tugas pmb
DESCRIPTION
perusaahaanTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali bermunculan perusahaan-
perusahan swasta yang memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan ekspor baik
migas maupun non migas, khususnya non migas yang terdiri beberapa macam barang
kerajinan tangan misalnya meubel, kerajinan dari rotan dan lain sebagainya.
Berkembangnya perusahaan tersebut yang bergerak dalam bidang ekspor barang keluar
negri saat ini cukup berkembang pesat dan sangat menjanjikan akan peroleh keuntungan
yang akan didapat. Maka hal ini akan mendorong orang untuk memperdagangkan hasil
produksinya ke negara lain atau keluar negri.
Dalam bisnis salah satu sumber keunggulan daya saing terletak pada kepiawean
pemimpin perusahaan meningkatkan sumber daya manusia untuk belajar lebih cepat
dibanding pesaing kita. Khususnya dibidang ekspor dengan lebih meningkatkan status
perusahaan menjadi suatu pembelajaran. Kontak bisnis dengan dan mempelajari dengan
langganan internasional dan mempelajari berbagai teknik distribusi serta pemasaran
internasional akan memberi pelajaran bagi karyawan perusahaan yang kelak akan
terbukti berguna dalam peningkatan kelancaran pemasaran dalam negeri. Sekala
ekonomi dalam berproduksi akan mudah tercapai bila perusahaan juga terlatih dalam
bidang pemasaran ekspor. Sekali karyawan terlatih dalam bisnis internasional, maka
pengetahuan yang akan diperoleh akan dapat dipakai untuk penertasi pasar berikutnya.
Seiring dengan perkembangan dunia industri di Indonesia diikuti dengan
persaingan bisnis yang semakin meningkat, menuntut para pelaku bisnis untuk
meningkatkan efisiensi di segala bidang. Salah satu cara untuk mewujudkannya dengan
sistem perencanaan dan pengendaliaan persediaan yang baik, proses produksi berjalan
dengan lancar, sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi dengan tepat waktu dan
tidak terjadi keterlambatan. Sistem perencanaan dan pengendalian perusahaan
membutuhkan suatu strategi. Strategi sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis karena
dengan motif perusahaan yaitu mencari keuntungan, keuntungan didapatkan melalui
pendapatan. Sedangkan pendapatan sendiri berasal dari penjualan, sebelum penjualan
pelaku bisnis perlu menetapkan pasar atau sasaran yang dituju meskipun dalam pasar
tersebut akan banyak perusahaan yang bergerak di bidang yang sama sehingga menjadi
pesaing pelaku bisnis tersebut. Untuk dapat bertahan dalam persaingan-persaingan
tersebut maka dibutuhkan strategi. Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam laporan tugas besar ini penulis ingin
mengetahui dan mempelajari proses manajemen perusahaan pada CV. Mugiharjo dan
hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut. CV Mugiharjo merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibudang furniture yang terletak di kota Boyolali, Jawa
Tengah.
1.2. Permasalahan
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis mengambil
rumusan-rumusan masalah yang akan diangkat yaitu dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses produksi produk yang dilaksanakan oleh CV. Mugiharjo?
2. Bagaimana kondisi pemasaran CV. Mugiharjo?
3. Bagaimana struktur organisasi dan job description perusahaan?
4. Apa saja visi dan misi perusahaan?
5. Bagaimana analisis eksternal-internal (SWOT) perusahaan?
6. Bagaimana proses planning, organizing, leading, controlling perusahaan?
7. Apa strategi variasi yang digunakan oleh CV. Mugiharjo?
8. Apa saja tujuan dan sasaran perusahaan?
1.3. Tujuan
Berdasarkan atas latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas besar “Pengantar Manajemen & Bisnis”.
2. Untuk mengetahui proses produksi produk CV. Mugiharjo.
3. Mengetahui kondisi pemasaran CV. Mugiharjo.
4. Mengetahui visi dan misi perusahaan.
5. Mengetahui struktur organisasi dan job description perusahaan.
6. Mengetahui analisis eksternal-internal (SWOT) perusahaan.
7. Mengetahui proses planning, organizing, leading, controlling perusahaan.
8. Mengetahui strategi variasi yang digunakan oleh CV. Mugiharjo.
9. Mengetahui tujuan dan sasaran perusahaan.
1.4. Sistematika
Untuk mempermudah pembaca mengerti akan maksud dan tujuan dari laporan
ini maka penulis akan menjelaskan sistematika penulisan laporan tugas besar
“Pengantar Manajemen & Bisnis” adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan tentang pendahuluan dari
laporan ini diantaranya latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan
masalah serta sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan tentang tinjauan pustaka
dari laporan ini yang meliputi diantaranya penjelasan tentang proses
manajemen , strategi variasi dan lainnya.
BAB III DESKRIPSI ORGANISASI/PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan tentang deskripsi
perusahaan antara lain informasi umum, proses produksi, pemasaran,
struktur organisasi, dan job description tiap bidang fungsional.
BAB IV PROSES MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis berusaha menjelaskan tentang proses manajemen
yang terdapat pada perusahaan (Planning, Organizing, Leading,
Controlling).
BAB V KESIMPULAN
Bab ini merupakan penutup laporan ini yang berisi kesimpulan mengenai
penelitian yang telah dilakukan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategi
a. Pengertian Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli
dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos
dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau
pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang
dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau
rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan
rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi
diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber
daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan.
Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan
perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang
dilakukan oleh mata-mata musuh.
Dari kedua pendapat di atas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana
yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Rencana ini meliputi: tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu
organisasi dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan,
terutamaperusahaan atau organisasi harus memilki keunggulan kompetitif. Hal ini
seperti yang diungkapkan Ohmae (1999:10) bahwa strategi bisnis, dalam suatu kata,
adalah mengenai keunggulan kompetitif. Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategis
adalah memungkinkan perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, keunggulan yang
dapat mempertahankan atas saingan mereka. Strategi koorperasi dengan demikian
mencerminkan usaha untuk mengubah kekuatan perusahaan relatif terhadap saingan
dengan seefisien mungkin.
Setiap perusahaan atau organisasi, khususnya jasa, bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Oleh karena itu, setiap strategi perusahaan
atau organisasi harus diarahkan bagi para pelanggan. Hal ini seperti yang dijelaskan
Hamel dan Prahalad (1995:31) “bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan”.
Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin mengarahkan organisasi
itu ke arah pengurangan biaya, perbaikan kualitas, dan memperluas pasar. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.
Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam
merumuskan suatu strategi sebagai berikut :
a. Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa
sekarang.
b. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya.
c. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada
pertimbangan keuangan.
d. Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas.
e. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal.
f. Fleksibilitas adalah sangat esensial.
g. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.
Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya yang
sekaligus berarti mudah diperbaharui oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap
karyawan organisasi. Maka oleh Donelly (1996:109) dikemukakan enam informasi yang
tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi, yaitu :
a. Apa, apa yang akan dilaksanakan
b. Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang akan dipakai dalam
menentukan apa diatas
c. Siapa yang akan bertanggungjawab untuk atau mengoperasionalkan strategi
d. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mensukseskan strategi
e. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasional strategi tersebut
f. Hasil apa yang akan diperoleh dari strategi tersebut
Untuk menjamin agar supaya strategi dapat berhasil baik dengan meyakinkan
bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan, Hatten dan
hatten (1996: 108-109) memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut :
a. Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat mengikuti arus
perkembangan masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk
bergerak maju.
b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung pada ruang lingkup
kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu
haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak
belakan, semua strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain.
c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumberdaya
dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara
berbagai unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya,
membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang
tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi.
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya
dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya
juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat
untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu yang
mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang memang layak dapat dilaksanakan.
f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memang
setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah berhati-hati, sehingga tidak
menjerumuskan organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu strategi
hendaknya selalu dapat dikontrol.
g. Strategi hendaknya disusn diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
h. Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif, dari semua pimpinan
unit dalam organisasi.
Sementara itu menurut Argyris, Mintzberg, Steiner, dan Miner seperti yang dikutip
dalam Rangkuti (1998:4) menyatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus-
menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Bryson (2001:189-190)
menjelaskan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam
tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimna organisasi
itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan strategi harus
memperhatikan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di waktu yang akan datang, selain
itu suatu organisasi harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan dimana strategi
tersebut akan dilaksanakan, sehingga strategi tersebut tidak bertentangan melainkan
searah dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan melihat kemampuan internal dan
eksternal yang meliputi kekuatan dan kelemahan organisasinya. Oleh karena itu, strategi
merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dengan lingkungannya.
Strategi itu sendiri biasanya dikembangkan untuk mengatasi isu strategis, dimana
strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Strategi secara
umum akan gagal, pada saat organisasi tidak memiliki konsisten antara apa yang
dikatakan, apa yang di usahakan dan apa yang dilakukan.
b. Peranan Strategi
Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang
sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan, dan
cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Menurut Grant (1999:21) strategi memiliki 3 peranan penting dalam mengisi tujuan
manajemen, yaitu :
1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan
Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu
bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara keputusan-keputusan
yang diambil oleh individu atau organisasi.
2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi
Salah satu peranan penting strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi
adalah untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan.
3. Strategi sebagai target
Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan di mana
perusahaan berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya
dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk
membentuk aspirasi bagi perusahaan. Dengan demikian, strategi juga dapat
berperan sebagai target perusahaan.
c. Klasifikasi strategi
Seperti yang dipaparkan oleh Husein (2002:31) bahwa strategi perusahaan dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan dan tingkatan tugas. Dilihat dari jenis
perusahaan, ada strategi perusahaan konglomerasi yang memiliki beberapa Strategic
Bussiness Unit (SBU), dan strategi perusahaan kecil dan hanya memiliki satu SBU.
Sedangkan dilihat dari tingkatan tugas, strategi dapat diklasifikasikan menjadi : strategi
generik (generic strategy), strategi utama/induk (grand strategy), dan strategi
fungsional.
1. Strategi generik
Menurut Porter (2002:32) strategi generik adalah suatu pendekatan strategi
perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam
praktek, setelah perusahaan mengetahui strategi generiknya, untuk
implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penemuan strategi yang lebih
operasional. Kemudian Wheelen dan Hunger (2002:33) membagi strategi generik
ini menjadi 3 macam yaitu :
a. Strategi stabilitas (stability). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada
tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lain, karena
perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam
rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini resikonya relatif
rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada pada posisi
kedewasaan (mature).
b. Strategi Ekspansi (Expansion). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada
penambahan atau perluasan produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaannya,
sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Tetapi, selain keuntungan yang ingin
diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung resiko, kegagalan yang tidak
kecil.
c. Strategi Penciutan (Retrenchment). Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan
untuk melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau pengurangan
atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan, khususnya yang chasflow
negative. Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap
menurun (decline).
2. Strategi utama
Strategi utama merupakan strategi yang lebih operasional dan merupakan tindak
lanjut dari strategi generik.
3. Strategi Fungsional
Strategi fungsional merupakan turunan strategi utama dan lebih bersifat spesifik
serta terperinci tentang pengelolaan bidangbidang fungsional tertentu, sperti bidang
pemasaran, bidang keuangan, bidang SDM, bidang pelayanan, dan lain sebagainya.
2.2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan
kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan. Menurut Kotler (2009),
pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu
perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman
yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor
internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan
melihat peluang dan faktor eksternalnya.
Menurut Umar (2008), pengkategorian analisis lingkungan internal sering
diarahkan pada enam aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pemasaran, keuangan,
produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen.
1. Pemasaran
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2009) adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dengan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target dan posisi
pasar serta bauran pemasaran.
1. STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Menurut Kotler (2009), segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Strategi segmentasi pasar adalah
strategi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing. Perusahaan
perlu memilih pasar sasaran yang akan dilayani sesuai dengan kemampuan. Segmen
pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan
keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian dan kebiasaan yang serupa.
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang lebih kecil yang
memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau kebutuhan yang sama. Tujuannya
antara lain : memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber
daya lebih efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti (Chandra,
2009).
Strategi target pasar atau strategi penentuan pasar sasaran adalah strategi dalam
membidik konsumen. Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen
pasarnya, perusahaan tersebut harus mengevaluasi beragam segmen serta memutuskan
berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik. Dalam indikator daya tarik
segmen serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler, 2009).
Strategi penentuan posisi pasar menurut Kotler (2009) adalah tindakan merancang
tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang kompetitif atau
terbedakan (diantara pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Hasil akhir dari
penentuan posisi adalah keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai yang terfokus pada
pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus membeli
produk tersebut.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (2009), marketing mix (bauran pemasaran) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam
pasar sasaran. Menurut McCarthy, bauran pemasaran adalah peubah-peubah terkontrol
yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran. E. Jerome
McCarthy mengklasifikasikan variabel-variabel tersebut menjadi empat kelompok yang
luas yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari Produk (Product), Harga (Price),
Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Untuk pamasaran jasa, Payne (1993)
mengemukakan perluasan bauran pemasaran tradisional ke dalam tujuh bauran
pemasaran jasa, yaitu Orang (People), Proses (Process), dan Layanan Pelanggan
(Customer Service).
A. Produk (Product)
Kotler (2009), mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Ciri-ciri dan karakteristik jasa adalah
sebagai berikut :
1. Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa
tersebut dibeli.
2. Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli jasa dengan si penjual jasa saling
berkaitan.
3. Beraneka ragam artinya jasa tidak diperjualbelikan dalam berbagai bentuk.
4. Tidak tahan lama, artinya jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli maka akan
segera dikonsumsi.
B. Harga (Price)
Harga adalah aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penetuan harga
menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku
tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan (Kotler, 2009).
C. Distribusi (Place)
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi,
lokasi tempat, dan wilayah penjualan. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah
perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan,
David (2009).
D. Promosi (Promotion)
Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran,
yaitu berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingat
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
E. Orang (People)
Menurut Kasmir (2000), kepuasan pelanggan tergantung kepada kualitas yang
terbaik, maka karyawan perlu dilatih agar menyadari pentingnya pekerjaan yang
mereka jalankan. Pentingnya people dalam pemasaran berkaitan erat dengan internal
marketing. Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antar setiap karyawan
dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan untuk mendorong people agar
dapat memberikan kinerja yang memuaskan kepada konsumennya.
F. Proses (Process)
Menurut Husein Umar (2008), proses mencerminkan bagaimana semua elemen
bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa
yang diberikan kepada konsumen.
G. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Menurut Kasmir (2000), pengertian Customer Service secara umum adalah setiap
kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
nasabah melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan nasabah. Seorang
Customer Service memegang peranan yang sangat penting, disamping memberikan
pelayanan juga sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relation.
2. Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dalam
melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menentukan kekuatan
dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat penting agar dapat merumuskan
strategi secara efektif (David, 2009).
3. Produksi/operasi
Fungsi produksi/operasi mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi
barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat
dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan produktifivas, Umar (2008).
4. Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu,
manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan
perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : langkah-langkah
yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas
dan sistem imbalan (Umar, 2008).
5. Sistem Informasi Manajemen
Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah bisnis
dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Menilai kekuatan dan
kelemahan internal sebuah perusahaan dalam sistem informasi manajemen adalah
dimensi penting dari suatu audit internal (David, 2009).
2.3. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi variabel peluang dan ancaman di luar kontrol
manajemen perusahaan. Audit eksternal terfokus pada upaya mengidentifikasi dan
menilai trend, serta peristiwa di luar kendali suatu perusahaan. Tujuan audit eksternal
adalah membuat daftar terbatas mengenai berbagai peluang yang dapat menguntungkan
perusahaan dan berbagai ancaman yang harus dihindari (David, 2009). Lingkungan
eksternal yang akan diteliti yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
2.3.1. Lingkungan Mikro
Menurut Kotler (2009), lingkungan mikro adalah lingkungan yang dekat dengan
perusahaan, dan mempengaruhi kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam
melayani pelanggannya. Komponen-komponen lingkungan mikro tersebut adalah
sebagai berikut :
A. Pemasok
Pemasok merupakan perusahaan yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan barang dan jasa, seperti
perlataan, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar atau listrik.
B. Perantara Pemasaran
Perantara pemasaran merupakan pihak-pihak yang membantu perusahaan dalam
mempromosikan, menjual serta mendistribusikan produk ke pembeli akhir, seperti
perusahaan distribusi, biro jasa pemasaran dan perantara keuangan.
C. Pelanggan (Nasabah)
Pelanggan merupakan konsumen yang membeli atau menggunakan barang atau jasa
yang dijual oleh perusahaan. Pelanggan adalah individu atau rumah tangga, perusahaan
yang membeli barang/jasa yang dihasilkan dalam ekonomi.
D. Pesaing
Pesaing adalah pihak yang menawarkan kepada pasar produk sejenis atau sama
dengan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan atau produk substitusinya, di wilayah
tertentu.
2.3.2. Lingkungan Makro
Menurut Kotler (2009), lingkungan makro terdiri atas kekuatan sosial yang
mempengaruhi seluruh perilaku di lingkungan mikro perusahaan dan mempengaruhi
kegiatan pemasaran perusahaan meliputi :
A. Lingkungan Demografis
Merupakan lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti jumlah penduduk,
kepadatan penduduk, lokasi penduduk, usia penduduk, jenis kelamin dan pendidikan.
B. Lingkungan Ekonomi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan
konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan
tingkat harga-harga umum.
C. Lingkungan Alam
Merupakan kondisi alam pada suatu wilayah, termasuk sumber daya alam yang
dibutuhkan seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi, dan tingkat polusi.
D. Lingkungan Teknologi
Merupakan kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan
inovasi baru melalui pengembangan produk baru serta mampu menangkap peluang-
peluang yang ada.
E. Lingkungan Politik/Hukum
Maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan seperti badan pemerintah,
kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi ruang gerak organisasi dan
individu dalam masyarakat seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM).
F. Lingkungan Sosial/Budaya
Merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang mempengaruhi nilai di
masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat terhadap produk dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
2.4. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation
(IFE dan EFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation
(EFE) merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang penting dan merupakan
langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang disebut tahap input, yaitu
meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Menurut David
(2009), matriks IFE meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari
perusahaan, sedangkan matriks EFE meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai
lingkungan eksternal, untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman. Penilaian intuitif
diperlukan dalam mengembangkan kedua matriks ini. Matriks ini menyediakan
informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi pemasaran secara sukses
dengan syarat alat ini harus disertai dengan penelitian intuitif yang baik.
2.5. Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2009), matriks Internal Eksternal (IE) merupakan langkah
kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang disebut tahap pencocokan, yaitu
tahap untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-
faktor internal dan eksternal. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total
nilai IFE yang diberi bobot dan total nilai EFE yang diberi bobot. Diagram tersebut
dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya
kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :
1. Tumbuh dan Bina (Growth and Build)
Growth Strategy merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau upaya
diversifik. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV disebut tumbuh dan
bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk) atau strategi integratf (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan
integrasi horizontal) mungkin paling cocok untuk semua divisi ini.
2. Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)\
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan
strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang
telah ditetapkan.
3. Panen atau Divestasi (Harvest or Divestiture)
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi
melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi
(memperkecil skala perusahaan).
2.6. Matriks SWOT
Matriks Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats (SWOT) merupakan
perangkat pencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat
strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-
Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Sedangkan strategi WT atau
strategi kelemahanancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (David, 2009).
2.7. Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM)
QSPM adalah alat untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif,
berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses internal dan eksternal yang dikenali
sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi yang lain, QSPM memerlukan
penilaian intuitif yang baik. QSPM merupakan tahap ketiga dari kerangka kerja analitik
dalam perumusan strategi. QSPM merupakan salah satu teknik analisis yang dirancang
untuk membuat peringkat strategi guna memperoleh daftar prioritas dan untuk
menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. QSPM menentukan
daya tarik relatif dari berbagai straregi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor
sukses kritis internal dan eksternal perlu dimanfaatkan atau diperbaiki (David, 2009).
BAB 3
DESKRIPSI PERUSAHAAN
3.1. Informasi Umum
a. Sejarah Perusahaan
CV MUGIHARJO merupakan perusahaan pengelola kayu yang dulunya
bernama UD. MUGIHARJO yang didirikan oleh Bapak Mugianto pada tanggal 17 Mei
1998. Selain sebagai pemilik, bapak Mugianto juga merangkap sebagai pimpinan
perusahaan. Pada waktu perusahaan berdiri, kegiatan perusahaan masih sejenis dengan
industri kecil, dimana kegiatannya hanya membuat produk mentah yang berasal dari
kayu mahoni, yang kemudian dikirim ke perusahaan reproduksi mebel ekspor
(perusahaan hanya sebagai supplier). Pada waktu itu karyawan hanya berjumlah 5 orang
dan berasal dari sekitar Boyolali dan produk yang dihasilkan setiap minggunya adalah
6-9 pcs. Semua biaya yang digunakan untuk produksi berasal dari modal sendiri Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Pada awal tahun 1999 perusahaan mendapat penawaran dari rekan kerjanya
untuk melakukan kegiatan ekspor sendiri sehingga perusahaan merintis dan
mengembangkan usahanya. Untuk mengembangkan usaha tersebut, perusahaan
melakukan perluasan lokasi untuk kegiatan produksi yaitu dengan menyewa rumah
sekitar desa tempat tinggal perusahaan yaitu di Dukuh Kantongan, Desa Kragilan,
Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Perusahaan juga menambah perlengkapan,
peralatan, dan untuk penambahan modal dilakukan penarikan saham yang terdiri dari 4
orang. Pada bulan Maret 1999, seluruh kegiatan perusahaan sudah dapat dijalankan
dengan baik. Produk dikirim ke negara Perancis dengan kapasitas 1 kontainer setiap
bulan.
Di dalam perjalanannya, perusahaan tidak terlepas dari berbagai permasalahan.
Perusahaan pernah mengalami masalah tentang produk yang banyak mengalami
kerusakan (baik itu rusak di dalam kontainer maupun rusak karena kualitas barang yang
kurang bagus), sehingga pihak buyer meminta ganti rugi produk yang rusak tersebut
sebanyak 2 kontainer. Masalah tersebut meninggalkan complain antara penanam saham,
sehingga sekitar bulan Agustus 2000 saham-saham mereka dijual, kemudian semua
saham dibeli Bapak Mugianto. Masalah ini dijadikan sebagai pengalaman sehingga
kualitas produk diperbaiki. Setelah terjadi hal tersebut diatas, perusahaan berusaha
untuk
meningkatkan kualitas produknya dan mendapatkan buyer dari Swedia. Kemudian
untuk menambah modal perusahaan mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia.
Dengan modal tersebut dibangunlah gedung untuk kegiatan produksi. Seiring dengan
berjalannya waktu, order yang diterima perusahaan semakin banyak dan harus dipenuhi
tepat waktu. Perusahaan mengajukan pinjaman modal lagi pada Bank Rakyat Indonesia
untuk mencukupi kuantitas produksi. CV MUGIHARJO mempunyai Ijin Usaha No.
44/KDPP.11.32/2.2/IX/2002, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 1335602806, dan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 07.125.253.0.526.000. Pada tahun 2004,
dibangun gedung baru dengan nama CV MUGIHARJO FURNITURE yang menjadi
perusahaan berkembang sampai saat ini. Dalam perusahaan, kantor dan pabrik terletak
dalam satu lokasi yaitu di Kanthongan, Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Kode Pos
57372, Jawa Tengah, Indonesia, Phone/Fax (0276) 324620.
b. Jam Kerja
Perusahaan menetapkan antara jam kerja yang bagi karyawan dalam
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Karyawan bekerja dari hari senin
sampai Sabtu, apabila terdapat banyak order dan harus dikirim, maka bila diperlukan
karyawan akan bekerja lembur untuk menyelesaikan order tersebut. Adapun aturan
waktu bekerja perusahaan adalah sebagai berikut :
Jam kerja : 07.30 - 16.00 WIB
Jam Istirahat : 11.30 - 13.00 WIB
Pada hari jum’at jam istirahat mulai pukul 11.00 – 13.00 WIB. Hal tersebut
dilakukan karena banyak karyawan yang akan ibadah Jum’at.
c. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada perusahaan adalah harian lepas dan borongan. Sistem
penggajian borongan terdapat pada bagiam perakitan. Untuk staf perusahaan
penggajiannya menggunakan sistem harian lepas, sama seperti karyawan-karyawan
lainnya, yang membedakan adalah untuk staf perusahaan bagikan setiap bulan sekali,
sedangkan karyawan setiap seminggu sekali. Untuk upah kerja lembur dihitung per
jam.
3.2. Proses Produksi
Proses produksi meliputi penyiapan bahan dan peralatan yang akan digunakan
dalam proses pembuatan produk :
a. Jenis produk yang dihasilkan
Jenis produk yang dihasilkan oleh CV Mugiharjo antara lain :
Nama Produk Macam Produk Warna produk
Almari Almari pakaian, almari
tamu, rak buku
Antique white, coffe
brown, sianghai brown,
teat brown
Meja Meja tamu, meja makan,
meja kerja, meja TV,
meja lampu
Antique white, coffe
brown, sianghai brown,
teat brown
Kursi Kursi tamu, kursi makan Antique white, coffe
brown, sianghai brown,
teat brown
b. Jenis bahan yang digunakan
Dalam memproduksi furniture, bahan baku yang dipergunakan adalah kayu mahoni
dan bahan pembantu lainnya yaitu, triplek, paku, lem B4, melamine, dempul, thiner,
dan acessories. Adapun bahan baku diperoleh dari kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kayu
mahoni yang digunakan dengan ukuran papan tertentu dan kayu sudah dioven
(dikeringkan).
Adapun kriteria kayu yang dipilih adalah :
a. Kayu tampak merah.
b. Kayu mempunyai tingkat kekeringan 8 % sampai dengan 12 %
c. Kayu tidak busuk dan tidak berjamur.
d. Kayu tidak dimakan totor.
e. Kayu lepas mata dan memiliki gurator-gurator yang lebih jelas.
c. Peralatan yang digunakan
Untuk menunjang dan mempercepat proses produksi yang berkualitas baik, maka
dibutuhkan alat bantu yaitu:
1. Gergaji mesin
Gergaji mesin fungsinya untuk memotong kayu sebelum dimasukkan ke
penggergajian.
2. Gergaji tangan
Gergaji tangan fungsinya membentuk lembaran papan sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan.
3. Bor pistol
Alat ini berfungsi untuk melubangi bagian tertentu pada papan kayu dan
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Oven kayu
Alat ini berfungsi untuk mengeringkan kayu sehingga kayu setelah dikeluarkan
menjadi kering dan tidak mudah rapuh.
5. Amplas kayu
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan serat dari sisa penggergajian serta
melicinkan dan menghaluskan papan kayu.
6. Kompresor
Alat ini berfungsi untuk menyemprotkan pewarna kebagian yang akan dicat
supaya kelihatan lebih halus dan rapi.
d. Proses Produksi
Dalam pembuatan mebel, proses produksi dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1. Tahap Perakitan
Pada tahap awal, papan mahoni dikeringkan selama kurang lebih 10 hari
dengan tingkat kekeringan 8 % sampai dengan 12 %. Kemudian papan yang
sudah kering tersebut dibelah di bagian persiapan komponen sesuai dengan
ukuran produk yang akan dibuat. Setelah selesai kemudian komponen-
komponen tersebut dikerjakan dibagian perakitan dimana di dalam tahap
perakitan terdapat proses perataan, sambung papan (laminating), pemahatan,
pluk/propil/panel dan perakitan produk tersebut.
Setelah selesai proses perakitan produk maka produk tersebut diberi
nama produk setengah jadi. Sebelum produk setengah masuk ke bagian
finishing, produk diteliti terlebih dahulu apakah bentuknya sudah sempurna atau
belum, apabila terjadi produk cacat atau kurang sempurna maka akan diproses
ulang, tetapi apabila setelah diperiksa produk sudah baik maka langsung dibawa
ke bagian finishing. Tempat untuk meneliti produk setengah jadi disebut Meja
Balance.
2. Tahap Finishing
Tahap finishing dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian amplas dasar, bagian
warna, bagian packing. Dibagian amplas dasar, produk setengah jadi diamplas
atau dihaluskan dengan amplas nomor/grit 120 dan 180. Kemudian di bagian
warna dilakukan pendempula, warna dasar, finishing warna akhir.Di salam
proses packing dilakukan pemasangan accesories (kunci, sapit udang, logo,
handle, kaca) dan pembungkusan/ packing produk. Bahan yang digunakan untuk
pembungkusan adalah kardus, single fice, fomsit, tali rafia , lakban, lem, staples.
Peralatan yang dipakai adalah pisau karter, palu. Setelah proses packing selesai ,
produk disebut dengan produk jadi dan siap kirim.
Urutan proses produksi
3.3. Kondisi Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar
tepat survive. Pemasaran sebagai suatu sistem dari keseluruhan kegiatan perusahaan
bermanfaat untuk mempromosikan produknya bagi konsumen atau calon konsumen
agar mau membeli produknya. CV. Mugiharjo dalam usahanya hanya melakukan
kegiatan produksi dan pemasaran.
Produk CV. Mugiharjo 95% diekspor keluar negeri dengan negara tujuannya
yaitu Perancis, Swedia, dan Norwegia. Sedangkan yang 5% dipasarkan untuk konsumen
PerataanLaminatingPemahatanPerakitan
Amplas dasarBagian warnaPemasangan AccesoriesPengepakan (packing)
Finishing
lokal. Produk akan dikirim kepemesan dibuatkan suatu inovoice yaitu sebagai bukti
produk atau barang sudah dikirim dan diterima oleh pemesan. Order batang yaitu lewat
fax-email dan diterima oleh kepala bagian pemasaran.
Sebagai perangsang pada konsumen, perusahaan selalu melakukan penjagaan
kualitas produk yang dihasilkan. Sementara itu, dalam hal mempertahankan dan
meningkatkan pemesanan , perusahaan berusaha menyelesaikan pesanan pada waktu
yang telah disepakati dan memberikan produk sesuai dengan pesanan. Barang yang
sudah jadi langsung dikirim ke buyer.
3.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat penting bagi berdirinya perusahaan, berikut struktur
perusahaan pada CV. Mugiharjo sebagai berikut :
a. Struktur Organisasi
b. Deskripsi Jabatan
1. Pimpinan Perusahaan
a. Merupakan pemilik perusahaan yang tugas utamanya memimpin segala
kegiatan perusahaan untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
b. Mengkoordinasi aktivitas perusahaan.
c. Bertanggungjawab atas manajemen perusahaan.
d. Membuat keputusan terhadap semua kegiatan yang bisa berakibat terhadap
terjadinya perubahan modal perusahaan.
2. Bagian Gudang dan Perencanaan
a. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
b. Bertanggung jawab terhadap tersedianya kebutuhan produksi secara
keseluruhan.
Pimpinan Perusahaan
Bagian Gudang dan Perencanaan
Departemen Gudang Material
Departemen Pengeringan
Material
Departemen Gudang Produk
Bagian Produksi
Departemen Peralatan
Departemen komponen
Departemen Perakitan
Departemen Finishing
Bagian Keuangan
Departemen Keuangan
Departemen Akuntansi
Departemen Logistik
(Pengadaan)
Depastemen Ekspor
Bagian Personalia
Departemen Administrasi
Departemen Keamanan
Bagian Pemasaran
Departemen Pemasaran
c. Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku maupun barang jadi
perusahaan.
d. Membuat daftar barang jadi dan bahan baku yang ada di dalam perusahaan.
Bagian Gudang dan Perencanaan membawahi 3 departemen yang
tanggungjawabnya langsung kepada bagian gudang dan perencanaan, yaitu :
1. Departemen gudang material
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang Pengadaan.
b. Membuat laporan stok bahan mentah.
c. Melakukan pengawasan terhadap persediaan dalam perusahaan.
2. Departemen pengeringan material kayu
Bertugas untuk mengurusi dalam hal pengeringan bahan baku sebelum
digunakan dalam proses produksi.
3. Departemen gudang produk
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang Pengadaan.
b. Bertugas untuk mendata produk dan menyimpan produk jadi.
c. Membuat laporan stok barang jadi.
3. Bagian Produksi
a. Bertanggung jawab langsung kepada pemimpin perusahaan
b. Melaksanakan dan melakukan pengawasan umum seluruh kegiatan
produksi.
c. Melakukan pengawasan umum terhadap segala peralatan dan alat produksi
perusahaan.
d. Membuat laporan produksi tiap departemen.
Bagian produksi membawahi 4 departemen yang mempunyai tanggungjawab
langsung kepada bagian produksi, yaitu :
1. Departemen peralatan
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
2. Bertugas untuk menyediakan peralatan dalam proses produksi.
2. Departemen komponen
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
2. Bertugas dalam penyesuaian kayu sesuai dengan ukuran produk yang
dipesan dan jumlah produk yang dipesan dengan tidak mengabaikan
kualitas kayu.
3. Departemen perakitan
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
2. Bertugas dalam pengawasan umum terhadap perakitan produk.
3. Mengadakan pengawasan mutu bahan.
4. Departemen finishing
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
2. Bertugas menyelesaikan produk sehingga menjadi produk jadi termasuk
di dalamnya pengepakan dan pengecatan.
4. Bagian Keuangan
1. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan keuangan
secara menyeluruh.
3. Menandatangani dan mengirim cek (bersama pimpinan perusahaan).
4. Menyelenggarakan buku besar dan menyusun laporan keuangan.
5. Melakukan urusan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan.
Bagian keuangan membawahi 4 departemen yang bertanggungjawab langsung
kepada bagian keuangan, yaitu:
1. Departemen keuangan
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
2. Melakukan pengeluaran kas untuk pembelian.
3. Melakukan penagihan.
4. Menyelenggarakan laporan kas harian.
2. Departemen akuntansi
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
2. Membuat jurnal dan buku besar.
3. Menyelenggarakan register penjualan dan penagihan.
4. Menyiapkan berbagai laporan yang dibutuhkan.
5. Membuat daftar gaji.
3. Departemen logistik (pengadaan)
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
2. Bertugas melakukan pembelian bahan baku.
4. Departemen ekspor
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
2. Bertugas mengurusi ekspor barang dagangan yaitu mulai dari
pemesanan kontainer sampai dengan pengurusan dokumendokumen
ekspor.
5. Bagian Personalia
1. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2. Mengurus dan mengendalikan hukum dan segala perizinan perusahaan.
3. Membuat perencanaan umum dan penempatan SDM.
4. Membuat dan menyelenggarakan laporan produktifitas karyawan.
5. Membuat persetujuan penggajian dan kesejahteraan karyawan.
Bagian personalia membawahi 2 departemen yaitu :
1. Departemen administrasi dan umum
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia.
2. Bertugas menangani kegiatan yang sifatnya administratif
2. Departemen keamanan
1. Bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia.
2. Melakukan absen terhadap karyawan dan melayani keperluan,
memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung ke perusahaan.
3. Tugas utamanya adalah menjaga keamanan perusahaan.
4. Memberi pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan dalam
bekerja.
6. Bagian Pemasaran
Tugasnya berkaitan erat dengan masalah penjualan barang hasil produksi
perusahaan. Bagian pemasaran membawahi departemen pemasaran yang
tanggungjawabnya langsung kepada bagian pemasaran dan tugas utamanya
memasarkan produk dan menerima order dari pembeli.
BAB 4
PROSES MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN
4.1. Visi dan Misi
4.1.1 Visi
Menjadi perusahaan furniture yang berskala internasional dan juga mempunyai
kualitas yang tinggi.
4.1.2 Misi
1. Meningkatkan kinerja organisasi dan sumber daya manusia untuk
memberikan jaminan terhadap kepuasan konsumen.
2. Memberikan profesionalitas kepercayaan kepuasan kepada mitra kerja dan
pelanggan
3. Meningkatkan dukungan ketangguhan jaringan usaha, infrastruktur dan
permodalan
4.2. Analisis Lingkungan Eksternal – Internal (SWOT)
4.2.1 Strengths
1. Produk berkualitas
Produk yang diproduksi oleh perusahaan mempunyai kualitas yang tinggi
sehingga dapat menarik pelanggan.
2. Produk bervariasi
Produk yang dihasilkan oleh berusahaan mempunyai banyak pilihan dari
lemari, meja, kursi, dan rak buku selain itu juga mempunyai warna yang
beragam sehingga dapat menarik pelanggan.
4.2.2 Weakness
1. Kurangnya tenaga kerja di bagian pemasaran
Kurangnya tenaga kerja dibagian pemasaran juga akan mempengaruhi
volume penjualan karena perusahaan akan kurang dikenal oleh masyarakat
luas
2. Kurangnya peralatan
Kurangnya peralatan juga mempengaruhi volume penjualan karena proses
produksi kurang lancar sehingga mengurangi hasil produksi.
3. Seringnya tenaga kerja yang tidak masuk, akan memakan waktu lama dalam
memproduksi suatu produk tertentu sehingga mengurang.i hasil produk
4. Adanya karyawan bagian produksi yang kurang terampil atau kurang
profesional , sehingga menghambat proses produksinya.
5. Bidan promosi atau pemasaran produksi kurang aktif dalam
memperkenalkan produk sehingga sulit mencari buyer baru dari negara lain.
4.2.3 Opportunities
1. Indonesia merupakan negara tropis.
Hal ini sangat berpengaruh dalam mendapatkan material bahan baku.
Dengan Indonesia yang mempunyai banyak hutan tropis maka akan banyak
sumber kayu sehingga dalam pembuatan produk tidak terkendala bahan
baku.
2. Ketertarikan pasar luar negeri dengan furniture Indonesia
Furniture Indonesia mempunyai kualitas dan produk yang bagus , hal ini
memicu banyak buyer dari luar negeri yang tertarik dengan furniture
Indonesia. Hal ini baik untuk industri di Indonesia karena dapat menambah
jaringan usaha.
4.2.4 Threats
1. Pesaing
Adanya pesaing yang bergerak di bidang yang sama juga mempengaruhi
volume penjualan perusahaan di Boyolali sendiri juga banyak sekali
perusahaan mebel.
2. Birokrasi pemerintah terlalu panjang
Pengurusan pembuatan dokumen-dokumen ekspor seperti pemberitahuan
ekspor barang (PEB), persetujuan ekspor (PE), surat keterangan asal
(SKA)/certificate of origin (COO), dan certificate of fumigation ke lembaga
yang terkait menggunakan jasa ekspedisi muatan kapal laut (EMKL),
sehingga kurang efektif dan efisien karena lembaga yang terkait tidak
langsung berhubungan dengan perusahaan dan apabila terjadi masalah atau
kesalahan dalam pembuatan dokumen ekspor perusahaan tidak langsung
mengetahuinya dan koordinasi antara keduanya kurang lancar karena tidak
berhubungan secara langsung. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk
pengurusan dokumen relatif mahal karena selain membayar pada lembaga
yang terkait, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya pada pihak
EMKL-nya.
3. Terhambat atau tertundanya pengiriman bahan baku ke perusahaan, karena
pembelian bahan baku di luar kota.
4. Masalah bidang angkutan darat dan angkutan laut.
Yaitu tidak tersedianya kontainer dan jadwal kapal sering mundur, hal
tersebut terjadi karena kontainer sudah dipesan oleh perusahaan-perusahaan
lain. Selain itu terjadi gangguan atau halangan pada kapal laut dalam
perjalanannya, maupun terjadi gangguan teknis pada kapal itu sendiri.
5. Pembayaran dari buyer mundur atau tidak tepat waktu.
Pembayaran buyer tidak tepat waktu disebabkan karena pengiriman yang
terlambat.
4.3. Matriks Internal – Eksternal (I-E Matriks)
4.4. Pemilihan Strategi Variasi
4.5. Tujuan dan Sasaran Perusahaan
4.5.1. Tujuan Perusahaan
Selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari usaha, seperti tujuan-tujuan
perusahaan beroperasi pada umumnya, perusahaan ini juga mempunyai beberapa tujuan
lain, yaitu :
a. Tujuan ke dalam:
1. Membuka peluang usaha di bidang pengelolaan kayu (furniture)
2. Meningkatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
b. Tujuan ke luar:
1. Meningkatkan perekonomian nasional
2. Menambah pendapatan daerah khususnya dan pendapatan negara pada umumnya.
4.5.2. Sasaran Perusahaan
Sebelum melakukan penjualan, perusahaan perlu menentukan pasar atau sasaran
yang ingin dituju agar penjualan dapat berjalan lancar. Sasaran yang telah ditentukan
oleh CV. Mugiharjo adalah sebagai berikut :
1. Memberikan produk furniture dengan kualitas terbaik untuk konsumen luar negeri
maupun dalam negeri.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia perusahaan untuk menjaga kinerja
perusahaan.
3. Meningkatkan nilai penjualan setiap tahun sehingga keuntungan pun meningkat.
4. Meningkatkan jaringan usaha.
4.6. Proses Organizing
Organizing adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian organisasi.
Pemimpin perusahaan telah membentuk struktur organisasi dan strategi dalam
proses kegiatan produksi. Setiap bagian mempunyai tanggung jawab masing-masing
yaitu :
1. Pimpinan Perusahaan
a. Merupakan pemilik perusahaan yang tugas utamanya memimpin segala
kegiatan perusahaan untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
b. Mengkoordinasi aktivitas perusahaan.
c. Bertanggungjawab atas manajemen perusahaan.
d. Membuat keputusan terhadap semua kegiatan yang bisa berakibat terhadap
terjadinya perubahan modal perusahaan.
2. Bagian Gudang dan Perencanaan
a. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
b. Bertanggung jawab terhadap tersedianya kebutuhan produksi secara
keseluruhan.
c. Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku maupun barang jadi
perusahaan.
d. Membuat daftar barang jadi dan bahan baku yang ada di dalam perusahaan.
Bagian Gudang dan Perencanaan membawahi 3 departemen yang
tanggungjawabnya langsung kepada bagian gudang dan perencanaan, yaitu :
1. Departemen gudang material
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang Pengadaan.
b. Membuat laporan stok bahan mentah.
c. Melakukan pengawasan terhadap persediaan dalam perusahaan.
2. Departemen pengeringan material kayu
Bertugas untuk mengurusi dalam hal pengeringan bahan baku sebelum
digunakan dalam proses produksi.
3. Departemen gudang produk
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang Pengadaan.
b. Bertugas untuk mendata produk dan menyimpan produk jadi.
c. Membuat laporan stok barang jadi.
3. Bagian Produksi
a. Bertanggung jawab langsung kepada pemimpin perusahaan
b. Melaksanakan dan melakukan pengawasan umum seluruh kegiatan
produksi.
c. Melakukan pengawasan umum terhadap segala peralatan dan alat produksi
perusahaan.
d. Membuat laporan produksi tiap departemen.
Bagian produksi membawahi 4 departemen yang mempunyai
tanggungjawab langsung kepada bagian produksi, yaitu :
1. Departemen peralatan
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
b. Bertugas untuk menyediakan peralatan dalam proses produksi.
2. Departemen komponen
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
b. Bertugas dalam penyesuaian kayu sesuai dengan ukuran produk yang
dipesan dan jumlah produk yang dipesan dengan tidak mengabaikan
kualitas kayu.
3. Departemen perakitan
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
b. Bertugas dalam pengawasan umum terhadap perakitan produk.
c. Mengadakan pengawasan mutu bahan.
4. Departemen finishing
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
b. Bertugas menyelesaikan produk sehingga menjadi produk jadi termasuk di
dalamnya pengepakan dan pengecatan.
c. Bagian Keuangan
d. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
e. Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan keuangan secara
menyeluruh.
f. Menandatangani dan mengirim cek (bersama pimpinan perusahaan).
g. Menyelenggarakan buku besar dan menyusun laporan keuangan.
h. Melakukan urusan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan.
Bagian keuangan membawahi 4 departemen yang bertanggungjawab
langsung kepada bagian keuangan, yaitu:
1. Departemen keuangan
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
b. Melakukan pengeluaran kas untuk pembelian.
c. Melakukan penagihan.
d. Menyelenggarakan laporan kas harian.
2. Departemen akuntansi
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
b. Membuat jurnal dan buku besar.
c. Menyelenggarakan register penjualan dan penagihan.
d. Menyiapkan berbagai laporan yang dibutuhkan.
e. Membuat daftar gaji.
3. Departemen logistik (pengadaan)
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
b. Bertugas melakukan pembelian bahan baku.
4. Departemen ekspor
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.
b. Bertugas mengurusi ekspor barang dagangan yaitu mulai dari
pemesanan kontainer sampai dengan pengurusan dokumendokumen
ekspor.
5. Bagian Personalia
a. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
b. Mengurus dan mengendalikan hukum dan segala perizinan perusahaan.
c. Membuat perencanaan umum dan penempatan SDM.
d. Membuat dan menyelenggarakan laporan produktifitas karyawan.
e. Membuat persetujuan penggajian dan kesejahteraan karyawan.
Bagian personalia membawahi 2 departemen yaitu :
1. Departemen administrasi dan umum
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia.
b. Bertugas menangani kegiatan yang sifatnya administratif
2. Departemen keamanan
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia.
b. Melakukan absen terhadap karyawan dan melayani keperluan,
memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung ke perusahaan.
c. Tugas utamanya adalah menjaga keamanan perusahaan.
d. Memberi pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja.
6. Bagian Pemasaran
Tugasnya berkaitan erat dengan masalah penjualan barang hasil produksi
perusahaan. Bagian pemasaran membawahi departemen pemasaran yang
tanggungjawabnya langsung kepada bagian pemasaran dan tugas utamanya
memasarkan produk dan menerima order dari pembeli.
4.7. Proses Leading
Leading adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses motivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kepemimpinan dalam CV. Mugiharjo dilakukan oleh pimpinan perusahaan yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan. Pemimpin telah menunjuk
beberapa orang yang dipercaya untuk menjadi kepala departemen. Proses leading sangat
berpengaruh pada perusahaan terutama saat mendapat pesanan. Saat perusahaan
mendapat pesanan, maka bagian marketing bertanggung jawab dalam mengolah
informasi pesanan tersebut , kemudian dilakukan Perencanaan Evaluasi &
Pengembangan (PEP). Kemudian data pesanan diberikan kepada kepala bagian produksi
yang akan meneruskannya pada mandor-mandor . Mandor bertugas untuk
menyampaikan secara langsung pada karyawan dan mengawasi proses produksi.
4.8. Proses Controlling
Controlling adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi
dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Pada CV. Mugiharjo , pengawasan dalam setiap bagian dilakukan oleh kepala
kebagian. Kepala bagian selain bertanggung jawab atas setiap kinerja pada departemen
bagian juga bertanggung jawab memberi laporan tentang apa saja keadaan yang terjadi
pada departemen tersebut pada pimpinan perusahaan. Apabila terjadi suatu masalah
dalam departemen maka kepala bagian departemen tersebut bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya (atas pengetahuan pimpinan perusahaan).
LAMPIRAN