tugas terstruktur kimia dasar ii
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTUR KIMIA DASAR IIMAKALAH POLIMER ALAMI (GLIKOGEN) DAN POLIMER BUATAN
(POLIKARBONAT)
Oleh:MuthmainnahA1M012025
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PENGANPURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan berbagai
bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya
dari bahan – bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan
didalam kehidupan sehari - hari memang tidak memberikan akibat secara
langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama. Kita mungkin tahu
polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan kita sehari – hari maupun dalam industri.
Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting
dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan
asam nukleat, juga merupakan polimer.
Bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetik seperti plastik
misalnya, tidak akan pernah lepas dalam kehidupan kita. Polimer sintetik
telah menjadi bagian yang erat dan menjadi kebutuhan primer bagi kita.
Perlengkapan rumah tangga, perlengkapan sekolah, perangkat komputer,
telpon, dan masih banyak lagi bahan-bahan yang terbuat dari polimer.
Polimer sintetik telah banyak berjasa dan memberi kemudahan kita dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari. Namun benarkah tidak ada masalah
yang ditimbulkanya? Ini bukan menakut-nakuti, tetapi memberi sedikit
informasi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh polimer sintetik bagi
kesehatan kita. Sehingga kita bisa diharapkan bisa berhati-hati dan lebih
selektif dalam pemanfaatan polimer buatan ini. Sebelum menuju pokok
permasalahan tentang kemungkinan ancaman bahaya dari polimer sintetik
ini, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengenal secara singkat
tentang polimer. Apa itu polimer dan bagaimana sejarahnya sehingga
begitu pesat dikembangkan oleh dunia industri di seluruh belahan bumi.
Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara
aplikatif. Kertas, plastik, ban, serat-serat alamiah, merupakan produk-

produk polimer. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul
yang disebut monomer jika monomernya sejenis disebut homopolimer,
dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer
alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan
sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya
untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan
hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi
polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial
adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang
mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian,
tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan
anak-anak dan produk-produk industry lainnya.
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu : plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik
thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan
adanya panas. Yang termasuk plastic thermoplast antara lain : PE, PP, PS,
ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan
plastik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi
tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk
jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plasticthermoset adalah : PU (Poly
Urethene, UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine
Formal dehyde) , polyester, epoksi dll. Untuk membuat barang-barang
plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam
proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan
tambahan atau aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka
ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang
akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya,maka bahan tambahan atau
bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi:bahan pelunak
(plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan
pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame
retardant dsb.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah
1. Apa pengertian polimer secara umum?
2. Glikogen adalah satu contoh polimer alami, apa pengertian glikogen
dan bagaimana proses glikogen melakukan metabolisme pada tubuh?
3. Polikarbonat merupakan salah satu contoh polimer buatan, bagaimana
proses polikarbonat menjadi polimer sintetis dan apa saja
kegunaannya?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
1. Mengetahui dan memahami definisi polimer secara umum.
2. Mengetahui dan memahami glikogen sebagai polimer alami
3. Mengetahui dan memahami Polikarbonat sebai polimer sintetis
(buatan)

BAB II
PEMBAHASAN / ISI
A. POLIMER
Plastik sintetis pertama dibuat pada tahun 1860-an. Sebelum itu, bahan-
bahan alami seperti gading dan ambar banyak digunakan. Dalam bukunya
Organic chemistry, Hart (1990) menyebutkan bahwa polimer (poly = banyak,
meros = bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul
tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk
unit-unit ulangan ini dinamakan monomer. Sedangkan reaksi pembentukan
polimer dikenal dengan istilah polimerisasi. Penemuan bahan-bahan sintetis telah
dimulai lebih dari seratus tahun yang lalu untuk menggantikan bahan-bahan
seperti gading, yang semakin langka, dan untuk membuat bahan-bahan yang dapat
dicetak atau terbentuk seperti serat. Makromolekul atau polimer adalah molekul
raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom terikat bersama oleh ikatan
kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau jaringan tiga
dimensi.
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu :
1. Material biologis (makromolekul alam)

Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes
2. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam
biokimia sedang material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak
makromolekul sintetik memiliki struktur yang relatif sederhana, karena mereka
terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural). Inilah sebabnya mereka
disebut polimer.
Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan,
sandang, transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah
berkembang pesat.
Ada dua jenis reaksi pembentukan polimer (polimerisasi), yaitu polimerasi
adisi dan polimerasi kondensasi.
a. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi merupakan polimerisasi yang terjadi melalui
penggabungan monomer-monomer yang memiliki ikatan rangkap secara adisi
membentuk molekul baru sehingga ikatan rangkapnya menjadi jenuh. Pada
polimerisasi tidak ada molekul yang hilang. Polimerisasi dapat berlangsung
dengan bantuan zat pengaktif atau biasa disebut inisiator (katalisator). Beberapa
contoh polimerisasi adisi yang menghasilkan polimer yang berguna bagi
kehidupan antara lain polimer poliisoprena dan polimer polietena.
b. Polimer Kondensasi
Berbeda dengan polimerisasi adisi, polimerisasi kondensasi terjadi ketika
suatu monomer bergabung dengan monomer lain membentuk molekul besar
sambil melepaskan molekul-molekul sederhana, misalnya H2O atau NH3.
Polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer yang memiliki gugus fungsional.
Beberapa contoh polimerisasi kondensasi yang menghasilkan polimer yang
berguna bagi kehiudupan antara lain polimer nilon 66 dan dakron (poliester).
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat
digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya
terhadap panas dan reaksi pembentukannya.

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan
polimer sintesis.
1. Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam
amino
Kondensasi Susu, daging, telur, wol,
sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta
lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein
bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer
alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak,
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan
yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
GLIKOGEN
Sebagian makromolekul adalah polimer. Tiga molekul besar di antara
empat kategori senyawa organik kehidurap, karbohidrat, protein dan asam nukleat
adalah molekul yang menyerupai rantai yang disebut polimer. Makromolekul
polimer berbeda sifatnya dari monomer penyusunnya, akan tetapi mekanisme
kimiawi yang digunakan sel untuk membuat dan memutus polimer secara
mendasar adalah sama. (gambar 5.2)

Salah satu contoh polimer alam yang monomernya glukosa adalah
glikogen. Glikogen adalah homopolisakarida nutrien bercabang, terdiri dari satuan
glukosa berikatan 1 4 dan 1 6. Glikogen umumnya ditemukan dalam hampir
semua sel hewan, juga protozoa dan bakteri. Pada manusia dan vertebrata,
glikogen ditemukan dalam hati dan otot, yang merupakan karbohidrat cadangan.
Glikogen tersusun dari jutaan glikosil yang terikat dengan ikatan 1 4 glikosida
membentuk rantai panjang. Pada titik percabangan membentuk ikatan 1 6. Jadi
strukturnya menyerupai pohon.
STRUKTUR GLIKOGEN

Tabel di atas memaparkan mengenai karakteristik biokimia dari empat
kelas polisakarida yang terdiri dari D-Glukosa. Glikogen dari hewan memiliki
karakteristik struktural dari amilopektin kecuali makromolekulnya yang lebih
besar dan lebih banyak bercabang-cabang (Tabel 10-2). Pada manusia, glikogen
paling berlimpah dalam hati dan otot; jumlah glikogen yang ditemukan dalam
jaringan ini tergantung pada status gizi individu dan keadaan kesehatannya.
Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan gula
dalam tubuh. Hanya saja, energi yang dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak
dapat diandalkan sebagai sumber energi dalam jangka lama.
Glikogen bentuk penyimpanan glukosa adalah polisakarida glukosa
bercabang yang terdiri dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan
α-1,4 dengan cabang α-1,6 di setiap 8-10 residu.
Dalam molekul dengan struktur bercabang –cabang lebat ini, hanya satu
residu glukosil yang memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke
residu glukosa lainnya. Karbon anomerik di awal rantai melekat ke protein
glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut ujung nonpereduksi. Struktur yang
bercabang-cabang ini memungkinkan penguraian dan sintesis glikogen secara
cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari ujung-ujung
nonpereduksi.
PENGURAIAN GLIKOGEN
Glikogen diuraikan oleh dua enzim, glikogen fosforilase dan enzim
pemutus cabang. Enzim glikogen fosforilase mulai bekerja di ujung rantai dan
secara berturut-turut memutuskan residu glukosil dengan menambahkan fosfat ke
ikatan glikosidat terminal, sehingga terjadi pelepasan glukosa 1-fosfat. Enzim
pemutus cabang mengkatalis pengeluaran 4 residu yang terletak paling dekat
dengan titik cabang kerana rantai cabang. Enzim pemutus cabang memiliki dua

aktivitas katalitik yaitu bekerja sebagai 4:4 transferase dan 1:6 glukosidase.
Sebagai 4:4 transferase, mula-mula mengeluarkan sebuah unit yang mengandung
3 residu glukosa, dan menambahkan ke ujung rantai yang lebih panjang melaui
ikatan α-1,4. Satu residu glukosil yang tersisa di cabang 1,6 dihidrolisis amilo 1,6-
glukosidase dari enzim pemutus cabang, yang menghasilkan glukosa bebas.
Dengan demikian, terjadi pembebasan satu glukosa dan sekitar 7-9 residu glukosa
1-fosfat untuk setiap titik cabang (Aswani V., 2010).
Pengaturan sintesis glikogen di jaringan yang berbeda bersesuaian dengan
fungsi glikogen di masing-masing jaringan. Glikogen hati berfungsi terutama
sebagai penyokong glukosa darah dalam keadaan puasa atau saat kebutuhan
sangat meningkat. Jalur penguraian serta sintesis glikogen diatur oleh perubahan
rasio insulin/glikogen, kadar glukosa darah, epnefrin sebagai respon terhadap
olahraga, hipoglikemia, situasi stres, dan apabila terjadi peningkatan kebutuhan
yang segera akan glukosa darah (Aswani V., 2010).
METABOLISME GLIKOGEN HATI
Glikogen hati disintesis apabila makan makanan mengandung karbohidrat
saat kadar glukosa meningkat, dan diuraikan saat kadar glukosa darah menurun.
Sewaktu makan makanan mengandung karbohidrat, kadar glukosa darah segera
meningkat, kadar insulin meningkat, dan kadar glukagon menurun. Ini
menghambat penguraian glikogen dan merangsang sintesis glikogen. Simpanan
segera glukosa darah sebagai glikogen membantu membawa kadar glukosa darah
ke rentang normal bagi anak 80-90 mg/dl dan normal dewasa 80-100mg/dl
(Murray R. K. et al., 2003).
Setelah senggang waktu tertentu, kadar insulin akan menurun dan kadar
glukagon meningkat, glikogen hati dengan cepat diuraikan menjadi glukosa,
kemudian dibebaskan ke dalam darah. Sebagian glikogen hati diuraikan beberapa
jam setelah makan. Oleh karena itu, simpanan glikogen hati merupakan bentuk
simpanan glukosa yang mengalami pembentukan dan penguraian dengan cepat
dan responsif terhadap perubahan kadar glukosa darah yang kecil dan cepat (Bell
D. S., 2001).
FUNGSI GLIKOGEN PADA OTOT RANGKA DAN HATI

Glikogen terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian diubah
menjadi glukosa 6-fosfat. Di otot rangka dan jenis sel lain, glukosa 6-fosfat masuk
ke dalam jalur glikolitik. Glikogen adalah sumber bahan bakar yang sangat
penting untuk otot rangka saat kebutuhan akan ATP meningkat dan saat glukosa
6-fosfat digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobik.
Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen hati
merupakan sumber glukosa yang pertama dan segera untuk mempertahankan
kadar glukosa darah. Di hati, glukosa 6-fosfat yang dihasilkan dari penguraian
glikogen dihidolisis menjadi glukosa oleh glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang
hanya terdapat di hati dan ginjal. Dengan demikian, penguraian glikogen
merupakan sumber glukosa darah yang dimobilisasi dengan cepat pada waktu
glukosa dalam makanan berkurang atau pada waktu olahraga dimana terjadi
peningkatan penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot
itu sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk
dikirim keluar guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara
waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati
terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan
olahraga yang berat dan lama
2. Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di
alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah
melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer
sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat
dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis
yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan
serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli
kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis

untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
No Polimer Monomer Terdapat pada
1. Polietena Etena Kantung, kabel plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil
alcohol
Vinil alcohol Bak air
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol Pipa rekam magnetik,
kain atau tekstil (wol
sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan heksametilena
diamin
Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol
sekunder
Penyalut cat (cat
epoksi)
POLIKARBONAT
Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah
dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas
dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu
ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan,
dan sangat bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.
Polikarbonat disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus

karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat
yang paling umum adalah bisfenol A (BPA). Polikarbonat adalah material yang
tahan lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap benturan, namun polikarbonat cukup mudah
tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk
membuat lensa kaca mata dan eksterior otomotif menggunakan polikarbonat dan
material optis lainnya karena polikarbonat sangat bening dan memiliki
kemampuan mentransmisikan cahaya yang sangat baik dibandingkan dengan
jenis kaca lainnya. Sifat polikarbonat mirip dengan polimetil metakrilat (akrilik),
namun polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi, meski lebih
mahal.
Nomenklatur Polikarbonat
IUPAC : 4-[2-(4-hydroxyphenyl)propan-2-yl]phenol
Trivial : 4,4' Isopropylidinediphenol
CAS Number : 80-05-7
Rumus Kimia : C15H16O2
Nama dagang : Calibre, Iupilon, Lexan, Makrolon, Merlon
SINTESIS POLIKARBONAT
Polikarbonat dapat dibuat dengan menggunakan bisfenol
A dan fosgen (karbonil diklorida, COCl2). Langkah awal dalam sintesis
polikarbonat adalah dengan melakukan deprotonisasi bisfenol A dengan natrium
hidroksida sehingga terbentuk air. Reaksinya adalah sebagai berikut:
(CH3)2-C-(C6H6)2-(OH)2 + 2 NaOH (CH3)2-C-(C6H6)2-O2- + 2 Na+ + 2 H2O
Molekul oksigen pada bisfenol yang terdeprotonisasi bereaksi dengan
fosgen melalui adisi karbonil dan menghasilkan ion Cl-. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
(CH3)2-C-(C6H6)2-O2- + Cl-(C=O)-Cl (CH3)2-C-(C6H6)2-(O-(C=O)-Cl)(O-) +
Cl-.
Lalu gugus kloroformat (O-(C=O)-Cl) yang terbentuk menempel pada gugus
bisfenol yang lainnya sehingga rantai panjang polikarbonat terbentuk dan
meninggalkan ion Cl-.

SIFAT FISIK DAN MEKANIK
Polikarbonat terdiri dari bisphenol A (BPA). Dalam struktur molekul
polikarbonat, terdapat dua gugus fenil dan dua gugus metil. Kehadiran gugus fenil
dalam rantai molekul dan dua gugus metil berkontribusi terhadap kekekaran
polikarbonat. Kekekaran ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat
polikarbonat. Pertama, ketertarikan antar gugus fenil antara molekul yang satu
dengan yang lain membuat kebebasan molekul individual berkurang. Ini
menyebabkan polikarbonat memiliki ketahanan termal yang baik tapi kental atau
berviskositas tinggi. Kebebasan yang sedikit membuat molekul-molekul
polikarbonat tidak fleksibel dan mencegah polikarbonat menjadi
strukturcrystalline. Oleh karena itu, plolikarbonat bersifat transparan.
Polikarbonat secara natural tembus pandang dan dapat melewatkan cahaya
hampir sama dengan gelas atau kaca. Polikarbonat memiliki kekuatan dan
ketangguhan yang tinggi, ketahanan termal yang baik, juga stabilitas warna yang
tinggi. Secara umum, polikarbonat memiliki sifat-sifat kekuatan yang lebih baik
daripada polimer plastik lainnya. Akan tetapi, impact strengthmerupakan
kelebihan polikarbonat yang paling utama. Gambar 2 menunjukkan
perbandinganimpact strength polikarbonat dengan plastik lainnya.
Polikarbonat tentu memiliki kekurangan. Polimer ini hanya memiliki
ketahanan kimia yang biasa saja dan dapat terserang banyak pelarut organik.
Harga polikarbonat cukup mahal dibandingkan plastik lainnya. Dalam aplikasi
yang tidak memerlukan pengolahan termal dan impact yang tinggi, polikarbonat
jarang digunakan dan kurang menjadi pilihan.
Sifat Fisik
Densitas = 1,2-1,22 g/cm3
Nomor Abbe = 34
Index Bias = 1,584
Kesetimbangan Absorpsi Air = 0,16-0,35 %
Titik Leleh = 265 - 267oC
Glass transition temperature(Tg) = 150 oC
Linear thermal expansion coefficient (α) = 65-70 × 10−6/K

Specific heat capacity (c) = 1.2-1.3 kJ/kg·K
Thermal conductivity (k) at 23 °C = 0.19-0.22 W/(m·K)
Heat transfer coefficient (h) = 0.21 W/(m2·K)
Sifat Mekanik
Poisson’s Ratio = 0,37
Coefficient of friction (μ) = 0,31
Young's modulus (E) = 2,38 Gpa
Specific Gravity = 1,2
Tensile strength (σt) = 62,8 – 72,4 Mpa
Yield Strength = 62,1 Mpa
Elongation (ε) at break = 110 – 150 %
Notch test = 20 – 35 kJ/m2
Sifat dan Ketahanan Kimia
Tabel 1. Sifat dan Ketahanan Kimia Polikarbonat
E = excellent resistance: no etching B=Good res. little etching after 30 days
exposure to reagent.
S= Fair resistance, etching after 7 days exposure to reagent N= not recommended
Side by Side Material Comparison Chemical Resistance Chart (Note: Large File)
Reagent PC
ol 20°C 50°C
Actaldehyde S N
Acetone N N
Acetic acid E B
Aluminum hydroxide S N
Ammonium chlodide E E
Ammonium hydroxide 5% S N
Ammonium hydroxide 28% N N
Amyl chloride N N
Aniline S N

Banzaldehyde S N
Benzene N N
Boric acid E E
Bromine S N
Bromoform N N
Butadiene N N
Butyl acetate N N
Butyl Alcohol B S
Butyric acid S N
Calcium hydroxide N N
Calcium hypochloride S N
Carbon disulphide N N
Carbon tetrachloride N N
Cellosolve S N
Chlorine in air E B
Chlorine (moist) B S
Chloroform N N
Citric add. E E
Cresol N N
Cyclohexane E B
p-dichlorobenzene N N
Diethylene glycol B S
Diethylene formamide N N
Dioxane B S
Ethyl acetate N N
Ethyl alcohol E B
Ethyl chloride N N

Ethylene chloride N N
Ethylene oxide S N
Ethyl ether N N
Formaldehyde E B
Formic acid E S
Gasoline S S
Hexane N N
Hydrochloric acid 35% N N
Hydrofluoric acid N N
Hydrogen peroxide E E
Kerosene B S
Lactic acid E B
Methyl alcohol B S
Methyl ethyl ketone N N
Methyl isobutyl ketone N N
Methylene chloride N N
Mineral oil E B
Nitric acid 1-10% E B
Nitric acid 50% B S
Nitric acid 65% S N
Nitrobenzene N N
Perchloric acid N N
Petroleum ether S N
Phenol E N
Phosphoric acid 85% E B
Potassium bichromate E B
Potassium hydroxide conc. N N

Potassium permanganate E B
Propane S N
Propylene glycol S N
Silver nitrate B S
Sodium hydroxide conc. S S
Sodium hypochloride N N
Sulfuric acid 20% B S
Sulfuric acid 98% E B
Tetrahydrofuran N N
Thionil chloride N N
Toluene N N
Trichloroacetic acid S N
sim-trichloroethane N N
Trichloroethylene N N
Turpentine S N
Urea N N
Xylene
N N
SEJARAH PENEMUAN POLIKARBONAT
Sejarah penemuan polikarbonat bermula pada abad XIX. Polikarbonat
ditemukan oleh Alfred Einhorn, kimiawan Jerman, tahun 1898. Pada waktu itu
beliau bekerja di Universitas Munich. Saat beliau melakukan penelitiaannya
dengan eter, beliau menemukan reaksi antara fosgen dengan tiga isomer
dihidroksi-benzena, dan diperoleh polieter dari karbon dioksida yang berwujud
transparan, tahan panas, dan zat yang tidak larut.

Pada tahun 1953, seorang pekerja di perusahaan Jerman, Bayer Hermann
Schnell memperoleh polikarbonat untuk percobaan pertamanya. Pada tahun yang
sama, polikarbonat dipatenkan dengan nama dagang “Macrolon”.
Pada tahun yang sama, 1953, tetapi seminggu kemudian, material ini
disintesis oleh pekerja perusahaan Amerika, General Electric Daniel Fox. Dua
industri raksasa di dunia mengadakan negosiasi berhubungan dengan siapa yang
akan memperoleh hak untuk menjadi penemu polikarbonat. Permasalahan
diselesaikan dan pada tahun 1955 General Electric menetapkan material dibawah
merek dagang Lexan. Berpuluh-puluh tahun telah berlalu dan pada tahun 1958
Bayer Company dan tahun 1960 General Electric memperoleh polikarbonat yang
cocok dan memulai industry mereka.
APLIKASI DAN PENGOLAHAN KARBONAT
Polikarbonat merupakan polimer resin yang sangat penting
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada alat-alat kesehatan
(medical devices). Polikarbonat telah tersedia secara komersial sejak 1960-an dan
aplikasinya juga berkembang hingga sekarang. Dengan sifat-sifat fisik yang
memiliki rentang lebar, polikarbonat dapat dijadikan pengganti gelas atau logam
sebagai bahan baku banyak produk. Polikarbonat menawarkan kombinasi yang
tidak biasa dalam hal kekuatan, kepadatan, dan ketangguhan sehingga dapat
mencegah kegagalan material yang potensial. Polimer ini memiliki sifat seperti
gelas, yaitu transparan, dan bisa digunakan dalam perlakuan-perlakuan klinis dan
diagnosa yang membutuhkan pengamatan jaringan, darah, dan fluida-fluida
lainnya yang jelas.
Polikarbonat dapat diproses dengan peralatan cetakan dengan injeksi biasa
dan dapat dibentuk menjadi film, lembaran, atau tubular tebal maupun tipis.
Lembaran dan film polikarbonat sangat mudah dibentuk dengan pengolahan
termal dan mekanik menjadi berbagai bentuk yang kompleks.
Dalam aplikasi medis, sterilisasi merupakan prosedur krusial dalam
penggunaan peralatan yang membutuhkan kontak langsung dengan pasien.
Keuntungan dari polikarbonat adalah polimer ini dapat disterilisasi dengan hampir
semua metode umum, antara lain penggunaan etilen oksida, irradiasi dengan sinar

gamma maupun elektron, juga steam autoclave. Polikarbonat juga dapat
didesinfektasi dengan desinfektan klinis yang umum seperti isopropil alkohol.
Berbagai macam metode yang dapat dipakai ini memberikan fleksibilitas dalam
penentuan metode sterilisasi yang ekonomis untuk produk tertentu yang
diinginkan. Perlu diketahui polikarbonat tetap kurang cocok digunakan untuk
peralatan yang mengalami autoclave berulang kali.
Renal Dialysis. Pasien dengan penyakit renal seringkali membutuhkan
penanganan eksternal untuk membersihkan darah mereka (hemodialisis). Ini
disebabkan oleh gagal ginjal yang tidak bisa mengolah dan membuang kelebihan
air dan senyawa-senyawa beracun dari darah. Hemodialisis dilakukan dengan cara
melewatkan darah pasien melalui membran semipermeabel. Filter yang digunakan
diproduksi dari polikarbonat yang menyokong dan melindungi membran
hemodialisis. Bahan polikarbonat tidak mudah retak atau pecah selama
pembuatan, distribusi, maupun penggunaan. Stabilitas termalnya memungkinkan
proses sterilisasi uap single-pass lewat EtO atau sinar gamma. Transparansi dari
polikarbonat dapat membuat teknisi dialisis dapat mengamati darah selama
prosedur hemodialisis berlangsung.
Cardiac Surgery Products. Operasi jantung melibatkan proses bypass arteri
koroner dan pemindahan keran. Ketika bypass berlangsung, jantung dihentikan
dan blood oxygenator (pengalir oksigen darah) mengambil alih fungsi jantung dan
paru-paru. Polikarbonat telah digunakan dalam pengalir oksigen, reservoir, dan
filter darah yang berada dalam rangkaian sirkuir bypass jantung lebih dari 20
tahun. Evaluasi visual dari aliran darah pada jantung dapat dilihat karena sifat
gelas polikarbonat.
Dalam banyak operasi, darah pasien seringkali diolah, disaring, dan
diinfus kembali ke dalam tubuh pasien untuk meminimalisasi donasi darah yang
dibutuhkan. Pengolahan darah semacam ini menggunakan filter dan wadah
sentrifugasi. Karena kecepatan sentrifugasi sangat kencang, bahan wadah tersebut
harus cukup kuat untuk mempertahankan kecepatan dan ketangguhannya selama
proses berlangsung agar wadah tidak pecah dan isinya tidak terbuang. Oleh karena

itu, polikarbonat digunakan karena memiliki ketangguhan dan kekuatan yang
baik.
Surgical instruments. Peralatan-peralatan operasi banyak yang
menggunakan polikarbonat dalam desain, bahan, dan penggunaan. Ketangguhan
polikarbonat membuat polimer ini dapat menjadi pengganti logam. Beberapa alat
operasi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien tidak boleh sampai bengkok atau
bahkan patah dan transparan untuk memungkinkan pengamatan.
SAFETY BAHAN PLASTIK POLIKARBONAT
Plastik yang terbuat dari polikarbonat sangat ringan dan keseimbangan
unik antara ketangguhan, stabilitas dimensi, dan transparansi secara optikal seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Ketahanan plastik polikarbonat meliputi
ketahanan terhadap panas dan listrik. Oleh karena itu, polikarbonat banyak
digunakan secara luas dalam produk-produk dan dibutuhkan sehari-hari. Produk-
produk tersebut meliputi media digital (CD, DVD, dll.), peralatan elektronik,
bahan konstruksi, dan perlengkapan keselamatan olah raga. Jadi, polikarbonat
tidak hanya digunakan dalam safety aplikasi medis, tetapi juga dalam barang-
barang yang dipakai sehari-hari.
Polimer plastik polikarbonat terutama terbuat dari bisphenol A (BPA).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengamati potensi migrasi BPA dari
produk-produk polikarbonat ke dalam makanan dan minuman. Studi-studi ini
telah secara konsisten menunjukkan bahwa potensi migrasi BPA ke dalam
makanan dan minuman sangat kecil, rata-rata lebih rendah dari 5 ppb dalam
kondisi ruang.
Hasil penelitian-penelitian ini telah membuktikan bahwa polikarbonat
adalah plastik yang ringan dan aman untuk digunakan sebagai bahan produk-
produk secara luas. Produk-produk tersebut meliputi termasuk peralatan rumah
dan dapur yang melibatkan kontak langsung dengan makanan dan minuman,
contohnya wadah-wadah penampung makanan dan minuman seperti botol
minuman, botol bayi, dan tableware.
Penelitian The Japanese National Institute of Health Sciences (Kawamura
et al, 1998) melakukan studi sensitif terhadap botol-botol bayi. Karena senyawa

yang digunakan dalam prosedur analitik adalah campuran 20%-etanol, 4%-asam
asetat dan heptan, limit pendeteksian BPA ditetapkan 0,5 ppb. Uji dilakukan
selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dilanjutkan dengan 24 jam pada
temperatur kamar. Hasil menunjukkan migrasi BPA lebih kecil dari 1 ppb dan
tidak ada BPA yang terdeteksi pada limit deteksi 0,5 ppb. Pengecualian hanya
terjadi pada botol baru yang belum dicuci. Jumlah BPA yang termigrasi 3,9 ppb.
Setelah pencucian, migrasi BPA turun hingga limit deteksi.
Penelitian yang sama dilakukan oleh United Kingdom’s Department of
Trade and Industry (DTI) (Earls et al, 2000). Studi tersebut mengamati 21 botol
bayi baru yang dibeli dari berbagai macam merk. Botol-botol tersebut dicuci dan
disterilisasi, diisi dengan air mendidih atau 3% larutan asam asetat, kemudian
dimasukkan ke dalam kukas selama 24 jam pada temperatur 15oC. Setelah itu,
botol-botol dihangatkan dan dianalisis menggunakan metode dengan limit deteksi
10 ppb dan tidak ada BPA yang terdeteksi pada 21 isi botol-botol tersebut.
Dalam studi US FDA, air dari beberapa botol polikarbonat dianalisis
dengan limit deteksi 0,05 ppb. Air tersebut disimpan selama 39 minggu. BPA
hanya terdeteksi pada level yang sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 sampai
4,7 ppb. Botol-botol tersebut dinyatakan aman karena migrasi BPA yang kecil.
Jumlah BPA yang termigrasi mencapai 4,7 ppb dikarenakan waktu penyimpanan
air-air tersebut sangat lama, yaitu 39 minggu. Dengan demikian, penggunaan
botol-botol yang terbuat dari plastik polikarbonat yang pendek tidak berbahaya.
NIHS Jepang juga telah melakukan studi evaluasi untuk beberapa mug dan
mangkok. Sama seperti penelitian terhadap botol bayi, senyawa yang digunakan
untuk menganalisis adalah air dan 20%-etanol dengan limit deteksi 0,5 ppb.
Hasilnya adalah tidak ada BPA yang terdeteksi setelah 3 dari 5 produk
dikontakkan dengan air selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dengan 20%-
etanol selama 30 menit pada temperatur 60oC. Migrasi BPA terdeteksi pada dua
produk lainnya, tapi tetap pada jumlah di bawah 5 ppb.
Dengan adanya bukti-bukti di atas, polikarbonat memiliki tingkat migrasi
yang rendah ke dalam makanan dan minuman. Oleh karena itu, aplikasi
polikarbonat sangat luas dalam produksi peralatan rumah dan dapur karena

keamanannya. Banyak sekali produk-produk plastik yang terbuat dari
polikarbonat telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
GLASS FIBER REINFORCED GRADE OF POLYCARBONATES
Penambahan serat-serat gelas atau kaca (glass fiber) pada polikarbonat
secara signifikan meningkatkan kuat tarik, kuat luluh, modulus fleksural (flexural
modulus), dan temperatur batas panas dari polimer tersebut. Di samping itu, serat-
serat ini akan menurunkan impact strength danelongation (peregangan) yang
terjadi. Penjualan polikarbonat yang telah diolah dengan serat gelas dibedakan
karakteristiknya sesuai persentase serat dalam produksi plastik. Polikarbonat yang
belum diolah sama sekali disebut virgin polycarbonat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memaparkan isi makalah, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Polimer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang
biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-
unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan
monomer. Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah
polimerisasi. Penemuan bahan-bahan sintetis telah dimulai lebih dari
seratus tahun yang lalu untuk menggantikan bahan-bahan seperti gading,
yang semakin langka, dan untuk membuat bahan-bahan yang dapat dicetak
atau terbentuk seperti serat.

2. Glikogen adalah homopolisakarida nutrien bercabang, terdiri dari satuan
glukosa berikatan 1 4 dan 1 6. Glikogen umumnya ditemukan dalam
hampir semua sel hewan, juga protozoa dan bakteri. Pada manusia dan
vertebrata, glikogen ditemukan dalam hati dan otot, yang merupakan
karbohidrat cadangan.
3. Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah
dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini digunakan secara
luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan,
yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan
terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam identifikasi plastik,
polikarbonat berada pada nomor 7. Polikarbonat disebut demikian karena
plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus karbonat (-O-(C=O)-O-)
dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang paling
umum adalah bisfenol A (BPA).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S.W. 2012. http://ipxwrs.blogspot.com/2012/12/makalah-polimer.html.
Diakses pada tanggal 16 juni 2013 pukul 21:58.
Artikel, Bagus. 2012. http://www.artikelbagus.com/2011/12/polimer.html.
Diakses tanggal 16 juni 2013 pukul 21:57.
Callister, William D. 2007. Material Science and Engineering : An Introduction
7ed. New York : John Wiley& Sons, Inc. Halaman 526, 550
Campbell, N. A. 2007. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hart, H. 1990. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Rimbualam, I. H. 2012.
http://ivanhadinata.blogspot.com/2010/01/polikarbonat.html. Diakses pada
tanggal 13 juni 2013 pukul 12:58.

Salirawati, D. dkk. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik. Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Sinaga, Tuntun. 2000. Jendela Iptek, Kimia. PT. Balai Pustaka, Jakarta
Sunarya, Yayan dan Setiabudi Agus. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Penerbit PT Setia Purna Inves, Jakarta.
Widyaningrum, D.2013.http://dyahwidya12.blogspot.com/2013/03/glikogen.html.
diakses pada tanggal 17 juni 2013 jam 07:46.