tugas plumbing

18
I. Latar Belakang Perencanaan sistem plambing merupakan sistem yang sangat penting bagi suatu gedung. Fungsi dari sistem plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat- tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup dan untuk membuat air kotor dari tempat-tempat tertentu agar tidak menyebabkan pencemaran. Sistem plambing ini penting sebagai aspek pendukung tercapainya optimalisasi fungsi bangunan. Dalam tugas perencanaan sistem plambing ini, kami mengambil kasus perencanaan plambing di Gedung B Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Karena gedung tersebut digunakan untuk kegiatan perkuliahan, maka sistem plambing sangat diperlukan dalam perencanaan gedung tersebut. II. Ketentuan Dan Standarisasi Dalam melakukan perencanaan sistem plambing, kita juga harus mengikuti ketentuan dan standarisasi dari sistem plambing yang sudah ada, yaitu: a. SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000 b. Stándar Nasional Indonesia lainnya,pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang c. Pedoman Plambing Indonesia (PPI 1987) Perancangan Sistem Mekanik 1

Upload: amirur-rozak

Post on 18-Feb-2016

263 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

sistem perpipaan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Plumbing

I. Latar Belakang

Perencanaan sistem plambing merupakan sistem yang sangat penting bagi

suatu gedung. Fungsi dari sistem plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke

tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup dan untuk membuat

air kotor dari tempat-tempat tertentu agar tidak menyebabkan pencemaran. Sistem

plambing ini penting sebagai aspek pendukung tercapainya optimalisasi fungsi

bangunan.

Dalam tugas perencanaan sistem plambing ini, kami mengambil kasus

perencanaan plambing di Gedung B Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro.

Karena gedung tersebut digunakan untuk kegiatan perkuliahan, maka sistem

plambing sangat diperlukan dalam perencanaan gedung tersebut.

II. Ketentuan Dan Standarisasi

Dalam melakukan perencanaan sistem plambing, kita juga harus mengikuti

ketentuan dan standarisasi dari sistem plambing yang sudah ada, yaitu:

a. SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000

b. Stándar Nasional Indonesia lainnya,pedoman teknik dan rekomendasi

dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang

c. Pedoman Plambing Indonesia (PPI 1987)

d. Peraturan Menteri Kesehatan RI.No.16 /MENKES/PER/IX/1990.

Tentang Persyaratan Air Bersih

e. Stándar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi

yang berwenang.

Perancangan Sistem Mekanik 1

Page 2: Tugas Plumbing

III. Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih

1. Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Bersih

a. Kualitas Air

Tujuan terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air

bersih. Untuk gedung-gedung yang dibangun dia daerah yang tidak tersedia

fasilitas penyediaan air bersih, seperti di tempat terpencil di pegunungan

atau pulau, penyediaan air akan diambil dari air sungai, air tanah dangkal

atau dalam, dan sebagainya.

b. Pencegahan Pencemaran Air

Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan, seperti

tangki air bawah tanah, tangki air atas atap, pompa-pompa dan perpipaan.

Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemarn antara lain, masuknya kotoran

tikus, serangga ke dalam tangki; terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki

dan pipa; terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya; tercampurnya

air minum dengan air jenis kualitas lainnya; aliran balik (backflow) air dari

jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum.

Pencegahan pencemaran air dapat dilakukan dengan:

Larangan hubungan pintas

Adalah hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, yaitu

sistem pipa untuk air minum dan sistem pipa lainnya berisi air yang

tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat

mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya.

Pencegahan aliran balik.

Aliran balik adalah aliran zat, zat atau campuran ke dalam sistem

perpipaan air minum, yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk

air minum. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas

dan ini disebabkan oleh efek siphon-balik (back siphonage).

Pencegahan aliran balik dapat menggunakan alat pelepas (pemecah)

vakum, seperti pada gambar 2.1 dan 2.2.

Perancangan Sistem Mekanik 2

Page 3: Tugas Plumbing

Pencegahan pukulan air

Pukulan air adalah pemberhentian aliran air dalam pipa secara

mendadak oleh keran atau katup, yang menyebabkan tekanan air pada

sisi atas akan meningkat tajam dan menimbulkan gelombang tekanan

yang akan merambat dengan kecepatan tertentu, dan dipantulkan

kembali ke tempat semula.

Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan berikut ini:

- Tempat-tempat dimana katup dibuka/ditutup secara mendadak.

- Keadaan dimana tekanan air dalam pipa selalu tinggi.

- Keadaan dimana kecepatan air dalam pipa selalu tinggi.

- Keadaan dimana banyak jalur ke atas dan ke bawah dalam sistem

pipa.

- Keadaan dimana banyak belokan dibandingkan jalur lurus.

- Keadaan diman temperatur air tinggi.

Alat pencegah pukulan air meredam tekanan dengan komponen elastis dari

karet atau pegas.

Gambar 1. Peredam Pukulan Air

2. Sistem Penyediaan Air Bersih

Tujuan terpenting dari sistem penyediaan air bersih adalah menyediakan air

bersih. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik merupakan

Perancangan Sistem Mekanik 3

Page 4: Tugas Plumbing

prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas untuk tujuan

ini.

Penyediaan air bersih dalam sebuah bangunan gedung mempunyai berbagai

persyaratan khusus dan ada beberapa metode sistem penyediaan air bersih.

Sistem penyediaan air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sistem Sambungan Langsung

Sistem sambungan langsung adalah sistem pipa distribusi dalam

gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih

misalnya : pipa utama di bawah jalan dari PDAM. Karena terbatasnya

tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa

utama tersebut, maka sistem ini hanya dapat diterapkan untuk perumahan

dan gedung-gedung kecil dan rendah.

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung

dengan pipa utama penyediaan air minum (misalnya dari Perusahaan Air

Minum). Sistem ini digunakan untuk gedung/ rumah yang memiliki

kebutuhan dan tekanan yang sama dengan atau lebih kecil dari kapasitas dan

tekanan dari sistem penyediaan air minum.

Gambar 2. Sistem Sambungan Langsung

Perancangan Sistem Mekanik 4

Page 5: Tugas Plumbing

b. Sistem Tangki Atap

Sistem tangki atap banyak digunakan apabila sistem sambungan

langsung tidak dapat diterapkan atau karena alasan alin, terutama di negara

Amerika Serikat dan Jepang. Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu

dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah

muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas biasanya dipasang

diatas atap diatas lantai tertinggi bangunan. Air tangki atas didistribusikan ke

seluruh bangunan.

Gambar 3. Sistem Tangki Atap

c. Sistem Tangki Tekan

Sistem ini digunakan untuk bangunan yang memerlukan tekanan

melebihi tekanan yang tersedia dan kebutuhan air juga melebihi kapasitas

yang tersedia. Air yang telah ditampung di tangki bawah dipompakan ke

dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air

dari tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa

bekerja secara otomatis dan diatur oleh detektor tekanan, yang menutup atau

membuka saklar motor listrik penggerak pompa.

Perancangan Sistem Mekanik 5

Page 6: Tugas Plumbing

Gambar 4. Sistem Tangki Tekan

Gambar 5. Sistem Tangki Tekan Dengan Sumur Untuk Rumah

d. Sistem Tanpa Tangki (booster system)

Tidak digunakan tangki apapun, air dipompakan langsung ke sistem

distribusi dengan menggunakan pompa. Ada 2 macam sistem boster yang

dikaitkan dengan kecapatan putaran pompa, yaitu :

- Sistem kecepatan putaran konstan

- Sistem kecepatan putaran variabel

Perancangan Sistem Mekanik 6

Page 7: Tugas Plumbing

IV. Data Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, didapatkan data-data sebagai

berikut:

1. Jenis Gedung = Rumah Sakit

2. Jumlah Lantai = 7 Lantai

3. Luas Bangunan = + 3000 m2/lantai

4. Kamar mandi per lantai = 20

V. Perencanaan Sistem Plambing

1. Berdasarkan Jumlah Penghuni

a. Luas Gedung

Luas tiap lantai di rumah sakit adalah:

Luas Total = 3000 m2 x 7 = 21.000 m2

Jadi Luas Lantai 1-7 = 21.000 m2

b. Luas Efektif Gedung

Perhitungan jumlah orang didasarkan pada luas efektif bangunan dan

perbandingannya. Untuk rumah sakit = 48%, dan untuk perkantoran = 60%.

Perhitungannya yaitu:

Luas lantai 1 - 7 = 21.000 m2

Luas efektif lantai 1 = 48% x 3000 m2

= 1440 m2

c. Jumlah Penghuni

Jumlah Penghuni (berkisar antara 5 – 10 m2/orang)

Jumlah penghuni per lantai = (48% x 3000 m2) / 8 m2

= 180 orang

Jumlah penghuni total = (48% x 21000 m2) / 8 m2

= 1260 orang

Perancangan Sistem Mekanik 7

Page 8: Tugas Plumbing

d. Pemakaian Rerata Sehari

Kebutuhan air rata-rata tiap orang untuk gedung perkantoran adalah

sebesar 100 l/orang/hari dan untuk rumah sakit umum sebesar 350- 500

l/orang/hari. Ditambah faktor kebocoran sebesar 20 %. Jam kerja kantor

diasumsikan pukul 08.00 – 16.00 WIB.

Jadi pemakaian air rata-rata dalam sehari yaitu :

Qd = Penghuni lantai 1 x f

Qd = 180 orang x 500 l/orang/hari

Qd = 90.000 l/hari

Qd = 90 m3/hari

e. Pemakaian Rerata Selama 8 Jam

Qh = Qd / T

Qh = 90 / 8

Qh = 11,25 m3/jam

f. Pemakaian Air Jam Puncak

Dengan ditetapkan C1 = 2 (kriteria 1,5–2), maka pemakaian air pada

jam puncak, sehingga :

Qh max = C1 x Qh

Qh max = 2 x 11,25 m3/jam

= 22,5 m3/jam

g. Pemakaian Air Menit Puncak

Dengan menetapkan C2 = 3 dari kriteria C2 = 3 s/d 4, didapat :

Qm-maks = (3 x 11,25 m3/jam)/60 menit

= 0,56 m3/menit

Perancangan Sistem Mekanik 8

Page 9: Tugas Plumbing

Tabel 1. Kebutuhan Air Berdasarkan Jumlah Penghuni Gedung

LantaiPenghuni

(orang)

Kebutuhan

Air

(l/o/h)

Qd

(m3/hari)

Qh

(m3/jam)

Qh max

(m3/jam)

Qm max

(m3/menit)

1 180 500 90 11,25 22,5 0,56

2 180 500 90 11,25 22,5 0,56

3 180 500 90 11,25 22,5 0,56

4 180 500 90 11,25 22,5 0,56

5 180 500 90 11,25 22,5 0,56

6 180 500 90 11,25 22,5 0,56

7 180 500 90 11,25 22,5 0,56

Jumlah 1260 3500 630 78,75 157,5 3,92

Dari tabel diatas, kita dapat mengetahui dengan jelas perencanaan sistem

plambing di rumah sakit. Dan juga kita dapat mengetahui pemakaian rata-rata

air perhari untuk semua lantai di gedung rumah sakit, yaitu :

Qd = 630 m3/hari

= 0,4375 m3/menit

= 0,0073 m3/det

2. Berdasarkan Jenis & Jumlah alat Plambing

a. Kloset

Gedung rumah sakit memiliki 20 kloset jongkok tiap lantainya, sehingga

untuk satu gedung memiliki 140 kloset jongkok.

Kloset = f x g x jumlah alat ; f = 13-15 , g = 3-10 keran

Kloset = 15 x 6 x 140

Kloset = 12.600 liter/jam

Perancangan Sistem Mekanik 9

Page 10: Tugas Plumbing

b. Bak Mandi

Gedung rumah sakit memiliki 20 bak mandi tiap lantainya, sehingga

untuk satu gedung memiliki 140 bak mandi.

Bak mandi = f x g x jumlah alat ; f = 125 , g = 2-4 keran

Bak Mandi = 125 x 2 x 140

Bak Mandi = 35.000 liter/jam

c. Cuci Tangan

Gedung rumah sakit memiliki 2 wastafel di tiap lantai sehingga untuk

satu gedung memiliki 14 wastafel.

Wastafel = f x g x jumlah alat ; f = 3-10 , g = 1-2 keran

Wastafel = 10 x 1 x 14

Wastafel = 140 liter/jam

d. Urinoir

Gedung rumah sakit memiliki 3 urinoir tiap lantainya, sehingga untuk

satu gedung memiliki 21 urinoir.

Urinoir = f x g x jumlah alat ; f = 13-15 , g = 3-10 keran

Urinoir = 13 x 3 x 21

Urinoir = 819 liter/jam

e. Penggunaan Serentak

Sehingga untuk penggunaan secara bersamaan dapat diketahui jumlah

air yang digunakan dengan menghitung jumlah air yang dipakai dari setiap

alat plambing dikalikan dengan persentase penambahannya.

Penggunaan Serentak, Qh = k x N ; k = 38 % - 55 %

N = 12.600 liter/jam + 35.000 liter/jam + 140 liter/jam + 819 liter/jam

N = 48.559 liter/jam

Qh = 0,38 x 48.559 liter/jam

Qh = 18.452 liter/jam

Perancangan Sistem Mekanik 10

Page 11: Tugas Plumbing

3. Kapasitas Tangki Atap

Perencanaan kapasitas tangki atap di Gedung rumah sakit ini direncakan

sebagai berikut :

Ve = (Qp – Qmax) Tp + Qpu x Tpu

Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak, 30 menit

Tpu = Jangka waktu kerja pompa pengisi, 10-15

Qpu = Qmax

Qp = Qm-max (m3/menit)

Qp = 3,92 m3/menit

Qmax = Qh-max (m3/menit)

Qmax = 157,5 m3/jam

Qmax = 2,62 m3/menit

Sehingga kapastas tangki atap Gedung rumah sakit ini adalah:

Ve = (Qp – Qmax) Tp + Qpu x Tpu

Ve = (3,92 – 2,62) 30 + 2,62 x 10

Ve = 39 + 26,2

Ve = 65,2 m3

Ve = 65.200 liter

4. Kapasitas Tangki Bawah

Perencanaan kapasitas tangki bawah di Gedung rumah sakit ini direncakan

sebagai berikut :

Vr = Qd – QsT + Vf

T = rata-rata pemakaian per hari, (jam/hari)

Qd = jumlah pemakaian air per hari (m3/hari) ditambah factor

kebocoran 20%

Qs = kapasitas pipa dinas (m3/hari)

Vf = cadangan pemakaian air (m3)

Sehingga kapastas tangki atap Gedung rumah sakit ini adalah:

Vr = Qd – QsT + Vf

Vr = (756 – 78,75 x 2/3 x 10) + 63,6

Perancangan Sistem Mekanik 11

Page 12: Tugas Plumbing

Vr = (756 -525)+ 63,6

Vr = 294,6 m3 (untuk ground tank dibulatkan 300 m3)

Vr = 300.000 liter

Perancangan Sistem Mekanik 12