tujuan pkp

12
1.2 Tujuan PKP Apoteker di Pemerintahan 1.2.1 Tujuan Umum a. Pengenalan Tupoksi apoteker di Pemerintahan yang meliputi Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar, UPT Instalasi Farmasi Kabupaten Gianyar serta Puskesmas Ubud II. b. Pengenalan peran apoteker dalam bidang pengawasan, regulasi, dan pengadaan perbekalan farmasi oleh pemerintahan. c. Praktek manajemen sistem pengadaan perbekalan farmasi dari tingkat Puskesmas, UPT Instalasi Farmasi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui secara umum mengenai visi dan misi, struktur organisasi, program-program Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, alur pemerintahan dan distribusi obat serta peranan dan fungsi apoteker di Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. b. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab apoteker di Dinas Kesehatan, UPT Instalasi Farmasi, dan Puskesmas. c. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. d. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja farmasi yang profesional, dalam kaitan dengan peran, tugas, dan fungsi apoteker dalam bidang kesehatan masyarakat.

Upload: lintang-herlinaningtyas

Post on 06-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tujuan pkp

TRANSCRIPT

1.2 Tujuan PKP Apoteker di Pemerintahan

1.2.1 Tujuan Umum

a. Pengenalan Tupoksi apoteker di Pemerintahan yang meliputi Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar, UPT Instalasi Farmasi Kabupaten Gianyar serta Puskesmas Ubud II.

b. Pengenalan peran apoteker dalam bidang pengawasan, regulasi, dan pengadaan perbekalan farmasi oleh pemerintahan.

c. Praktek manajemen sistem pengadaan perbekalan farmasi dari tingkat Puskesmas, UPT Instalasi Farmasi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi.1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui secara umum mengenai visi dan misi, struktur organisasi, program-program Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, alur pemerintahan dan distribusi obat serta peranan dan fungsi apoteker di Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar.

b. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab apoteker di Dinas Kesehatan, UPT Instalasi Farmasi, dan Puskesmas.

c. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

d. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja farmasi yang profesional, dalam kaitan dengan peran, tugas, dan fungsi apoteker dalam bidang kesehatan masyarakat.e. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan (problem-solving) praktek dan pekerjaan kefarmasian di Dinas Kesehatan, UPT Instalasi Farmasi, dan Puskesmas.1.3 Manfaat PKP Apoteker di Pemerintahan

a. Mengetahui, memahami tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di Dinas Kesehatan, UPT Instalasi Farmasi, dan Puskesmas.

b. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

c. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

d. Membekali calon apoteker agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap-perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

e. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker di Puskesmas.

f. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan (problem-solving) praktek dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

1. Seksi Sertifikasi, Perijinan dan Perbekalan Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Bali memiliki tugas dalam pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, pengawasan dan pengendalian, pelayanan kefarmasian dan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, pencatatan dan pelaporan, koordinasi dan integrasi kegiatan serta perijinan sarana dan tenaga kefarmasian.2. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar meliputi proses perencanaan dan pengadaan.3. Apoteker di UPT Instalasi Farmasi Kabupaten Gianyar berkedudukan sebagai Kepala UPT Instalasi Farmasi dan Pejabat Fungsional yang memiliki peran dan fungsi dalam kegiatan pemeriksaan dan penerimaan barang, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan, serta penghapusan obat dan perbekalan kesehatan yang dikelola.

4. Peran dan fungsi Apoteker di Puskesmas Ubud II selain sebagai tenaga profesional yang memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien, juga menjalankan fungsi manajerial dengan membuat perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan obat serta koordinasi dengan tenaga medis lainnya. 1.2 Tujuan PKP Apoteker di BBPOM

Tujuan umum : PKP Apoteker di BBPOM adalah mempelajari peran apoteker dalam aspek pengawasan, pengujian, dan sistem informasi obat dan makanan (sediaan farmasi) oleh BBPOM, dalam rangka penjaminan mutu dan keamanan sediaan farmasi yang beredar di masyarakat.

Tujuan khusus : PKP Apoteker di BBPOM adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab apoteker di BBPOM.2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di BBPOM.3. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga kefarmasian yang profesional.1.3 Manfaat PKP Apoteker di BBPOM

1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di BBPOM.

2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di BBPOM.

3. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.4.1 Kesimpulan

1. Apoteker di BBPOM memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas kepemerintahan dalam bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi BBPOM yaitu menyusun kebijakan, pedoman dan standar, melaksanakan lisensi dan sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan cara-cara produksi yang baik, mengevaluasi produk sebelum diizinkan beredar (pre-market), produk post-market termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hokum, melakukan riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan, melakukan komunikasi, informasi dan edukasi masyarakat termasuk peringatan publik (public warning).

2. Apoteker di BBPOM berperan sebagai penanggung jawab yang bertugas dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi pada bidangbidangyang ada di BBPOM meliputi sertifikasi dan layanan informasikonsumen; pengujian produk terapetik, narkotik, obat tradisional,kosmetik dan produk komplemen; pengujian produk pangan dan bahan berbahaya; pengujian mikrobiologi; serta pemeriksaan dan penyidikan.

3. Apoteker yang bertugas dalam bidang pengujian mikrobiologi, bidang pengujian produk terapetik, narkotik, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen (TERANOKOKO), bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya diwajibkan memiliki kompetensi sesuai bidang masing-masing terutama pada proses pengujian sampel setiap bidang. Apoteker yang bertugas dalam bidang pemeriksaan dan penyidikan; sertifikasi dan layanan informasi konsumen diwajibkan memiliki kompetensi yang meliputi pemahaman aspek hukum; penanganan kasus dan sampling di lapangan; ilmu manajemen; ilmu komunikasi; serta kompetensi lain yang mendukung.1.2 Tujuan PKP Apoteker di Apotek

Tujuan umum diadakannya PKP Apoteker di apotek adalah mempelajari peran apoteker di apotek dalam aspek administrasi dan perundang-undangan, aspek manajerial, aspek pekerjaan kefarmasian dan aspek bisnis dalam rangka pelayanan kefarmasian di apotek. Sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan PKP Apoteker di apotek adalah:

1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker di apotek.

2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.

3. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga kefarmasian yang professional.

1.3 Manfaat PKP Apoteker di ApotekManfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKP Apoteker di apotek adalah:

1. Mengetahui dan memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam mengelola apotek.

2. Mendapatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek.

3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di apotek.

4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

1. Apoteker memiliki peran dan bertanggung jawab dalam beberapa aspek di apotek yang meliputi aspek administrasi dan perundang-undangan, aspek manajerial, aspek pekerjaan kefarmasian, dan aspek bisnis.

2. Peran apoteker dalam aspek administrasi dan perundangan-undangan adalah untuk mengetahui dan melaksanakan praktek profesi sesuai perundangan yang berlaku serta kepengurusan adminsitrasi apotek mulai dari pendirian apotek hingga administrasi pelayanan. Peran apoteker dalam aspek manajerial adalah sebagai pemimpin, pengelola, dan fungsi manajemen apotek. Peran apoteker dalam aspek pekerjaan kefarmasian terutama untuk memberikan pelayanan sediaan farmasi yang optimal kepada masyarakat. Peran apoteker dalam aspek bisnis adalah sebagai profesional untuk mengembangkan usaha apotek demi memperoleh laba sesuai dengan fungsi profit oriented apotek.

3. Mahasiswa peserta PKPA telah diberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek, terutama terkait manajemen pengelolaan obat atau sediaan farmasi, pelayanan kefarmasian dan studi kelayakan pendirian apotek.

1.2 Tujuan PKP Apoteker di Rumah Sakit Adapun beberapa tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker di rumah sakit antara lain:

a. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

b. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

c. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di rumah sakit.

d. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang professional.

e. Memberikan gambaran tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

1.3 Manfaat PKP Apoteker di Rumah Sakit Setelah melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di rumah sakit diharapkan mahasiswa memperoleh beberapa manfaat antara lain:

a. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

b. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

c. Mendapat pengetahuan manajemen praktis di rumah sakit.

d. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

Kesimpulan :

Program PKP yang dilaksanakan mulai tanggal 14 April - 30 Mei 2014 telah dapat meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker di RSUD Sanjiwani Gianyar yang berperan sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Kepala Sub Bidang Farmasi dan Resep, serta sebagai Koordinator Farmasi Klinik.

1. Peran dan fungsi apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit berperan dalam pengelolaan obat, pembuatan formularium rumah sakit, pelayanan dan pemberian konseling serta informasi kepada pasien mengenai hal-hal terkait obat dan cara penggunaannya, serta menjamin pemakaian obat yang rasional di rumah sakit.

2 Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKP) Apoteker di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, yang meliputi aspek pengelolaan obat dan aspek pelayanan kefarmasian.

3 Pengelolaan perbekalan farmasi yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Sanjiwani Gianyar meliputi tahap seleksi dan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, dan pelaporan.

4 Pengembangan praktek farmasi komunitas (farmasi klinik) dapat dilakukan dengan melakukan konseling pengobatan untuk pasien TB Paru.

5 Selama kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker di RSUD Sanjiwani Gianyar, mahasiswa ikut berpartisipasi dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian di beberapa bagian, yaitu gudang umum, gudang asuransi (JKN dan JKBM), gudang satelit dan gas medik, apotek umum, apotek asuransi (JKN dan JKBM), rekonstitusi obat sitostatika, depo farmasi ruang operasi, serta konseling pasien TB di poliklinik paru.

6 Permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di rumah sakit RSUD Sanjiwani Gianyar antara lain masih terbatasnya informasi yang dapat diberikan kepada pasien, belum terlaksananya pelayanan farmasi klinik secara menyeluruh, terdapat beberapa kasus mengenai pemakaian obat yang kurang rasional pada pasien, belum terdapatnya peta kuman yang berguna dalam pemilihan antibiotik serta masih kurangnya tenaga kefarmasian khusunya apoteker, sarana dan prasarana dalam handling sitostatika belum memadai dan belum terdapat penanganan untuk limbah sitostatika.