tugas neurologi - gangguan an dan keseimbangan

Upload: immanuel-van-donn-batubara

Post on 16-Jul-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tanda-tanda kerusakan pada batang otak (brainstem) ! Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak merupakan kesatuan dari 3 struktur, yaitu medulla oblongata, pons dan mesencephalon (otak tengah). y Mesensephalon Merupakan bagian otak yang pendek dan terletak diantara pons dan hemisferium serebri di sisi terletak nukleus saraf kranialis okulomotoris (N. III) dan troklearis (N. IV) yang berperan dalam gerakan bola mata. y Pons Terletak disebelah ventral serebelum dan anterior medula. Pada pons ini terletak inti dan saraf kranialis trigeminus (N. V), abdusens (N. VI), fasialis (N.VII), dan vestibulo-koklearis (N. VIII). Pons juga pusat pernapasan. y Medulla oblongata merupakan bagian otak yang berbentuk piramid antara medula spinalis dan pons. Pada medula oblongata terletak nukleus saraf kranialis glossofaringeus (N. IX), assesorius (N. XI) dan hipoglossus (N. XII). Medulla oblongata sebagai vasomotor, pusat batuk, menelan dan muntah. Berikut dipaparkan tanda dan gejala kerusakan pada batang otak. y Mesensephalon : N. III (nervus okulomotoris) Manifestasi kelumpuhan n. III itu ialah paralisis : (a). M. Rektus internus, m. Rektus superior, m. Rektus inferior, m. Obligus inferior dan m. Levator palpebrae superior, sehingga terdapat : strabismus divergens, diplopia jika melihat ke seluruh jurusan dan ptosis. (b). paralisis m. Sfingter pupilae, shingga terdapat pupil yang melebar (= midriasis). N. IV (nervus toklearis) Paralisa N. IV terjadi bila pasien melihat ke depan, aksis mata yang terganggu akan lebih tinggi dari pada yang sehat. Bila pasien diminta melirik ke bawah dalam, mata akan mengalami rotasi. Diplopia akan terjadi pada semua arah lirikan kecuali lirikan ke atas. Tanda dan gejala selain di atas adalah hiperventilasi, kehilangan kesadaran bervariasi.

y

Pons : N. V (nervus trigeminus) Gangguan nervus trigeminus yang paling nyata adalah neuralgia trigeminal yang menyebabkan nyeri singkat dan hebat sepanjang percabangan saraf maksilaris dan mandibularis dari nervus trigeminus.

-

N. VI (nervus abdusens) Kelainan pada paralisis nervus abdusens menyebabkan bola mata tidak bisa bergerak ke lateral. Ketika pasien melihat lurus ke atas, mata yang sakit teraduksi dan tidak dapat digerakkan ke lateral. Ketika pasien melihat ke arah nasal, mata yang paralisis bergerak ke medial dan ke atas karena predominannya otot obligus inferior.

-

N. VII (nervus fasialis) Gangguan nervus fasialis dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot wajah, kelopak mata tidak bisa ditutup, gangguan air mata dan ludah, gangguan rasa pengecap dibagian belakang lidah, serta gangguan pendengaran.

-

N. VIII (nervus vestibulokoklearis) Kelainan pada nervus vestibulokoklearis dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan. Gangguan pendengaran berupa tuli saraf dan tuli konduksi. gangguan keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler berupa lesi vaskuler, tumor serebelum.

Tanda dan gejala selain di atas yaitu hiperventilasi, kehilangan kesadaran pada tingkatan semi- coma.

y

Medulla oblongata : N. IX (nervus glossofaringeus) dan N. X (nervus vagus) Gangguan pada komponen sensorik dan motorik dari N. IX dan N. X dapat mengakibatkan hilangnya refleks menelan yang berisiko terjadinya aspirasi paru. Gangguan nervus IX dan nevus X menyebabkan persarafan otot-otot menelan menjadi lemah dan lumpuh. Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan bisa masuk ke trachea langsung ke paru-paru. N. XI (nervus assesorius) Gangguan N. XI mengakibatkan kelemahan otot (otot trapezius) dan otot leher (otot sterokleidomastoideus). Pasien akan menderita bahu yang turun sebelah serta kelemahan saat leher berputar ke sisi kontralateral. N. XII (nervus hipoglossus) Gangguannya berupa proses pengolahan makanan dalam mulut, gangguan menelan dan gangguan bicara. Jalan nafas dapat terganggu apabila lidah tertarik ke belakang. Pada kerusakan N. XII pasien tidak dapat menjulurkan, menarik atau mengangkat lidahnya. Tanda dan gejala selain di atas adalah berupa pada pernapasan yang abnormal, kehilangan kesadaran pada tingkatan koma.