tugas pkn 12
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
MADRASAH ALIYAH NEGERI KRECEKMADRASAH ALIYAH NEGERI KRECEK
2
3.
1. Sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara
2. Fungsi pokok Pancasila
3. Pancasila sebagai ideologi terbuka
STANDAR KOMPETENSI 1STANDAR KOMPETENSI 1
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbukaKompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbuka
PERTEMUAN ke 1PERTEMUAN ke 1
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
A. PancasilaA. Pancasila
4
1. Sejarah Singkat Pancasila1. Sejarah Singkat PancasilaSejarah Pancasila diawali dengan terbentuknya BPUPKI tanggal 29 April 1945, dilantik tanggal 28 Mei 1945, dengan ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dua orang Wakil : Ichibangase (Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60 orang. Dengan tugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei – 1 juni 1945Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila dan sidang ke dua tanggal 10 – 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD
Sejarah Pancasila diawali dengan terbentuknya BPUPKI tanggal 29 April 1945, dilantik tanggal 28 Mei 1945, dengan ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dua orang Wakil : Ichibangase (Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60 orang. Dengan tugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei – 1 juni 1945Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila dan sidang ke dua tanggal 10 – 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD
5.
RUMUSAN PANCASILA SELAMA SIDANG BPUPKI :Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lewat pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 1. Peri kebangsaan2. Peri kemanusiaan3. Peri ke-Tuhanan4. Peri kerakyatan5. Kesejahteraan rakyat
Mr. Mohammad Yamin dalam penyerahan naskah Rancangan UUD dalam bagian Pembukaannya (dalam bentuk tertulis) terdapat rumusan lima dasar negara yaitu1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kebangsaan, Persatuan Indonesia3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permuasyaratan perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Prof. Soepomo dalam pidatonya tanggal 31 Mei 1945 :1. Paham negara kesatuan2. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap saat ingat kepada Tuhan3. Sistim Badan permusyawaratan4. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan5. Hubungan antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya
RUMUSAN PANCASILA SELAMA SIDANG BPUPKI :Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lewat pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 1. Peri kebangsaan2. Peri kemanusiaan3. Peri ke-Tuhanan4. Peri kerakyatan5. Kesejahteraan rakyat
Mr. Mohammad Yamin dalam penyerahan naskah Rancangan UUD dalam bagian Pembukaannya (dalam bentuk tertulis) terdapat rumusan lima dasar negara yaitu1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kebangsaan, Persatuan Indonesia3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permuasyaratan perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Prof. Soepomo dalam pidatonya tanggal 31 Mei 1945 :1. Paham negara kesatuan2. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap saat ingat kepada Tuhan3. Sistim Badan permusyawaratan4. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan5. Hubungan antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya
6 Ir. Soekarno dalam pidatonya 1 juni 1945 selain menyampaikan rumusan dasar negara juga menyampaikan istilah Pancasila sebagai dasar negara1. Kebangsaan Indonesia2. Internasionalisme atau Peri kemanusiaan3. Mufakat atau Demokrasi4. Kesejahteraan sosial5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan di luar sidang BPUPKI yaitu tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil yang Berjumlah 9 orang termasuk ketuanya Ir. Soekarno berhasil membuat rancangan Pembukaan UUD yg terkenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter) memuat rumusan dasar negara:1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya2. Kemanusiaan yang adil dan beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ir. Soekarno dalam pidatonya 1 juni 1945 selain menyampaikan rumusan dasar negara juga menyampaikan istilah Pancasila sebagai dasar negara1. Kebangsaan Indonesia2. Internasionalisme atau Peri kemanusiaan3. Mufakat atau Demokrasi4. Kesejahteraan sosial5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan di luar sidang BPUPKI yaitu tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil yang Berjumlah 9 orang termasuk ketuanya Ir. Soekarno berhasil membuat rancangan Pembukaan UUD yg terkenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter) memuat rumusan dasar negara:1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya2. Kemanusiaan yang adil dan beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya untuk mempersiapkan kemerdekaan makaPada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta. Badan yang mula-mula sebagai bentukan Jepang.Setelah Proklamasi Kemedekaan 17 Agustus 1945 disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota baru. Selanjutnya badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan nasional Indonesia
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya untuk mempersiapkan kemerdekaan makaPada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta. Badan yang mula-mula sebagai bentukan Jepang.Setelah Proklamasi Kemedekaan 17 Agustus 1945 disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota baru. Selanjutnya badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan nasional Indonesia
Sehari setelah kemedekaan Indonesia, PPKI bersidang untuk pertama kalinya denganmenghasilkan :1. Pancasila sebagai dasar negara, yang terdapat dalam Pembukaan UUD 19452. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 19453. Ir. Soekarno dan Drs. M Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
Sehari setelah kemedekaan Indonesia, PPKI bersidang untuk pertama kalinya denganmenghasilkan :1. Pancasila sebagai dasar negara, yang terdapat dalam Pembukaan UUD 19452. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 19453. Ir. Soekarno dan Drs. M Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
2. Fungsi Ideologi Pancasila2. Fungsi Ideologi Pancasila
Fungsi Ideologi Pancasila
Fungsi Ideologi Pancasila
Struktur kognitif artinya :keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan landasan untuk memahami danmenafsirkan dunia dan kejadian-kejadian alam
Struktur kognitif artinya :keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan landasan untuk memahami danmenafsirkan dunia dan kejadian-kejadian alam
Orientasi dasar dengan membuka wawasan yangmemberikan makna serta menunjukkan tujuan dalamkehidupan manusia
Orientasi dasar dengan membuka wawasan yangmemberikan makna serta menunjukkan tujuan dalamkehidupan manusia
Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagiseseorang untuk melangkah dan bertindakNorma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagiseseorang untuk melangkah dan bertindak
Bekal & jalan bagi seseorang utk menemukan identitasnyaBekal & jalan bagi seseorang utk menemukan identitasnya
Kekuatan yang mampu memberikan semangat sertamendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencari tujuan
Kekuatan yang mampu memberikan semangat sertamendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencari tujuan
Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untukmemahami, menghayati serta melaksanakan tingkahlakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma
Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untukmemahami, menghayati serta melaksanakan tingkahlakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma
7
11
22
33
8
DISKUSIKANLAHDISKUSIKANLAH
Apakah yang melatar belakangi penjajahan Jepang bersedia akanmemberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk BPUPKI ?
Apakah yang melatar belakangi penjajahan Jepang bersedia akanmemberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk BPUPKI ?
Berhasilkah BPUPKI melaksanakan tugasnya dan apa buktinya ? Berhasilkah BPUPKI melaksanakan tugasnya dan apa buktinya ?
Pada waktu UUD 1945 diamandemen oleh MPR dimasa Reformasi. Kenapa MPR tidak melakukan amandemen terhadap PembukaanUD 1945 ?
Pada waktu UUD 1945 diamandemen oleh MPR dimasa Reformasi. Kenapa MPR tidak melakukan amandemen terhadap PembukaanUD 1945 ?
11
22
33
9 JAWABANJAWABAN
Karena Jepang terus mengalami kekalahan dalam melawan sekutu di bawah pimpinan AS dalam perang Asia Timur Raya dan selanjutnyamenarik simpati bangsa Indonesia untuk membantu Jepang dengan janji bersedia memberikan kemerdekaan
Karena Jepang terus mengalami kekalahan dalam melawan sekutu di bawah pimpinan AS dalam perang Asia Timur Raya dan selanjutnyamenarik simpati bangsa Indonesia untuk membantu Jepang dengan janji bersedia memberikan kemerdekaan
Berhasil. Buktinya : 1. rancangan rumusan dasar negara (Pancasila), 2. rancangan rumusan UUD
Berhasil. Buktinya : 1. rancangan rumusan dasar negara (Pancasila), 2. rancangan rumusan UUD
Karena amandemen terhadap Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran terhadap negara Proklamasi Kemerdekaan RI17 Agustus 1945, sebab Pembukaan UUD 1945 memuat pokok kaidahnegara yang fundamental yaitu Pancasila sebagai dasar negara
Karena amandemen terhadap Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran terhadap negara Proklamasi Kemerdekaan RI17 Agustus 1945, sebab Pembukaan UUD 1945 memuat pokok kaidahnegara yang fundamental yaitu Pancasila sebagai dasar negara
10
11
STANDAR KOMPETENSI 1STANDAR KOMPETENSI 1
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbukaKompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbuka
PERTEMUAN ke 2PERTEMUAN ke 2
12
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Menurut Frans Magnis Suseno Menurut Frans Magnis Suseno
IDEOLOGI TERTUTUPIDEOLOGI TERTUTUP
IDEOLOGI TERBUKAIDEOLOGI TERBUKA
IDEOLOGIIDEOLOGI
13a. nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi merupakan cita-cita sekelompok orang untuk mengubah dan memper- baharui masyarakat atau bangsa. Jadi bukan berasal dari masyarakat atau bangsa, namun berasal dari sekelom- pok orang yang punya kepentingan
a. nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi merupakan cita-cita sekelompok orang untuk mengubah dan memper- baharui masyarakat atau bangsa. Jadi bukan berasal dari masyarakat atau bangsa, namun berasal dari sekelom- pok orang yang punya kepentingan
b. adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebutb. adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebut
C. isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak
C. isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak
CiRi
–
CiRi
IDeo
Logi
Ter
Tu
tup
CiRi
–
CiRi
IDeo
Logi
Ter
Tu
tup
14a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dari moral budaya masyarakatnya sendiri
a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dari moral budaya masyarakatnya sendiri
b. ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari musyawarah dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri
b. ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari musyawarah dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri
c. nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional c. nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional
Ciri
-
Ciri
Ideo
Logi
Ter
tutup
Ciri
-
Ciri
Ideo
Logi
Ter
tutup
15 Maksud dari Pancasila sebagai Ideologi TerbukaMaksud dari Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Bahwa setiap warga negara Indonesia mendapat kesempatan yang sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berhak mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional
Bahwa setiap warga negara Indonesia mendapat kesempatan yang sama untuk memikirkan, bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berhak mengembangkannya terus menerus melalui kesepakatan nasional
Alasan
Pancasila
Sebagai
Ideologi
Terbuka
Alasan
Pancasila
Sebagai
Ideologi
Terbuka
Digali dari kepribadian bangsa sendiri yang terdiri dari kekeluargaan,gotong royong, musyawarah mufakat, ada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
Digali dari kepribadian bangsa sendiri yang terdiri dari kekeluargaan,gotong royong, musyawarah mufakat, ada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
Nilainya merupakan kesepakatan seluruh bangsa Indonesia yangdiwakili oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia) sewaktu merancang dan merumuskanPancasila sebagai dasar negara dan Rancangan UUD. Dan ditetapkanoleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 18 Agustus 1945.Jadi bukan merupakan hasil paksaan atau keyakinan perseorangan atausekelompok orang.
Nilainya merupakan kesepakatan seluruh bangsa Indonesia yangdiwakili oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia) sewaktu merancang dan merumuskanPancasila sebagai dasar negara dan Rancangan UUD. Dan ditetapkanoleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 18 Agustus 1945.Jadi bukan merupakan hasil paksaan atau keyakinan perseorangan atausekelompok orang.
Isinya tidak langsung operasinal tetapi hanya memuat pokok-pokoknyasaja. Sila-sila Pancasila hanya garis besarnya saja penjabarannya lebihlanjut dalam UUD dan lebih operasional lagi ke dalam perundang-undangan di bawahnya, sehingga lebih mudah membuat, merubahdan mencabutnya.
Isinya tidak langsung operasinal tetapi hanya memuat pokok-pokoknyasaja. Sila-sila Pancasila hanya garis besarnya saja penjabarannya lebihlanjut dalam UUD dan lebih operasional lagi ke dalam perundang-undangan di bawahnya, sehingga lebih mudah membuat, merubahdan mencabutnya.
16
Faktor-faktor yang mendorong pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka :
1. Kenyataan bahwa proses pembangunan dan dinamika masyarakat bekembang dengan amat cepat. Seperti misalnya pada awal abad ke 21, peran besar dibidang ekonomi tidak lagi dipegang sepenuhnya oleh negara dan pemerintah karena kompleksitasnya relatif lamban untuk menangani kecepatan perkembangan ekonomi dan perkembangan masyarakat akan sangat terasa pada era globalisasi, oleh karenanya peranan swasta sangat besar, gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis.
2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti Marxisme-Leninisme-Komunisme. Jika dengan ideologi terbuka pada dasarnya kita maksudkan ideologi yang berinteraksi secara dinamis dengan perkembangan lingkungan sekitarnya dan dengan dunia luar. Bubarnya negara besar seperti Uni Sovyet yang menganut ideologi tertutup menyebabkan kita harus hati-hati di dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila sehingga menjadi ideologi terbuka. Ideologi tertutup mengantarkan bubarnya negara Uni Sovyet. Walaupun demikian Rusia dan negara-negara Eropa Timur sebagai negara pecahan dari sekutu Uni Sovyet telah sadar dan perlu banyak berinteraksi dengan negara barat
3. Pengalaman sejarah politik negara kita di masa lampau (masa orde lama) sewaktu masih besarnya pengaruh komunis yang menganut ideologi tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Dalam suasana kekakuan seperti itu, Pancasila tidak lagi tampil sebagai ideologi yang dijadikan acuan bersama atau pandangan hidup bangsa, tetapi dipergunakan sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Kebijakan pemerintah disaat itu menjadi bersifat absolut, dengan konsekuensi perbedaan pendapat menjadikan alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.
4.Tekad kita untuk menjadikan satu-satunya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dasar pemikiran ini adalah wajar karena Pancasila telah terbukti cukup ampuh dan sakti di dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman dan gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Faktor-faktor yang mendorong pemikiran tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka :
1. Kenyataan bahwa proses pembangunan dan dinamika masyarakat bekembang dengan amat cepat. Seperti misalnya pada awal abad ke 21, peran besar dibidang ekonomi tidak lagi dipegang sepenuhnya oleh negara dan pemerintah karena kompleksitasnya relatif lamban untuk menangani kecepatan perkembangan ekonomi dan perkembangan masyarakat akan sangat terasa pada era globalisasi, oleh karenanya peranan swasta sangat besar, gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis.
2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti Marxisme-Leninisme-Komunisme. Jika dengan ideologi terbuka pada dasarnya kita maksudkan ideologi yang berinteraksi secara dinamis dengan perkembangan lingkungan sekitarnya dan dengan dunia luar. Bubarnya negara besar seperti Uni Sovyet yang menganut ideologi tertutup menyebabkan kita harus hati-hati di dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila sehingga menjadi ideologi terbuka. Ideologi tertutup mengantarkan bubarnya negara Uni Sovyet. Walaupun demikian Rusia dan negara-negara Eropa Timur sebagai negara pecahan dari sekutu Uni Sovyet telah sadar dan perlu banyak berinteraksi dengan negara barat
3. Pengalaman sejarah politik negara kita di masa lampau (masa orde lama) sewaktu masih besarnya pengaruh komunis yang menganut ideologi tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Dalam suasana kekakuan seperti itu, Pancasila tidak lagi tampil sebagai ideologi yang dijadikan acuan bersama atau pandangan hidup bangsa, tetapi dipergunakan sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Kebijakan pemerintah disaat itu menjadi bersifat absolut, dengan konsekuensi perbedaan pendapat menjadikan alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.
4.Tekad kita untuk menjadikan satu-satunya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dasar pemikiran ini adalah wajar karena Pancasila telah terbukti cukup ampuh dan sakti di dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman dan gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
17
Diskuskanlah
1. Kenapa Pancasila termasuk ideologi terbuka ?
2. Apakah dengan keterbukaan idiologi Pancasila itu berarti segala nilai yang masuk dari luar akan ditampung atau diserap oleh Pancasila ?
3. Klasifikasikan faktor-faktor yang mendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal !
Diskuskanlah
1. Kenapa Pancasila termasuk ideologi terbuka ?
2. Apakah dengan keterbukaan idiologi Pancasila itu berarti segala nilai yang masuk dari luar akan ditampung atau diserap oleh Pancasila ?
3. Klasifikasikan faktor-faktor yang mendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal !
J a w a b a n
1. Pancasila sebagai ideologi terbuka karena : digali dari kepribadian bangsa sendiri yang terdiri dari kekeluargaan ,gotong royong, musyawarah mufakat, ada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Nilainya merupakan kesepakatan seluruh bangsa Indonesia yang diwakili oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sewaktu merancang dan merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dan Rancangan UUD. Dan ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 18 Agustus 1945. Jadi bukan merupakan hasil paksaan atau keyakinan perseorangan atau sekelompok orang. Isinya tidak langsung operasinal tetapi hanya memuat pokok-pokoknya saja. Sila-sila Pancasila hanya garis besarnya saja penjabarannya lebih lanjut dalam UUD dan lebih operasional lagi ke dalam perundang-undangan di bawahnya, sehingga lebih mudah membuat, merubah dan mencabutnya
2. Tidak, Sebab segala sesuatu (nilai) yang datang dari luar akan disaring terlebih dahulu dengan nilai-nilai yang kandung dalam Pancasila
J a w a b a n
1. Pancasila sebagai ideologi terbuka karena : digali dari kepribadian bangsa sendiri yang terdiri dari kekeluargaan ,gotong royong, musyawarah mufakat, ada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Nilainya merupakan kesepakatan seluruh bangsa Indonesia yang diwakili oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sewaktu merancang dan merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dan Rancangan UUD. Dan ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 18 Agustus 1945. Jadi bukan merupakan hasil paksaan atau keyakinan perseorangan atau sekelompok orang. Isinya tidak langsung operasinal tetapi hanya memuat pokok-pokoknya saja. Sila-sila Pancasila hanya garis besarnya saja penjabarannya lebih lanjut dalam UUD dan lebih operasional lagi ke dalam perundang-undangan di bawahnya, sehingga lebih mudah membuat, merubah dan mencabutnya
2. Tidak, Sebab segala sesuatu (nilai) yang datang dari luar akan disaring terlebih dahulu dengan nilai-nilai yang kandung dalam Pancasila
18
19
1. Faktor internal :
1. Kenyataan bahwa proses pembangunan dan dinamika masyarakat bekembang dengan amat cepat. Seperti misalnya pada awal abad ke 21, peran besar dibidang ekonomi tidak lagi dipegang sepenuhnya oleh negara dan pemerintah karena kompleksitasnya relatif lamban untuk menangani kecepatan perkembangan ekonomi dan perkembangan masyarakat akan sangat terasa pada era globalisasi, oleh karenanya peranan swasta sangat besar, gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis.2. Pengalaman sejarah politik negara kita di masa lampau (masa orde lama) sewaktu masih besarnya pengaruh komunis yang menganut ideologi tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Dalam suasana kekakuan seperti itu, Pancasila tidak lagi tampil sebagai ideologi yang dijadikan acuan bersama atau pandangan hidup bangsa, tetapi dipergunakan sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Kebijakan pemerintah disaat itu menjadi bersifat absolut, dengan konsekuensi perbedaan pendapat menjadikan alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.3. Tekad kita untuk menjadikan satu-satunya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dasar pemikiran ini adalah wajar karena Pancasila telah terbukti cukup ampuh dan sakti di dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman dan gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Faktor eksternal :
1. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti Marxisme-Leninisme-Komunisme. Bubarnya negara besar seperti Uni Sovyet yang menganut ideologi tertutup menyebabkan kita harus hati-hati di dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila sehingga menjadi ideologi terbuka.
1. Faktor internal :
1. Kenyataan bahwa proses pembangunan dan dinamika masyarakat bekembang dengan amat cepat. Seperti misalnya pada awal abad ke 21, peran besar dibidang ekonomi tidak lagi dipegang sepenuhnya oleh negara dan pemerintah karena kompleksitasnya relatif lamban untuk menangani kecepatan perkembangan ekonomi dan perkembangan masyarakat akan sangat terasa pada era globalisasi, oleh karenanya peranan swasta sangat besar, gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis.2. Pengalaman sejarah politik negara kita di masa lampau (masa orde lama) sewaktu masih besarnya pengaruh komunis yang menganut ideologi tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Dalam suasana kekakuan seperti itu, Pancasila tidak lagi tampil sebagai ideologi yang dijadikan acuan bersama atau pandangan hidup bangsa, tetapi dipergunakan sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Kebijakan pemerintah disaat itu menjadi bersifat absolut, dengan konsekuensi perbedaan pendapat menjadikan alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.3. Tekad kita untuk menjadikan satu-satunya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Dasar pemikiran ini adalah wajar karena Pancasila telah terbukti cukup ampuh dan sakti di dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman dan gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Faktor eksternal :
1. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti Marxisme-Leninisme-Komunisme. Bubarnya negara besar seperti Uni Sovyet yang menganut ideologi tertutup menyebabkan kita harus hati-hati di dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila sehingga menjadi ideologi terbuka.
Jawaban LanjutanJawaban Lanjutan
20
21
STANDAR KOMPETENSI 1STANDAR KOMPETENSI 1Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanKompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
PERTEMUAN ke 3PERTEMUAN ke 3
22
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
B. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma B. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma
1. Pancasila sebagai Sumber Nilai1. Pancasila sebagai Sumber Nilai
23 1. nilai kebenaran 1. nilai kebenaran
2. nilai keindahan atau aestetika 2. nilai keindahan atau aestetika
3. nilai moral atau etika 3. nilai moral atau etika
4. nilai religius 4. nilai religius
5. nilai material 5. nilai material
Pancasila
sumber
nilai
Pancasila
sumber
nilai
Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro, SH. Membagi nilai menjadi tiga 24 1. Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas, alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan lantai
1. Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas, alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan lantai2. Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, termasuk makan dan minum
2. Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, termasuk makan dan minum 3. Nilai Kerohaniaan yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, agama sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah
3. Nilai Kerohaniaan yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, agama sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah
25 Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius a l :
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang
Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya
yang suci2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua
perintah- Nya dan menjauhi segala larangan-Nya3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius a l :
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang
Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya
yang suci2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua
perintah- Nya dan menjauhi segala larangan-Nya3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, a l :
1. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia3. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa,
dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan4. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III,
IV dan V
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, a l :
1. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia3. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa,
dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan4. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III,
IV dan V
26 Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan
bangsa, a l :
1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
2. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia3. Pengakuan terhadap ke “ Bhinneka Tunggal Ika “ an suku bangsa
(etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan
arah dalam pembinaan kesatuan bangsa4. Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan
meliputi sila IV dan V
Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan bangsa, a l :
1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
2. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia3. Pengakuan terhadap ke “ Bhinneka Tunggal Ika “ an suku bangsa
(etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan
arah dalam pembinaan kesatuan bangsa4. Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan
meliputi sila IV dan V
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain :
1. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat2. Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal
sehat3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil
rakyat5. Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan
menjiwai sila V
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain :
1. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat2. Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal
sehat3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil
rakyat5. Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan
menjiwai sila V
27 Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain :
1. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat IndonesiaKeadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAMCita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata
bagi seluruh rakyat IndonesiaKeseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lainCinta akan kemajuan dan pembangunanNilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain :
1. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat IndonesiaKeadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAMCita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata
bagi seluruh rakyat IndonesiaKeseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lainCinta akan kemajuan dan pembangunanNilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV
Nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat obyektif dan subyektif :
Nilai Pancasila bersifat obyektif, karena sesuai dengan obyeknya atau kenyataannya dan bersifat umum atau universal.
Nilai Pancasila dikatakan bersifat subyektif, karena sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat obyektif dan subyektif :
Nilai Pancasila bersifat obyektif, karena sesuai dengan obyeknya atau kenyataannya dan bersifat umum atau universal.
Nilai Pancasila dikatakan bersifat subyektif, karena sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia
28Paham negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa danseluruh tumpah darah Indonesia; negara mengatasi segala paham golongandan perseorangan; negara yang mengatasi segala kepercayaan agama
Paham negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa danseluruh tumpah darah Indonesia; negara mengatasi segala paham golongandan perseorangan; negara yang mengatasi segala kepercayaan agama
Negara yang berkedaulatan yang berdasar atas kerakyatan danPermusyawaratan perwakilanNegara yang berkedaulatan yang berdasar atas kerakyatan danPermusyawaratan perwakilan
Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradabNegara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab
Mencita-citakan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adildan makmurMencita-citakan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adildan makmur
Semangat perjuangan dalam mencapai cita-citanyaSemangat perjuangan dalam mencapai cita-citanya
Tujuan negara, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Tujuan negara, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Menentang penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanu-siaan dan perikeadilanMenentang penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanu-siaan dan perikeadilan
Nilai-nilaiPancasilayg tdptdalam Pemb.UUD 1945
Nilai-nilaiPancasilayg tdptdalam Pemb.UUD 1945
D I S K U S I K A N L A HD I S K U S I K A N L A H
1. Bagaimanakah manusia mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rokhaniah ? 1. Bagaimanakah manusia mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rokhaniah ?
2. Apakah yang menyebabkan setiap orang sangat relatif dalam menilai kecantikan seseorang ? 2. Apakah yang menyebabkan setiap orang sangat relatif dalam menilai kecantikan seseorang ?
29
3. Apakah yang menyebabkan Pancasila dikatakan memiliki nilai bersifat obyektif dan subyektif ? 3. Apakah yang menyebabkan Pancasila dikatakan memiliki nilai bersifat obyektif dan subyektif ?
J A W A B A NJ A W A B A N
1. penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rokhaniah menggunakan hati nuraninya dengan dibantu oleh inderanya, akalnya, perasaannya, kehendaknya dan keyakinannya. Sampai sejauhmana kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi manusia dalam menentukan penilaiannya tidaklah sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Jadi tergantung pada manusia yang mengadakan penilaian itu
1. penilaian terhadap sesuatu yang bersifat rokhaniah menggunakan hati nuraninya dengan dibantu oleh inderanya, akalnya, perasaannya, kehendaknya dan keyakinannya. Sampai sejauhmana kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi manusia dalam menentukan penilaiannya tidaklah sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Jadi tergantung pada manusia yang mengadakan penilaian itu
2. sebab, penilaian setiap orang akan berbeda tergantung dari sudut padang penialaiannya itu. Misal yang satu menilai wajahnya dan yang lainnya menilai bodinya, ada menilai matanya, kulitnya, prestasinya, rambutnya dan sebagainya. Jika keseluruhannya nilainya sempurna maka yang bersangkutan dinilai sangat cantik dan apabila mereka dikecewakan maka nilainya berubah menjadi tidak cantik
2. sebab, penilaian setiap orang akan berbeda tergantung dari sudut padang penialaiannya itu. Misal yang satu menilai wajahnya dan yang lainnya menilai bodinya, ada menilai matanya, kulitnya, prestasinya, rambutnya dan sebagainya. Jika keseluruhannya nilainya sempurna maka yang bersangkutan dinilai sangat cantik dan apabila mereka dikecewakan maka nilainya berubah menjadi tidak cantik
30
3. Nilai Pancasila bersifat obyektif, karena sesuai dengan obyeknya atau kenyataannya dan bersifat umum atau universal. Nilai Pancasila dikatakan bersifat subyektif, karena sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia
3. Nilai Pancasila bersifat obyektif, karena sesuai dengan obyeknya atau kenyataannya dan bersifat umum atau universal. Nilai Pancasila dikatakan bersifat subyektif, karena sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia
31
32
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
STANDAR KOMPETENSI 1STANDAR KOMPETENSI 1
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbukaMenampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanKompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
PERTEMUAN ke 4PERTEMUAN ke 4
33
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKAPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia
34 Harapan setelah reformasi disegala aspek kehidupan akandapat menciptakan suasana pembangunan yang mampumeningkatkan :
Harapan setelah reformasi disegala aspek kehidupan akandapat menciptakan suasana pembangunan yang mampumeningkatkan :
1 Kualitas manusia Indonesia yang maju2. Kualitas masyarakat yang maju3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila5. Suasana kehidupan bangsa dalam serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran Tri Hitakarana
1 Kualitas manusia Indonesia yang maju2. Kualitas masyarakat yang maju3. Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin4. Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila5. Suasana kehidupan bangsa dalam serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran Tri Hitakarana
KualitasManusiaIndonesia yang maju,meliputi
KualitasManusiaIndonesia yang maju,meliputi
1. aspek pribadi (individu) yaitu jasmani dan rohani, material dan spiritual, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, jujur, ulet, tabah, sehat mental, dan terampil2. aspek kemasyarakatan: hubungan antara individu, manusia Indonesia diharapkan memiliki kepekaan sosial, tanggung jawab sosial, kesetiakawanan sosial, rasa kekeluargaan dan kebersamaan3. aspek ekologi: manusia Indonesia yang maju diharapkan dapat hidup serasi dengan alam, memiliki wawasan, sikap kesadaran dan tanggung jawab atas kelestarian sumber alam dan lingkungannya4. aspek kewarganegaraan: dituntut kualitas manusia bernegara, artinya hubungan antar individu dengan negara, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, terbuka untuk menerima dan menyatakan aspirasi politik secara bertanggung jawab dan memperlihatkan kesetiaan terhadap ideologi negara5. aspek kekaryaan: manusia Indonesia yang maju dituntut memiliki kualitas kekaryaan yang diperlukan untuk pembangunan, terutama cerdas, terampil, profesional, efisien, efektif, menguasai tekhnologi, memiliki etos kerja yang tinggi, berdisiplin, kewaspadaan, berorientasi pada prestasi dan masa depan, selalu siap berkompetisi secara sehat, yang berkeperibadian dan memiliki integritas kebangsaan dan kenegaraan yang tinggi
1. aspek pribadi (individu) yaitu jasmani dan rohani, material dan spiritual, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, jujur, ulet, tabah, sehat mental, dan terampil2. aspek kemasyarakatan: hubungan antara individu, manusia Indonesia diharapkan memiliki kepekaan sosial, tanggung jawab sosial, kesetiakawanan sosial, rasa kekeluargaan dan kebersamaan3. aspek ekologi: manusia Indonesia yang maju diharapkan dapat hidup serasi dengan alam, memiliki wawasan, sikap kesadaran dan tanggung jawab atas kelestarian sumber alam dan lingkungannya4. aspek kewarganegaraan: dituntut kualitas manusia bernegara, artinya hubungan antar individu dengan negara, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, terbuka untuk menerima dan menyatakan aspirasi politik secara bertanggung jawab dan memperlihatkan kesetiaan terhadap ideologi negara5. aspek kekaryaan: manusia Indonesia yang maju dituntut memiliki kualitas kekaryaan yang diperlukan untuk pembangunan, terutama cerdas, terampil, profesional, efisien, efektif, menguasai tekhnologi, memiliki etos kerja yang tinggi, berdisiplin, kewaspadaan, berorientasi pada prestasi dan masa depan, selalu siap berkompetisi secara sehat, yang berkeperibadian dan memiliki integritas kebangsaan dan kenegaraan yang tinggi
35
KualitasMasyarakatIndonesiayang maju
KualitasMasyarakatIndonesiayang maju
1. Kualitas orientasi atau wawasan masyarakat
mengacu pada kemampuan masyarakat untuk
mewujudkan azas keserasian, keselarasan dan
keseimbangan dalam dialog budaya lama
dengan nilai-nilai baru, nilai budaya Indonesia
dengan nilai budaya yang datangnya dari luar,
keseimbangan antara ilmu pengetahuan dengan moral dan agama, penggunaan tekhnologi maju dengan tepat guna, kepentingan asyarakat dengan individu, keseimbangan antara masa depan
dengan masa kini, keseimbangan antara
material dan kerohanian dan antara prestasi dan pengabdian serta imbalan.
2. Kualitas kelembagaan masyarakat mengacu
kepada lembaga sosial yang ditumbuhkan
masyarakat dengan menjunjung tinggi azas
kekeluargaan, kelugasan, persamaan harkat
dan martabat, kesetiakawanan, keterbukaan,
pengabdian, moralitas, kebebasan yang bertanggung jawab dan kesukarelaan.
1. Kualitas orientasi atau wawasan masyarakat
mengacu pada kemampuan masyarakat untuk
mewujudkan azas keserasian, keselarasan dan
keseimbangan dalam dialog budaya lama
dengan nilai-nilai baru, nilai budaya Indonesia
dengan nilai budaya yang datangnya dari luar,
keseimbangan antara ilmu pengetahuan dengan moral dan agama, penggunaan tekhnologi maju dengan tepat guna, kepentingan asyarakat dengan individu, keseimbangan antara masa depan
dengan masa kini, keseimbangan antara
material dan kerohanian dan antara prestasi dan pengabdian serta imbalan.
2. Kualitas kelembagaan masyarakat mengacu
kepada lembaga sosial yang ditumbuhkan
masyarakat dengan menjunjung tinggi azas
kekeluargaan, kelugasan, persamaan harkat
dan martabat, kesetiakawanan, keterbukaan,
pengabdian, moralitas, kebebasan yang bertanggung jawab dan kesukarelaan.
36
Suasana tenteramdan sejahtera lahirDanbatin
Suasana tenteramdan sejahtera lahirDanbatin
1. terjamin suasana psikologis yang memberikan rasa aman dan kebebasan yang bertanggung jawab, memberikan rasa diakui dan dihargai.2. terjamin suasana fisik dan lingkungan yang menunjang tercapainya kesehatan fisik dan menunjang kelestarian hidup dan kelestarian alam3. terjamin suasana sosial yang menggairahkan serta peka, peduli terhadap penderitaan sesama manusia4. terjamin suasana politik, untuk mantapnya budaya dan moral politik Pancasila yang memberikan peluang bagi penggunaan hak dan kewajiban politik bagi setiap warga negara5. terjamin suasana ekonomi, yang merangsang dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang optimal yang berdasarkan Pancasila dan UUD 19456. terjamin suasana pertahanan keamanan, adanya suasana keamanan yang memungkinkan terciptanya dinamika stabilitas nasional, daya tangkal yang tangguh dan meningkatnya kesadaran untuk membela negara7. terjamin suasana intelektual yang memberikan peluang meningkat dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan8. terjamin suasana pendidikan, harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, pemerataan mutu pendidikan, pengembangan pendidikan nasional, humanisasi pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia.9 terjamin suasana kebudayaan, harus peningkatan budaya baca, hitung dan tulis, memungkinkan pengolahan informasi, peningkatan etos kerja, peningkatan prestasi, kejujuran, kelugasan, berfikir secara rasional, etis dan bermoral
1. terjamin suasana psikologis yang memberikan rasa aman dan kebebasan yang bertanggung jawab, memberikan rasa diakui dan dihargai.2. terjamin suasana fisik dan lingkungan yang menunjang tercapainya kesehatan fisik dan menunjang kelestarian hidup dan kelestarian alam3. terjamin suasana sosial yang menggairahkan serta peka, peduli terhadap penderitaan sesama manusia4. terjamin suasana politik, untuk mantapnya budaya dan moral politik Pancasila yang memberikan peluang bagi penggunaan hak dan kewajiban politik bagi setiap warga negara5. terjamin suasana ekonomi, yang merangsang dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang optimal yang berdasarkan Pancasila dan UUD 19456. terjamin suasana pertahanan keamanan, adanya suasana keamanan yang memungkinkan terciptanya dinamika stabilitas nasional, daya tangkal yang tangguh dan meningkatnya kesadaran untuk membela negara7. terjamin suasana intelektual yang memberikan peluang meningkat dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan8. terjamin suasana pendidikan, harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, pemerataan mutu pendidikan, pengembangan pendidikan nasional, humanisasi pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia.9 terjamin suasana kebudayaan, harus peningkatan budaya baca, hitung dan tulis, memungkinkan pengolahan informasi, peningkatan etos kerja, peningkatan prestasi, kejujuran, kelugasan, berfikir secara rasional, etis dan bermoral
37
Tatanankehidupan masyarakat,bangsa dan negara BerdasarkanPancasila
Tatanankehidupan masyarakat,bangsa dan negara BerdasarkanPancasila
1. tata kehidupan politik demokrasi Pancasila dan UUD 1945 dapat terlaksana dengan wajar.
2. tata kehidupan ekonomi, demokrasi ekonomi berdasarkan UUD 1945 pasal 33 dapat terlaksana
3. tata kehidupan budaya, dengan kebhinnekaan budaya daerah dalam keekaan kebudayaan nasional dapat berkembang
4. tata kehidupan sosial, dimana perilaku individu dan sosial mencerminkan kecerdasan, moral tinggi dan takwa pada Tuhan Yang Maha Esa dapat tumbuh dengan subur
5. tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila memiliki tata kehidupan ilmu pengetahuan yang memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa dan negara
6. tata kehidupan pengembangan sumber daya manusia harus menjamin usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas kemampuan dan kesejahteraan sumber daya manusia.
7. tata kehidupan lingkungan menjamin kelestarian flora, fauna dan sumber daya alam lainnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan pelestariannya bagi peningkatan kemakmuran bangsa dan negara
8. tata kehidupan pertahanan keamanan nasional dapat menjamin terciptanya sistem Hankamrata, tegaknya aparatur negara dan pemerintahan yang berkualitas, bersih, berwibawa, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi
1. tata kehidupan politik demokrasi Pancasila dan UUD 1945 dapat terlaksana dengan wajar.
2. tata kehidupan ekonomi, demokrasi ekonomi berdasarkan UUD 1945 pasal 33 dapat terlaksana
3. tata kehidupan budaya, dengan kebhinnekaan budaya daerah dalam keekaan kebudayaan nasional dapat berkembang
4. tata kehidupan sosial, dimana perilaku individu dan sosial mencerminkan kecerdasan, moral tinggi dan takwa pada Tuhan Yang Maha Esa dapat tumbuh dengan subur
5. tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila memiliki tata kehidupan ilmu pengetahuan yang memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa dan negara
6. tata kehidupan pengembangan sumber daya manusia harus menjamin usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas kemampuan dan kesejahteraan sumber daya manusia.
7. tata kehidupan lingkungan menjamin kelestarian flora, fauna dan sumber daya alam lainnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan dan pelestariannya bagi peningkatan kemakmuran bangsa dan negara
8. tata kehidupan pertahanan keamanan nasional dapat menjamin terciptanya sistem Hankamrata, tegaknya aparatur negara dan pemerintahan yang berkualitas, bersih, berwibawa, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi
38
FaktorPenghambatdi dalamPelaksanaanpembangunan
FaktorPenghambatdi dalamPelaksanaanpembangunan
1. Pertumbuhan penduduk
2. Kelestarian lingkungan dalam pemberdayaan sumber daya alam
3. Pengaruh Globalisasi
4. Susutnya cadangan sumber daya alam
5. Menurunnya permintaan luar negeri akan bahan mentah tertentu dari negara kita
6. Ketidak seimbangan antara impor dan ekspor
7. Banyaknya penyelundupan, karena luasnya daerah laut kita
8. Meningkatnya pemenuhan akan tuntutan hak politik rakyat
9. Meningkatnya kesadaran akan mutu pendidikan, sementara sarana/prasarana pendidikan masih sangat kurang
10.Tingkat pendapatan rakyat sebagian masih sangat rendah
1. Pertumbuhan penduduk
2. Kelestarian lingkungan dalam pemberdayaan sumber daya alam
3. Pengaruh Globalisasi
4. Susutnya cadangan sumber daya alam
5. Menurunnya permintaan luar negeri akan bahan mentah tertentu dari negara kita
6. Ketidak seimbangan antara impor dan ekspor
7. Banyaknya penyelundupan, karena luasnya daerah laut kita
8. Meningkatnya pemenuhan akan tuntutan hak politik rakyat
9. Meningkatnya kesadaran akan mutu pendidikan, sementara sarana/prasarana pendidikan masih sangat kurang
10.Tingkat pendapatan rakyat sebagian masih sangat rendah
39
KetetapanMPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi IndonesiaMasa Depan
KetetapanMPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi IndonesiaMasa Depan
1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV
2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020
3. Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN ditiadakan, diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009)
1. Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia II dan IV
2. Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020
3. Visi Lima tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN ditiadakan, diganti dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2004 – 2009)
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang :
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang :
1. religius 2. manusiawi 3. bersatu 4. demokratis 5. adil 6. sejahtera 7. mandiri 8. baik 9. bersih dalam penyelenggaraan negara.
1. religius 2. manusiawi 3. bersatu 4. demokratis 5. adil 6. sejahtera 7. mandiri 8. baik 9. bersih dalam penyelenggaraan negara.
40
41
C. Sikap Positif Terhadap Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka
STANDAR KOMPETENSI 1STANDAR KOMPETENSI 1
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbukaMenampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Kompetensi Dasar : 1.3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
PERTEMUAN ke 5PERTEMUAN ke 5
42
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKAPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami melainkan juga untuk dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan faktor praktis
Sebagai ideologi, Pancasila bukan hanya sekedar untuk dipahami melainkan juga untuk dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan faktor praktis
43
Bangsa Indonesia saat ini telah memantapkan dan memiliki tekad yang bulat terhadap Pancasila dan UUD 1945. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009 telah dinyatakan adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, sebagai berikut :
1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila, UUD 1945 (terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh
Bangsa Indonesia saat ini telah memantapkan dan memiliki tekad yang bulat terhadap Pancasila dan UUD 1945. dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009 telah dinyatakan adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, sebagai berikut :
1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila, UUD 1945 (terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika
2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh
44
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan cara obyektif dan subyektif.
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif Pengamalan Pancasila secara obyektif dapat berwujud segala bentuk peraturan perundang-undangan secara hirarkhis dari UUD 1945, Tap MPR, UU / Perpu, PP, Kep.Pres, Perda, sampai ketingkat paling bawah yang ada dilingkungan kita di sekolah berupa tata tertib sekolah sebagai norma hukum yang berlandaskan Pancasila, tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila. Adanya pengamalan obyektif ini merupakan konsekuensi dari perwujudan nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai norma hukum.
2. Pengamalan Pancasila secara subyektif Pengamalan Pancasila secara subyektif dengan jalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan betingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adanya pengamalan secara subyektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma etik bernegara. Contoh nyata pengamalan Pancasila secara subyektif ini, ketaatan pada kode etik profesinya. Dokter pada kode etik kedokterannya
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan cara obyektif dan subyektif.
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif Pengamalan Pancasila secara obyektif dapat berwujud segala bentuk peraturan perundang-undangan secara hirarkhis dari UUD 1945, Tap MPR, UU / Perpu, PP, Kep.Pres, Perda, sampai ketingkat paling bawah yang ada dilingkungan kita di sekolah berupa tata tertib sekolah sebagai norma hukum yang berlandaskan Pancasila, tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila. Adanya pengamalan obyektif ini merupakan konsekuensi dari perwujudan nilai-nilai dasar dari Pancasila sebagai norma hukum.
2. Pengamalan Pancasila secara subyektif Pengamalan Pancasila secara subyektif dengan jalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan betingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adanya pengamalan secara subyektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma etik bernegara. Contoh nyata pengamalan Pancasila secara subyektif ini, ketaatan pada kode etik profesinya. Dokter pada kode etik kedokterannya
45
46
A. Sistem Pemerintahan
Presidensial Dan Parlementer
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negaraKompetensi Dasar : 2. 1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara
PERTEMUAN ke 6PERTEMUAN ke 6
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
47
1. Sistem pemerintahan presidensial
2. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
3. Sistem pemerintahan parlementer
4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer
1. Sistem pemerintahan presidensial
2. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
3. Sistem pemerintahan parlementer
4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer
48
C. F. Strong dalam PertanggungJawabanKekuasaanekskutif
C. F. Strong dalam PertanggungJawabanKekuasaanekskutif
1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini dapat menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif mendapat mosi tidak percaya.
Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan parlementer
2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri- Menterinya di bawah pimpinan Presiden sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik.
Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial
1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana Menteri) kepada badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini dapat menjatuhkan fihak Ekskutif apabila ekskutif mendapat mosi tidak percaya.
Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan parlementer
2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri- Menterinya di bawah pimpinan Presiden sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain, seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik.
Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial
Sistem Pemerintahan Presidensial merupakan suatu sistem pertanggungjawabanmenteri atau kabinet terhadap presiden. Dalam hal ini kedudukan legeslatif dan ekskutif sama kuat tidak dapat saling menjatuhkan. Di dalam sistem ini menteri-menterinya bertanggung jawab kepada Presiden tidak kepada DPR. Dalam hal iniPresiden memiliki jabatan rangkap yaitu sebagai kepala negara dan kepalapemerintahan atau sebagai Perdana Menteri (ekskutif).
49 1. Sistem Pemerintahan Presidensial
2. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
2. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negarab. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan c. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemend. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPRe. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan
a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negarab. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan c. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemend. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPRe. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan
Sistem Pemerintahan Parlementer merupakan suatu sistem pemerintahan dimana kekuasaan legeslatif terletak di atas kekuasaan ekskutif, artinya menteri-menteri secara sendiri-sendiri atau bersama-sama di bawah pimpinan Perdana Menterinya (PM) bertanggung jawab terhadap parlemen (lembaga legeslatif = DPR). Yang dimaksud dengan lembaga ekskutif adalah Menteri- Menteri di bawah Perdana Menterinya. Sistem pemerintahan semacam ini cendrung labil (goyah) karena partai politik yang tidak mendapat posisi dalam pemerintahan cendrung sebagai oposisi yang selalu berusaha untuk menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa, ini sangat berbahaya jika negara tersebut menganut sistem multy partai atau banyak partai
50 3. Sistem Pemerintahan Parlementer
2. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
2. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negarab. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan c. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemend. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPRe. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan
a. Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif. Presiden sebagai kepala pemerintahan atau Perdana Menteri dan sebagai kepala negarab. Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan c. Presiden mempunyai hak prerogative (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen atau non departemend. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPRe. Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR (legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR memiliki kedudukan yang sama, sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan
51
A. Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah =
menteri-menteri bersama-sama perdana mentri)B Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua
tindakannya kepada DPR, ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari
parlemen (DPR = legeslatif), ini berarti menganut mekanisme pertanggungjawaban
menteriC. Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan
politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan
penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota
parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya
kepada pemerintah, dan menteri yang mendapat pernyataan mosi tidak percaya
dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala negaraD. Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden
sebagai kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu
gugat dan tidak bertanggung jawab atas tindakan kabinetE. Terdapat hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen)
dan bahkan keduanya saling mempengaruhi satu sama lainF. Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari
partai politik pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di parlemenG. Kepala negara tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya secara
konstitusional sebab kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari negara.
Namun dalam keadaan perselisihan antara ekskutif dan legeslatif membahayakan keselamatan negara. Kepala negara (Presiden atau Raja) dapat
membubarkan parlemen dan mempercepat pemiluH. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan
perdana menteri, ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum,
sedangkan partai politik yang kalah akan bertindak sebagai oposisi
A. Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah =
menteri-menteri bersama-sama perdana mentri)B Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua
tindakannya kepada DPR, ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari
parlemen (DPR = legeslatif), ini berarti menganut mekanisme pertanggungjawaban
menteriC. Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan
politik sebagian besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan
penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota
parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya
kepada pemerintah, dan menteri yang mendapat pernyataan mosi tidak percaya
dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala negaraD. Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden
sebagai kepala negara) hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu
gugat dan tidak bertanggung jawab atas tindakan kabinetE. Terdapat hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen)
dan bahkan keduanya saling mempengaruhi satu sama lainF. Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari
partai politik pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di parlemenG. Kepala negara tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya secara
konstitusional sebab kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari negara.
Namun dalam keadaan perselisihan antara ekskutif dan legeslatif membahayakan keselamatan negara. Kepala negara (Presiden atau Raja) dapat
membubarkan parlemen dan mempercepat pemiluH. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan
perdana menteri, ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum,
sedangkan partai politik yang kalah akan bertindak sebagai oposisi
4. Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer4. Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer
Bagaimanakah kedudukan presiden (ekskutif) dan DPR (legeslatif)dalam sistem pemerintahan presidensial ?11
52
DISKUSIKANLAHDISKUSIKANLAH
22Apakah yang menyebabkan lembaga ekskutif dengan legeslatif dalam sistem pemerintahan Parlementer sangat erat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara ?
Apakah yang menyebabkan kepala negara tidak dapat dituntutpertanggungjawabannya secara konstitusional dalam sistempemerintahan parlementer ?
33
Kedudukan Presiden (ekskutif) dan DPR (legeslatif) sama kuat.Sebab : Presiden (ekskutif) tidak bertanggung jawab kepada DPR(legeslatif). Oleh sebab itu antara Presiden dan DPR tidak dapatsaling menjatuhkan
11
53
J A W A B A NJ A W A B A N
22
sebab program-program kebijaksanaan ekskutif (kabinet) harusdisesuaikan dengan tujuan politik sebagian besar anggota legeslatif (parlemen). Apabila kabinet melakukan penyimpanganterhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat, makaanggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan jalan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah, dan menteriyang mendapat pernyataan mosi tidak percaya dari parlemen harus menyerahkan jabatannya kepada kepala negara
sebab kepala negara hanyalah simbol negara atau personifikasidari negara
33
54
55
A. Sistem Pemerintahan
Presidensial Dan Parlementer
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negaraKompetensi Dasar : 2. 1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara
PERTEMUAN ke 7PERTEMUAN ke 7
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
56
5. induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap negara lain
6. Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer
5. induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap negara lain
6. Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer
IndukSistem Pem. Presidensial
IndukSistem Pem. Presidensial
57Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial, sebenarnya memiliki ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan kekuasaam perseorangan. Sebagai negara yang pertama-tama memiliki konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah dokumen resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri oleh wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika Serikat. Di pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara Amerika Serikat dilakukan oleh tiga badan yaitu badan Ekskutif yang dipegang oleh Presiden (menganut sistem pemerintahan Presidensial), badan Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari Senat (setiap negara bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves (DPR yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil) dipegang oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh the Supreme Court (Mahkamah Agung).
Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial, sebenarnya memiliki ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan kekuasaam perseorangan. Sebagai negara yang pertama-tama memiliki konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah dokumen resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri oleh wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika Serikat. Di pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara Amerika Serikat dilakukan oleh tiga badan yaitu badan Ekskutif yang dipegang oleh Presiden (menganut sistem pemerintahan Presidensial), badan Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari Senat (setiap negara bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves (DPR yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil) dipegang oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh the Supreme Court (Mahkamah Agung).
58
Sistem Pemerintahan Presidensial yang ada di Amerika Serikat dalam mekanisme pelaksanaan kekuasaan negaranya menganut sistem pemisahan kekuasaan dalam ajaran Trias Politika. Trias
Politika yang dipraktekkan di Amerika Serikat ada dalam bentuk Sparation of Power adalah sebagai berikut:
Legeslatif, yaitu kekuasaan untuk membuat Undang-Undang (rule making function) yang diletakkan dalam sebuah Majelis Kongres
Amerika. Kongres merupakan lembaga yang terdiri dari Senat (utusan dari negara-negara bagian) dan Badan Perwakilan Rakyat
(hause of representatives)- Ekskutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan Undang-
Undang (rule application function). Kekuasaan ekskutif ini dipegang dan dilaksanakan oleh Presiden. Kedudukan Presiden yang menjabat
selama 4 tahun (di Amerika Serikat) tidak dapat dijatuhkan oleh Kongres, begitu pula sebaliknya.
Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran Undang-Undang (rule adjudication function) yang dilaksanakan
oleh Supreme Court atau Mahkamah Agung. (hakim dari Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden dengan masa jabatan
seumur hidup dan dapat diberhentikan oleh Kongres jika melakukan pelanggaran hukum)
Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama dianut dan berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat seperti Philipina, dan juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia yang juga menganut sistem pemerintahan Presidensial tidak langsung mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat dengan sistem pemisahan kekuasaan
namun menyesuaikan dengan kepribadian bangsa yang kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan
Sistem Pemerintahan Presidensial yang ada di Amerika Serikat dalam mekanisme pelaksanaan kekuasaan negaranya menganut sistem pemisahan kekuasaan dalam ajaran Trias Politika. Trias
Politika yang dipraktekkan di Amerika Serikat ada dalam bentuk Sparation of Power adalah sebagai berikut:
Legeslatif, yaitu kekuasaan untuk membuat Undang-Undang (rule making function) yang diletakkan dalam sebuah Majelis Kongres
Amerika. Kongres merupakan lembaga yang terdiri dari Senat (utusan dari negara-negara bagian) dan Badan Perwakilan Rakyat
(hause of representatives)- Ekskutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan Undang-
Undang (rule application function). Kekuasaan ekskutif ini dipegang dan dilaksanakan oleh Presiden. Kedudukan Presiden yang menjabat
selama 4 tahun (di Amerika Serikat) tidak dapat dijatuhkan oleh Kongres, begitu pula sebaliknya.
Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran Undang-Undang (rule adjudication function) yang dilaksanakan
oleh Supreme Court atau Mahkamah Agung. (hakim dari Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden dengan masa jabatan
seumur hidup dan dapat diberhentikan oleh Kongres jika melakukan pelanggaran hukum)
Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama dianut dan berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat seperti Philipina, dan juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia yang juga menganut sistem pemerintahan Presidensial tidak langsung mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat dengan sistem pemisahan kekuasaan
namun menyesuaikan dengan kepribadian bangsa yang kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan
IndukSistem Pem. Parlementer
IndukSistem Pem. Parlementer
59Inggris menganut pola negara dengan ciri Demokratis, Parlementer dan Liberal. Bahwa pola pertama ini mengandung ciri demokratis dapat dibuktikan dengan adanya pemilihan umum para pejabat negara yang dilakukan bebas dan rahasia, kecuali Raja Inggris (sebagai Kepala Negara) dan Hause of Lords (Parlemen yang berasal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan Inggris) yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause of Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam kenyataannya tidak mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut pada hakekatnya hanyalah pajangan atau simbol belaka. Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris dapat kita lihat pada doktrin atau ajaran “ Individualistisme “ (mengagung-agungkan kebebasan individu atau pribadi seseorang). Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu syarat yang penting dengan adanya pembatasan para pejabat dalam melaksanakan kekuasaannya
Inggris menganut pola negara dengan ciri Demokratis, Parlementer dan Liberal. Bahwa pola pertama ini mengandung ciri demokratis dapat dibuktikan dengan adanya pemilihan umum para pejabat negara yang dilakukan bebas dan rahasia, kecuali Raja Inggris (sebagai Kepala Negara) dan Hause of Lords (Parlemen yang berasal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan Inggris) yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause of Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam kenyataannya tidak mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut pada hakekatnya hanyalah pajangan atau simbol belaka. Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris dapat kita lihat pada doktrin atau ajaran “ Individualistisme “ (mengagung-agungkan kebebasan individu atau pribadi seseorang). Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu syarat yang penting dengan adanya pembatasan para pejabat dalam melaksanakan kekuasaannya
IndukSistem Pem. Parlementer
IndukSistem Pem. Parlementer
60 Sistem Pemerintahan Parlementer yang ada di Inggris dalam mekanisme pelaksanaan kekuasaan negaranya menganut sistem pemisahan kekuasaan dalam ajaran Trias Politika.
Doktrin mengenai pemisahan kekuasaan (sparation of power) pertama kali dikemukakan oleh John Locke (1632-1704) dalam bukunya yang berjudul Two Treatis On Civil Government pada tahun 1690. dalam buku ini disebutkan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga macam (Trias Politika) yaitu kekuasaan Legeslatif, Ekskutif dan Federatif
1. Legeslatif sebagai lembaga yang bertugas untuk membuat undang-undang2. Ekskutif sebagai lembaga yang bertugas menjalankan undang-undang dan termasuk bertugas mengadili pelanggaran undang-undang3. Federatif sebagai badan yang bertugas :
1. membuat perang dan damai dengan negara lain, 2. membuat perjanjian dan persekutuan dengan negara lain
Sistem Pemerintahan Parlementer yang ada di Inggris dalam mekanisme pelaksanaan kekuasaan negaranya menganut sistem pemisahan kekuasaan dalam ajaran Trias Politika.
Doktrin mengenai pemisahan kekuasaan (sparation of power) pertama kali dikemukakan oleh John Locke (1632-1704) dalam bukunya yang berjudul Two Treatis On Civil Government pada tahun 1690. dalam buku ini disebutkan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga macam (Trias Politika) yaitu kekuasaan Legeslatif, Ekskutif dan Federatif
1. Legeslatif sebagai lembaga yang bertugas untuk membuat undang-undang2. Ekskutif sebagai lembaga yang bertugas menjalankan undang-undang dan termasuk bertugas mengadili pelanggaran undang-undang3. Federatif sebagai badan yang bertugas :
1. membuat perang dan damai dengan negara lain, 2. membuat perjanjian dan persekutuan dengan negara lain
IndukSistem Pem. Parlementer
IndukSistem Pem. Parlementer
61 Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer yang terdapat di Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris, negara bekas jajahan Inggris walaupun sudah merdeka tetap menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan membentuk negara persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana Mahkota Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti :
Malaysia, Australia, New Seland, Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua Afrika.
Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950
Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer yang terdapat di Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris, negara bekas jajahan Inggris walaupun sudah merdeka tetap menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan membentuk negara persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana Mahkota Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti :
Malaysia, Australia, New Seland, Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua Afrika.
Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan Indonesia pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950
62 6. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial
KelebihanSistempemerintahanpresidensial
1. Pemerintahan akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya
2. Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen, karena sama-sama tidak dapat saling menjatuhkan
3. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas sampai habis masa jabatannya
4. Tidak ada badan atau lembaga oposisi
5. Adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara dalam ajaran pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias Politika
6. Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif
7. Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan pertanggungjawaban pada ahir tahun)
1. Pemerintahan akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya
2. Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen, karena sama-sama tidak dapat saling menjatuhkan
3. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas sampai habis masa jabatannya
4. Tidak ada badan atau lembaga oposisi
5. Adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara dalam ajaran pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias Politika
6. Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif
7. Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan pertanggungjawaban pada ahir tahun)
63 Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
KekuranganSistempemerintahanpresidensial
1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja terhadap pelaksanaan pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan Presiden (Ekskutif)
2. Presiden cendrung otoriter karena Menteri dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden
3. Pengangkatan dan pemberhentian menteri dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden)
1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja terhadap pelaksanaan pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan Presiden (Ekskutif)
2. Presiden cendrung otoriter karena Menteri dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden
3. Pengangkatan dan pemberhentian menteri dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden)
64 Kelebihan Sistem PemerintahanParlementer
KelebihanSistempemerintahanparlementer
1. Kontrol atau pengawasan Parlemen terhadap pemerintah (Ekskutif) sangat kuat sehingga pemerintah akan berhati-hati dan sungguh- sungguh melaksanakan program Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
2. Pemerintah (ekskutif) akan memberikan perlindungan maksimal terhadap pelaksanaan Hak Azasi Manusia
3. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme akan sulit berkembang
4. Warga negara memiliki semangat kompetisi yang kuat secara individual
5. Apabila akan mengangkat menteri-menteri harus memperoleh dukungan dari Parlemen
1. Kontrol atau pengawasan Parlemen terhadap pemerintah (Ekskutif) sangat kuat sehingga pemerintah akan berhati-hati dan sungguh- sungguh melaksanakan program Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
2. Pemerintah (ekskutif) akan memberikan perlindungan maksimal terhadap pelaksanaan Hak Azasi Manusia
3. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme akan sulit berkembang
4. Warga negara memiliki semangat kompetisi yang kuat secara individual
5. Apabila akan mengangkat menteri-menteri harus memperoleh dukungan dari Parlemen
65 Kekurangan Sistem PemerintahanParlementer
KekuranganSistempemerintahanparlementer
1. Pemerintahan labil atau goyah karena adanya badan atau lembaga oposisi2. Kalau terdapat banyak partai akan sulit menyusun Kabinet, karena harus diadakan koalisi dari partai yang memiliki banyak kursi di Parlemen3. Menteri yang duduk dalam Kabinet akan sulit bersatu, karena adanya kepentingan partai yang diwakilinya4. Kepala Negara hanyalah simbol saja yang tidak memiliki kekuasaan riil dan tidak dapat diganggu gugat5. Menteri-menteri yang tidak lagi memperoleh dukungan dari Parlemen maka harus mengundurkan diri6. Kabinet melalui Raja atau Kepala Negara dapat membubarkan Parlemen dan mempercepat pelaksanaan pemilihan umum untuk memilih Parlemen yang baru, apabila ternyata 7. Parlemen yang lama terpilih kembali, maka Kabinet yang dibubarkan
1. Pemerintahan labil atau goyah karena adanya badan atau lembaga oposisi2. Kalau terdapat banyak partai akan sulit menyusun Kabinet, karena harus diadakan koalisi dari partai yang memiliki banyak kursi di Parlemen3. Menteri yang duduk dalam Kabinet akan sulit bersatu, karena adanya kepentingan partai yang diwakilinya4. Kepala Negara hanyalah simbol saja yang tidak memiliki kekuasaan riil dan tidak dapat diganggu gugat5. Menteri-menteri yang tidak lagi memperoleh dukungan dari Parlemen maka harus mengundurkan diri6. Kabinet melalui Raja atau Kepala Negara dapat membubarkan Parlemen dan mempercepat pelaksanaan pemilihan umum untuk memilih Parlemen yang baru, apabila ternyata 7. Parlemen yang lama terpilih kembali, maka Kabinet yang dibubarkan
66 Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial danParlementer
1. Kepala negara adalah seorang Presiden
2. menteri bertanggung jawab kepada presiden dan Presiden langsung menjadi pemimpinnya para menteri
1. Kepala negara adalah seorang Presiden
2. menteri bertanggung jawab kepada presiden dan Presiden langsung menjadi pemimpinnya para menteri
1. Kepala negara bisa Presiden, Raja, Ratu, Kaisar, Pangeran dan sebagainya
2. menteri bertanggung jawab pada parlemen dan menteri dikepalai oleh seorang Perdana Menteri
1. Kepala negara bisa Presiden, Raja, Ratu, Kaisar, Pangeran dan sebagainya
2. menteri bertanggung jawab pada parlemen dan menteri dikepalai oleh seorang Perdana Menteri
Sistem Pemerintahan PresidensialSistem Pemerintahan Presidensial Sistem Pemerintahan PresidensialSistem Pemerintahan Presidensial
Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial. Ditinjau dari segi pertanggung jawaban Kabinetnya
11
67
DISKUSIKANLAHDISKUSIKANLAH
22Kelebihan dan kekuarangan sistem pemerintahan Parlementer. Ditinjau dari segi pertanggung jawaban Kabinetnya
Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial, Ditinjau dari segi pertang-gung jawaban Kabinetnya : Pemerintahan akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya
Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial, Ditinjau dari segipertanggung jawaban Kabinetnya : 1. Presiden cendrung otoriter karena Menteri dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden(pertanggungjawaban kabinet dinilai bagus oleh Presiden) 2. Pengangkatan danpemberhentian menteri dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden), bila tidak sesuai dengan program Presiden Mentrinyadapat diganti
11
69
J A W A B A NJ A W A B A N
22
Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Parlementer, Ditinjau dari segipertanggung jawaban Kabinetnya ; 1. Kontrol atau pengawasan Parlemen terhadapPemerintah (Ekskutif) sangat kuat sehingga pemerintah akan berhati-hati dan sungguh-sungguh melaksanakan program Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat atau mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepadaParlemen 2. Apabila akan mengangkat menteri-menteri harus memperoleh dukungan dari Parlemen
Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Parlementer, Ditinjau dari segipertanggung jawaban Kabinetnya : 1. Pemerintahan labil atau goyah krn adanyabadan atau lembaga oposisi 2. Menteri-menteri yang tidak lagi memperolehdukungan dari Parlemen maka harus mengundurkan diri
70
71
B. Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia Menurut UUD 1945
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara IndonesiaKompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia
PERTEMUAN ke 8PERTEMUAN ke 8
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
72
73
Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945
Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945
1. Dinamika Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara RI 1. Dinamika Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara RI
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum,
2. Sistem Konstitusional,
3. Kekuasaan yang tertinggi ditangan MPR,
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis,
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden , Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR,
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum,
2. Sistem Konstitusional,
3. Kekuasaan yang tertinggi ditangan MPR,
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis,
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden , Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR,
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
74
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 194518 Agust1945
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 194518 Agust1945
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
Ini berarti UUD 1945 18 Agustus 1945 menganut sistem pemerintahan presidensialIni berarti UUD 1945 18 Agustus 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial
75
LembagaNegaradalamUUD 1945
LembagaNegaradalamUUD 1945
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
76
77
B. Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia Menurut UUD 1945
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara IndonesiaKompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia
PERTEMUAN ke 9PERTEMUAN ke 9
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
78
79
Sistem Pemerintahan Negara Republik IndonesiaSerikat
MenurutKonstitusiRIS1949
Sistem Pemerintahan Negara Republik IndonesiaSerikat
MenurutKonstitusiRIS1949
pasal 118 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut “ Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya.
pasal 118 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut “ Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya.
Adapun pembagian kekuasaan yang terdapat dalam KonstitusiRIS sebagai berikut :1. Kekuasaan pembentukan perundang-undangan (legeslatif) yang dijalankan oleh pemerintah (ekskutif = menteri) bersama DPR dan Senat2. Kekuasaan melaksanakan perundang-undangan dilakukan oleh pemerintah (ekskutif)3. Kekuasaan mengadili pelanggaran perundangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (yudikatif)
Adapun pembagian kekuasaan yang terdapat dalam KonstitusiRIS sebagai berikut :1. Kekuasaan pembentukan perundang-undangan (legeslatif) yang dijalankan oleh pemerintah (ekskutif = menteri) bersama DPR dan Senat2. Kekuasaan melaksanakan perundang-undangan dilakukan oleh pemerintah (ekskutif)3. Kekuasaan mengadili pelanggaran perundangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (yudikatif)
Ini berarti Konstitusi RIS menganut sistem pemerintahan parlementerIni berarti Konstitusi RIS menganut sistem pemerintahan parlementer
80
Ciri- CiriSistem Pemerintahan Parlementer Negara Republik IndonesiaSerikat
MenurutKonstitusiRIS1949
Ciri- CiriSistem Pemerintahan Parlementer Negara Republik IndonesiaSerikat
MenurutKonstitusiRIS1949
1. Perdana Menteri (PM) bersama para menteri baik
secara bersama ataupun sendiri-sendiri bertanggung
jawab kepada parlemen2. Pembentukan kabinet didasarkan atas
kekuatan- kekuatan yang ada dalam parlemen3. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya
atau sebagian mencerminkan kekuatan yang ada
dalam parlemen4. Kabinet dapat dijatuhkan setiap saat oleh
parlemen dan sebaliknya kepala negara dengan saran
Perdana 5. Menteri dapat membubarkan parlemen dan
memerintahkan diadakannya percepatan pemilihan
umum6. Lamanya masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan dengan pasti (kabinet sering jatuh bangun)7. Kedudukan kepala negara tidak dapat
diganggu gugat atau diminta pertanggung jawabannya
atas jalannya pemerintahan
1. Perdana Menteri (PM) bersama para menteri baik
secara bersama ataupun sendiri-sendiri bertanggung
jawab kepada parlemen2. Pembentukan kabinet didasarkan atas
kekuatan- kekuatan yang ada dalam parlemen3. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya
atau sebagian mencerminkan kekuatan yang ada
dalam parlemen4. Kabinet dapat dijatuhkan setiap saat oleh
parlemen dan sebaliknya kepala negara dengan saran
Perdana 5. Menteri dapat membubarkan parlemen dan
memerintahkan diadakannya percepatan pemilihan
umum6. Lamanya masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan dengan pasti (kabinet sering jatuh bangun)7. Kedudukan kepala negara tidak dapat
diganggu gugat atau diminta pertanggung jawabannya
atas jalannya pemerintahan
81
LembagaNegaradalamKonstitusiRIS 1949
LembagaNegaradalamKonstitusiRIS 1949
MENTERI-MENTERI DIBAWAH PERDANA MENTERI
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS KEUANGAN
SENAT
MA
MENTERI-MENTERI DIBAWAH PERDANA MENTERI
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS KEUANGAN
SENAT
MA
82
Sistem Pemerintahan Negara Republik IndonesiaMenurutUUD Sementara1950
Sistem Pemerintahan Negara Republik IndonesiaMenurutUUD Sementara1950
pasal 45 UUDS 1950 disebutkan “ Presiden ialah Kepala Negara “.
pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan :1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat
diganggu gugat2. Menteri-menteri bertanggung jawab
atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk
bagiannya sendiri-sendiri
pasal 45 UUDS 1950 disebutkan “ Presiden ialah Kepala Negara “.
pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan :1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat
diganggu gugat2. Menteri-menteri bertanggung jawab
atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk
bagiannya sendiri-sendiri
Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaanpemerintahan adalah menteri-menteri kepada parlemenatau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh pasal 84 UUDS 1950 yang berbunyi“ Presiden berhak membubarkan DPR “. Pembubaran DPR oleh Presiden diikuti dengan perintahsegera melaksanakan pemilihan umum untuk memilihDPR dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR
Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaanpemerintahan adalah menteri-menteri kepada parlemenatau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh pasal 84 UUDS 1950 yang berbunyi“ Presiden berhak membubarkan DPR “. Pembubaran DPR oleh Presiden diikuti dengan perintahsegera melaksanakan pemilihan umum untuk memilihDPR dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR
Ini berarti UUD S 1950 menganut sistem pemerintahan parlementerIni berarti UUD S 1950 menganut sistem pemerintahan parlementer
83
LembagaNegaradalamUUD SEMENTARA1950
LembagaNegaradalamUUD SEMENTARA1950
MENTERI-MENTERI DIBAWAH PERDANA MENTERI
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS KEUANGAN
KONSTITUANTE
MA
MENTERI-MENTERI DIBAWAH PERDANA MENTERI
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS KEUANGAN
KONSTITUANTE
MA
D i s k u s i k a n l a hD i s k u s i k a n l a h
1. Dari 5 keadilan yang di kemukakan oleh Aristoteles, yang manakah paling dominan berlaku dalam keluarga ?1. Dari 5 keadilan yang di kemukakan oleh Aristoteles, yang manakah paling dominan berlaku dalam keluarga ?
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat, karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan kewenangannya masing-masing.
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat, karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan kewenangannya masing-masing.
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan yang manakah paling disorot oleh masyarakat, sehubungan dengan dugaan adanya mafia peradilan ?
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan yang manakah paling disorot oleh masyarakat, sehubungan dengan dugaan adanya mafia peradilan ?
84
J a w a b a nJ a w a b a n
1. Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada kodrat alam. Contohnya kelahiran, kehidupan dan kematian , setiap keluarga pasti akan mendapatkan keadilan ini seadil-adilnya, terutama akan kematian karena setiap orang pasti akan mati
1. Keadilan kodrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada kodrat alam. Contohnya kelahiran, kehidupan dan kematian , setiap keluarga pasti akan mendapatkan keadilan ini seadil-adilnya, terutama akan kematian karena setiap orang pasti akan mati
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat, karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan kewenangannya masing-masing.
2. Diantara ketiga badan penegak keadilan, semua badan keadilan berjasa menciptakan keadilan bagi masyarakat, karena setiap badan keadilan telah memiliki tugas dan kewenangannya masing-masing.
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan yang paling disorot oleh masyarakat, sehubungan dengan dugaan adanya mafia peradilan adalah ketiganya karena perkara bisa tidak dilanjutkan atau diperingan jika ada sejumlah dana/uang sebagai jaminannya (ingat jaksa Urip Trigunawan yang ditangkap KPK)
3. Diantara ketiga badan penegak keadilan, badan keadilan yang paling disorot oleh masyarakat, sehubungan dengan dugaan adanya mafia peradilan adalah ketiganya karena perkara bisa tidak dilanjutkan atau diperingan jika ada sejumlah dana/uang sebagai jaminannya (ingat jaksa Urip Trigunawan yang ditangkap KPK)
85
86
87
B. Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia Menurut UUD 1945
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara IndonesiaKompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia
PERTEMUAN ke 10PERTEMUAN ke 10
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
88
89
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 19455 Juli 1959
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 19455 Juli 1959
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
Ini berarti UUD 1945, 5 Juli 1959 masa ORLA menganut sistem pemerintahan presidensial
Ini berarti UUD 1945, 5 Juli 1959 masa ORLA menganut sistem pemerintahan presidensial
90
LembagaNegaradalamUUD 19455 Juli 1959Masa ORLA
LembagaNegaradalamUUD 19455 Juli 1959Masa ORLA
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
91
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945Masa ORBA
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945Masa ORBA
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
Ini berarti UUD 1945 masa ORBA menganut sistem pemerintahan presidensialIni berarti UUD 1945 masa ORBA menganut sistem pemerintahan presidensial
92
LembagaNegaradalamUUD 1945Masa ORBA
LembagaNegaradalamUUD 1945Masa ORBA
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
MPR
DPR
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
DPA
MA
93
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945Masa Reformasi
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
MenurutUUD 1945Masa Reformasi
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
1. pasal 4 ayat 1 yang menyatakan “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang - Undang Dasar ,
2. pasal 5 ayat 2 menyatakan “ Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya ,
3. pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ,
4. Pasal 17 ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden ,
Ini berarti UUD 1945 masa Reformasi menganut sistem pemerintahan presidensialIni berarti UUD 1945 masa Reformasi menganut sistem pemerintahan presidensial
94
LembagaNegaradalamUUD 1945Masa Reformasi
LembagaNegaradalamUUD 1945Masa Reformasi
MPR
DPR
DPD
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
MA
MPR
DPR
DPD
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BPK
MA
95
96
B. Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia Menurut UUD 1945
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara IndonesiaKompetensi Dasar : 2. 2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia
PERTEMUAN ke 11PERTEMUAN ke 11
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
97
Perbandingan Sistem Pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945
Perbandingan Sistem Pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945
98Perbandingan Sistem Pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945
1. Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara3. Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara4. Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara7. Pemegang kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta dan konsul dari negara lain9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan10.Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi
1. Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara3. Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara4. Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara7. Pemegang kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta dan konsul dari negara lain9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan10.Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi
1. Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden sbg kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan / atau Wakil presiden dipilih langsung rakyat 2. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden3. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada Parlemen atau DPR4. DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan Pemerintahan (ekskutif)5. Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih langsung rakyat dan selanjutnya menjadi anggota MPR6. Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan7. Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga Yudikatif, jadi Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya dapat dijatuhkan apabila melanggar hukum (yuridis)8. Kekuasaan Yudikatif terdiri dari M A, M K dan KY
1. Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden sbg kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan / atau Wakil presiden dipilih langsung rakyat 2. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden3. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada Parlemen atau DPR4. DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan Pemerintahan (ekskutif)5. Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih langsung rakyat dan selanjutnya menjadi anggota MPR6. Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak dapat saling menjatuhkan7. Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden yang dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga Yudikatif, jadi Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya dapat dijatuhkan apabila melanggar hukum (yuridis)8. Kekuasaan Yudikatif terdiri dari M A, M K dan KY
Sistem PemerintahanSebelum Diamandemen
Sistem PemerintahanSebelum Diamandemen
Sistem PemerintahanSesudah DiamandemenSistem Pemerintahan
Sesudah Diamandemen
99 Kelebihan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945
KelebihanSistempemerintahanMenurut UUD 1945
1. Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena
Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang
mengangkat dan memberhentikannya
2. Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan
Parlemen, karena sama-sama tidak dapat saling
menjatuhkan
3. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ),
bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang
mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas
sampai habis masa jabatannya
4. Tidak ada badan atau lembaga oposisi
5. Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif
maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif
6. Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila
melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan
pertanggungjawaban pada akhir tahun) bila melanggar
hukum akan disidang oleh Mahkamah Konstitusi
1. Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena
Menteri-Menterinya bertanggung jawab terhadap yang
mengangkat dan memberhentikannya
2. Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan
Parlemen, karena sama-sama tidak dapat saling
menjatuhkan
3. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ),
bertanggung jawab kepada yang memilihnya atau yang
mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas
sampai habis masa jabatannya
4. Tidak ada badan atau lembaga oposisi
5. Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif
maka yang memutuskan adalah lembaga Yudikatif
6. Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila
melanggar hukum) bukan secara politis (dalam laporan
pertanggungjawaban pada akhir tahun) bila melanggar
hukum akan disidang oleh Mahkamah Konstitusi
100 Kekurangan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945
KekuranganSistempemerintahanMenurut UUD 1945
1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau
pengawasan saja terhadap pelaksanaan
pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan
Presiden (Ekskutif)
2. Presiden cendrung otoriter karena pengangkatan
dan pemberhentian menteri dapat dilakukan
sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative
Presiden) dan Menteri dalam melaksanakan
tugasnya harus sesuai dengan program kerja
Presiden
3. Tidak adanya pemisahan yang tegas antara
lembaga negara seperti dalam ajaran pemisahan
kekuasaan (sparation of power) dari Trias
Politika, karena Indonesia menganut sistem
pembagian kekuasaan (distribution of power)
1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau
pengawasan saja terhadap pelaksanaan
pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan
Presiden (Ekskutif)
2. Presiden cendrung otoriter karena pengangkatan
dan pemberhentian menteri dapat dilakukan
sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative
Presiden) dan Menteri dalam melaksanakan
tugasnya harus sesuai dengan program kerja
Presiden
3. Tidak adanya pemisahan yang tegas antara
lembaga negara seperti dalam ajaran pemisahan
kekuasaan (sparation of power) dari Trias
Politika, karena Indonesia menganut sistem
pembagian kekuasaan (distribution of power)
101
102
C. Perbandingan Sistem Pemerintahan sebelum dan
sesudah amandemen UUD 1945
STANDAR KOMPETENSI 2STANDAR KOMPETENSI 2
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2. 3 Membandingkan sistem pemerintahan di Indonesia dengan negara lain
Kompetensi Dasar : 2. 3 Membandingkan sistem pemerintahan di Indonesia dengan negara lain
PERTEMUAN ke 12PERTEMUAN ke 12
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
103
104
A. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan AmerikaA. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Amerika
No Kategori Indonesia Amerika Serikat Brazil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Sistem pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/Parlemen
Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.
Federal dengan 50 negara bagian dan satu distrik.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 4 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu Kongres terdiri atas Senat dan The House Of Representatives.
Supreme Court, United States Courts of Appeal, United States District Courts, State and Country Courts.
Federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 4 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu Kongres Nasional terdiri atas Federal Senate dan The Chamber of Deputies.Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal ofJustice, Regional Federal Tribunals.
105 B. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan AfrikaB. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Afrika
No Kategori Indonesia A f r I k a M e s I r
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Sistem pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/Parlemen
Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.
Kesatuan dengan 9 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh Majelis Nasional.Bikameral terdiri atas Majelis Nasional dan Dewan Nasional Provinsi.Constitutional Court, Supreme Court of Appeals, High Courts, Magistrate Courts
Kesatuan dengan 26 governorates (semacam provinsi).
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 6 tahun.
Presiden sebagai kepala negara. Perdana Mentri sebagai kepala pemeritahan.
Bikameral terdiri atas Majelis Rakyat (Majelis al-Sha’b) dan Dewan Penasehat (Majelis al-Shura).
Supreme Constitutional Court..
106 B. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan EropahB. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan Eropah
No Kategori Indonesia I n g g r I s P e r a n c I s
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Sistem pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/Parlemen
Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.
Kesatuan.
Monarki Konstitusion
Parlementer untuk masa jabatan 5 tahun. Ratu/raja sebagai kepala negara dan perdana mentri sebagai kepala pemerintahanBikameral terdiri atas Majelis Tinggi (House of Lord) dan Majelis Rendah (House of Commons).Supreme Courts of England, Wales and Northern Ireland; Scotland’s Court of Session and Court of the Justiciary..
Kesatuan dengan 23 daerah (region).
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sbgai kepala negara dipilih langsung oleh rakyat, sedangkan PM diusulkan mayoritas Majelis Nasional dan diangkat presiden.Bikameral, yaitu Senat dan Majelis Nasional (national Assembly).
Supreme Court of Appeals, Constitutional Council, Council of State..
107 C. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan A S I AC. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan A S I A
No Kategori Indonesia I n d I a C h I n a
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Sistem pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/Parlemen
Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.
Federal dengan 26 negara bagian dan 7 kesatuan teritorial.
Republik
Parlementer untuk masa jabatan 5 tahun.Pres sbg kep neg & PM kep. pem. Pres dipilih oleh anggota parlemen. PM dipilih mayoritas angg parl.Bikameral, yaitu Dewan Negara (Rajya Sabha) dan Majelis Rakyat (Lok Sabha).
Supreme Court.
Kesatuan dengan 23 provinsi.
Republik
Presidensial dengan sistem komunis.
Presiden sebagai kepala negara. Presiden dan wakil dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress).Unikameral, yaitu National People’s Congress atau Quanquo Renmin Daibiao Dahui untuk masa 5 tahun.
Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, Special Peoples Courts.
108 d. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan A S I A PASIFIKd. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara di Kawasan A S I A PASIFIK
No KATAGORI INDONESIA A U S T R A L I A BRUNAI DARUSALAM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Sistem pemerintahan
Eksekutif
Legislatif/Parlemen
Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi luas mempunyai 33 provinsi.
Republik
Presidensial untuk masa jabatan 5 tahun.
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemeritahan dipilih langsung oleh rakyat.
Bikameral, yaitu DPR dan DPD. Anggota DPR dan DPD menjadi anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan peradilan di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi.
Federal yang terdiri atas 6 negara bagian dan 10 teritorial.
Republik
Parlementer.Kepala Negara adalah Ratu Inggris. Kepala Pemerintahan adalah Perdana Mentri
Bikameral, terdiri atas Majelis Tinggi (Senat) dan Majelis Rendah (The House of Representative).
Supreme Court...
Kesatuan.
Monarki
Constitutional Sultanate.
Sultan adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Tidak ada pemilihan, tetapi berdasarkan keturunan.Unikameral, yaitu Legislative Council or Majelis Masyuarat Negeri sebagai lembaga konsultatif.
Statement
PENUTUP
AKU KENAL NEGERIKU
TERIMA KASIHSemoga Pembelajaran ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
109