tugas terstruktur p
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTUR
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI
PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA DAN
ALTERNATIF SOLUSINYA
oleh :
Wulan Sari Eko Putri
0810910020
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

1. Limbah Laboratorium yang di Alirkan ke Lingkungan Tanpa di Olah
Universitas Brawijaya sebagai salah satu institusi pemerintah yang bergerak di bidang
pendidikan haruslah memberikan contoh yang baik pada masyarakat dalam hal pengelolaan
limbah, apalagi limbah tersebut sangat susah untuk diuraikan dan menyebabkan kematian baik
hewan air maupun vegetasi di sekitarnya (gambar 1). Tampak pada gambar tersebut limbah yang
dihasilkan tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan sehingga vegetasi di
sepanjang aliran menjadi mati yang menandakan tingginya konsentrasi polutan pada limbah
tersebut yang tidak dapat ditoleransi oleh vegetasi di sekitarnya. Limbah berupa oli bekas dan
minyak tersebut akan sangat susah untuk di urai secara alami oleh alam selain itu juga
memerlukan waktu yang sangat lama.
Gambar 1. Limbah dari salah satu laboratorium di UB yang menyebabkan kematian hewan dan
vegetasi di sekitarnya
Menanggapi hal tersebut perlu adanya suatu upaya dari pihak universitas atau bahkan dari
pihak laboratorium itu sendiri untuk mengelola limbah tersebut sebelum dibuang ke lingkungan
sehingga tidak akan membahayakan lingkungan. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu
pemanfaatan mikroorganisme yang dapat memanfaatkan minyak sebagai sumber nutrisi
pertumbuhannya contohnya yaitu Pseudomonas (Desnawati, 2011).

2. Tubifex dan Biofilm sebagai Bioindikator Pencemaran Lingkungan Perairan oleh
Bahan Organik
Tingginya bahan organik (contohnya BOD, COD, ammonia, dan phosphor) terlarut pada
suatu perairan dapat menyebabkan kematian organisme pada ekosistem perairan yang terkena
dampak. Salah satu produsen dari limbah ini yaitu beberapa kantin di Universitas Brawijaya
yang tidak mengelola limbahnya dengan baik. Indikator adanya pencemaran oleh limbah organik
ini yaitu adanya Tubifex (gambar 2.a) dan Biofilm (gambar 2.b) yang ditemukan pada beberapa
aliran air di Kampus tercinta ini.
a b
gambar 2. Organisme sebagai bioindikator pencemaran bahan organik yaitu a. Tubifex dan b.
Biofilm
Menanggapi hal yang demikian perlu adanya suatu upaya dari pihak universitas untuk
dapat menanggulanginya sebelum limbah tersebut di alirkan ke lingkungan. Salah satu solusi
yang ditawarkan yaitu pembuatan bak/tangki penampungan yang didalamnya berisi
mikroorganisme pengurai, salah satu mikroorganisme di sini yaitu yang dapat membentuk
biofilm. Prinsip kerja biofilm ini yaitu lapisan biofilm yang melekat pada medium akan
menguraikan senyawa senyawa polutan yang ada di dalam air limbah misalnya BOD, COD,
ammonia, phosphor dan lainnya. Pada saat bersamaan dengan menggunakan oksigen yang
terlarut di dalam air senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme menjadi

biomasa. System kerja dari biofilm ini dijelaskan pada skema kerja berikut (PT. Bestindo
Aquatek Sejahtera, 2011):
Keunggulan dari pemanfaatan biofilm (PT. Bestindo Aquatek Sejahtera, 2011) :
a. Pengoperasian mudah
b. Lumpur yang dihasilkan sedikit
c. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi
tinggi.
d. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi.
e. Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Desnawati, 2011. http://search.google.Pencemaran.ppt/. Tanggal Akses 30 Mei 2011
PT. Bestindo Aquatek Sejahtera. 2011. Penjelasan Teknis Sewage Treatment Plant (STP) Bio
Filtration- Anaerob-Aerob PT. Bestindo Aquatek Sejahtera. http://search.google.
Penjelasan Teknis Sewage Treatment Plant (STP) Bio Filtration- Anaerob-Aerob PT.
Bestindo Aquatek Sejahtera.doc/. Tanggal Akses 30 Mei 2011