tugas take hometeknologi produksi tanaman
TRANSCRIPT
TUGAS TAKE HOME
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
PROBLEMATIKA RENDAHNYA PRODUKTIFITAS TANAMAN
HORTIKUTURAL
TANAMAN MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa)
DI SUSUN OLEH :
ARMAN FIRMANSYAH
105040207111023
KELAS K
DOSEN : Ir. SUWASONOHEDDY, MS
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tanaman Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu
tanaman obat asli Indonesia, habitat asalnya di tanah Papua dan kemudian masuk
ke Keraton Mangkunegara Solo dan Keraton Yogyakarta yang digunakan untuk
keperluan pengobatan. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan adalah daun, kulit, daging, cangkang dan biji.
Seiring dengan berkembangnnya peluang usaha dibidang pengobatan
tradisional maka mahkota dewa sebagai salah satu komoditas tanaman obat yang
saat ini banyak diperbincangkan oleh orang kemudian dikembangkan menjadi suatu
usaha komersial berskala ekspor. Banyak orang tidak menduga bahwa dengan
berbisnis mahkota dewa maka hidup akan lebih sejahtera.
Beberapa keunggulan mahkota dewa dijadikan sebagai salah satu tanaman obat
yang mendapat porsi sangat penting untuk terus dikembangkan. Saat ini ada
beberapa negara yang sudah mengembangkan mahkota dewa sebagai obat untuk
penyembuhan beberapa penyakit,diantaranya Belanda, Taiwan, Singapura dan
Malaysia.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini akan di bahas beberapa problematika dari budidaya tanaman
mahkota dewa dantaranya :
a. Khasiat tanaman mahkota dewa
b. Rendahnya produktifitas tanaman mahkota dewa
c. Teknik budidaya tanaman mahkota dewa
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1. KHASIAT MAHKOTA DEWA
Tanaman mahkota dewa dalam dunia medis menjadi salah satu pemecahan masalah terus menerusnya di gunakan obat-obatan non herbal atau kimia. Mahkota dewa dapat berkhasiat baik untuk mengobati beberapa penyakit dengan cara :
1. Diabetes MellitusPengobatan: Minum air rebusan. Cara membuat:
1. Ambil 5-6 buah mahkota dewa, iris dan cuci bersih.
2. Rebus bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
3. Saring air rebusan, minum 3 kali sehari (masing-masing 1 gelas)
2. Kanker dan TumorPengobatan: Minum air rebusan. Cara membuat:
1. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa kering dengan 15 gr temu putih, 10 gr sambiloto kering dan 15 gr cakar ayam kering, cuci bersih semua bahan
2. Rebus semua bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
3. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin dan minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum 1 jam sebelum makan
3. HepatitisPengobatan: Minum air rebusan. Cara membuat:
1. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa kering dengan 15 gr pegagan, 10 gr sambiloto kering dan 15 gr daun dewa, cuci bersih semua bahan
2. Rebus semua bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
3. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin dan minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.
4. Rematik dan Asam uratPengobatan: Minum air rebusan. Cara membuat:
1. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa dengan 15 gr akar sidaguri, 10 gr sambiloto kering, cuci bersih semua bahan
2. Rebus semua bahan dalam 5 gelas air, biarkan rebusan hingga air tersisa 3 gelas
3. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin dan minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum 1 jam sebelum makan
2.2. PRODUKTIVITAS TANAMAN MAHKOTA DEWA
Produksi tanaman mahkota dewa dapat dilihat dari taun-tahun terakhir ini masih rendah bahkan di bilang angat rendah hal ini belum bisa seimbang dengan khasiat yang di miliki oleh tanaman mahkota dewa. Rendahnya produksi tanaman ini dikarenakan beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara budi daya tanaman ini b. Sulitnya mendapatkan bibit unggul tanaman ini c. Kecocokan tanaman pada beberapa tempat
2.3. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MAHKOTA DEWA
Salah satu jenis tanaman obat yang popular dan telah banyak dimanfaatkan
adalah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa ), namun kebanyakan orang hanya
mengenal nama, tetapi tidak mengenal bentuk fisik pohon dan buahnya. Karena
penasaran, penulis mencari referensi lewat internet mengenai Mahkota Dewa.
NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto
ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah
mahkota dewa). Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)Sinonim : P.
papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back. Familia : Thymelaeaceae Nama Lokal :
Nama daerah: Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu,
makuto rojo (Jawa).
Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias
atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa
masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang
yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di
sana memang bisa ditemukan tanaman ini.
Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada
ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m.
Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah,
percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek,
bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm.
Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun,
bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat,
diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah
setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras,
berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan.
Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Tanaman mahkota dewa adalah tanaman yang mempunyai banyak khasiat khususnya di bidang medis tetapi hal ni tidak dapat di imbangi oleh produksi tanaman mahkota dewa produksi tanaman ini masih sangat rendah.
Perbanyakan mahkota dewa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara generatif menggunakan biji sedangkan secara vegetatif contohnya dengan pencangkokan. Perbanyakan dengan biji merupakan cara yang paling banyak dilakukan karena memang paling mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, AG. 1994. Teknologi Penyuluh Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Van den Ban, WA dan H. S. Hawkins . 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga. Jakarta.
Sumintoredjo, Samedi. 1975. Tenik Menyusun Program Penyuluhan. Bina Cipta. Bandung.
Wiriaatmadja, Soekandar, M. A. 1973. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. CV Yasaguna. Jakarta.
Harmanto, N. 2001. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Harmanto, N. 2004. Mahkota Dewa Panglima Penakluk Kanker. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Dalimarta, Setiawan, dr. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa Swara. Jakarta.