tugas penelitian
DESCRIPTION
penelitianTRANSCRIPT
TUGAS Penelitian Epidemiologi
OLEH :
I PUTU ERI JUNIARTA13120706035
PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS DHYANA PURA2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KEMUKIMAN LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
THE FACTORS RELATED TO KNOWLEDGE OF PAP SMEAR IN WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN KEMUKIMAN LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
RENGGALIS MAULINA1Mahasiswi D-IV Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh
Intisari
Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker mulut rahim di usia reproduktif menempati urutan kedua di dunia. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang, di Indonesia setiap hari ditemukan 41 kasus baru dan 20 kematian wanita dan kasusnya turun drastis semenjak dikenalnya skrining pap smear. Pengenalan terhadap pap smear tergantung dari pengetahuan seseorang, di mana pengetahuan seseorang juga berhubungan dengan berbagai macam faktor, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian wanita usia subur (WUS), jumlah sampel 87 orang Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juli-11 Agustus 2012 dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap pengetahuan, informasi dan umur. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat lebih meningkatkan dalam memberikan penyuluhan tentang pap smear.
Kata Kunci: Pap Smear, Pengetahuan, Pendidikan, Informasi, Umur.
Abstract
The incidence and the mortality rate caused by cervical cancer in reproductive age take the second place in the world. Almost 80% cases are in developing countries, like in Indonesia 41 new cases and 20 women mortality have been found and the cases statistically degrading since pap smear screening known. The introduction of Pap smear is depending on individual knowledge, which is related to various factors in women of childbearing age. To determine factors that related to the knowledge of Pap smear in women of childbearing age in Kemukiman Lamnga Kecamatan Masjid Raya. The research is based on analytical survey with cross sectional approach. The subjects are 87 women of childbearing age as the sample. The research is conducted at 16 July-11 August 2012 and data is collected using the questionnaire. Statistical test is using Chi-Square test shows that there is a significant relationship between education factors to the knowledge, information and age of pap smear in women of childbearing. Health workers are expected to increase their effort in providing information about pap smear.
Keywords: Pap Smear, Knowledge, Education, Information, Age.
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi pada wanita merupakan salah satu hal yang sangat penting dan menjadi perhatian bersama karena alat reproduksi wanita merupakan suatu alat sebagai pencetus keturunan, untuk itu maka harus dijaga dari berbagai penyakit. Salah satu jenis penyakit yang dapat menyerang bagian reproduksi pada wanita adalah kanker mulut rahim. Kanker serviks adalah salah satu penyakit pada wanita yang dapat menyebabkan kematian. Secara umum semua wanita beresiko terkena kanker serviks terutama wanita tuna susila, multi para, tingkat sosio ekonomi rendah, perkawinan dan persalinan pada usia muda, wanita perokok, wanita dengan HIV, dll (Mary dkk, 2007).
Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker mulut rahim didunia menempati urutan ke dua. Di Negara berkembang masih menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian akibat kanker di usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada dinegara berkembang, di Indonesia setiap hari ditemukan 41 kasus baru dan 20 kematian wanita dan kasusnya turun drastis semenjak dikenalkannya skrining pap smear (Rasjidi dkk, 2007).
Kanker serviks seebenarnya dapat diditeksi lebih cepat sehingga tingkat kefatalannya bisa di kurangi dengan salah satu permasalahannya adalah ketidakpedulian bahkan mungkin ketidaktahuan tentang diteksi dini tentang penyakit kanker mulut rahim ini. Cara menditeksi dini kanker mulut rahim dengan cara melakukan pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan dengan pap smear dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks di Amerika Serikat sekalipun masih ada sekitar 4000 wanita
yang meninggal setiap tahun karena kanker serviks, dan sekitar 15.000 yang di diagnosis kanker serviks yang invasif (Mary, 2007).
Salah satu keberhasilan terbesar dalam kesehatan masyarakat Amerika di abad ke dua puluh adalah penurunan angka kematian akibat kanker serviks yang cukup besar. Keberhasilan ini sebagian besar berkaitan dengan adanya penemuan dan peningkatan smear sitologi serviks, atau pap smear, oleh George Papinocolou pada tahun 1940 an.
Menurut data bagian rekam medis dan poliklinik kebidanan RSUD Dr Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011 sampai dengan bulan April tahun 2012 terdapat 66 wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear dan terdapat kasus kanker serviks sebanyak 25 orang wanita.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Kemukiman Lamnga kecamatan Mesjid Raya memiliki jumlah WUS 660 jiwa. Dari 660 WUS terdapat sekitar 10% masalah yang diketahui dari kunjungan ke bidan di antaranya WUS tersebut mengalami keputihan yang banyak yang disertai gatal-gatal dan bau. Selanjutnya bidan tersebut menganjurkan si pasien untuk memeriksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan lebih lanjut. Pada umumnya WUS/ ibu-ibu di Kemukiman Lamnga kecamatan Mesjid Raya masih belum begitu paham tentang pentingnya pemeriksaan pap smear karena pemeriksaan pap smear itu masih dianggap hal yang tabu.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada wanita usia subur di Kemukiman Lamnga
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten AcehBesar.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah faktor pendidikan, informasi, dan umur berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada wanita usia subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar tahun 2012?.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada wanita usia subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
2. Menjadikan bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
3. Menambah referensi tentang pemeriksaan pap smear
4. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
V. IndependenV. Dependen
Pendidikan
Pengetahuan Informasi tentang PapSmear
Umur
Hipotesa
Ada hubungan antara pendidikan, informasi, dan umur dengan pengetahuan tentang pap smear pada wanita usia subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar tahun 2012
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan secara cross sectional
Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang telah menikah dan merupakan penduduk Kemukiman Lamnga yang terdiri dari 5 desa dengan jumlah 660 WUS.
2. Sampel Penelitian
Sebagian populasi dijadikan sampel (n). Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan rumus Taro Yamana (Riduwan, 2007). Hingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 87 orang
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat PenelitianTempat penelitian berlokasidi Kemukiman Lamnga KecamatanMesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Juli
sampai dengan tanggal 11 Agustus tahun 2012
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan merupakan data primer dan data skunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan sebanyak 18 pertannyaan
Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan sesuai Budiarto(2002),dengan tahapsebagai berikut :
a. Editing yaitu data yang dikumpulkan diperiksa kebenarannya
b. Coding yaitu lembaran kuesioner diberi kode berdasarkan jawaban yang diberikan responden
c. Tabulating yaitu penyusunan data agar mudah dijumlah.
d. Trasfering yaitu data yang diperoleh dari kuesioner dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian
1. Analisa Bivariat
ditentukan persentase untuk tiap-tiap katagori.
2. Analisa Data
Analisa bivariat untuk melihat hubungan pengetahuan dengan faktor: pendidikan, informasi dan umur dengan metode tabulasin silang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari 87 responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan baik terhadap pap semar yaitu 53 orang (60,9%).
Mayoritas responden memiliki pendidkan menengah yaitu sebanyak 58 orang (66,7%). Mayoritas responden pernah mendapat informasi tentang pap smear yaitu sebanyak 55 orang (63,2%). Serta mayoritas responden juga merupakan WUS dewasa muda yaitu sebanyak 56 orang (64,4%).
Tabel 1
Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
NoPendidikanPengetahuanTotalp
BaikfKurangfJumlahf
1Tinggi1487,5212,516100
2Menengah3662,12237,9581000,002
3Dasar323,11076,913100
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa persentase pengetahuan dasar tentang pap smear
lebih besar dijumpai pada WUS yang berpendidikan dasar yaitu 76,9% dari 13 WUS dibandingkan dengan WUS yang
berpendidikan menengah yaitu 37,9% dari 58 WUS, dan WUS yang berpendidikan tinggi yaitu 12,5% dari 16 WUS.
Hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square test didapatkan nilai p = 0,002 ( p < 0,05 ) sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor pendidikan
dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya terbukti, artinya ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan WUS dengan pengetahuan tentang pap smear (p < 0,05), atau semakin tinggi tingkat pendidikan WUS semakin baik pengetahuan tentang pap smear.
Tabel 2
Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
NoInformasiPengetahuanTotalp
BaikfKurangfJumlahf
1Pernah4276,41323,6551000,000
2Tidak Pernah1134,42165,632100
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa presentase pengetahuan kurang tentang pap smear lebih banyak di jumpai pada WUS yang tidak pernah mendapat informasi yaitu 65,6% dari 32 WUS, di bandingkan dengan WUS yang pernah mendapatkan informasi yaitu 23,6% dari 55 WUS.
Hasil analisa statistik menggunakan Chi-Square test di dapat
nilai p = 0,00 (p < 0,05), sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor informasi dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya terbukti, ada hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan WUS dengan informasi yang pernah di dapatkan WUS tentang pap smear (p < 0,05).
Tabel 3
Hubungan Umur dengan Pengetahuan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
NoUmurPengetahuanTotalp
BaikfKurangfJumlahf
1Dewasa Muda4071,41628,6561000,013
2Dewasa Madya1341,91858,131100
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa persentase pengetahuan kurang tentang pap smear lebih banyak dijumpai pada WUS yang berusia dewasa madya yaitu 58,1% dari
31 WUS, dibandingkan dengan WUS yang berusia dewasa muda yaitu 28,6%
dari 56 WUS.
Hasilanalisastatistik
menggunakanChi-Squaretest
menunjukkan bahwa nilai p = 0,013 (p < 0,05), sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara faktor usia dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya terbukti artinya terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan WUS dengan usia tentang pap smear.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pap smear pada wanita usia subur (WUS) di Kemukiman Lamnga Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar didapatkan analisa sebagai berikut:
Pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear di kemukiman Lamnga, menunjukkan bahwa dari 87 responden, mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik terhadap pemeriksaan pap smear yaitu 53 orang (60,9%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Mubarok, 2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, dan kegunaannya.
Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Pap Smear pada WUS
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 87 responden, mayoritas responden memiliki pendidikan baik yaitu sebanyak 53 orang (60,9%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap pengetahuan tentang pap smear pada WUS di mana nilai p = 0,02 (p < 0,05). Dengan demikian hipotesa yang
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi..
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang., sehingga dengan adanya pengetahuan maka ibu-ibu wanita usia subur akan mengerti dan berusaha untuk melakukan pemeriksaan tentang pap smear (Notoatmodjo, 2007).
Menurut peneliti ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pemeriksaan pap smear, diantaranya adalah jenjang pendidikan terakhir ibu, tingkat pengetahuan ibu terhadap upaya melakukan pemeriksaan pap smear, dan pernah tidaknya ibu menerima informasi tentang masalah tersebut baik dari media elektronik, media cetak dan petugas kesehatan dan lain-lain. Karena ketiga hal tersebut merupakan faktor pendorong dan faktor pemberdayaan ibu dalam mengatasi masalah kesehatannya. Penyebab masih banyaknya WUS yang tidak melakukan pemeriksaan pap smear di kemukiman Lamnga karena ibu-ibu wanita usia subur masih menganggap asing tentang pemeriksaan tersebut karena WUS belum memahami apa itu pap smear ditegakkan dalam penelitian ini dapat diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Widyastuti dkk (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan yang menyangkut masalah kesehatan pribadi. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang makin mudah seseorang tersebut menerima informasi.
Menurut peneliti bahwa pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi faktor pendidikannya karena semakin tinggi tingkat pendidikan WUS maka semakin baik pula pengetahuannya, bagi WUS yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai keinginan yang lebih besar terhadap upaya untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Pap Smear pada WUS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 87 responden mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang pap smear yaitu sebanyak 55 orang (63,2%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara informasi yang didapat terhadap pengetahuan tentang pap smear pada WUS di mana nilai p = 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian hipotesa yang ditegakkan dalam penelitian ini dapat diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa informasi merupakan sumber pengetahuan. Pengetahuan seseorang akan bertambah jika ia banyak menerima informasi., dan menurut Burns (2000).
Menurut pendapat peneliti informasi sangatlah penting, karena dengan adanya informasi maka WUS menjadi tahu tentang perkembangan masalah kesehatan yang ada saat ini dan menambah pengetahuan WUS bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya., semakin banyak informasi yang WUS
peroleh semakin banyak WUS yang mau melakukan pemeriksaan pap smear.
Hubungan Umur Terhadap Pengetahuan Pap Smear pada WUS
Hasil penelitian menunjukkan dari 87 responden mayoritas merupakan WUS yang berusia dewasa muda, yaitu 56orang (64,4%). Hasil ujistatistik
menggunakanChi-Squaretest
menunjukkanbahwaadahubungan
bermaknaantarausiadengan
pengetahuan tentang pap smear pada WUS di mana nilai p = 0,013 (p < 0,05),
sehingga hipotesa yang ditegakkandalam
penelitian inidapat diterima.
Hasilpenelitian inisesuai
dengan pendapat Notoatmodjo,(2005)
yang menyatakan bahwa usia seseorang sangat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin matang usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuanyang diperolehsemakin
membaik.
Menurut peneliti usiaseseorang
sangatmempengaruhifaktor
pengetahuan karena dalam penelitian ini peneliti meneliti pada kelompok usia dewasa, usia reproduktif dalam teori Notoatmotjo (2005), mengatakan bahwa seseorang akan semakin mudah untuk memanfaatkan waktu untuk mengikuti segala kegiatannya dan berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square test menunjukkan bahwa
terdapathubungan yangbermakna
antarapendidikandengan
pengetahuan tentang pap smear pada WUS dengan nilai p = 0,02 (p < 0,05).
2. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square test menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara informasi yang didapat dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di mana nilai p = 0,00 (p < 0,05).
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan pengetahuan tentang pap smear pada WUS di mana nilai p = 0,013 (p < 0,05).
Saran
1. Bagi petugas kesehatan agar lebih meningkatkan promosi kesehatan bagi masyarakat khususnya untuk melakukan pemeriksaan pap smear karena masih banyak masyarakat khususnya ibu-ibu wanita usia subur yang pengetahuannya masih kurang sehingga diharapkan dapat meningkatkan keinginan mereka untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
2. Bagi Dinas kesehatan melalui bidan desa agar dapat membuat program pemeriksaan pap smear secara gratis sehingga ibuibu wanita usia subur agar dapat terdeteksi dengan cepat apabila terdapat penyakit kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006), Metodologi PenelitianBidangKesehatan, Keperawatan,Kebidanan,Kedokteran, Jakarta,Rineka Cipta
Budiarto,E, (2002), Biostatistik UntukKedokteranDanKesehatan,Jakarta, EGC.
Burns, dkk. (2000). Pemberdayaan Wanita dalam bidang kesehatan. Yogyakarta, Yayasan Esesentia Medika.
Evennett, K. (2004). Pap Smear apa yang perlu anda ketahui. Arcan
Lestadi J, (2008), Sitologi Pap Smear,Alat Pencegahan & Deteksi DiniKanker Leher Rahim. EGC,
Mary, dkk, (2007), Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas, Seri Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Michal, (2001), Keluarga Berencana. di akses tanggal 25 Maret 2012, http://www.sinar harapan.co.id
Mubarok,(2007), Promosi KesehatanSebuah Pengantar Proses Belajar
MengajarDalamPendidikan.Yogyakarta, Graha Ilmu.
Notoatmodjo,(2005),Metodologi
PenelitianKesehatan.Rineka
Cipta.
Poli Kebidanan RSUD Dr Zainal Abidin.Banda Aceh tahun 2012.
Rasjidi dan Sulistiyanto. (2007), Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradisi Kanker Mulut Rahim. Jakarta, Sagung Seto
Riduan, (2007), Rumus dan Data dalam Analisis Statistik, Bandung, Alfabeta.
Widyastuti, dkk, (2009), Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta, Fitramaya.
Yatim, F, (2005), Penyakit Kandungan.Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Angket atau kuesioner (questionnaire)Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam
Macam-Macam Kuisioner1. Kuesioner tertutupSetiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbukaDimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutupDimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbukaPertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Kelebihan kuesioner sebagai berikut:1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.2. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan kuesioner adalah sebagai berikut:1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.2. Seringkali sukar dicari validitasnya3. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur4. Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan terutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian5. Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat