tugas tekon 2

104
BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Penutup Ruang. 1. Definisi Dinding Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.Dinding adalah bagian dari bangunan yang dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar. Terdapat 3 jenis utama dinding, yaitu: dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary) dan dinding penahan (retaining).Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing 4

Upload: dzikry-brak

Post on 26-Jul-2015

3.935 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas tekon 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Penutup Ruang.

1. Definisi Dinding

Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu

konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari

segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.Dinding adalah bagian

dari bangunan yang dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar

ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar. Terdapat 3

jenis utama dinding, yaitu: dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding

pembatas (boundary) dan dinding penahan (retaining).Dinding merupakan salah

satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau

dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi

(tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).

Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan

rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat

dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra

cetak)

4

Page 2: tugas tekon 2

5

2. Fungsi Dinding

Adapun fungsi dari dinding yaitu:

1. Dinding berfungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam

maupun ruang dalam dan ruang luar.

2. Dinding berfungsi sebagai kenyamanan, kesehatan, keamanan dan keindahan

− Sebagai pembatas ruang, memiliki sifat : privasi dan dalam skala, warna,

tekstur .

− Sebagai peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar.

− Sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap

suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari luar

lainnya).

− Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang

radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan lain-lain.

− Sebagai penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank dan lain-lain

− Sebagai pembentuk ruang, menambah keindahan ruang dan point of interest.

− Sebagai fungsi artistik tertentu misalkan dinding bangunan untuk pencahayaan

alami.

Bangunan khususnya bangunan arsitektur pada era global warming atau

pemanasan global yang mengakibatkan iklim tidak menentu, cuaca yang berubah-

ubah, membuat bumi menjadi tidak stabil dan berakibat pergeseran suhu secara

tiba-tiba, pergeseran lempeng bumi dll. Hal ini dikarenakan eksploitasi bumi yang

semakin tidak terkendali, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin

meningkat, khususnya sumber energi tak tergantikan seperti minyak bumi, yang

Page 3: tugas tekon 2

6

oleh manusia digunakan sebagai bahan utama seperti bahan bakar, penerangan dll.

Oleh karena itu dengan berjalannya waktu banyak manusia sadar dan mengurangi

penggunaan energi tak tergantikan dengan mengandalkan energi yang sudah

tersedia dan tidak kurang dalam kualitas dan kuantitas. Contoh nyata adalah

penggunaan listrik untuk menyalakan tabung floar (lampu neon) yang listrik

sendiri memakai bahan baku utama sebagai pembangkit adalah minyak bumi.

Untuk menghindari pemakaian lampu, maka bangunan harus

mengandalkan pencahayaan alami sebagai sumber penerangan, dan itu terdapat

pada cahaya matahari, untuk memasukan cahaya matahri ke bangunan harus ada

bukaan pada kulit bangunan. Ada bebrapa macam contoh bangunan yang

khususnya bangunan yang relatif baru dan menerapkan sistem pencahayaan

matahari khususnya pada siang hari, bangunan-bangunan tersebut bahkan

termasuk bangunan dengan desain arsitektur yang cukup fenomenal pada saat ini.

Bangunan yang pertama adalah perpustakaan Alexandria di Mesir. Bangunan ini

berbentuk lingkaran dan bangunan ini sendiri berorientasi langsung terhadap

matahari (mengahadap ke atas), atau menghadap ke atas, yang berfungsi untuk

mengaplikasikan pencahayaan alami.

Gambar 2.1 Perpustakaan Alexandria Gambar 2.2 Interior perpustakaan Alexandria

Page 4: tugas tekon 2

7

Pada bangunan gambar 2.1. Bangunan tersebut sangat banyak sekali

bukaan-bukaan baik bukaan “hidup” maupun bukaan “mati”. Bukaan “hidup”

dalam hal ini bukaan yang memang tidak terhalng apapun dan tidak secara

langsung berorientasi ke atas, tetapi menghadap secara vertikal yang berfungsi

sebagai sirkulasi udara, sedangkan untuk bukaan “mati” secara langsung

menghadap ke atas dan tertutup oleh sesuatu bahan yang bahan itu sendiri untuk

menghindari direct matahari.

Pada bangunan yang kedua adalah masjid di indoensia karya arsitek

Ridwan Kamil, pada bangunan ini terdapat bukaan “hidup” dalam ukuran kecil

seukuran batu bata, perletakan bukaan ini disusun secara tertata terukur meskipun

tidak membnetuk tulisan atau ggambar tertentu, dan diletakan secara menyebar

baik secara vertikal maupun horizontal pada seluruh dinding bangunan kecuali

atap. Pada bangunan gambar 2.4 terlihat jelas pada saat siang hari pencahayaan

sangat baik tanpa dibantu pencahayaan buatan (lampu).

Gambar 2.3 Masijd karya ridwan kamil Gambar 2.4 Interior Masjid

3. Dinding berfungsi sebagai konstruksi

Page 5: tugas tekon 2

8

− Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti

dinding, lift, resovoar dan lain-lain)

− Sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh

agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban

horizontal.

− Sebagai pembatas/partisi

3. Jenis Dinding

Adapun jenis dinding yaitu:

1. Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a) Dinding Interior. Dinding Interior adalah dinding yang dipakai di dalam

ruangan. Ada pemilik rumah yang menginginkan rumahnya memiliki

dinding permanen atau dinding massive, ada juga pemilik yang

menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan partisi.

Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau

dipindahkan.

b) Dinding Exterior. Adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena

terletak di luar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan

cuaca, terutama disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus

kuat karena dinding exterior tersebut mengalami kontak langsung dengan

kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang sering terjadi

gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis

materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding

Page 6: tugas tekon 2

9

tersebut. Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan

menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila

penampilannya indah.

Gambar 2.5 Eksterior Rumah Tinggal

c) Dinding Fungsi Khusus. Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu

jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang harus diembannya. Misalnya

dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus terbuat dari bahan

akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat

ditoleran.

2. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:

a) Dinding Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari

campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya

Page 7: tugas tekon 2

10

digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar

pembatas tanah dan lain sebagainya.

b) Dinding Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih

mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.

c) Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran

multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.

d) Dinding Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat

daricampuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan

tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya

dibuat bermacam variasi model. Batako merupakan material untuk dinding

yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari

campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena

dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada

bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban

pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas

yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk

finishing.Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan

mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan

bataco, blok beton ini juga berluban.

e) Dinding Batu bata (bata merah), Dinding bata merah terbuat dari tanah

liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan

bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar

Page 8: tugas tekon 2

11

peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata

merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2

batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari

pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/

rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan

menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak

mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata

dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari

campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. Pada umurnnya

merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi

panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini

kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran

batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besamya disebabkan

oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan.

Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24  x 11,5

x 5,5 cm.

f) Dinding Kayu Log/ Batang Tersusun, Kontruksi dinding seperti ini

umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri

dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini

tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan

dinding struktural.

g) Dinding Papan, Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan

konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun

Page 9: tugas tekon 2

12

interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi

papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan

jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar

beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus

memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air

hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang

bisa mengalami muai dan susut.

h) Dinding Sirap, Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material

yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu

juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan

tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku

(paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis

tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

i) Dinding Batu Alam, Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh

atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu

bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan

batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding

dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian

dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya

memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom

praktis, hanya diperlukan.

3. Ditinjau dari jenisnyanya Terdapat 3 jenis utama dinding, yaitu:

Page 10: tugas tekon 2

13

a) Dinding struktural adalah dinding bangunan, seperti dinding geser

b) Dinding pembatas (boundary) seperti dinding batu bata, batako, partisi dll.

c) Dinding penahan (retaining). Seperti turap

4. Material Dinding

Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi

keindahan rumah. Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam

rumah, dinding berpengaruh besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan

itu. Misalnya; dinding rumah dicat merah dan dinding dicat hijau muda, kesannya

sudah lain sekali.

Belum lagi bila dinding dilapisi material alami atau material aslinya yang

menimbulkan karakter khas masing-masing bahan. Material ini boleh jadi menjadi

atraksi utama dalam sebuah ruangan atau tampilan rumah, karena keunikan yang

dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan

itu sendiri, misalnya pada rumah-rumah minimalis.

Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan

dalam bangunan rumah tinggal:

a) Material dinding dari kaca buram, yang diaplikasikan pada dinding kabinet

dapur. Kesan glossy (mengkilap) yang ditimbulkannya sangat menarik,

dipadukan dengan pencahayaan tak langsung (indirect lighting) dari bawah

kabinet menjadikannya tampak eksklusif.

Page 11: tugas tekon 2

14

Gambar 2.6 Material dinding dari kaca buram

b) Material bata ekspos juga bisa menjadi material yang menarik karena

karakternya yang kuat.

Gambar 2.7 Material bata ekspos

c) Tembok biasa dapat tampil maksimal dengan penggunaan cat. Cara ini adalah

cara yang paling umum dilakukan untuk meningkatkan kesan dinding agar

lebih terlihat menarik.

Page 12: tugas tekon 2

15

Gambar 2.8 Tembok di Cat

d) Material batuan dan kaca dalam padu padan ini cukup menarik dengan paduan

garis putih dari kolom. Paduan ini banyak digunakan untuk hunian-hunian

bergaya resort dan bertema tropis, karena unsur kaca memungkinkan

penghuninya melihat bebas keluar dan batuan mengingatkan kita pada kesan

dari batu-batu yang bebas di alam.

Gambar 2.9 Material batuan dan kaca

Page 13: tugas tekon 2

16

e) Dinding kaca, termasuk digemari dewasa ini. Dinding jenis ini memang

memungkinkan ruangan terlihat semakin lapang karena tidak ada batas

pandangan. Biasanya kaca diberi frame alumunium sebagai penguat

konstruksinya.

Gambar 2.10 Dinding Kaca

f) Banyaknya material baja bermunculan menimbulkan kemungkinan baru dalam

menggunakan material sebagai dinding. Salah satu kelemahannya adalah

dinding baja ini akan menimbulkan panas dalam ruangan didalamnya, karena

itu sebaiknya bila menggunakan dinding ini harus dibarengi dengan naungan

(misalnya naungan bayang2 pohon) pada permukaan baja ini agar tidak terlalu

panas, serta penghawaan alami yang baik.

Page 14: tugas tekon 2

17

Gambar 2.11 Material baja

g) Dinding ekspos semen, atau ekspos beton, dimana tekstur semen

diperlihatkan. Tekstur ini memiliki karakter sendiri yang tidak sama dengan

karakter bahan lain seperti dinding yang dicat. Pilihan lainnya seperti

dinding finishing kamprot yang juga memakai semen. Dinding ini memiliki

kelebihan, yaitu biaya finishing yang dapat ditekan, karena tidak perlu diaci

dan dicat.

Gambar 2.12 Dinding ekspos semen atau beton

5. Cara Membuat dan Pemasangan Dinding

Page 15: tugas tekon 2

18

a) Dinding Bata Kapur

Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak

digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas

tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat

dengan kapur gunung. Macam-.macam tipe campuran antara lain:

a. campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.

b. Campuran bahan : tras + kapur

c. campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc.

Harganya sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian

adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester serta diaci dinding ini tidak

akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom

praktis) setiap 2,5 m.

Gambar 2.13. Dinding Bata Kapur Dan Kolom Pengaku Dinding Bata Kapur

b) Dinding Bata Hebel Atau Celcon

Page 16: tugas tekon 2

19

Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding

dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak diretail pada

setiap agen atau toko material. Pembelian biasanya harus dengan memesan

terlebih dahulu. umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat

dari pasir silika. Bata jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari

harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering

digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-

gedung mewah yang lain.

Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan,

mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan

api dan air serta kedap suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup

diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang

lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik

pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.

Gambar 2.14. Bata Hebel Dan Pengerjaan Bata Hebel.

Page 17: tugas tekon 2

20

Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata

merah. Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan dalam ukuran 1 m3.

Untuk 1 m3 bata jenis ini bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2.

Namun hal ini tergantung juga dengan ketebalan dinding, bisa saja kurang dari

11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar.

Gambar 2.15. Bata Hebel Dalam Pengiriman dan Aplikasinya dalam Pasangan Dinding

Gambar 2.16. Bata Hebel Buatan Xella, Dengan Bata Hebel Pembangunan Gedung Dapat Dilakukan Secara Para Fabrikasi

Page 18: tugas tekon 2

21

Gambar 2.17. Proses Pembuatan Bata Hebel

c) Dinding Partisi

Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat

antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain,

dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding

dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini

termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk

dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin

faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi

terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat.

Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama

di perkantoran.

Page 19: tugas tekon 2

22

Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum

dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan

semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass

sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka (kayu atau hollow) menggunakan

sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya menggunakan gergaji. Ketebalannya

beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, dan 15 mm. Panjang dan

lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244 cm. Dari segi

beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi

yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan

mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum

pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana

terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan

disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

Gambar 2.18. Sistem Partisi Tahan Api 1 Jam - Akustik Optimal,

Page 20: tugas tekon 2

23

Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya

mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang dihabiskan dalam membangun

suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan

masyarakat yang semakin meningkat di sektor real. Sementara ini dinding partisi

merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna. Dimana

perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen

dinding partisi ini.

Gambar 2.19. Potongan/tampak atas dan spesifikasi produk dinding partisi.

Page 21: tugas tekon 2

24

Gambar 2.20. Potongan/tampak atas dan spesifikasi produk dinding partisi

Page 22: tugas tekon 2

25

d) Dinding Batako

Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,

bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya

lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit

jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.

Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Beratnya

tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa

berkurang. Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur

Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang

cukup, dan jika kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester.

Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang

sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru di

Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun

adukanadukannya dapat dipelajari dengan seksama.

Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik,

jika perlu ditambah dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam

keadaan kering. Tempat pembuatan adukan harus bersih dan terlindung dari

hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk dengan air secukupnya. Untuk

mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola adukan, yang

digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan hanya

sedikit berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak,

dan bila dilihat telapak tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut

kurang. Jikalau kadar air tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu

Page 23: tugas tekon 2

26

yang baru dicetak disimpan dalam los agar terhindar dari panas matahari maupun

air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak dengan tidak ditimbun.

Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan dan

kemantapan bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu

sampai 4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan. Di samping itu

diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap lembab.

Gambar 2.21. Beberapa macam bentuk batako

Keterangan:

a. Panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding luar.

b. panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup

pada sudut-sudut dan pertemuan.

c. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding pengisi dengan

tebal 10 cm.

d. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup

pada dinding pengisi.

e. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding

pengisi dan pemikul sebagai hubungan-hubungan sudut dan pertemuan.

Page 24: tugas tekon 2

27

f. Panjang 40 cm, lebar 8 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding

pengisi

Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut:

a. Disimpan dalam keadaan cukup kering

b. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk keamanan dan

juga untuk memudahkan pengambilan

c. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh direndam air

d. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk membuat goresan

pada batu yang akan dipatahkan.

Gambar 2.22, Mesin Cetak Batako dan pemasangan batako

Gambar 2.23, Industri Batako

Aturan batu buatan yang tidak dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda

dengan aturan batu merah. Pada prinsipnya sistem pemasangannya menggunakan

Page 25: tugas tekon 2

28

aturan pemasangan batu bata. Pada sudut bangunan diberi papan mistar yang

menentukan tinggi-nya lapisan masing-masing, sehingga pada tiap-tiap

pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus. Pemasangan batu batako terakhir

selalu di tengahtengah.

Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangka pengkaku

yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-

1ubang batu batako. Kolom beton ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan

dan persilangan dinding seperti terlihat pada gambar diatas. Jika dinding

bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak berlubang, maka

digunakan angker besi beton 3/8".

Gambar 2.24 a dan 2.24 b Menyusun dinding pasangan-batu beton: (a) Bantalan adukan ditebar pada fondasinya. (b) Lapisan-arah pertama dari blok untuk pasangan sudut-antar diletakkan di atas adukannya. Adukan untuk siar pasangan pelopor diberikan pada ujung setiap blok dengan cetok sebelum bloknya diletakkan

Page 26: tugas tekon 2

29

Gambar 2.24 c dan 2.24 d .(c) Pasangan pelopor dibangun lebih tinggi. Adukan biasanya diberikan hanya pada cangkang muka bloknya dan tidak diberikan pada badannya. (d) Ketika setiap lapisanpasangan dibentang, tingginya secara teliti diperiksa entah menggunakan mistar lipat, atau, seperti yang ditunjukkan di sini, batang-ukur tingkat yang ditandai dengan tinggi setiap lapisan-pasangan.

Gambar 2.24 e dan 2.24 f (e,f) Setiap lapisan-arah baru juga diperiksa dengan alat sipat-datar untuk memastikan bahwa lapisan itu mendatar dan tegak lurus. Waktu yang diluangkan untuk memastikan pasangan sudut antarnya telah akurat akan cukup diimbangi oleh ketelitian dinding dan kecepatan penyusunan di antara pasangan pelopor.

Page 27: tugas tekon 2

30

Gambar 2.24 g dan 2.24 h (g) Siar pasangan sudut-antar dirapikan menjadi profil konkaf. (h) Sikat lunak akan membuang remah-remah setelah perapihan cetok konkaf tadi. (i) Sebuah benang tukangbatu dipertahankan tetap tegang di antara pasangan pelopor pada blok tali-sipat. Gambar 2.24 i dan 2.24 j .(j) Lapisan-pasangan blok di antara pasangan pelopor disusun dengan cepat, dan disebariskan hanya dengan tali-sipat; tidak diperlukan lagi batangukur tingkat atau alat sipat-datar. Tukang-batunya telah menebarkan adukan siar kasuran dan memberi "olesan adukan tepi" siar kasurannya untuk beberapa blok.

Page 28: tugas tekon 2

31

Gambar 2.24 k dan 2.24 l (k) Setiap lapisan-pasangan blok penyisip diakhiri dengan blok-tutup, yang harus disisipkan diantara blok yang telah dibentang. Siar kasuran blok-blok yang telah disusun diberi olesan-adukan tepi. (I) Kedua ujung blok-tutup diberi olesan-adukan tepi, dan blok ini diturunkan secara cermat ke tempatnya.

e) Dinding Batu Bata

Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam

pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-

gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni

tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding.

Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di

Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu

merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar :

1) Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai dengan

70%.

2) Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu

merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar.

Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu

Page 29: tugas tekon 2

32

pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar

akan timbul pori-pori pada batu merah

3) Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran

kerbau, kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah

ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang

lebih tinggi di dalam batu merah.

4) Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah

dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air

ini beberapa waktu lamanya. Campuran itu direndam selama satu hari satu malam

dengan kondisi yang sudah bersih dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang

dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak dengan menggunakan

cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk mempermudah

lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar sedikit

ke bawah dan dibasahi dengan air. Batu merah yang belum dibakar juga disebut

batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk

datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini terlindung dari sinar matahari

dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d 7 hari.

Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun

sedemikian rupa, sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah

lobang untuk memasukkan bahan bakar.

Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu

merah yang dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran

lebih banyak. Pada umumnya kerusakan batu merah dalam proses pembakaran

sekitar 20% sampai 30%. Bahan bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi.

Page 30: tugas tekon 2

33

Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu harus disimpan dalam

keadaan cukup kering. Bila tidak ada gudang, maka dilindungi dengan plastik

terhadap air hujan.

Gambar 2.25. Cetakan kayu untuk membuat tujuh bata sekaligus.

Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering dibakar

dengan cara menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut sebagai tungku

bata-lapangan dengan tanah atau lempung, menyalakan api di bawah jajaran

tersebut, dan mempertahankan api itu selama beberapa hari. Setelah mendingin,

tungku bata-lapangan itu dibongkar dan batanya dipilah sesuai dengan derajat

pembakaran yang telah dialaminya.

Batu bata yang berdekatan dengan api (bata klingker) sering mengalami

kelebihanbakar dan terdistorsi, yang membuatnya menjadi tidak menarik, dan oleh

sebab itu tidak sesuai digunakan pada pekerjaanbata ekspos. Bata-bata dalam zona

Page 31: tugas tekon 2

34

tungku bata-Iapangan di dekat api akan terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi,

ini sesuai untuk bata lapis-muka di bagian luar dengan derajat daya-tahan

terhadap cuaca yang tinggi.

Gambar 2.26. Bata sering kali dicetak sesuai pesanan untuk kegunaan tertentu. Alur lapisan-pasangan muka air tegak-muka pada sebuah dinding hubungan di Inggris ini dicetak berbentuk kurva ogif.

Bata yang paling jauh dari api akan menjadi lebih lunak dan akan

dipinggirkan untuk digunakan sebagai bata belakang, sementara sejumlah bata

dari sekitar keliling tungku bata-Iapangannya tidak cukup terbakar dan hasilnya

tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk keperluan apapun, bata yang

seperti ini akan dibuang. Sebelum pengangkutan mekanik ditemukan, bata untuk

Page 32: tugas tekon 2

35

suatu bangunan biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak

bangunan atau tidak jauh di sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan.

Ciri-ciri batu merah yang baik ialah : 1) Permukaannya kasar 2) Warnanya merah

seragam (merata) 3) Jika dipukul Bunyinya nyaring 4) Tidak mudah hancur atau

patah.

Ukuran-ukuran batu merah bermacam macam tergantung kegunaan dan

pesanan, namun umumnya di Indonesia ukuran standar seperti berikut : 1) panjang

240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm,

tebal 50 mm

Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah:

untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi

antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-

ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah: untuk panjang 10

mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.

Batu merah dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut:

1) Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100

kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan.

2) Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan

100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%. 3) Batu merah mutu tingkat III

dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya

menyimpang 20%.

Page 33: tugas tekon 2

36

Pasangan Dinding Batu Bata

Aturan Pemasangan

Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan batu merah masing-

masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menerima beban.

Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus

bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut. Siar vertikal pada umumnya kita

pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal setebal 1,5 cm.

Jika dibedakan pengaturannya, ada beberapa kemungkinan, yaitu :

Gambar2.27. Aturan batu memanjang Gambar 2.28. aturan batu melintang (1/2 batu) dengan tebal dinding 11 cm atau 11,5 cm Gambar 2.29. Aturan batu memanjang-Gambar 2.30. aturan batu menyilang melintang bersilang (staand)

Page 34: tugas tekon 2

37

Gambar 2.31. aturan batu Belanda Gambar 2.32. dan aturan batu Gothik (vlaams). semuanya pada tebal dinding 23 cm atau 24 cm.

Gambar 2.33. Cara pemasangan batu bata.

Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan pemasangan

perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam air. Sesudah lapisan

pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka disiapkan papan mistar yang

menentukan tinggi lapisan masing-masing, sehingga dapat diatur seragam.

Kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing

diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang

horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal.

Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan

Page 35: tugas tekon 2

38

mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan,

mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk

batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah

yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan.

Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering kurang

keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan sebagainya.

Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang masih sering sangat

sederhana. Karena itu, untuk menambah keawetan terhadap pengaruh-pengaruh

iklim, maka terutama dinding batu merah dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm

(karena tipisnya dinding terlalu lemah untuk menahan gaya tekan vertikal dan

gaya horisontal atau gaya gempa) diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom

atau balok beton bertulang setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom beton bertulang

ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada

jarak 3,00 m, seperti juga terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.34. Cara pemasangan batu bata dengan kolom beton

Page 36: tugas tekon 2

39

b. Macam Pasangan Batu Bata

1). Tembok memanjang setengah batu

2). Tembok sudut setengah batu dengan satu batu :

Page 37: tugas tekon 2

40

3). Pasangan bata persilangan setengah batu

Page 38: tugas tekon 2

41

4). Tembok persilangan satu bata dengan ikatan tegak

5). Tembok batu bata dengan ikatan tegak

g. Tembok pada pertemuan tegak lurus satu bata ikatan silang

Page 39: tugas tekon 2

42

f) Dinding Geser (Shear Wall)

Dinding geser dari beton bertulang adalah elemen struktur vertikal yang

biasa digunakan pada gedung bertingkat tinggi yang berfungsi untuk menahan

gaya lateral dari beban gempa dan angin. Struktur bangunan dengan dinding geser

merupakan salah satu konsep solusi masalah gempa dalam bidang Teknik Sipil

yaitu sebagai substruktur yang menahan gaya geser akibat gempa.

Dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral memiliki keuntungan utama

karena menyediakan kontinuitas vertikal pada sistem lateral struktur gedung.

Struktur gedung dengan dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral juga

memiliki performa yang cukup baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan dinding geser sebagai penahan gaya geser yang besar akibat gempa

yaitu bahwa dinding geser tidak boleh runtuh akibat gaya geser, sehingga apabila

dinding geser runtuh akibat gaya geser itu sendiri maka otomatis keseluruhan

struktur akan runtuh karena sudah tidak ada lagi yang menahan gaya geser

tersebut.

Shear wall, yaitu diding dengan material batu bata atau batako yang

diperkuat secara khusus dengan angker baja, dimana struktur dengan dinding

geser dan portal-portal bertulang ikut menahan beban gempa melalui aksi

komposit sehingga meningkatkan kekakuan dan menahan gaya lateral.Deformasi

pada dinding kantilever menyerupai deformasi balok kantilever yang tegak lurus

tanah dan selain deformasi lentur, dinding mengalami deformasi geser dan rotasi

secara keseluruhan akibat deformasi tanah.

Page 40: tugas tekon 2

43

Perilaku Dinding Geser (Shearwall) akibat gempa

Dinding geser (shearwall) adalah unsur pengaku vertikal yang dirancang

untuk menahan gaya lateral atau gampa yang bekerja pada bangunan (Wolfgang

Schueller, 1989 : 105). Dinding geser dengan lebar yang besar akan menghasilkan

daya tahan lentur dan geser yang sangat tinggi dan merupakan sistem struktur

yang paling rasional dengan memanfaatkan sifat-sifat beton bertulang. Pada

konstruksi pelat beton bertulang, lantai dapat dianggap tidak mengalami distorsi

karena ketegaran lantai sangat besar. Jadi gaya geser yang ditahan oleh sistem

struktur disetiap tingkat bisa dihitung berdasarkan rasio ketegaran dengan

memakai prinsip statis tak tertentu. Berdasarkan konsep dasar ini, Dr. T. Naito

menyebut proporsi yang ditahan oleh berbagai sistem sebagai koefisien distribusi

gaya geser, dan menyatakannya dengan notasi D ( nilai D ). gambar 2.1

memperlihatkan deformasi portal terbuka dan dinding geser kantilever yang

memikul gaya gempa secara terpisah, terlihat bahwa deformasi kedua sistem ini

berlainan.

Deformasi pada dinding kantilever menyerupai deformasi balok kantilever

yang tegak lurus tanah dan selain deformasi lentur, dinding mengalami deformasi

geser dan rotasi secara keseluruhan akibat deformasi tanah. Sebagai perbandingan

Page 41: tugas tekon 2

44

deformasi portal terbuka besarnya cenderung sama pada tingkat atas dan bawah,

sedangkan deformasi pada dinding geser sangat kecil didasar dan besar dipuncak.

Gedung yang sesungguhnya tidak memiliki dinding geser yang berdiri sendiri

karena dinding berhubungan dalam segala arah dengan balok atau batang lain ke

kolom-kolom disekitarnya. Sehingga deformasi dinding akan dibatasi dan

keadaan ini sebagai pengaruh pembatasan (boundary effect). Agar daya tahan

dinding dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka syarat-syarat dibawah ini

harus diperhatikan dalam tujuan perancangan dinding geser.

6. Kelebihan dan Kekurangan Material Dinding

Untuk mendapatkan sebuah bangunan yang kokoh dan mempunyai nilai

estetika yang tinggi berawal dari pemilihan material bangunan terbaik. Salah satu

unsur bangunan yang mempunyai peranan penting adalah dinding.

Pemilihan material dinding mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap hal tersebut. Saat ini banyak altermatif material dinding seperti batako,

batu bata ataupun bata ringan (hebel). Berikut akan dipaparkan satu persatu

kelebihan serta kekurangan masing-masing material.

a) Batako

Batako merupakan material dinding yang terbuat dari sampuran semen

PC,pasir dan abua batu. Penggunaan batako sebagai material dinding bisa

menghemat plesteran 75% dan berat dinding 50 % sehingga mengurangi beban

pondasi. Selain itu jika dicetak dengan kualitas yang bagus dan presisi tidak

memerlukan plesteran +acian lagi untuk finishing.

Page 42: tugas tekon 2

45

Kekurangan penggunaan batako adalah lebih rawan terjadi keretakan pada

plesteran. Hal ini dikarenakan plesteran perekan yang digunakan sedikit sehingga

jika terjadi penurunan pada pondasi maka dinding sering retak. Selain itu karena

material batako berlubang didalalmnya, mka kita tidak bisa memasang gantungan

pada tembok dengan kuat.

b) Batu Bata

Material yang palingumum digunakan pada dinding adalah penggunaan

batu bata merah. Hal ini dikarenakan batu bata merah mempunyai kekuatan yang

lebih dibandingkan batako. Selain itu, finishing pada batu bata merah dapat dibuat

dengan plasteran yang tebal sehingga hasilnya lebih flat dan rata.

c) Bata Ringan (Hebel)

Dinding  bata ringan adalah dinding bata yang menyerupai beton dan

memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet  yang diproduksi di pabrik dengan

menggunakan mesin. Material ini memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan

dengan batu bata maupun batako. Bata ringan banyak dipakai untuk bangunan

bertingkat supaya dapat mengurangi pembebanan sehingga beban pondasi lebih

kecil. Ukuran bata ringan panjang 60 cm, lebar 20 cm dengan ketebalan  10 cm

atau  7 cm. Dengan ukuran yang demikian maka pekerjaan dinding bata ringan

akan cepat selesai yang berarti dapat menghemat upah tukang juga.

Bata ringan terdiri dari campuran pasir kuarsa, semen, kapur, sedikit

gypsum, air dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang atau pengisi udara

secara kimiawi yang berperan dalam kekerasan beton nantinya. Volume

Page 43: tugas tekon 2

46

aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari campuran yang dibuat, tergantung

kepadatan yang diinginkan. Setelah tercampur sempurna, nantinya akan

mengembang selama 7-8 jam. Campuran beton aerasi ini kemudian dipotong

sesuai ukuran.

Kelebihan dinding bata ringan :

Dibandingkan dengan bata merah, pemasangan bata ringan jauh lebih

cepat.

Bata ringan merupakan bahan dinding yang kedap air sehingga

kemungkinan untuk terjadi rembesan air pada dinding relative kecil.

Luasan rangka beton lebih luas dibandingkan dengan batu bata yaitu

antara 9 s/d 12 m2.

Kedap suara yang cukup bagus serta memiliki karakteristik yang ringan

dan tahan terhadap api.

Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan

dinding yang rapi.

Kekurangan dinding bata ringan :

Harga relatif mahal dibanding dengan bata merah.

Masih jarang di temui dipasaran. Kebanyakan dijual di toko bangunan di

kota-kota besar.

Belum umum dipakai sehingga tidak semua tukang bangunan bisa

mengerjakannya.

Page 44: tugas tekon 2

47

Apabila terkena air, maka untuk menjadi kering betul dibutuhkan waktu

yang lebih lama dari bata biasa. Kalau tetap dipaksakan diplester sebelum

kering maka akan timbul bercak kuning pada plesterannya.

Kebutuhan dalam per m2 bidang dinding membutuhkan bata ringan sebanyak

kurang lebih 8,5 bata ringan sedangkan untuk batu bata memerlukan 80 – 100

bata.

d) Bata Kapur

Harganya sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit

pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester serta diaci

dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom

pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

7. Teknologi Baru Dinding

a) Precast Wall (Dinding Beton Siap Pakai)

Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produk precast

concrete yang dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari

sisi struktur, yaitu kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi

Page 45: tugas tekon 2

48

arsitekturalnya yaitu penampakan luar (keindahan).  Oleh karena itu, arsitek yang

berorientasi maju pasti akan memikirkan alternatif pemakaian produk precast

untuk bangunan rancangannya. Bagaimana tidak, dengan digunakannya precast

maka semua komponen yang seharusnya dikerjakan di atas bangunan sehingga

susah dijangkau arsitek untuk diawasi maka dapat dilakukan di bawah sehingga si

arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas produk yang akan dipasangnya.

Kecuali itu, umumnya produk precast adalah untuk komponen- komponen yang

berulang (repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya industri pada umumnya,

dibuat satu dulu sebagai contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya dengan

kualitas yang sama.

Untuk produk precast, yang sangat berperan adalah teknology yang

digunakannya. Siapa yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang

harus bagus tetapi juga perlu pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang

diperuntukkan untuk keindahan, yang terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas

lebih sulit dibanding produk precast yang sekedar untuk komponen struktur saja.

Hal- hal yang perlu dipertimbangkan, misalnya : ketahanan terhadap cuaca (tidak

retak, keramik lepas atau berubah warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi

karet sealant, seperti yang terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga

detail yang benar dari takikan-takikan yang dibuat agar air yang menimpanya

selama bertahun-tahun tidak meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail

sambungan dengan bangunan utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi

bangunan yang timbul ketika ada gempa dll-nya tanpa mengalami degradasi

kinerja dan lainnya. Oleh karena itulah perusahaan precast untuk keperluan

finishing yang sukses di Jakarta tidaklah banyak. Ada dua sistem precast concrete

Page 46: tugas tekon 2

49

yang dipasang, yaitu precast wall dan precast hollow-core-slab untuk lantainya.

Jika sekarang keduanya juga diterapkan pada proyek ini. Berarti sistem tersebut

dianggap sukses

Foto 1: Pengerjaan pemasangan kaca pada precast-wall yang datang dari fabrikasi.

Foto 2: Rangka aluminum tempat dudukan kaca.

Page 47: tugas tekon 2

50

Foto 3: Proses pemasangan kaca pada precast wall (di bawah)

Foto 4: Pemasangan sealant pada kaca

Page 48: tugas tekon 2

51

Foto 5: Kumpulan precast-wall siap diangkat

Foto 6: Pengangkatan precast-wall satu persatu.

Perhatikan pada bagian kacanya diberi pelindung dari tripleks.

Page 49: tugas tekon 2

52

Foto 7: Sisi luar bangunan yang akan dipasang precast-wall

Foto 8: Proses pengangkatannya

Page 50: tugas tekon 2

53

 Foto 9: Sambungan yang menempel ke balok

Foto 10: Sambungan sistem tumpu (pada bagian bawah skin)

Page 51: tugas tekon 2

54

Foto 11: sistem sambungan lain

Foto 12: Memasang karet sealant joint

Sistem karet sealant ini sangat penting, kalau sampai bocor

membongkarnya saja sudah sulit. Jadi produknya juga harus teruji. Inilah salah

satu teknologi yang harus dikuasai untuk menghasilkan kinerja yang baik untuk

precast sebagai penutup luar.

Page 52: tugas tekon 2

55

Foto 13: precast-wall selesai dipasang (final)

Perhatikan presisi dari setiap garis yang akhirnya menghasilkan keindahan.

b) Gypsum Board

Gypsum board atau papan gypsum telah mengubah pandangan tentang

konstruksi dinding interior. Gypsum board ini juga dikenal

sebagai drywall/sheetrock atau papan gypsum/dinding gypsum.

Ada banyak keuntungan dari penggunaan gypsum board dibandingkan

dengan dinding plester tradisional. Gypsum board atau papan gypsum biasa di

Page 53: tugas tekon 2

56

gunakan untuk dinding ruangan dan partisi ruangan/(partisi gypsum), memiliki

bentuk yang padat dan kering sehingga sangat memudahkan proses pemasangan

atau konstruksinya. Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk menunggu

plester untuk kering. Dan konstruksi atau pengerjaan tidak tergantung cuaca.

c) Beton Ringan

Kenyamanan di dalam ruang sangat penting. Karena dengan kenyamanan,

penghuni dapat melakukan berbagai kegiatannya dengan baik dan lebih produktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan adalah suhu, kelembaban,

pergerakan udara. Sedangkan kenyamanan dapat diciptakan melalui setidaknya 2

hal yaitu perencanaan arsitektur yang baik dan pemilihan bahan yang tepat.

Persoalan kenyamanan menjadi sangat krusial manakala dinding luar menghadap

ke arah Barat. Untuk beberapa kasus pengkondisian udara dengan melakukan

kontrol udara pasif, misalnya dengan mengadakan pembukaan beberapa jendela

sehingga terjadi cross ventilation, masih dimungkinkan. Tetapi untuk bangunan-

bangunan di daerah urban seringkali sulit. Kesulitan membuat pembukaan dinding

untuk jendela ini disebabkan antara lain polusi udara yang tinggi dan kondisi

lingkungan bangunan yang padat.

Solusi lain yang dapat menjawab persoalan pengkondisian udara adalah

penggunaan dinding beton ringan. Nah, untuk mengetahui seberapa besar efisiensi

yang diperoleh berikut ini dipaparkan penghematan listrik yang didapat

seandainya menggunakan pengkondisian udara aktif.

Sebagai perbandingan ruang berukuran 3m x 4m dengan tinggi plafon 3m

ruang pertama menggunakan plat atap beton ringan dan dinding blok beton ringan

Page 54: tugas tekon 2

57

(Autoclaved Aerated Concrete) dengan plesteran/render PM- 200. (Gambar 1).

Sedang ruang kedua yang sama ukurannya menggunakan plat beton konvensional

dan dinding batu bata dengan plesteran semen-pasir. Pengukuran dilakukan

terhadap panas yang melalui material dinding dan plat atap. Dimana energi panas

dari luar akan ditahan oleh material, sehingga ruang dalam menjadi berkurang

panasnya. (Gambar 2). Berkurangnya panas ini, tergantung dari kemampuan

material menagahan panas. Proses ini sama halnya dengan energi listrik yang

melalui tahan (R ) yang dapat berupa lampu atau peralatan listrik lainnya, maka

setelah melalui tahanan tersebut daya listrik akan berkurang. (Gambar 3)

Dinding Beton Ringan Dinding BataBerat jenis blok BETON RINGAN (ρ) = 575 kg/m³Konduktifitas panas blok (λ) = 0,1575 W/(m.K)

Berat jenis bata (ρ) = 1.500 kg/m³Konduktifitas panas bata (λ) = 0,5 W/(m.K)λ plester = 1,4 W/(m.K)Thermal Resistance ( R) = d/λ

Page 55: tugas tekon 2

58

λ render = 0,35 W/(m.K)Thermal Resistance (R) = d/λR beton ringan= 0,125/0,1575=0,79

R bata=0,09/0,5=0,18

Semakin tinggi nilai ‘Thermal Resistance’, semakin baik kemampuan insulasi panas.BlokBETON RINGAN

Batu bata

R render dalam = d/λR render dalam = 0,01/0,35=0,0286R render luar = 0,01/0,35=0,0286R total = 0,79+0,0286+0,0286 = 0,847

R plesteran = d/λR plesteran dalam = 0,025/1,4=0,018R plesteran luar = 0,025/1,4=0,018R total = 0,18+0,018+0,018 = 0,216

Thermal Resistance lapisan udara dalam (Rsi) dan lapisan udara luar (Rse)

Semakin rendah nilai ‘thermal transmittance’ film udara di permukaan dinding,semakin baik kemampuan insulasi panas.

Thermal transmittance (U)= 1/(Rsi+R+Rse)U beton ringan = 1/(0,13+0,847+0,04) = 0,983

Thermal transmittance (U)= 1/(Rsi+R+Rse)U bata = 1/(0,13+0,216+0,04) = 2,59

Semakin rendah nilai ‘thermal transmittance’, semakin baik kemampuan insulasi panas.Panel Atap BETON RINGAN Plat Beton

PanelBETON RINGAN

PlatBeton

R screed PM-600 = d/λR = 0,02/0,35 = 0,057

R plester = d/λR = 0,02/1,4 = 0,014

R panel BETON RINGAN = d/λ R plat beton = d/λ

Page 56: tugas tekon 2

59

R = 0,125/0,8 = 0,69R total = 0,057+0,69 = 0,747

R = 0,125/2,1 = 0,06R total = 0,014+0,06 = 0,074

Thermal transmittance (U)= 1/(Rsi+R+Rse)U panel beton ringan = 1/(0,13+0,747+0,08) = 1,04

Thermal transmittance (U)= 1/(Rsi+R+Rse)U atap beton = 1/(0,13+0,074+0,08) = 3,52

Energi yang Mengalir Melalui Dinding BETON RINGAN dan Panel Lantai BETON RINGAN (Q)

Energi yang Mengalir Melalui Dinding Bata dan Plat Lantai Beton (Q)

Luas dinding (A dinding) = 39,3 m²Luas atap (A atap) = 12 m²

Rata-rata suhu luar 33° C , suhu di dalam ruang ditentukan 28° C, jadi selisih suhu (ªt) = 5° C

Asumsi pemakaian ruang pada jam kerja 10 jamQ beton ringan = U x A x ªt x TQ beton ringan = 0,983×39,3×5x10 = 1.931,6 WhQ beton ringan = 1,9 kWh

Q bata = U x A x ªt x TQ bata = 2.59×39,3×5x10 = 5.089,35 WhQ bata = 5,1 kWh

Q panel beton ringan = U x A x ªt x TQ panel beton ringan = 1,04×12x15×10 = 1.872 WhQ panel beton ringan = 1,87 kWh

Q atap beton = U x A x ªt x TQ atap beton = 3,52 x12×15x10 = 6.336 WhQ atap beton = 6,3 kWh

Q total = 1,9 + 1,87 = 3,77 kWhPemakaian selama 30 hariQ = 3,77 kWh x 30 = 113 kWh

Q total = 5,1 + 6,3 = 11,4 kWhPemakaian selama 30 hariQ = 11,4 kWh x 30 = 342 kWh

Asumsi pemakaian pada rumah tangga dengan kategori R-1 2200 VABlok I 0 –20 kWh = 390,- x 20 = 7.800,-Blok II 21-60 kWh = 445,- x 60 = 26.700,-Blok III 61 kWh ≤ = 495,- x 33 = 16.335,-Biaya total untuk 1 bulan = Rp 50.835,-

Blok I 0 –20 kWh = 390,- x 20 = 7.800,-Blok II 21-60 kWh = 445,- x 60 = 26.700,-Blok III 61 kWh ≤ = 495,- x 262 = 129.690,-Biaya total untuk 1 bulan = Rp 164.190,-

Penghematan listrik dengan bahan beton ringan BETON RINGAN = Rp 164.190,– Rp 50.835,- = Rp 113.335,-

Dengan menggunakan bahan beton ringan BETON RINGAN, maka ruang kerja

ukuran 3mx4m dapat menghemat pemakaian listrik sebesar Rp 113.335,- per

bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan beton ringan dapat

mengurangi pemakain listrik sehinggga dapat mengurangi pengeluaran dalam satu

bulan.

d) Konstruksi dinding bambu dengan plesteran

Kekayaan alam indonesia memang sangat luar biasa sekali, tinggal apakah

kita mau memanfaatkan secara maksimal atau tidak. Bambu sebagai salah satu

jenis kekayaan alam yang saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal.

Page 57: tugas tekon 2

60

Upaya peningkatan dalam penggunaan bambu telah banyak dilakukan salah

satunya adalah penggunaan bambu sebagai dinding rumah dengan penambahan

plesteran pada bagian luar.

Konsep ini merupakan konsep rumah murah dengan memanfaatkan

potensi daerah, bambu digunakan sebagai dinding sekaligus rangka rumah dengan

penambahan perkuatan berupa plesteran.

h) Hubungan Kontruksi Dinding Bata a) Perkuatan dinding bata dengan kolom praktis

- untuk menjaga agar dinding pasangan batu bata dapat kuat berdiri ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan;

a. Mutu bahan batu bata.

b. Adukan harus merata dan sistem pemasangan.

c. Pemasangan kolom – kolom praktis.

Page 58: tugas tekon 2

61

- Pasangan dinding batu bata disamping adukannya harus baik dengan spesi 1

Pc: 4Ps, hal yang perlu diperhatikan penempatan kusen atau kolom

praktisnya, sehingga pada pekerjaannya saling mengisi dan memperkuat

konstruksi dinding bata tersebut.

- Kolom – kolom praktis merupakan bagian kerangka yang membantu dan

memperkuat posisi dinding pasangan batu bata, dan pemasangan kolom

ditempatkan pada sudut pertemuan pasangan batu bata dan tempat tertentu

misalnya sebagai penjepit kedudukan kusen gendong yang cukup besar.

Pasangan dan penempatan kolom – kolom praktis yang berukuran 13 x 13

atau 15 x 15 ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12

m2. Jadi, penampang kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu

ditempatkan penulangan / pembesian 4 ø 12 mm dan pemasangan sengkang

/ cincinnya dengan ø 8- 20 cm.

- Bahan pengait untuk kekokohan pada konstruksi dinding pasangan batu bata

ada stek yang dipasangkan pada tempat dan jarak tertentu di kolom praktis,

termasuk juga angkur yang dipasangkan tiga buah pada tiang – tiang kusen

yang didirikan.

Fungsi kolom praktis dan kolom konstruksi

- Dalam pemasangan dinding batu bata, ada perkuatan pasangan dinding yang

disebut kolom praktis 15/15 terpasang pada dinding bata sejarak 3 – 4 m2

dan didalam pelaksanaannya dikerjakan pengecoran beton 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr.

Secara bertahap setiap tinggi 1 M’, sampai ke pertemuan ringbalk atau balok

beton yang mendatar atau sebagai tumpuan / perletakan kuda – kuda kayu.

- Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kolom praktis 15/15 yang terpasang

Page 59: tugas tekon 2

62

pada seluas 12 m2, bagian kolom ini bertemu diatas dengan ringbalk dan

dibagian bawahnya berhubungan atau masuk ke beton sloof yang ada diatas

pasangan pondasi batu kali.

- Yang berhubungan dengan dinding batu bata selain kusen pintu, kusen

jendela dan juga kolom praktis 15/ 15 ada lagi kolom konstruksi.

- Kolom konstruksi merupakan kolom yang menerima pembebanan suatu

konstruksi dan menyalurkan ke arah balok beton dan ke arah beton soof,

dimensi kolom konstruksi dan banyaknya pembesian serta diameter yang

ditentukan seluruhnya berdasarkan perhitungan konstruksi.

Pelaksanaan pekerjaan/ pengecoran khusus kolom konstruksi tidak boleh

dicor secara bertahap tetapi harus menerus dari pelat lantai dua sampai ke

beton sloof, begitu juga kolom – kolom konstruksi dibagian atasnya dan

seterusnya.

Gambar pasangan dinding bata ½ batu

Page 60: tugas tekon 2

63

Proyeksi miring pertemuan sudut 90° Pasangan dinding bata ½ batu

Page 61: tugas tekon 2

64

Khusus kolom konstruksi besar dimensi kolom dan jumlah pembesian serta

diameter besi ditentukan dari hasil perhitungan konstruksinya.

- Ujung atas kolom konstruksi sebagai tumpuan balok induk atau balok portal

dan juga tempat/ tumpuan perletakkan bentangan dari konstruksi kuda –

kuda.

Page 62: tugas tekon 2

65

b) Hubungan dinding bata dengan pasangan kusen

- Pemasangan kusen apakah kusen pintu atau kusen jendela, merupakan

penghubung antar ruang dan juga sebagai tempat sirkulasi udara / oksigen

dan juga penerangan atau cahaya matahari yang diharapkan dapat

menerangkan kondisi ruang – ruang tertentu.

- Kusen gendong yang diartikan konstruksi kusen pintu dan jendelanya

menjadi satu, sehingga kusen ini ukurannya lebih besar yang perlu

diperhatikan di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan batu bata

berdiri atau disebutkan sebagai rollag dengan adukan menggunakan 1 Pc: 3

Ps.

- Kolom praktis dipasangkan pada kiri kanannya pada kusen gendong tersebut

dengan penambahan perkuatan tetap diberikan angkur dari kusennya.

- Locis / neut merupakan angkur yang dicor pada kaki – kaki tiang kusennya

Page 63: tugas tekon 2

66

dengan menggunakan adukan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr artinya satu bagian semen

berbanding dua bagian pasir dan berbanding tiga bagian krikil atau split.

- Pada konstruksi kusen pintu atau konstruksi kusen jendela, ada yang disebut

telinga kusen, ini merupakan bagian konstruksi kusen sebagai perkuatan

pada pasangan dinding batu batanya.

Page 64: tugas tekon 2

67

A. Plafon

1. Definisi Plafon

Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka

bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan

tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.

Plafon secara definisi merupakan daerah pembatas antara atap dan ruangan

di bawahnya ketinggiannya berkisar antara 2,80 – 3,80 m. Plafon rumah memiliki

banyak fungsi.

2. Fungsi plafon

− Fungsi utamanya adalah untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan akibat

sinar matahari yang menyinari atap rumah. Udara panas di ruang atap ditahan

oleh plafon sehingga tidak langsung mengalir ke ruang di bawahnya sehingga

suhu ruang tetap terjaga.

Page 65: tugas tekon 2

68

− Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain sehingga ruangan

menjadi sejuk dan enak dipandang (artistik).

− Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur

sesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada. Umpamanya; untuk ruang

tamu pada sebuah rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu

juga ruang keluarga atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier

dan bersahabat.

− Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai

penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).

− Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap,

terutama pada penutup atap dari bahan logam.

− Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk

menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel

- kabel listriknya (sparing instalasi).

− Plafon juga berfungsi untuk melindungi ruangan rumah dari rembesan air

yang masuk dari atas atap, menentralkan bunyi yang bising pada atap pada

saat hujan. Selain itu juga plafon dapat membantu menyembunyikan instalasi

listrik dan struktur atap sehingga ruang interior tampak lebih indah.

3. Bahan plafon dan Konstruksi

Konstruksi plafon terdiri dari:

a). Rangka plafon

Page 66: tugas tekon 2

69

b). Penggantung rangka plafon dan stek

c). Bahan penutup plafon

Rangka plafon dapat dipasang:

a). Rangka kayu (galar 6/12; kaso 5/6; kaso 4/6)

b). Rangka profil aluminium

Penggantung rangka plafon:

a) jika rangka atap dengan kuda - kuda kayu dapat menggunakan kaso 5/7.

b) Jika bahan profil aluminium, cukup dengan kawat yang dibelitkan atau diskrup

pada atap rangka baja.

c) Jika dak beton, dapat memakai stek untuk mengaitkan pada rangka plafonnya

yaitu rangka kayu.

Bahan penutup plafon, berbagai macam bahan antara lain:

a). Tripleks dengan tebal 4 mm.

b). Asbes 3 mm.

c). Akustic tile atau soft board 15 mm.

d). Gypsum board.

e). Aluminium.

f). Papan / kayu.

g). Hard board.

h). Bahan g.r.c., dan lain - lain.

Rencana / pola plafon hanger

Page 67: tugas tekon 2

70

a) Penggambaran rencana (gambar kerja) plafon meliputi gambar rencana plafon

dan detail plafon.

b) Dalam pembuatan rencana plafon (terkadang disebut sebagai rencana rangka

plafon atau denah plafon) hal - hal yang perlu diperhatikan adalah

− Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap luasnya ruangan.

− Untuk bahan penutup dengan tripleks e 4 mm, sebaiknya menggunakan

ukuran dengan kelipatan 30 cm agar dapat efisien dalam penggunaan bahan,

misalnya; 1,20 x 1,20 atau 0,60 x 1,20.

− Untuk bahan penutup dengan asbes, untuk efisiensi bahan menggunakan

ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x 0,50.

− Penggunaan jenis kabel untuk instalasi listrik sebaiknya menggunakan jenis

kabel sebagai berikut Tranca; Kabelindo; Supreme; Eterna atau kabel metal.

Pemasangan instalasi listrik didalam rangka plafon disebut in bouw

sedangkan jika pemasangan kabel diluar plafon disebut out bouw kesannya

seperti perencanaan ME (Mekanikal dan Elektrikal) tidak matang, atau

kemungkinan tahapan pekerjaan baru terpikirkan kemudian.

− Hal lain yang perlu diperhatikan pemasangan penutup plafon dengan tripleks

4 mm, ada dua cara:

a). Memberikan naad (jarak) antara dua lembar triplek yang akan dipaku pada

rangka plafon dan list profil pada tepi dinding.

b). Memakai list artinya pertemuan umpama pakai eternit asbes, ditutup dengan

list untuk kekuatan pemasangan penutup plafon.

Page 68: tugas tekon 2

71

Ukuran kayu untuk rangka plafon; dapat digunakan beberapa

ukuran kayu sebagai berikut:

a). Balok induk 6/12 untuk bentangan 2 - 3 m1 atau Balok induk 8/14 untuk bentangan 3 - 5 m1

b). Balok pembagi pertama : Ukuran 6/8 untuk bentangan 2 - 2,5 m1 dan Ukuran 5/7 untuk bentangan 1 - 2 m1

c). Balok pembagi kedua: Ukuran 4/6 untuk bentangan 1 m1 atau d1 m1

Variant / Detail plafon

Perhatian pada perencanaan plafon disamping keindahan untuk ruang dan

interiornya, Hal yang perlu diperhatikan kekuatan rangka plafon yang

dihubungkan dengan penggantungnya: Elevasi penutup plafon dan sistim

penerangan perlu diperhatikan khususnya untuk ruang rapat atau ruang pertemuan

termasuk ketinggian plafonnya.

Perencanaan dan detail plafond

Penggambaran rencana (gambar kerja) plafond meliputi gambar rencana plafond

dan detail plafond.

− Rencana plafond

Dalam pembuatan rencana plafond (atau terkadang disebut sebagai rencana

rangka plafond atau denah plafond) hal - hal yang harus diperhatikan adalah:

Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap luasan ruangan.

Page 69: tugas tekon 2

72

1. Untuk bahan penutup dengan tripleks, sebaiknya menggunakan ukuran

dengan kelipatan 30 cm agar dapat efisien dalam penggunaan bahan.

Misalnya; 1,20 x 1,20

2. Untuk bahan penutup dengan asbes, untuk efisiensi bahan menggunakan

ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x 0,50.

Pada halaman berikut ditunjukkan contoh pembuatan gambar rencana plafond.

Pada denah plafond dan titik lampu

Skala 1:50

Page 70: tugas tekon 2

73

− Detail plafond

Gambar detail plafond meliputi pertemuan plafond dengan dinding dan plafond

dengan plafond, serta dengan rangka penggantungnya.

Dengan lis plafon

Page 71: tugas tekon 2

74

Dengan naad / celah

4. Keunggulan dan Kekurangan Material Plafon

Semua bahan untuk jenis plafon rumah merupakan bahan–bahan yang baik

dan berkualitas. Tinggal anda saja yang menentukan bahan yang mana yang cocok

sesuai dengan desain interior plafon diinginkan. Sebelum memilih model dan

Page 72: tugas tekon 2

75

bahan dasar plafon rumah yang akan Anda pakai dalam desain nantinya, ada

baiknya Anda mempelajari keunggulan dan kelemahan dari  tiap jenis plafon

tersebut.

a) Plafon Tripleks atau kayu

Plafon berbahan tripleks merupakan  jenis penutup plafon yang sering

dipakai. Ukuran tripleks dipasaran adalah 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3

mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa

dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah

dalam penataan dan pemasangannya. Rangka plafon dapat menggunakan kasau

4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm.

Keunggulan jenis plafon tripleks proses pengerjaannya lebih mudah dan dapat

dilakukan oleh tukang kayu sehingga Anda tidak kesulitan dalam pengerjaannya.

Material tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah

dan bahan yang ringan memudahkan pengguna  dalam perbaikan apabila terjadi

kerusakan untuk menggantinya.

Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar dan

apabila sering terkena air atau rembesan maka akan mudah rusak.

b) Plafon Eternit atau Asbes

Dalam pasaran ukuran plafon eternit  adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x

1.00 m. Cara pemasangan pun sama dengan plafon tripleks. Anda dapat

Page 73: tugas tekon 2

76

menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm

untuk rangka plafon.

Keunggulannya selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun mudah

sehingga tidak menemui kendala. Bahannya yang ringan memudahkan pengguna

untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan.

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan

benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya

tidak patah atau retak.

c) Plafon Fiber

Saat ini plafon fiber sudah banyak digunakan. Dalam aplikasi untuk plafon

rumah menggunakan papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board).

Harganya relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai

ukuran 60 cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat

mengunakan kasau 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 40 mm x 40 mm.

Keunggulan plafon GRC tahan terhadap api dan air, lebih kuat, ringan dan luwes.

Proses pengerjaanya cukup mudah.

Kelemahan sama dengan plafon eternit atau asbes tak tahan benturan. Material

GRC di beberapa drah masih jarang di jumpai.

d) Plafon Gypsum

Page 74: tugas tekon 2

77

Plafon gypsum salah satu jenis plafon yang sudah banyak digunakan pula

untuk penutup plafon. Ukuran untuk plafon adalah 122 cm x 244 cm. Untuk

rangka seperti GRC Board anda dapat menggunakan kasau maupun besi hollow.

Keunggulan, pada saat terpasang plafon gypsum memiliki permukaan yang

terlihat tanpa sambungan sehingga banyak diminati masyarakat. Proses

pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah diperoleh, diperbaiki serta diganti.

Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena air

atau rembesan air. Tidak semua tukang dapat mengerjakannya, perlu keahlian

khusus.

e) Plafon Akustik

Plafon akustik solusi bagi Anda yang merencanakan sebuah ruangan yang

dapat meredam kebisingan. Karena plafon akustik merupakan plafon yang tahan

terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x

60 cm dan 60 cm x 120 cm. Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu

atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi.

Keunggulan, dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan tertentu

banyak dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga mudah untuk

perbaikan atau diganti dan proses pengerjaannya cepat.

Kelemahan, tidak tahan air dan di daerah tertentu masih jarang dijumpai serta

harganya relatif lebih mahal.

Page 75: tugas tekon 2

78

.

Perawatan dan pembersihan plafon secara berkala perlu dilakukan.

Seindah dan sebagus apapun plafon, tak akan ada gunanya apabila terlihat kotor

dan banyak sarang laba-laba. Bersihkan kotoran-kotoran tersebut secara rutin agar

tidak menumpuk yang pada akhirnya sulit untuk dibersihkan.