tugas standar sdm

18
Kategori sdm dalam pelayanan kesehatan : 1. Dokter umum,spesialis, dan sub spesialis 2. Paramedis keperwatan, perawat umum,perawat mahir (bedah,krdiovaskuler,anak,bidan dll) 3. Paramedic non keperwatan,apoteker,asisten apotekeranalis kimia,analis laboratorium,penata rontgen,fisioteraphis dll. 4. Tenaga non medis, tenaga teknis,tenaga adminstratif umum, keuangan dan akuntan, dll Stanadart kompentensi yang harus dimiliki tenaga kesehatan sebelum bertugas Dalam rangka mendukung daya saing bangsa di pasar kerja Nasional dan global diperlukan SDM yang berkualitas. Untuk menyiapkan SDM berkualitas diperlukan sistem pendidikan yang berorientasi pada pasar kerja dan berbasis pada kompetensi yang berlaku secara lintas sektoral. Pengertian Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan atau suatu perusahaan atau lintas industri, sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan. Faktor Pendukung Faktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi adalah: Pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja. Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan menyelesaikan tugas/pekerjaan saja, tetapi dilandasi pula dengan bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi lingkungan yang berbeda. Dengan demikian standar kompetensi merupakan rumusan tentang

Upload: ida-farida

Post on 01-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Standar SDM

Kategori sdm dalam pelayanan kesehatan :

1. Dokter umum,spesialis, dan sub spesialis

2. Paramedis keperwatan, perawat umum,perawat mahir (bedah,krdiovaskuler,anak,bidan dll)

3. Paramedic non keperwatan,apoteker,asisten apotekeranalis kimia,analis laboratorium,penata rontgen,fisioteraphis dll.

4. Tenaga non medis, tenaga teknis,tenaga adminstratif umum, keuangan dan akuntan, dll

Stanadart kompentensi yang harus dimiliki tenaga kesehatan sebelum bertugas

Dalam rangka mendukung daya saing bangsa di pasar kerja Nasional dan global diperlukan SDM yang berkualitas.Untuk menyiapkan SDM berkualitas diperlukan sistem pendidikan yang berorientasi pada pasar kerja dan berbasis pada kompetensi yang berlaku secara lintas sektoral.PengertianKompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan atau suatu perusahaan atau lintas industri, sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan.

Faktor PendukungFaktor-Faktor yang mendukung Standar Kompetensi adalah: Pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja.Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan menyelesaikan tugas/pekerjaan saja, tetapi dilandasi pula dengan bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi lingkungan yang berbeda.

Dengan demikian standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya Kompetensi oleh seseorang, maka orang tersebut mampu: Mengerjakan suatu tugas/pekerjaan. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. Menyelesaikan masalah yang ada dan apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu keadaan yang berbeda dengan rencana semula.Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Cara mengembangkan standar kompotensi, yaitu: Pendekatan “Benchmark, adopt and adapt”. Pendekatan “Field research”.

Page 2: Tugas Standar SDM

Pendekatan kombinasi.Manfaat Standar Kompetensi: Untuk tingkat Nasional:Lebih efisien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih releven. Pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing di tingkat Internasional. Penilaian yang lebih konsisten. Kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya.Untuk tingkat Industri/Perusahaan: Pengidentifikasian yang lebih baik tentang keterampilan yang dibutuhkan.Membantu penilaian unjuk kerja.Pema-haman yang lebih baik tentang hasil pelatihan. Berkurangnya pengulangan usaha pengadaan pelatihan. Peningkatan kemampuan dalam perekrutan tenaga baru. Penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten dan dapat diandalkan.Pengidentifikasian kompetensi ditempat kerja yang lebih akurat. Dipakai untuk membuat uraian jabatan. Lembaga yang mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan standar kompetensi, pengujian kompetensi tenaga kerja untuk sertifikasi dan verifikasi institusi pelaksana uji kompetensi adalah Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP)Proses Pembentukannya, yaitu pada bulan Mei 2000 ditandatangani kesepakatan bersama antara Menaker, Mendiknas, Memperindag, dan Ketua Umum Kadin, berisi kesepakatan tentang perlunya dikembangkan standarisasi dan sertifikasi kompetensi serta koordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi. Pada awal tahun 2003 disyahkan UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan, yang isinya antara lain mencakup tentang: Pelatihan kerja harus berorientasi pada pasar kerja, Pelatihan kerja berbasis kompetensi, Pelaksanaan sertifikasi kompetensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 32 TAHUN 1996TENTANGTENAGA KESEHATAN

BAB IIJENIS TENAGA KESEHATANPasal 2(1) Tenaga kesehatan terdiri dari:a. tenaga medis;b. tenaga keperawatan;c. tenaga kefarmasian;d. tenaga kesehatan masyarakat;e. tenaga gizi;f. tenaga keterapian fisik;g. tenaga keteknisian medis.(2) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.(3) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.

Page 3: Tugas Standar SDM

(4) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.(5) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomologkesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administratorkesehatan dan sanitarian.(6) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.(7) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapiswicara.(8) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorikprostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.3BAB IIIPERSYARATANPasal 3Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidangkesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan.Pasal 4(1) Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenagakesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri.(2) Dikecualikan dari pemilikan ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)bagi tenaga kesehatan masyarakat.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur oleh Menteri.Pasal 5(1) Selain ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tenaga medis dantenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di luar negeri hanyadapat melakukan upaya kesehatan setelah yang bersangkutan melakukanadaptasi.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur oleh Menteri.BAB IVPERENCANAAN, PENGADAAN DAN PENEMPATANBagian KesatuPerencanaanPasal 6(1) Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untukmemenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi seluruhmasyarakat.(2) Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan sesuai denganperencanaan nasional tenaga kesehatan.

Page 4: Tugas Standar SDM

(3) Perencanaan nasional tenaga kesehatan disusun dengan memperhatikanfaktor:4a. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;b. sarana kesehatan;c. jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhanpelayanan kesehatan.(4) Perencanaan nasional tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Menteri.Bagian KeduaPengadaanPasal 7Pengadaan tenaga kesehatan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dibidang kesehatan.Pasal 8(1) Pendidikan di bidang kesehatan dilaksanakan di lembaga pendidikan yangdiselenggarakan oleh Pemerintah atau masyarakat.(2) Penyelenggaraan pendidikan di bidang kesehatan sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan ijin sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 9(1) Pelatihan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkanketerampilan atau penguasaan pengetahuan di bidang teknis kesehatan.(2) Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilakukan secara berjenjang sesuaidengan jenis tenaga kesehatan yang bersangkutan.Pasal 10(1) Setiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikutipelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.(2) Penyelenggara dan/atau pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawabatas pemberian kesempatan kepada tenaga kesehatan yang ditempatkandan/atau bekerja pada sarana kesehatan yang bersangkutan untukmeningkatkan keterampilan atau pengetahuan melalui pelatihan di bidangkesehatan.5Pasal 11(1) Pelatihan di bidang kesehatan dilaksanakan di balai pelatihan tenagakesehatan atau tempat pelatihan lainnya.(2) Pelatihan di bidang kesehatan dapat diselenggarakan oleh Pemerintahdan/atau masyarakat.Pasal 12(1) Pelatihan di bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Page 5: Tugas Standar SDM

dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku.(2) Pelatihan di bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakatdilaksanakan atas dasar ijin Menteri.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan sebagaimana dimaksud dalamayat (2) diatur oleh Menteri.Pasal 13(1) Pelatihan di bidang kesehatan wajib memenuhi persyaratan tersedianya:a. calon peserta pelatihan;b. tenaga kepelatihan;c. kurikulum;d. sumber dana yang tetap untuk menjamin kelangsunganpenyelenggaraan pelatihan;e. sarana dan prasarana.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan pelatihan di bidang kesehatansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.Pasal 14(1) Menteri dapat menghentikan pelatihan apabila pelaksanaan pelatihan dibidang kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat ternyata:a. tidak sesuai dengan arah pelatihan sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1);b. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (1);(2) Penghentian pelatihan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalamayat (1), dapat mengakibatkan dicabutnya ijin pelatihan.6(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghentian pelatihan dan pencabutan ijinpelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur olehMenteri.Bagian KetigaPenempatanPasal 15(1) Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat,Pemerintah dapat mewajibkan tenaga kesehatan untuk ditempatkan padasarana kesehatan tertentu untuk jangka waktu tertentu.(2) Penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilakukan dengan cara masa bakti.(3) Pelaksanaan penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 16

Page 6: Tugas Standar SDM

Penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)dan ayat (2) dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Menteri.Pasal 17Penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bakti dilaksanakan denganmemperhatikan:a. kondisi wilayah dimana tenaga kesehatan yang bersangkutan ditempatkan;b. lamanya penempatan;c. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;d. prioritas sarana kesehatan.Pasal 18(1) Penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bakti dilaksanakan pada:a. sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah;b. sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat yangditunjuk oleh Pemerintah;c. lingkungan perguruan tinggi sebagai staf pengajar;d. lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.7(2) Pelaksanaan ketentuan huruf c dan huruf d sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri setelah mendengar pertimbangandari pimpinan instansi terkait.Pasal 19(1) Tenaga kesehatan yang telah melaksanakan masa bakti diberikan suratketerangan dari Menteri.(2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakanpersyaratan bagi tenaga kesehatan untuk memperoleh ijinmenyelenggarakan upaya kesehatan pada sarana kesehatan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian surat keterangan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.Pasal 20Status tenaga kesehatan dalam penempatan tenaga kesehatan dapat berupa:a. pegawai negeri; ataub. pegawai tidak tetap.BAB VSTANDAR PROFESI DAN PERLINDUNGAN HUKUMBagian KesatuStandar ProfesiPasal 21(1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untukmematuhi standar profesi tenaga kesehatan.(2) Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Page 7: Tugas Standar SDM

ditetapkan oleh Menteri.Pasal 22(1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinyaberkewajiban untuk:a. menghormati hak pasien;b. menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;8c. memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakanyang akan dilakukan;d. d meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;e. membuat dan memelihara rekam medis.(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebihlanjut oleh Menteri.Pasal 23(1) Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yangdiberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat atau kematian yang terjadikarena kesalahan atau kelalaian.(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.Bagian KeduaPerlindungan HukumPasal 24(1) Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukantugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebihlanjut oleh Menteri.BAB VIPENGHARGAANPasal 25(1) Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasarprestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggaldunia dalam melaksanakan tugas diberikan penghargaan.(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan olehPemerintah dan/atau masyarakat.(3) Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat, tanda jasa, uang ataubentuk lain.9BAB VII

Page 8: Tugas Standar SDM

IKATAN PROFESIPasal 26(1) Tenaga kesehatan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untukmeningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,martabat dan kesejahteraan tenaga kesehatan.(2) Pembentukan ikatan profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.BAB VIIITENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASINGPasal 27(1) Tenaga kesehatan warga negara asing hanya dapat melakukan upayakesehatan atas dasar ijin dari Menteri.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur oleh Menteri dengan memperhatikan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku di bidang tenaga kerja asing.BAB IXPEMBINAAN DAN PENGAWASANBagian KesatuPembinaanPasal 28(1) Pembinaan tenaga kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutupengabdian profesi tenaga kesehatan.(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melaluipembinaan karier, disiplin dan teknis profesi tenaga kesehatan.Pasal 29(1) Pembinaan karier tenaga kesehatan meliputi kenaikan pangkat, jabatan danpemberian penghargaan.10(2) Pembinaan karier tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.Pasal 30(1) Pembinaan disiplin tenaga kesehatan menjadi tanggung jawabpenyelenggara dan/atau pimpinan sarana kesehatan yang bersangkutan.(2) Pembinaan disiplin tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku.Pasal 31(1) Menteri melakukan pembinaan teknis profesi tenaga kesehatan.(2) Pembinaan teknis profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) dilaksanakan melalui:a. bimbingan;

Page 9: Tugas Standar SDM

b. pelatihan di bidang kesehatan;c. penetapan standar profesi tenaga kesehatan.Bagian KeduaPengawasanPasal 32Menteri melakukan pengawasan terhadap tenaga kesehatan dalammelaksanakan tugas profesinya.Pasal 33(1) Dalam rangka pengawasan, Menteri dapat mengambil tindakan disiplinterhadap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tugas sesuai denganstandar profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan.(2) Tindakan disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:a. teguran;b. pencabutan ijin untuk melakukan upaya kesehatan.(3) Pengambilan tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikanketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.11BAB XKETENTUAN PIDANAPasal 34Barangsiapa dengan sengaja menyelenggarakan pelatihan di bidang kesehatantanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana sesuaidengan ketentuan Pasal 84 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentangKesehatan.Pasal 35Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentangKesehatan, barangsiapa dengan sengaja:a. melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1);b. melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1);c. melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenagakesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat(1);d. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat(1); dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Page 10: Tugas Standar SDM

Pengadaan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan diselenggarakan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, demikian antara lain bunyi pasal 51 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Untuk medukung hal tersebut maka PP No. 32 tentang tenaga kesehatan telah menetapkan bahwa Perencanaan nasional tenaga kesehatan adalah menjadi tanggung jawab Menteri Kesehatan dengan memeperhatikan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, sarana pelayanan kesehatan serta jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk melaksanakan hal-hal tersebut di atas maka Departemen Kesehatan telah mencanangkan visi baru, misi serta kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan melalui Indonesia Sehat 2010 yang dideklarasikan presiden B.J Habibie tahun 1999. Salah satu strateginya di bidang pengembangan sumber daya Manusia Kesehatan adalah pemantapan profesionalisme tenaga kesehatan.

Untuk mencapai dan menetapkan ukuran tentang semua upaya kesehatan agar dapat diukur secara baik, maka melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1202/Menkes/ SK/VIII/2003 telah ditetapkan indikator keberhasilan Indonesia Sehat 2010 untuk semua jenis pelayanan kesehatan termasuk tentang indikator sumber daya kesehatan yang merupakan kelompok indikator proses dan masukan untuk mencapai atau melaksanakan pelayanan kesehatan dalam mencapai Indonesia Sehat 2010.

Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan telah menyusun perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku tersebut di atas melalui Keputusan menteri Kesehatan Nomor: 81/Menkes/SK/ I/2004 tentang Pedoman Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kab/Kota serta Rumah Sakit tertanggal 13 Januari 2004.

ANTISIPASI KEBUTUHAN DOKTERDalam hal jumlah tenaga dokter apabila diperhitungkan secara deret hitung maka pada saat ini diperkirakan jumlah dokter sekitar 40.000 orang ini berarti bahwa untuk mencapai jumlah 94.376 orang di tahun 2010 diperlukan tambahan dokter baru sebanyak 54.376 dokter baru. Ini berarti bahwa setiap tahun diperlukan penambahan dokter sebanyak 54.376 dibagi 7 (tujuh tahun lagi) atau sebanyak 7.768 dokter baru.

Melihat situasi keberadaan Fakultas Kedokteran yang ada saat ini berjumlah sekitar 45 buah fakultas kedokteran negeri yang rata rata kelulusannya sekitar 100 orang dokter, maka maksimal hanya dihasilkan dokter baru sebanyak 4.500 orang dokter . Sedangkan Fakultas kedokteran swasta yang saat ini baru berdiri masih belum bisa diharapkan kontribusinya dalam waktu dekat ini. Dengan demikian kita akan kekurangan tenaga dokter sekitar 3.000 orang setiap tahunnya, ini berarti bahwa apabila kita ingin konsisten menunjang kebutuhan

Page 11: Tugas Standar SDM

akan dokter dalam menunjang pencapaian Indonesia sehat 2010 maka mau tidak mau harus memepercepat produksi dokter melalui fakultas kedokteran swasta dengan tidak boleh mengesampingkan kualitasnya. Jalan lain yang bisa ditempuh adalah memanfaatkan kondisi globalisasi dengan membuka seluas-luasnya masuknya tenaga kesehatan asing di Indonesia untuk dapat ditempatkan pada sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang membutuhkan.

KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2010Dalam Kepmenkes 1202 tahun 2003 tentang indikator Indonesia sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, indikator tenaga kesehatan baru ditetapkan sebanyak 10 (sepuluh) jenis tenaga kesehatan antara lain :

Tenaga KesehatanPenduduk Thn 2010 Rasio per 100.000Nakes Thn 2010* Perkiraan JumlahDokter 40 94.376Dokter Spesialis 6 14.156Dokter Keluarga 2 : 1.000 keluarga 94.376 ( asumsi 1 kel 5 jiwa )Dokter Gigi 11 25.953Apoteker 10 23.594Bidan 100 235.939Perawat 117,5 276.049Ahli Gizi 22 51.907Ahli Sanitasi 40 94.376Ahli Kesh. Masyarakat 40 94.376� � �

*) Dengan mempergunakan dasar perhitungan tersebut maka apabila mengacu jumlah penduduk di tahun 2003 sebanyak 214.800.000 jiwa dan perkiraan pertambahan penduduk sebesar 1,35 % per tahun maka pada tahun 2010 penduduk Indonesia diperkiran sebesar 235.939.000 jiwa sehingga pada saat itu dibutuhkan sejumlah tenaga kesehatan untuk mendukung pencapaian Indonesia Sehat 2010.

ANTISIPASI KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATANJumlah tenaga lulusan keperawatan yang sampai dengan 2003 diperkirakan sebanyak 233.116 orang tersebar di seluruh wilayah. Apabila dibandingkan dengan Indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 117 orang perawat untuk 100.000 penduduk atau sebanyak 276.049 orang perawat di tahun 2010, maka Indonesia hanya memerlukan tambahan tenaga perawat sebanyak 42.933 orang perawat lagi untuk memenuhi kebutuhan dalam menunjang Indonesia Sehat 2010 atau sekitar 6.130 orang perawat setiap tahunnya.

Page 12: Tugas Standar SDM

Berbeda halnya dengan tenaga dokter yang institusi pendidikannya sangat terbatas maka khusus untuk tenaga keperawatan sampai saat ini telah berdiri sekitar 32 buah Politeknis Kesehatan dan 598 Akademi Kesehatan yang berstatus milik daerah, ABRI, dan Swasta (DAS) yang saat ini telah menghasilkan lulusan sekitar 20 ? 23.000 lulusan tenaga Perawat setiap tahunnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan untuk menunjang Indonesia Sehat 2010 sebanyak 6.130 orang setiap tahun, sedangkan lulusan tenaga Keperawatan sebesar 23.000 orang maka khusus untuk tenaga keperawatan akan terjadi surplus tenaga sekitar 16.670 tenaga perawat setiap tahunnya.

Oleh karena itu masih layakkah kita saat ini masih terus menerus mendirikan sekolah setingkat diploma III keperawatan yang sudah secara jelas jumlah produksi mengalami kelebihan . Apakah tidak sebaiknya para mitra swasta yang berminat di bidang pendidikan ini mengalihkan perhatiannya dengan mendirikan pendidikan non keperawatan seperti pendidikan tenaga Refraksi Optisi atau Radiografer yang sudah jelas sangat kekurangan tenaganya dan bahkan untuk tenaga terapi Wicara sampai saat ini hanya terdapat satu institusi pendidikan swasta yang bergerak di bidang pendidikan terapi wicara.

Oleh karena itu untuk mengantisipasi kelebihan tenaga tersebut salah satu yang perlu disiapkan oleh semua pihak terkait adalah bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat di Luar Negeri yang sangat banyak setiap tahunnya sehingga kelulusannya lebih ditingkatkan dengan cara meningkatkan kemampuan/kualitas lulusan yang ada saat ini.

Bagi organisasi profesi penataan profesi keperawatan merupakan sesuatu yang sudah tidak bisa ditawar lagi agar mampu dan diakui oleh organisasi keperawatan di Luar Negeri dengan melakukan sertifikasi tenaga Keperawatan yang berstandar International.

Kepada pihak swasta yang berminat di bidang Institusi pendidikan, diharapkan mampu menerapkan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan melaksanakannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan tanpa mengurangi kewajiban yang harus disiapkan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas tenaga keperawatan. Kata kunci bagi pihak swasta untuk ikut bertanggung jawab terhadap mutu tenaga keperawatan adalah dengan mendirikan Institusi Keperawatan yang memenuhi syarat baik kurikulum maupun sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

ANTISIPASI TENAGA SANITARIANSanitarian sebagai salah satu dari tenaga yang berkategori sebagai tenaga Kesehatan masyarakat dimana semua upaya pelayanannya bersifat sebagai public goods maka akan sangat berbeda dengan tenaga keperawatan dan dokter yang lebih bersifat private goods.

Perhitungan kebutuhan untuk mendukung Indonesia Sehat 2010 sebanyak 94.376 sanitarian sedangkan saat in baru mempunyai tenaga sebanyak 12.461 orang masih membutuhkan

Page 13: Tugas Standar SDM

tenaga sanitarian sebanyak 81.915 orang atau sekitar 11.000 sanitarian setiap tahunnya. Apabila dikaitkan dengan Institusi pendidikan sanitarian yang ada saat ini yaitu D III kesehatan lingkungan yang berjumlah 23 buah dan dari jurusan Kes. Lingkungan di Poltekes sebanyak 20 buah apabila diperkirakan setiap institusi mengahasilkan lulusan sebanyak 60 orang setiap tahunnya maka institusi ini baru menghasilkan lulusan sebanyak 2.580 orang atau masih kekurangan 8.420 orang. Meskipun secara perhitungan bahwa tenaga Sanitarian masih sangat kekurangan namun pada kenyataannya masih banyak tenaga sanitarian yang belum bekerja sesuai dengan bidangnya karena keterbatasan pemerintah dalam menyerap tenaga ini.

Atas dasar hal tersebut di atas maka kiranya sudah saatnya di dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan di masa mendatang sudah harus dipikirkan perekrutan terhadap tenaga public health dan bukan hanya tenaga dokter, perawat dan bidan yang telah dijalankan selama ini. Dengan demikian pengangkatan Sanitarian dan tenaga public

health lainnya sebagai Pegawai Negeri Sipil perlu medapatkan dukungan dari semua pihak mengingat bahwa tenaga public health merupakan tenaga yang keberadaanya memang diperuntukan memikirkan kepentingan masyarakat luas bukan untuk kepentingan individu/perorangan .

Ketiga contoh tenaga tersebut di atas adalah merupakan contoh yang perlu mendapatkan perhatian lebih seksama dengan telah dikeluarkannya pedoman dan Keputusan menteri kesehatan yang berkaitan dengan penataan tenaga kesehatan pada khususnya dan SDM Kesehatan pada umunya karena sebetulnya masih banyak hal-hal yang perlu diantisipasi di bidang ketenagaan dan sumberdaya Manusia Kesehatan lainya seperti dibutuhkannya jenis tenaga Sarjana Hukum yang ahli di bidang kesehatan atau ahli ekonomi kesehatan serta tenaga aktuaria yang terkait erat dengan pelayanan dokter keluarga dalam hal menghitung premi pelayanan kesehatan dan cost analysis untuk advokasi kepada pemegang kekuasaan sehingga memahami arti penting pembiayaan kesehatan dihubungkan dengan masalah ekonomi. Untuk itu diperlukan antisipasi terhadap semua jenis tenaga lainnya yang lebih terperinci satu persatu pada kesempatan lainnya.

Sumber : Buletin Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan[http://www. bppsdmk.depkes. go.id/?show= detailnews&tbl=artikel&kode=3]