tujuan pelaporan keuangan

Upload: vazria-ulfa-liandini

Post on 10-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUJUAN PELAPORAN KEUANGANTujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan kenagan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju, agar pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan.

A. PEMAKAI DAN KEPENTINGANNYAFASB merinci pemakai potensial yang dituju oleh pelaporan keuangan yaitu: owners, lenders, suppliers, potential investors and creditors, employers, management, directors, customers, financial analysis and advisors, brokers, underwriters, stock exchange, lawyers, economists, taxing authorities, regulatory authorities, legislators, financial press and reporting agencies, labor unions, trade associations, business researchers, teachers and students, and the public.Kepentingan pemakai juga beragam, antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik dan pengukuran kinerja entitas. Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan. Karakteristik pemakai antara lain kedudukan pemakai terhadap entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan tingkat pengetahuan pemakaitentang bisnis dan ekonomi.Dengan masalah di atas, Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan), yaitu:1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).

B. ASPEK SOSIAL TUJUAN DALAM PELAPORANSebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa sehingga tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapati tujuan individualnya jugamemaksimumkan tujuan negara. Dengan kata lain, terjadi keselarasan (kongruensi) antara tujuan/perilaku ekonomik individual yang membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara.Bila tujuan masyarakat harus dicapai, tujuan siapa yang harus diperhatikan? Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers (1995) mendeskripsi tiga maca tujuan kegiatan sosial/masyarakat (social activity) dan implikasinya terhadap penentuan tujauan pelaporan keuangan yaitu : tujuan fungsional, tujuan bersama, dan tujuan kelompok dominan.

C. PERKEMBANGAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGANTujuan Versi ASOBATWalaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk:1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif.3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.5. Karena pihak yang dituju tidak jelas,dapat dikatakan bahwa ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar tujuan fungsional.

Tujuan Versi APB No. 4Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam APB No. 4 secara umum dinyatakan sebagai berikut : the basic purposes of financial accounting and financial statements is to provide financial information about individual usiness enterprises that is useful in making economic decisions. APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan di atas merupakan tujuan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan kandungan informasi akuntansi.

Tujuan Versi Trueblood CommitteeTujuan pelaporan yang diajukan oleh komite Trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan komite Trueblood lebih rinci dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan. Dua hal penting yang ditekankan oleh komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas (cash flows).

Tujuan Pelaporan Keuangan FASBFASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial tempat akuntansi diterapkan.3. Tujuan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.4. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASIInformasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristik-karakteristik kualitatif tersebut akan membedakan informasi yangbermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan.MenurutStatement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari informasi akuntansiadalah sebagai berikut :1. Relevan; maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu:a. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan;b. Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan;c. Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebasdari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:a. Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen;b. Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya;c. Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.3. Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasardan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.5. Ketepatwaktuan (timeliness); adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saati dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.6. Ketepatan Penyimbolan (representational faithfulness); adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi adalah kondisi fisis, kondisi keuangan dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik, kewajiban keuangan dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber ekonomik dan kewajiban tersebut.7. Keterujian (verifiability); adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakin yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).8. Kenetralan (neutrality); adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan (unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi.9. Materialitas (materiality); adalah besar kecilnya magnituda suatu penghilangan (omission) atau penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut.