adalah gaya yang dialami oleh elemen luas dA dari permukaan fluida.

Satuan tekanan adalah N/m2 atau Pascal (Pa).

2.4.2 Hubungan Tekanan dan Kedalaman

Dengan menggunakan Hukum Newton, kita dapat menurunkan

persamaan yang menghubungkan tekanan dengan kedalaman fluida:

p = po +ρ gh,

po adalah tekanan di permukaan.

Dengan memahami bahwa tekanan pada kedalaman h disebabkan oleh tekanan udara luar

dan juga oleh gaya (berat) cairan yang berada di atasnya, buktikan bahwa persamaan (3)

di atas benar-benar diturunkan dari hukum newton!

Page 11: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

Gamabr 1. Tekanan pada kedalaman h.

Persamaan (3) menyatakan hubungan antara tekanan p dan kedalaman h. Hubungan ini

juga menyatakan bahwa tempat-tempat yang mempunyai posisi vertikal sama akan

mempunyai tekanan yang sama.

2.4.3 Kerapatan dan Berat Jenis

Kerapatan (densitas) sutau benda, ρ, didefinisikan sebagai massa per satuan

volume:

ρ = m

V (1)

dengan m adalah massa benda dan V adalah volume benda. Dengan demikian,

Satuan Internasional untuk kerapatan adalah kg/m3, dan dalam cgs adalah g/cm3.

Selain kerapatan, besaran lain yang sering digunakan dalam menangani persoalan

fluida adalah berat jenis. Berat jenis suatu benda didefinisikan sebagai

perbandingan kerapatan benda tersebut terhadap kerapatan air pada suhu 40oC.

Dengan demikian berat jenis merupakan besaran murni tanpa dimensi maupun

satuan.

2.4.4 Hukum Archimedes

Berat benda yang tenggelam di dalam fluida terasa lebih ringan daripada

saat benda tersebut berada di luar fluida. Hal ini terjadi karena ada gaya apung ke

atas yang dikerjakan oleh fluida. Gaya apung terjadi karena tekanan dalam sebuah

fluida naik sebanding dengan kedalaman. Dengan demikian, tekanan ke atas pada

permukaan bawah benda yang tenggelam lebih besar daripada tekanan ke bawah

pada permukaan atas benda. Sehingga ada tekanan netto ke arah atas; tekanan inilah

yang menjadi indikator keberadaan gaya apung.

Page 12: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

Sebuah balok melayang pada suatu tabung yang berisi fluida tertentu, seperti

ditunjukan pada Gambar 3. Gaya apung didefinisikan sebagai selisih antara gaya ke

atas yang dilakukan oleh fluida di bagian bawah benda dengan gaya ke bawah yang

dilakukan oleh fluida di bagian atas benda. Berdasarkan perumusan tersebut,

buktikan bahwa besarnya gaya apung adalah

gV FA ρ = (5)

Gambar 3. Gaya apung pada Fluida

Berdasarkan Persamaan (5), gaya apung yang dialami kubus sama dengan

banyaknya fluida yang dipindahkan. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum

archimedes. Selengkapnya hukum archimedes mengatakan bahwa, "Setiap benda

yang berada dalam suatu fluida, maka benda itu akan mengalami gaya keatas, yang

disebut gaya apung, sebesar berat air yang dipindahkannya".

Bila gaya archimedes, FA sama dengan gaya berat W, FA = W, maka resultan

gaya = 0 dan benda melayang .

Bila gaya archimedes, FA>W maka benda akan terdorong keatas hingga

mengapung di permukaan.

Bila gaya archimedes, FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam

sampai ke dasar fluida.

Page 13: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

2.4.5 Hukum Pascal

Hukum Pascal mengatakan bahwa, "tekanan pada suatu titik akan diteruskan kesemua

titik lain secara sama". Artinya, bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair ditambah

dengan suatu harga, maka tekanan semua titik di tempat lain pada zat cair yang sama

akan bertambah dengan harga yang sama pula.

Gambar 2. Hukum

Pascal

Dengan hukum ini, sebuah gaya yang kecil dapat digunakan untuk menghasilkan gaya

yang besar dengan membuat luas penampang keluaran lebih besar daripada luas

penampang masukan. Hal ini terjadi karena tekanan pada masukan dan keluaran akan

sama pada ketinggian yang sama. Dengan demikian, akan diperoleh:

2.4.6 Persamaan Bernoulli

Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah

persamaan Bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan antara tekanan, kecepatan dan

ketinggian pada titik-titik sepanjang garis alir. Penurunan persamaan Bernoulli dapat

Page 14: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

dilakukan dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-

work) sama dengan perubahan energi mekanik total yaitu perubahan energi kinetik

ditambah perubahan energi potensial. Fluida dinamika yang memenuhi hukum

Bernoulli adalah fluida ideal yang karakteristiknya; mengalir dengan garis-garis arus

atau aliran tunak, tak kompresibel dan tak kental.

Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-work)

sama dengan perubahan energi mekanik total, yaitu perubahan energi kinetik ditambah

perubahan energi potensial,

Persamaan (10) biasa disebut sebagai Persamaan Bernouli.

Page 15: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

BAB III

KASUS

3.1 Permasalahan yang sering Terjadi

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah aliran fluida

pada pompa. Pompa adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk

memindahkan fluida inkrompresibel dari suatu tempat ke tempat lain dengan jalan

memberikan energi fluida tersebut untuk mengatasi tahanan-tahanan yang ada.

Pompa yang dipergunakan sebelumnya harus diketahui karakteristik

pada kondisi kerja yang berbeda, dengan demikian dapat ditentukan batas-batas

kondisi kerja dimana pompa tersebut bisa mencapai efisiensi maksimum. Hal ini

perlu dilakukan karena pada kenyataannya sangat sulit memastikan performansi

pompa pada kondisi kerja yang sebenarnya.

Permasalahan yang sering terjadi pada suatu instalasi pompa adalah

timbulnya kavitasi, yaitu timbulnya gelembung-gelembung dalam aliran fluida

akibat penurunan tekanan sehingga tekanan tersebut dibawah tekanan uapnya.

3.2 Penyebab Masalah

Hal ini dapat terjadi karena tekanan statik fluida setempat menjadi lebih

rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan

Page 16: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran pengendali atau

disekitar impeler pompa.

Bila pompa beroperasi pada tingkat yang berlebihan, tekanan hisap yang

rendah akan dihasilkan pada sisi masuk pompa. Hal ini akan menyebabkan

tekanan berkurang hingga kevakuman terjadi dan cairan berubah menjadi uap bila

tekanan pada pipa lebih rendah daripada tekanan uap cairan. Aliran cairan

kedalam pompa akan berhenti. Ini dikenal sebagai titik putus (breaking point)

karena batas kapasitas pada tekanan sisi masuk ini telah dicapai. Pompa sedang

mendekati kondisi operasi yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan.

Bila tekanan pada sisi masuk telah hampir mencapai titik penguapan,

kantong uap akan membentuk gelembung pada sisi bawah baling impeler, dekat

dengan dasarnya. Apabila gelembung begerak dari daerah bertekanan rendah pada

sisi masuk kedaerah tinggi-tekan yang dekat ujung baling gelembung ini akan

hilang sedemikian cepatnya sehingga cairan menumbuk baling-baling dengan

gaya yang sangat besar, sering cukup besar untuk mencukil sebagian kecil

impeler. Kerusakan ini umumnya disebut dengan bopeng (pitting) dan suara yang

kedengaran diluar pompa selama kavitasi disebabkan oleh pecahnya gelembumg

uap tersebut.

Kavitasi itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila

kecepatan berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini

memiliki tiga pengaruh yang tidak dikehendaki:

1. Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.

2. Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan bearing

menjadi lebih pendek.

3. Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan

dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.

3.3 Analisa Masalah

Kami mengambil judul ini dengan harapan dapat mengetahui perbedaan

alat uji kavitasi yang sudah dimodifikasi dengan alat uji sebelumnya. Tentunya

membandingkan antara pemakaian venturi berbentuk tabung dengan pemakaian

Page 17: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

venture sebelumnya yang berbentuk persegi panjang. Hal yang dibandingkan

khususnya adalah mengenai sisi tekanan, suhu dan debit air pada sistem alat

penguji tersebut, dimana pada tekanan, suhu dan debit akan terjadi atau timbul

kavitasi. Perbandingan ini tentunya dengan menggunakan bahan yang sama

dengan percobaan sebelumnya, yaitu menggunakan air dan kerosin.

Alat pengujian ini menggunakan sistem tertutup. Untuk pengujiannya

dilakukan dengan kondisi tabung reservoir divakumkan dan fluida cair

dipanaskan. Untuk dapat menghasilkan karakteristik pompa, instalasi pengujian

harus dapat memberikan variasi kondisi kerja pada pompa yang diuji. Variasi

kondisi kerja dapat dilakukan dengan mengatur head dan debit yang dibangkitkan

pompa. Dengan cara ini akan diketahui karakteristik pompa untuk setiap kondisi

kerja.

Data-data yang diperlukan untuk menentukan karakteristik pompa dapat

diperoleh dengan beberapa pengukuran, sehingga diperoleh parameter-parameter

sebagai berikut :

1. Head.

2. Debit.

3. Putaran pompa.

4. Suhu.

5. Tekanan.

Dengan mengetahui jumlah putaran, daya, debit, dan head tertentu dari

tiap-tiap pengukuran pada kondisi kerja yang berbeda, maka akan diketahui

terjadinya Kavitasi.

3.4. Cara atau Solusi Mengatasi Masalah

Untuk dapat menghasilkan alat pengujian kavitasi yang diinginkan, maka

instalasi pengujian harus dapat memberikan variasi kondisi kerja. Oleh karena itu,

dalam pembuatan alat pengujian berpegang pada pembatasan masalah berikut :

1. Pompa yang dipilih adalah pompa sentrifugal jenis turbin.

2. Variasi kondisi kerja pada pengujian ini menggunakan variasi debit dan

suhu air.

Page 18: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

3. Pengamatan dilakukan sebelum masuk dan di dalam venture untuk

mengetahui besarnya tekanan yang ditimbulkan.

4. Analisa perhitungan dilakukan pada venture, bagian pompa, dan sistem

pemipaan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari data alat uji kavitasi pompa dari fluida air sistem terbuka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

a. Kondisi kavitasi terjadi ditandai dengan munculnya gelembung gelembung dalam

aliran fluida dapat dilihat didalam venture dikarenakan warnanya yang

transparan.

b. Kavitasi terjadi bila penurunan tekanan sampai dibawah tekanan uap jenuhnya

dalam suatu aliran fluida yang mengalami penyempitan karena sebagian head

tekanan diubah menjadi head kecepatan.

c. Semakin tinggi temperature dari suatu fluida maka akan mudah terjadi kavitasi

ini dikarenakan tekanan uap cairan lebih rendah sehingga kerapatan dari fluida

akan mengalami penurunan yang mempermudah fluida untuk menguap.

4.2 Saran

Dari perhitungan dan analisa data dari alat uji kavitasi dari fluida kerosin

sistem tertutup dapat diberikan saran - saran sebagai berikut :

Page 19: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

a. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik maka hrus diperhatikan hal –

hal sebagai berikut :

• Pengujian yang dilakukan meggunakan alat uji kavitasi ini harus sesuai

prosedur langkah – langkah pengujian yang benar.

• Pengambilan data dari pengujian alat uji kavitasi ini harus dengan

pengamatan yang seteliti mungkin.

b. Data dan analisa alat uji kavitasi ini semoga dapat menjadi acuan dalam

perencanaan instalasi pompa untuk menghindari terjadinya kavitasi dengan

memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

• Diusahakan agar tidak ada suatu bagian instalasi pompa dari aliran fluida

yang mempunyai tekanan yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh

fluida pada temperature yang tinggi.

• Ketinggian letak pompa terhadap permukaan fluida yang dihisap harus

dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah.

• Pajang pipa instalasi harus dibuat sependek mungkin dan pemilihan

kekasaran pipa untuk mengefisienkan kerugian gesek.

• Tidak dibenarkan untuk memperkecil kapasitas aliran dengan menghambat

aliran fluida dalam instalasi karena akan menjadi drag dan

mempengaruhi kapasitas pompa.

d. Dalam pembutan venturi harus secermat mungkin karena bias mempengaruhi

tekanan dan faktor gesekan yang terjadi dalam percobaan.

Page 20: TUGAS MEKANIKA FLUIDA

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Fluida http://nationalinks.blogspot.com/2009/03/definisi-fluida.html Munson, Bruce R. et. al. 2004. Mekanika Fluida. Edisi Keempat Harinaldi dan Budiarso,

penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Fundamental of Fluid Mechanics.

Fisika Dasar, Mekanika Fluida, Sabar Nurohman, UNY

Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode

Computational Fluid Dinamics (CFD) Dr., Ir. Ahmad Indra. S *), Ridwan. ST.,MT *),

Irwan Setiawan **) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Gunadarma Depok, Indonesia