tugas uts kwu-desyta sari hadju
DESCRIPTION
Entrepreneurship TaskTRANSCRIPT
TUGAS UTS
MATA KULIAH KEWIRAUSAHAANMengelola Limbah Padat di Kampus UB – Mengolah Limbah Kertas
Menjadi Wall Art
Disusun Oleh:
Desyta Sari Hadju 125040101111015
Kelas A
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
I. PENDAHULUAN
Pemanfaatan kertas dalam berbagai macam kebutuhan saat ini menunjukkan semakin
meningkatnya permintaan akan kertas. Hal tersebut tentunya mendorong indutri kertas dalam
meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Namun, peningkatan permintaan dan
produksi kertas tersebut ternyata menimbulkan permasalahan serius, yakni degradasi lingkungan
Permasalahan degradasi lingkungan berasal dari limbah kertas, yakni sisa-sisa kertas yang sudah
tidak dimanfaatkan lagi. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai, dapat
berbentuk cair, gas dan padat (Putra, 2011). Limbah kertas merupakan salah satu bentuk limbah
padat yang berdampak buruk bagi lingkungan. Menurut Daryanto (1995) Limbah padat adalah
hasil buangan industri berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan.
Salah satu tempat dimana terdapat cukup banyak limbah kertas ialah area kampus
Universitas Brawijaya. Penggunaan kertas dalam berbagai macam kebutuhan mengakibatkan
penumpukkan limbah kertas. Limbah kertas paling banyak berasal dari penggunaan kertas karcis
sebagai tanda masuk area kampus. Hampir seluruh civitas akademik Universitas Brawijaya
menggunakan karcis untuk akses keluar-masuk kampus. Namun, penggunaan kertas karcis
tersebut justru mengakibatkan menumpukknya limbah kertas karcis di lingkungan kampus. Oleh
karena itu, diperlukan tindakan penanganan dan pengolahan limbah-limbah kertas karcis di area
kampus ini. Limbah-limbah kertas tersebut dapat diolah atau didaur ulang (recycle) menjadi
kertas yang baru dan produk-produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Salah satu produk
yang dapat dihasilkan dari pengolahan limbah kertas ialah hiasan dinding yakni Wall Art. Wall
Art sebagai hiasan dinding semakin marak dimafaatkan oleh masyarakat, khususnya kalangan
remaja. Potensi pasar yang baik akan penjualan Wall Art ini mendorong ide untuk mengolah
limbah kertas karcis tersebut menjadi hiasan dinding Wall Art.
II. ISI DAN PEMBAHASAN
Rancangan Pengelolaan
Limbah kertas yang diperoleh akan diolah menjadi produk hiasan dinding yakni Wall Art.
Limbah kertas tersebut berasal dari sampah kertas karcis yang sudah tidak dimanfaatkan lalu
didaur ulang dan dibuat kreasi Wall Art. Pemilihan Wall Art sebagai produk olahan limbah kertas
dilatarbelakangi dengan maraknya penjualan berbagai jenis Wall Art saat ini, contohnya seperti
wallpaper. Wallpaper banyak dimanfaatkan sebagai penghias interior ruangan rumah. Beragam
bentuk dan motif wallpaper yang unik banyak menarik minat pasar untuk membelinya. Melihat
peluang dan potensi pasar yang cukup menjanjikan menumbuhkan keyakinan yang besar dalam
mengembangkan usaha ini.
Prosedur pengelolaan limbah kertas menjadi hiasan dinding Wall Art yang unik cukup
sederhana dan mudah dilakukan. Adapun peralatan dan bahan yang diperlukan diantaranya
ialah: screen dengan bingkai, kertas, batako/batu, ember, setrika, kain katun, spons, blender,
baskom, papan kayu, air, gunting, lem kertas, lem panas dan manik-manik. Adapun prosedur
pengolahannya ialah:
Prosedur pembuatan kertas daur ulang (Menurut IDEP Foundation (2004) )
1. Robek kecil kertas bekas & rendam di air yang diberi pewarna merah muda selama satu hari.
2. Blender kertas hingga seperti bubur, dan tuangkan ke dalam baskom yang berisi air, lalu
diaduk.
3. Letakkan spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi di atasnya.
4. Saring campuran (jangan terlalu tebal) pada baskom dengan menggunakan screen
5. Letakkan di atas spon yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit
screennya dan angkat dengan hati-hati.
6. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. Tambahkan satu lapis lagi kain basah, ulangi
langkah 5 dan 6.
7. Setelah beberapa lapis, berikan motif, lalu press dengan meletakkan papan diatasnya dan beri
pemberat (batako atau batu) dan biarkan selama sekitar 1 jam agar airnya berkurang.
8. Angkat sepasang demi sepasang dan jemur di tempat yang panas.
9. Setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya perlahan, dan siap digunakan.
Prosedur pembuatan kertas daur ulang menjadi Wall Art
Produk Wall Art yang akan dibuat ialah berbentuk bunga 3 dimensi. Untuk membuat
satu bunga dengan efek 3 dimensi maka diperlukan membuat 2 bentuk bunga 2 dimensi dengan
ukuran sama persis. Pertama, siapkan kertas daur ulang yang telah jadi. Kedua, gunting kertas
membentuk beberapa bunga dengan ukuran yang sama masing-masingnya. Ketiga, lipat salah
satu bentuk bunga, sementara satu bentuk bunga lainnya tidak dilipat. Setelah terlipat rekatkan
pada tengah-tengah bunga yang tidak dilipat menggunakan lem kertas. Kemudian, gabungkan
kedua bunga tersebut, tambahkan manik-manik ditengah-tengah bunga dan direkatkan dengan
lem panas. Terakhir, bunga 3 dimensi yang telah jadi diberi perekat karet dibelakangnya, dan
siap dikemas.
Analisis Usaha
Modal yang diperlukan dalam mengembangkan usaha ini tidaklah besar, dengan modal
sebesar Rp. 1.000.000 sudah cukup untuk menjalankan usaha ini. Produk Wall Art diproduksi
sebanyak 100 pcs dimana setiap pcs terdiri dari 15 bentuk motif bunga, dan dijual dengan harga
Rp. 20.000/pcs. Melalui penjualan tersebut, dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.130.000.
No Rincian Jumlah Harga Jumlah1 Biaya Tetap:
Screen 3 Rp. 30.000/buah Rp. 90.000Ember 1 Rp. 12.000/buah Rp. 12.000Setrika 1 Rp. 120.000/pcs Rp. 120.000Kain katun 9 (@ uk 25x25cm) ≈ 3 m Rp. 10.000/meter Rp. 30.000Blender 1 Rp. 170.000/pcs Rp. 170.000Baskom 1 Rp.15.000/buah Rp. 15.000Papan kayu 3 Rp. 30.000/buah Rp. 90.000Gunting 2 Rp. 11.000/buah Rp. 22.000Spons 3 Rp. 10.000/buah Rp. 30.000Total Biaya Tetap Rp. 579.000
2 Biaya Variabel:Pewarna 2 Rp. 20.000 Rp.40.000Lem kertas 1 Rp. 6.000/buah Rp. 6.000Lem panas 1 Rp. 15.000/buah Rp. 15.000Manik-Manik 10 bungkus Rp. 7.000/pcs Rp. 70.000Perekat 5 bungkus Rp. 10.000 Rp. 100.000Limbah Kertas Rp. 0 Rp. 0Tenaga Kerja 4 Rp. 15.000/HOK Rp. 60.000Total Biaya Variabel Rp. 291.000Total Biaya Seluruhnya Rp. 870.000
Berdasarkan analisis, BEP harga yang diperoleh adalah Rp 677.589,23 dan BEP unit
adalah 34 unit. Hal ini menunjukan bahwa pada tingkat penjualan tersebut, usaha Wall Art
berada pada kondisi tidak untung dan tidak rugi atau dengan kata lain impas.
Produk yang Dipasarkan
Produk Wall Art yang dipasarkan dibentuk menjadi bunga 3 dimensi berwarna merah
muda dan diberi perekat. Produk Wall Art bunga ini dijual seharga Rp. 20.000/pcs dimana setiap
1 pcs terdapat 15 bentuk motif bunga. Target pemasaran produk ini ialah seluruh kalangan
khususnya anak-anak remaja, pelajar dan mahasiswa di Malang.
Keberlanjutan Usaha
Usaha pengelolaan limbah padat menjadi produk Wall Art ini memiliki prospek yang
baik, di pasar. Hal ini dikarenakan jangkauan pasar yang luas yakni seluruh kalangan
masyarakat. Selain itu, bahan baku yang diperlukan cukup mudah dan sangat murah untuk
didapatkan. Proses produksi juga mudah untuk dilakukan, sehingga tidak banyak menghadapi
kendala. Selain itu, pengembangan usaha ini juga berkontribusi dalam menangani masalah
limbah di lingkungan.
III.KESIMPULAN DAN SARAN
Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan beragam kegiatan aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan limbah di lingkungan, khususnya limbah padat. Sama halnya dalam
lingkungan kampus Universitas Brawijaya, beragam kegiatan di kampus yang memerlukan
kertas mengakibatkan banyaknya limbah kertas, terutama berasal dari penggunaan kertas karcis.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pengelolaan limbah yakni dengan mengolahnya
menjadi produk Wall Art. Produk Wall Art yang saat ini banyak digemari masyarakat khususnya
kalangan remaja dan pelajar/mahasiswa membuat produk ini memiliki prospek yang baik di
pasar. Selain itu, proses produksi produk ini mudah dan bahan baku pun mudah didapat.
Pengembangan usaha ini selain dapat meningkatkan pendapatan dengan tingkat keuntungan yang
cukup tinggi, juga bermanfaat dalam menangani permasalahan limbah di lingkungan.
Upaya pengelolaan limbah ini harus terus digalakkan, dengan upaya sederhana yakni
memanfaatkan limbah yang berada di lingkungan sekitar, dan mengubahnya menjadi produk
yang bermanfaat serta memiliki nilai jual yang tinggi dengan melihat kondisi pasar di sekitar.
Pengolahan produk limbah ini selain memerlukan tingkat kreatifitas dan inovasi yang tinggi,
yang terpenting ialah kemauan keras dalam menjalankan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 1995. Masalah Pencemaran Air (Edisi Pertama). Tarsito: Bandung.
IDEP Foundation. 2004. Cara Membuat Kertas Daur Ulang (Online). http://idepfoundation.org .
Diakses pada 5 November 2014.
Putra, Y. 2011. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga (Upaya Pendekatan dalam Arsitektur).
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.