tugas pep - budidaya lele dumbo - bong paskah - finale

26

Click here to load reader

Upload: alex-luther-silitonga

Post on 22-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Studi Kelayakan Bisnis

TRANSCRIPT

Dosen: Bpk. Dr. Rusminto Wibowo M.Sc.Studi Kelayakan BisnisBudi Daya Lele Dumbo

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah ABA 403 Perencanaan dan Evaluasi Proyek

Disusun oleh :Indra Paskah Silitonga(2009-021-105)Irfin Bong Filopus (2009-021-068)Ryan Jeff Prasetya(2009-021-021)Yulianus Panji (2009-021-083)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS KATOLIK ATMAJAYA JAKARTA2011BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Studi Kelayakan BisnisSaat ini hampir setiap sektor usaha yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas ataupun dilikuidasi selalu didahului dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan.Kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan resiko yang besar. Penilaian Investasi termasuk dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena usaha yang tidak layak/feasible.Studi Kelayakan Bisnis menuntut kita untuk mengaplikasikan beberapa mata kuliah lain secara integral kedalam suatu kancah riset atau penelitian secara ilmiah, khususnya dalam rangka meneliti kelayakan suatu proyek bisnis. Jadi ada tujuan ganda dalam mempelajari mata kuliah ini, yaitu sisi teori dan sisi prakteknya.Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ingin mengakses permodalan ke perbankan untuk mendapatkan pinjaman (kredit) harus disertai studi kelayakan. Tingkat kerumitan, kedalaman dan kompleksitas studi kelayakan bergantung pada objek kajian itu sendiri. Dalam pelaksanaannya, bentuk studi kelayakan disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan: untuk apa studi kelayakan dibuat.Studi Kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha. Beberapa proyek gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi, dan kredit yang macet di dunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari tidak diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. Studi kelayakan yang diterapkan secara benar akan menghasilkan laporan yang komprehensif tentang kelayakan proyek/bisnis yang akan didirikan/dikembangkan/didanai dan kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi/terjadi.Secara umum, tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :1. Apakah produk yang ditawarkan marketable atau tidak?2. Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable?3. Dari sudut pandang manajemen, apakah bisnis tersebut efektif dan efisien?4. Dari sisi keuangan, apakah bisnis tersebut profitable atau tidak?Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, dan profitable, berarti bisnis tersebut layak, layak untuk dibiayai/ diberikan kredit/didirikan dan atau disetujui izinnya.

2. Manfaat Studi Kelayakan BisnisManfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri :Pihak Pertama (bagi analisis)a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis (runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari jawabannya(solusi).b. Menerpakan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran, penilaian dan pengambilan keputusan.c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.

Pihak kedua (bagi masyarakat)a. Calon InvestorDalam menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomis dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi laba-rugi. Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang mungkin dihadapi.b. Mitra penyerta modalCalon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.c. PerbankanDalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB .d. PemerintahPenilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan (izin prinsip dan izin operasional proyek).e. Manajemen PerusahaanSKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhubungan dengan pihak menajemen terutama direksi.

3. Tujuan Studi Kelayakan BisnisMenurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu :a. Menghindari Resiko KerugianResiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko atau bahkan menghindari resiko baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.b. Memudahkan PerencanaanPerencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.c. Memudahkan Pelaksanaan PekerjaanDengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.d. Memudahkan PengawasanDengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.e. Memudahkan Pengendalian Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan muidah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.Secara singkat tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Bisnis investasi pada umumnya memerlukan dana besar, terutama jika dana tersebut sebagian besar tertanam pada aktiva tetap yang spesifik (khusus), sehingga akan menyulitkan pelaku bisnis untuk menjual kembali aktiva tetap tersebut manakala bisnis tersebut terlanjur dijalani ternyata tidak menguntungkan.BAB IIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

2.1. Aspek Pasar2.1.1. PermintaanLele adalah salah satu jenis ikan yang bergizi tinggi, sehingga mendukung asupan masyarakat untuk konsumsi ikan yang kaya akan omega 3. Lele setidaknya mengandung 17-37% protein, 4,8% lemak, 1,2% mineral, 1,2% vitamin, dan 75,1% air. Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur, dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. Walaupun sebelum tahun 1990-an lele belum begitu popular sebagai makanan lezat, namun oleh warung-warung pecel lele menjadi makanan popular yang merakyat dan menyebar ke mana-mana. Harga kuliner lele juga cukup terjangkau.

Metode pemasaran ikan lele yang dilakukan produsen masih sederhana dan konvensional yaitu dengan cara menunggu calon pembeli datang ke lokasi pembiakan lele dumbo. Pada umumnya setiap pembudidaya sudah memiliki jaringan / relasi dalam memasarkan ikan lelenya. Hasil olahan lele masih menjadi makanan favorit bagi sebagian besar masyarakat, sehingga lele termasuk makanan yang digemari dan tak surut menghadapi persaingan yang ketat antarusaha makanan. Jenis makanan yang banyak disajikan adalah lele goreng dan lele lalapan atau sering disebut dengan istilah pecel lele. Harga jual yang terjangkau semua kalangan masyarakat, menambah nikmatnya mengkonsumsi menu lele goreng ini.

Dengan memanfaatkan keahlian mengolah makanan, saat ini produk olahan lele semakin variatif, antara lain lele goreng saus cabai, lele kuah santan, lele goreng kremes, lele sambal mangga, lele bakar bumbu Bali, dan masih banyak lainnya, bahkan di wilayah tertentu lele telah diolah menjadi produk abon lele, kulit lele goreng, serta kerupuk dan keripik lele.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan dalam acara Pembukaan Pencanangan dan Kampanye Gerakan Makan Ikan di Denpasar pada tanggal 13 Juni 2010, hingga 2009 tercatat rata-rata tingkat konsumsi ikan nasional baru 30,17 kilogram per kapita per tahun atau lebih rendah dibanding pola pangan harapan yang seharusnya sebesar 31,4 kg.

Revitalisasi lele sampai akhir tahun 2009 menargetkan produksi sejumlah 175 ton atau meningkat rata-rata 21,64% per tahun. Sementara itu, permintaan lele juga terus meningkat dari 156 juta ekor pada tahun 1999 menjadi 360 juta ekor pada tahun 2003 atau meningkat rata-rata sebesar 46% per tahun. Kebutuhan benih lele hingga akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai 1,95 miliar ekor.

Berdasarkan informasi tersebut, maka terlihat bahwa kebutuhan masyarakat akan makanan yang sehat dengan harga terjangkau antara lain melalui hasil olahan ikan lele menyebabkan bisnis budidaya/pembesaran lele menjadi terbuka dan berdampak kepada semakin terbukanya pasar bagi ikan lele.

2.1.2. PenawaranPermintaan ikan lele yang semakin meningkat membuat peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran ikan lele. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi, antara lain terlihat melalui warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung kepada upaya pemenuhan kebutuhan akan ikan lele oleh para pengusaha pembudidayaan ikan lele. Kondisi ini membuat para pembudidaya ikan lele tidak membutuhkan usaha khusus untuk memasarkan produknya, karena lebih banyak pembeli yang datang langsung ke lokasi pembudidayaan dibandingkan upaya pembudidaya ikan menawarkan ke masyarakat.

Untuk satu siklus usaha pembudidayaan dengan jangka waktu antara 40-45 hari dapat menghasilkan ikan lele hingga 30.000 50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran. Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus tersebut sebagian besar ditawarkan/dijual dengan ukuran 5-6 cm. Tetapi pada proyek kali ini kami melakukan pembudidayaan dengan jangka waktu antara 3-4 bulan yang kemudian menghasilkan ikan lele dumbo berukuran 20-22 cm.

2.2. Aspek Pemasaran2.2.1. HargaUsaha pembudidayaan ikan lele merupakan kegiatan yang dilaksanakan pelaku usaha agar mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan mengedepankan aspek bisnis sebagai pilihan utama. Dengan tetap menerapkan prinsip ekonomi yang sehat dimana pengeluaran seefisien mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, usaha pembudidayaan ikan lele tetap harus mengikuti prosedur pemeliharaan ikan lele dengan baik dan lele memerlukan ketelatenan agar diperoleh ikan lele dengan kualitas yang baik.

Ikan lele yang dibudidayakan pada proyek ini memiliki ukuran panjang sekitar 20-22 cm (dibudidayakan selama 3-4 bulan), dan setiap delapan ekor ikan lele akan menghasilkan berat satu kilogram. Dan setiap kilogramnya kami hargai sebesar Rp. 9.000,-

2.2.2. Jalur Pemasaran ProdukSasaran pemasaran terkait erat dengan calon konsumen, jumlah permintaan hingga ketepatan waktu pemenuhan permintaan pasar. Konsumen yang selama ini menjadi target pasar pembudidaya ikan lele adalah pengusaha restoran atau warung-warung yang menjual ikan lele yang siap dikonsumsi, di wilayah sekitar atau bahkan hingga luar Jakarta Selatan dan Tangerang.

Untuk sampai di tangan konsumen ikan lele, rantai niaga ikan lele dapat dillakukan seperti gambar berikut :

Pedagang Pengumpul

(3)

Pedagang antar wilayahPembudidaya Ikan Lele

Restoran / warung (yang menjual ikan lele) / rumah tangga yang mengkonsumsi ikan lele(1)(2)

Gambar 2.1. Jalur pemasaran Ikan Lele

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pembudidaya memasarkan ikan lele kepada pembeli/konsumen yang datang ke lokasi dengan tujuan akhir konsumsi ikan lele. Untuk mencapai target sasaran akhir, paling tidak ada 3 (tiga) metode penjualan benih, yaitu :(1) Pembudidaya menjual langsung ke pengusaha restoran / warung yang menjual ikan lele siap dikonsumsi atau rumah tangga yang menjadi konsumen akhir.(2) Pembudidaya menjual ke pedagang pengumpul untuk selanjutnya dijual kembali ke pengusaha pengusaha restoran / warung yang menjual ikan lele siap dikonsumsi atau rumah tangga yang menjadi konsumen akhir.(3) Pedagang pengumpul akan menjual kepada pedagang antar wilayah sebelum dijual ke pengusaha pengusaha restoran / warung yang menjual ikan lele siap dikonsumsi atau rumah tangga yang menjadi konsumen akhir dan ini biasanya terjadi jika pengusaha pengusaha restoran / warung yang menjual ikan lele siap dikonsumsi atau rumah tangga yang menjadi konsumen akhir berlokasi jauh dari wilayah Tangerang.2.2.3. Strategi Bauran Pemasaran / Marketing Mix (4P)1. Strategi Produk (Product)Pada strategi ini, kami membuat produk dengan memiliki kualitas baik, yang biasanya dapat dilihat dengan adanya standar tentang umur, panjang dan bobot minimal. Contohnya dengan setiap ikan lele dumbo yang kami pasarkan memiliki ukuran yang sama, yaitu panjang 20-22 cm. Hal ini untuk membuat pelanggan (karena konsumen yang kami tuju adalah restoran / warung dsb.) dapat memaksimalkan keuntungan ketika mereka mengolah untuk dimasak kemudian dihidangkan kepada konsumennya.2. Strategi Harga (Price)Pada strategi ini, kami melakukan metode penetapan harga dengan memilih market penetration pricing. Artinya kami melihat harga pasar yang ada, dan menyesuaikan harga produk yang kami jual dengan harga yang sudah ada di pasar.3. Strategi Tempat (Place)Pada strategi ini, kami memilih tempat lokasi usaha pembudidayaan di Tangerang, karena lokasi tersebut terkena aliran sungai. Sehingga memudahkan untuk mendapatkan pengairan. Selain itu, di sekitar Tangerang dan Jakarta Selatan banyak rumah makan / restoran / warung-warung yang menjadi target dalam pemasaran ikan lele ini.4. Strategi Promosi (Promotion)Ada beberapa strategi yang digunakan di sini.a. Dari mulut ke mulut (word of mouth)Biasanya hal ini kami gunakan ketika ada seseorang yang datang langsung ke tempat kami kemudian membeli produk kami dan biasanya secara tidak langsung mereka akan mempromosikan produk kami kepada rekan rekan mereka yang juga membutuhkan produk kami.b. Langsung turun ke restoran dan warung warung makan (door to door)Dengan sistem ini kami ketempat tempat restoran yang memang menyediakan menu lele dan juga warung dan tenda makan.c. Melalui DisribusiDengan sistem ini kami secara langsung ke pasar pasar yang mau sebagai disributor produk lele.

2.2.4 Segmenting, Targeting Positioninga. SegmentingPada produk ikan lele ini, kami membuat dasar pensegmentasian berdasarkan demografis. Oleh karena itu kami mensegmentasikan pemasaran ikan lele ini pada daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi (seperti Tangerang dan Jakarta). Dimana dengan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, maka produk ikan lele yang memang bisa dibilang menjadi makanan yang sudah biasa dikonsumsi sehari-hari rasanya tidak akan mengalami kesulitan penjualan.b. TargetingPada produk ikan lele ini, kami membuat targeting pada restoran / rumah makan / warung yang menjual ikan lele siap konsumsi yang berada di Tangerang dan Jakarta Selatan.c. PositioningPada dasarnya disini kami mengidentifikasi apa yang menjadi keunggulan kompetitif dari produk kami. Keunggulan Kompetitif tersebut adalah: Produk yang dijual sudah pasti sehat, tidak terkena penyakit Memiliki standar pada semua produk ikan lele, yaitu memilki umur, panjang dan bobot minimal yang sama. Tidak memainkan harga (baik dengan relasi bisnis yang baru dan yang lama). Menjalin dengan baik hubungan dengan semua relasi bisnis.

2.3 KesimpulanPersaingan merupakan hal yang wajar dalam setiap kegiatan usaha yang menghasilkan suatu produk, tidak terkecuali pada sektor perikanan yang umumnya tidak mengenal monopoli karena semua pihak bebas bersaing di pasaran. Yang perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha adalah upaya menghasilkan produk dengan kualitas baik dan dapat diterima pasar secara luas.

Berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan, masing-masing pelaku usaha pembenihan ikan lele sudah memiliki pelanggan tersendiri (captive market) yang secara periodik mendatangi lokasi pembudidayaan untuk membeli ikan lele yang siap untuk diolah kemudian dijual kepada konsumen akhir.

Menurut kelompok kami proyek Pembudidayaan Lele Dumbo ini layak untuk dijalankan dari aspek pasar dan pemasaran karena produk ikan lele ini merupakan produk yang marketable. Dimana secara umum kami dapat menjamin bahwa lele ini banyak yang meminatinya karena daerah atau tempat yang menjadi sasaran pasar kami adalah daerah Tangerang dan Jakarta Selatan. Kenapa daerah tersebut? Karena daerah yang kami target kan adalah tempat tempat yang sangat banyak potensi pasarnya. Apalagi keberadaan ikan lele sangat digemari oleh warga sekitar.

BAB IIIASPEK TEKNIS PRODUKSI

3.1 Lokasi UsahaLokasi usaha pembudidayaan lele sebenarnya tidak membutuhkan suatu kondisi yang spesifik. Syarat utama yang harus dipenuhi suatu tempat untuk menjadi lokasi pembudidayaan ikan lele adalah adanya air, media ikan untuk hidup. Dimana hal yang terpenting adalah lokasi yang optimal dengan sumber kualitas dan kuantitas air yang baik dan sesuai serta tekstur tanah yang terletak di gang Damai, Ciputat, Tangerang. Namun demikian, air sekarang bukan lagi kendala, karena bisa diusahakan baik dari sumber alam maupun buatan. Seperti halnya kegiatan pembenihan ikan lele di Tangerang, sumber air untuk pembenihan lele berasal dari air sungai.

3.2. Fasilitas ProduksiSarana yang digunakan :1. Tiga buah Kolam sebesar 80m x 5m dengan ketinggian air 75-150 cm.2. Mesin pompa air (saat panen)3. Alat alat perikanan

3.3. Jumlah produksiBenih lele dumbo dengan ukuran 10-12cm sebanyak 12.000 ekor/kolamTotal 3 buah kolam yang digunakan untuk pembudidayaan lele dumbo mampu menampung 36.000 ekor. Dan untuk hasil produksi terkena tingkat mortalitas antara 10-15% sehingga untuk hasil mortalitas yaitu 15% X 36.000 ekor = 5400 ekor kemudian total produksi adalah 36.000 5400 = 30.600

3.4 Proses ProduksiKami memulai proses produksi dari proses pembesaran hingga panen.Hasil pendederan lele dumbo belum cukup dijadikan ikan konsumsi, karena ukurannya masih kecil, yakni baru mencapai 5-8 cm/ekor (pendederan pertama) atau 8-12 cm/ekor (pendederan kedua). Sementara itu, lele dumbo yang dinilai layak untuk dikonsumsi adalah jika telah mencapai jumlah 6-10/per kg. Karenanya, hasil pendederan perlu dipelihara lagi di kolam pembesaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pembesaran merupakan pemeliharaan lele dumbo hasil pendederan sampai mencapai ukuran konsumsi.

Masa pemeliharaan biasanya lebih lama dibandingkan dengan pendederan, yaitu sekitar 3-4 bulan atau tergantung dari permintaan pasar. Jika dalam waktu tertentu pasar sudah membutuhkan lele dumbo dan ukuran lele dumbo sudah layak jual, lele dumbo bisa dipanen untuk dijual.

Pembesaran lele dumbo dapat dilakukan di beberapa tempat, tergantung dari situasi dan kondisi, seperti di kolam tanah, kolam yang dasarnya tanah dengan dinding tembok, atau kolam yang semuanya ditembok. Jika dilihat dari sistem pengairan atau sumber air yang mengairi kolam pembesaran, kolam dapat dibagi menjadi dua. Yaitu kolam irigasi semiteknis dan kolam irigasi teknis. Di proyek kali ini, kami menggunakan kolam irigasi semi-teknis.

Sumber air kolam irigasi semi-teknis berasal dari air sungai, sedangkan pengisian air dan pengeringan kolam bisa diatur, sehingga kolam irigasi semi-teknis lebih mudah dalam pengaturan ketinggian air dan saat pemanenan.

Proses Pembesaran PersiapanSebelum penebaran benih, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu, kolam dikeringkan beberapa hari sampai permukaan dasar kolam retak-retak. Tujuannya untuk membunuh hama atau bibit-bibit penyakit yang ada di kolam tersebut dan untuk memudahkan pengolahan dasar kolam.

Pastikan saluran tengah atau kamalir dalam keadaan baik. Jika saluran tersebut sudah dangkal, sebaiknya segera diperdalam lagi, sehingga menyerupai bentuk saluran. Cara memperdalam kamalir ini adalah dengan menggali tanah yang menutupi saluran. Sementara itu, tanah bekas galiannya diratakan ke seluruh dasar kolam. Saluran tengah atau kamalir ini mutlak diperlukan karena akan mempermudah pemanenan.

Langkah selanjutnya adalah memupuk dasar tanah kolam untuk menumbuhkan makanan alami. Kolam dipupuk dengan pupuk kandang berupa kotoran ayam sebanyak 400 gram/m2, TSP dan urea masing-masing 10 gram/m2, dan kapur sebanyak 15 gram/m2. Dosis ini bisa berubah tergantung dari kesuburan lahan kolam. Pengisian air bertahap sampai mencapai ketinggian 75-150 cm. Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau.Penyakit pada ikan lelemudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular. Perlu disediakan pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup. Penebaran BenihPenebaran benih dilakukan setelah empat hari dari pemupukan saat pakan alami telah tumbuh. Kepadatan benih yang ditebar 50 ekor/m2 untuk yang berukuran 8-12 cm dan 60-70 ekor/m2 untuk benih yang berukuran 5-8 cm. Benih ditebarkan pada pagi atau sore hari saat suhu rendah. Jika berasal dari tempat lain sebelum ditebarkan, benih lele diadaptasikan terlebih dahulu beberapa menit agar tidak stress.

PemeliharaanPemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele dumbo lebih cepat.

Untuk memacu pertumbuhan selama pemeliharaan, lele dumbo diberi pakan tambahan. Pakan buatan seperti pelet dan pakan alternatif dapat diberikan. Pakan alternatif yang bisa diberikan kepada lele dumbo berupa ikan-ikan rucah atau ikan-ikan laut yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi manusia. Di samping itu, binatang air yang biasanya merusak tanaman padi, seperti keong mas dan bekicot juga bisa diberikan. Limbah pemindangan, limbah peternakan ayam, bahkan bangkai ayam bisa menjadi pakan alternatif untuk lele dumbo.

Jika pakan yang diberikan berupa pakan buatan seperti pelet, pemberiannya dilakukan pada pagi, sore, dan malam hari sebanyak 3-5 % per hari dihitung dari jumlah atau bobot lele dumbo yang dipelihara. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap agar setiap ekor lele dumbo memperoleh pakan dalam jumlah yang mencukupi. Pemberian pakan secara asal-asalan bisa mempengaruhi pertumbuhan lele, sehingga ukuran lele yang yang dipanen tidak rata. Hal ini disebabkan lele yang hanya sedikit mendapatkan pakan tentu pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan yang mendapatkan pakan dalam jumlah yang cukup.

Pakan alternatif sebagian dapat diberikan langsung kepada lele dumbo. Bisa pula diolah terlebih dahulu. Pakan alternatif yang dapat diberikan langsung berupa ikan rucah. Pakan berupa keong mas atau bekicot harus diolah terlebih dahulu dengan cara direbus untuk memisahkan daging dengan cangkangnya. Limbah peternakan ayam berupa bangkai ayam diberikan setelah terlebih dahulu dibakar untuk menghilangkan bulu ayam.

Selain pemberian pakan, pengontrolan mutlak dilakukan untuk menghindari serangan hama atau penyakit. Hama yang biasanya menyerang di kolam pembesaran adalah biawak. Pencegahan dapat dilakukan dengan pengontrolan ke sekeliling kolam atau dengan membersihkan sekitar kolam dari semal-semak yang dapat dijadikan sarang biawak. Lama pemeliharaan lele dumbo di kolam pembesaran 3-4 bulan.

Proses PemanenanPemanenan merupakan bagian akhir dari kegiatan pembesaran. Cara pemanenan bisa menentukan kualitas lele. Cara pemanenan yang baik dan sesuai dengan yang dianjurkan akan menghasilkan lele dumbo yang berkualitas baik pula, yakni lele dalam kondisi hidup, tidak cacat, dan tidak luka-luka. Lele yang berkualitas seperti itu harganya tentu lebih tinggi dibandingkan dengan lele yang telah mati dan penuh luka-luka.

Teknik pemanenan lele dumbo yang baik sebagai berikut.1. Mula-mula kolam dikeringkan secara bertahap pada pagi hari menggunakan pompa isap hingga air hanya tersisa di kamalir. 2. Lele dumbo yang ada di kamalir digiring ke arah yang paling rendah pada pintu pengeluaran, hingga semuanya terkumpul.3. Lele dumbo ditangkap menggunakan sair atau alat tangkap lainnya. Dalam hal ini harus dihindari terjadinya luka-luka pada lele dumbo. 4. Lele ditampung di bak yang airnya mengalir agar badannya bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.5. Lele dumbo dibiarkan beberapa jam, selanjutnya siap dipasarkan atau diangkut ke pasar menggunakan tong plastik atau alat angkut lain.

Tingkat kelangsungan hidup lele dumbo sangat tergantung dari pengelolaan selama pemeliharaan. Mortalitas atau tingkat kehilangan atau kematian lele selama pembesaran relatif sedikit, yakni 5-10 % dari total yang dipelihara.

3.5. KesimpulanMenurut kami, proyek Pembudidayaan Lele Dumbo ini layak untuk dijalankan dari aspek teknis produksi karena secara teknis proyek ini dapat dilakukan. Dan proyek pembudidayaan ikan lele ini merupakan proyek yang sustainable / berkelanjutan, karena hasil dari pembudidayaan sebelumnya dapat menghasilkan benih untuk periode berikutnya, dan juga peralatan-peralatan yang dipakai di periode sebelumnya dapat dipakai kembali.

BAB IVASPEK MANAJEMEN

4.1. Jenis pekerjaan yang diperlukan Penjaga / KaryawanTugasnya adalah memberi makan lele kemudian mengukur ketinggian air serta menjaga kolam apabila ada hama atau ada pencuri. Pada saat waktu panen tugasnya yaitu memisahkan ukuran lele yang layak dijual. PemanenTugasnya adalah mereka hanya datang pada saat panen lele dengan mengeringkan kolam kemudian mengumpulkan lele yang akan dipanen.

4.2. Persyaratan yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan Penjaga / Karyawana. Sehat jasmani dan rohanib. mau bekerja dalam waktu penuh (8 jam kerja)c. mampu menjalankan tugas dengan baikd. mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitare. mau tinggal di lokasi Pemanena. Sehat jasmani dan rohanib. mampu menjalankan tugas dengan baik

4.3. Cara memperoleh tenaga kerjaKami melakukan perekrutan tenaga kerja, dengan cara mencari tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, sehingga orang yang kami rekrut mengenal lingkungan sekitar dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan lingkungan kerja.

4.4. Rincian Kegiatan- Pembelian Benih- Persiapan KolamPengeringan Kolam, pemupukan dasar kolam, pengisian air- Penaburan Benih- PemeliharaanPemberian pakan, pengontrolan terhadap hama dan penyakit.- PemanenanPengeringan kolam, penangkapan lele, pengangkutan lele untuk dijual.

4.5. Waktu yang dibutuhkan- pembelian benih dan pengiriman (1 hari)- persiapan kolam (2 hari sebelum pembelian benih)- penaburan benih (ketika benih tiba di tempat langsung di masukkan ke dalam kolam)- pemeliharaan (sekitar 3-4 bulan)- pemanenan (sekitar 3 hari)

4.6. KesimpulanMenurut kami, proyek Pembudidayaan Lele Dumbo ini layak untuk dijalankan dari aspek manajemen karena dari sudut pandang manajemen, proyek ini merupakan bisnis yang efektif dan efisien.

BAB VASPEK KEUANGAN

Untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank maka perlu dilakukan analisa aspek keuangan. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usaha pembudidayaan ikan lele dumbo.

5.1.Dana yang dibuthkan untuk investasi per tahun (setahun = 4x periode panen)a. Kebutuhan Investasi Sewa 3 kolam/tahunRp. 2.500.000 Sewa Mesin pompa saat panen (4x panen/tahun)Rp. 8.000.000 Alat-alat perikanan (jaring) Rp. 200.000 Pembuatan saung 1 buahRp.1.500.000 Bibit lele dumbo 36.000 ekor @ Rp. 200 (4x panen/tahun)Rp. 28.800.000b. Kebutuhan Modal Kerja Pupuk kotoran ayam 12 karung @ Rp. 5.000/tahunRp. 240.000 Pupuk urea 15 kg @ Rp. 2.000/tahunRp.120.000 Pelet (butiran) 1100 kg @ Rp. 3.500/tahunRp. 15.400.000 Dedak halus 1500 kg @ Rp. 900/tahunRp. 5.400.000 Pembayaran listrik/tahunRp. 600.000 Obat pembibitan/tahun Rp.4.000.000 Tenaga kerja tetapRp. 4.800.0001 orang x Rp. 400.000 Tenaga kerja pemanen 5 orang/tahun Rp. 5.000.000JumlahRp.78.560.000

5.2. Sumber dana Kami membuat perencanaan sumber dana didapatkan melalui kredit bank sebesar Rp 40.000.000,- dengan suku bunga 10% per tahun dan jangka waktu pengembaliannya adalah dua tahun. Sedangkan sisanya berasal dari modal sendiri yaitu sebesar Rp. 38.560.000,-5.3. Perkiraan PenghasilanLele dumbo yang dihasilkan saat periode panen dengan ukuran 20-22 cm berjumlah 30.600 ekor. Kemudian dengan ukuran satu kilogram berjumlah sekitar 8 ekor, maka jumlah lele dumbo yang didapatkan sebesar 30.600 = 3.825 kg.8Total penerimaan yang didapat adalah sebesar 3.825 x 9.000 (harga jual / kg) yaitu Rp. 34.425.000 (belum dipotong pajak). Ini merupakan total penerimaan / penghasilan per periode panen, dimana dalam satu tahun dilakukan sekitar empat kali panen. Sehingga total penghasilan per tahun adalah Rp. 34.425.000 x 4 = Rp. 137.700.000 (belum dihitung pajak). Jika dihitung sesudah pajak, dengan tarif 10 % maka jumlah penghasilan bersihnya adalah (Rp. 137.700.000-Rp. 13.770.000= Rp. 123.930.000). Tabel 5.1. Komponen dan struktur kebutuhan biaya proyekNoKomponen Biaya ProyekPersentaseTotal Biaya

1Biaya InvestasiRp.78.560.000

a. Kredit50,91 %Rp. 40.000.000

b. Modal sendiri49,09 %Rp. 38.560.000

5.4. Penjadwalan pembayaran utangPinjaman BankRp. 40.000.000Bunga 10 % =Rp. 4.000.000__ + Rp. 44.000.000,-

5.5. Total penghasilan kotor setelah dipotong pinjaman berikut bunganyaRp. 123.930.000Rp. 44.000.000 -Rp. 79.930.000

5.6. Total laba bersih setelah dipotong modalRp. 79.930.000Rp. 38.560.000 Rp. 41.370.000

5.7.Average Rate Of ReturnMetode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasiRumus : ARR = Laba setelah pajak : Average Invesment x 100%= Rp. 41.370.000 : Rp. 78.560.000 x 100 %= 52,66 %

5.8Payback PeriodMetode ini mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali, satuannya waktu.Rumus : PP = Nilai investasi : Cash in Flow x 1 tahun= Rp. 78.560.000 : Rp. 137.700.000 x 1 Tahun= 0,57

5.9. KesimpulanMenurut kami, proyek Pembudidayaan Lele Dumbo ini layak untuk dijalankan dari aspek keuangan karena secara finansial proyek ini profitable. Artinya proyek ini menguntungkan, dan berhasil mengembalikan modal pada tahun pertama. Dan pada proyek tahun kedua, kami tidak perlu pinjaman dari bank lagi.