tuli presbikusis pada geriatri print
TRANSCRIPT
Tuli Presbikusis pada Geriatri
Mariane Devi
102011023
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2014/2015
Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat, tlp 56942061
Pendahuluan
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada geriatri
menyebabkan gangguan pendengaran . Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri
umumnya tuli saraf, namun dapat juga berupa tuli konduktif atau tuli campur.
Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat menyebabkan perubahan atau
kelainan berupa, (1) berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran daun telinga
(pinna), (2) atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, (3) penumpukan serumen, (4)
membran timpani bertambah tebal dan kaku, (5) kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran. 1
Pembahasan
Jenis-jenis ketulian pada orang tua
Tuli pada orang tua dibagi atas dua macam, yakni :
a. Tuli konduktif pada geriatri
Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat menyebabkan
perubahan atau kelainan berupa, berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya
ukuran daun telinga (pinna) atrofi dan bertambah kakunya liang telinga
penumpukan serumen membran timpani bertambah tebal dan kaku kekakuan
sendi dan tulang-tulang pendengaran. 2
Pada geriatri, kelenjar-kelenjar serumen mengalami atrofi, sehingga produksi
kelenjar serumen berkurang dan menyebabkan serumen menjadi lebih kering,
1
sehingga sering terjadi gumpalan serumen (serumen prop) yang akan
mengakibatkan tuli konduktif. Membran timpani yang bertambah kaku dan tebal
juga akan menyebabkan gangguan konduksi, demikian pula halnya dengan
kekakuan yang terjadi pada persendian tulang-tulang pendengaran. 2
b. Tuli saraf pada Geriatri (presbikusis)
Presbikusis adalah tuli saraf sensori neural frekuensi tinggi, umumnya terjadi
mulai usia 65 tahun, simetris kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada
frekuensi 100 Hz atau lebih. 2,3
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses
degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara perlahan dan simetris pada kedua sisi
telinga. 4
A. Anamnesis
Gejala yang timbul adalah penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut,
bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama terhadap
suara atau nada yang tinggi dan kadang disertai tinitus. 4
Pada anamnesa akan didapati keluhan-keluhan seperti yang diterangkan dalam gejala
klinis yang tidak diketahui kapan dimulainya. Gejala tersebut berkembang perlahan dan
sangat lambat. Kesulitan mengucapkan beberapa konsonan tertentu seperti “f”, ‘s”, atau “th”
pada orang inggris misalnya. Kemudian adanya riwayat paparan berulang terhadapa
kebisingan seperti latar belakang pekerjaan anggota militer, pekerja industri dan sebagainya.
Adanya riwayat penggunan obat-obatan yang bersifat ototoksik, dsb5,6
B. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan fisik telinga biasanya normal dan tes penala didapatkan tuli
sensorineural. 2 Pemeriksaan timpanometri tipe A (normal), audiometri nada murni,
menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris, terdapat penurunan yang tajam
(sloping) setelah frekuensi 2000 Hz dan berangsur-angsur terjadi pada frekuensi yang rendah. 4Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya pada presbikusis ini
dapat terjadi sekitar 5-10 dB. 4 Otoacoustic emission (OAE) dapat menunjukkan fungsi
koklea, presbikusis merupakan degenerasi koklea sehingga hasil yang didapatkan refer (emisi
tidak muncul). Pemeriksaan BERA pada presbikusis diperlukan apabila kondisi pasien
dengan kesadaran menurun atau terdapat kecurigaan tuli saraf retrokoklear. 4
2
C. Working Diagnosis
Tuli presbikus
D. Different Diagnosis
Tuli konduktif
E. Gejala Klinis
Gejala klinik bervariasi antara masing-masing pasien dan berhubungan dengan
perubahan yang terjadi pada koklea dan saraf sekitarnmya. Keluhan utama presbikusis berupa
berkurangnya pendengaran sacara perlahan dan progresif, simetris pada kedua telinga, yang
saat dimulainya tidak disadarinya. 2,5,7
Keluhan lain adalah adanya telinga berdenging (tinnitus). Pasien dapat mendengar
suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan secara cepat
dengan latar belakang yang riuh (cocktail party deafness). Terkadang suara pria terdengar
seperti suara wanita. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini
disebabkan oleh faktor kelelahan (recruitment). 2,5,7.
Adapun keempat tipe dari prebikusis adalah sebagai berikut :
- Prebikusis sensorik
Tipe ini menunjukkan atrofi dari epitel disertai hilangnya sel-sel
rambut dan sel penyokong organ corti. Prosesnya berasal dari bagian basal
koklea dan perlahan-lahan menjalar ke daerah apeks. Perubahan ini
berhubungan dengan penurunan ambang frekuensi tinggi, yang dimulai setelah
usia pertengahan. Secara histology, atrofi dapat terbatas hanya beberapa
milimeter awal dari basal koklea. Proses berjalan dengan lambat. Beberapa
teori mengatakan perubahan ini terjadi akibat akumulasi dari granul pigmen
lipofusin. 5
- Presbikusis neural
Tipe ini memperlihatkan atrofi dari sek-sel saraf di koklea dan jalur
saraf pusat. Schuknecht memperkirakan adanya 2100 neuron yang hilang
setiap dekadenya (dari totalnya sebanyak 35000). Hilangnya neuron ini
dimulai pada awal kehidupan dan mungkin diturunkan secara genetik. Efeknya
tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul
3
sampai 90 % neuron akhirnya hilang. Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan
bagian basilamnya sedikit lebih banyak terkena dibanding sisa dari bagian
koklea lainnya. Tetapi, tidak didapati adanya penurunan ambang terhadap
frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan
diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan dengan presbikusis
neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran. 5
- Presbikusis metabolik
Kondisi ini dihasilkan dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis
normalnya berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga
keseimbangan metabolik dari koklea. Atrofi dari stria ini menyebabkan
hilangnya pendengaran yang direpresentasikan melalui kurva pendengaran
yangh mendatar (flat) sebab seluruh koklea terpengaruh. Diskriminasi
Kata-kata dijumpai. Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia 30-
60 tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familial. 5
- Presbikusis mekanik (presbikusis konduktif koklear)
Kondisi ini disebabkan oleh penebalan sekunder dari membran
basilaris koklea. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan
atrofi dari ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli sensorineural yang
berkembang sangat lambat. 5
Perubahaan histologik presbikusis jarang sekali ditemukan hanya pada
satu area saja, karena perkembangan presbikusis melibatkan perbuahan
simultan pada banyak tempat. Hal ini menjelaskan sulitnya menghubungkan
gejala klinik atau tanda dengan lokasi anatomik yang spesifik, seperti yang
dikemukakan oleh Suga dan Lindsay juga oleh Nelson dan hinojosa. 5
Banyaknya penelitian terbaru untuk mengetahui penyebab sebenarnya
dari presbikusis. Sebagian besar menitikberatkan pada abnormalitas genetik
yang mendasarinya, atau memiliki peranan ataupun mencetuskan
perkembangan dari penyakit ini. 5
Salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial
presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondrial. Penurunan perfusi
ke koklea dihubungkan dengan umum mungkin berperan dalam pembentukan
metabolit oksigen reaktif, yang efek sampingnya mempengaruhi struktur
telinga dalam. Kerusakan DNA mitokondrial dapat menyebabkan
4
berkurangnya posforilasi oksidatif, yang berujung pada masalah fungsi neuron
di telinga dalam. 5
Nutrisi dan anatomi diduga berperan juga dalam menyebabkan
presbikusis. Berner, dkk, menjumpai adanya hubungan antara defisiensi asam
folat dan vitamin B12 dengan hilangnya pendengaran tetapi hubungannya
tidak signifikan secara statisti. Martin Villares menemukan hubungan antara
level kolesterol yang tinggi dengan berkurangnya pendengaran. Walaupun
pneumatisasi dari mastoid tidak berhubungan dengan terjadinya presbikusis
pada penelitian yang dilakukan oleh Pata, dkk, tetapi perubahan ultrastruktur
pada lempeng kutikular tampak berhubungan dengan riwayat ketulian pada
frekuensi tinggi pada studi terhadap tulang temporal manusia yang dilakukan
oleh Scholtz. 5
F. Patogenesis
Presbikusis dapat dijelaskan dari beberapa kemungkinan patogenesis, yaitu degenerasi
koklea, degenerasi sentral, dan beberapa mekanisme mokuler, seperti faktor gen, stres
oksidatif, dan gangguan transduksi sinyal.
Degenerasi Koklea
Presbikusis terjadi karena degenerasi stria vaskularis yang berefek pada nilai potensial
endolimfe yang menurun menjadi 20mV atau lebih. Pada presbikusis terlihat gambaran khas
degenerasi stria yang mengalami penuaan, terdapat penurunan pendengaran sebesar 40-50 dB
dan potensial endolimfe 20mV (normal-90 mV).4
Degenerasi sentral
Perubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus auditorius meningkatkan nilai
ambang dengar atau compound action potensial (CAP). Fungsi input-output dari CAP
terefleksi juga pada fungsi input-output pada potensial saraf pusat, memungkinkan terjadinya
asinkronisasi aktifitas nervus auditorius dan penderita mengalami kurang pendengaran
dengan pemahaman bicara buruk. 4
Mekanisme molekuler
Faktor genetik
5
Strain yang berperan terhadap presbikusis, yaitu C57BL/6J merupakan protein
pembawa mutasi dalam gen cadherin 23 (Cdh23), yang mengkode komponen ujung sel
rambut koklea. Pada jalur intrinsik sel mitokondria mengalami apoptosis pada strain
C57BL/6J yang dapat mengakibatkan penurunan pendengaran. 4
Stres oksidatif
Seiring dengan pertambahan usia kerusakan sel akibat stress oksidatif bertambah dan
menumpuk selama bertahun-tahun yang akhirnya menyebabkan proses penuaan. Reactive
oxygen species (ROS) menimbulkan kerusakan mitokondria mtDNA dan kompleks protein
jaringan koklea sehingga terjadi disfungsi pendengaran.
Gangguan Transduksi Sinyal
Ujung sel rambut organ korti berperan terhadap transduksi mekanik, merubah
stimulus mekanik menjadi sinyal elektrokimia gen famili cadherin 23 (CDH23) dan
protocadherin 15 (PCDH15) diidentifikasikan sebagai penyusun ujung sel rambut koklea
yang berinteraksi untuk transduksi mekanoelektrikal. Terjadinya mutasi menimbulkan defek
dalam interaksi molekul ini dan menyebabkan gangguan pendengaran. 4
G. Epidemiologi
Insidens presbikusis secara global bervariasi. Negara-negara barat memiliki pola yang
begitu berbeda pada tuli jenis ini. Penelitian yang dilakukan pada Tahun 1962 oleh Rosen,
dkk, pada Suku Mabaans di Sudan menemukan hilangnya pendengaran lebih banyak terjadi
pada usia lanjut pada masyarakat urban. Mungkin hal tersebut berhubungan dengan paparan
terhadap kebisingan yang kronik juga keterlibatan penyakit sistemik yang sering pada
masyarakat daerah industri seperti arterosklerosis, diabetes, penyakit saluran nafas. Tidak
didapati hubungan antara ras atau jenis kelamin tertentu yang paling banyak terkena
presbikusis ini. Insidensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
H. Faktor Risiko
Presbikusis diduga berhubungan dengan faktor herediter, metabolisme, aterosklerosis,
bising, gaya hidup, dan pemakaian beberapa obat. Berbagai faktor risiko tersebut dan
hubungannya dengan presbikusis adalah sebagai berikut. 4
Usia dan Jenis Kelamin
6
Presbikusis rata-rata terjadi pada usia 60-65 tahun ke atas. Pengaruh usia terhadap
gangguan pendengaran berbeda antara laki-laki dan perempuan. 4 Laki-laki lebih banyak
mengalami penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi dan hanya sedikit penurunan pada
frekuensi tinggi dan hanya sedikit penurunan pada frekuensi rendah bila dibandingkan
dengan perempuan. Perbedaan jenis kelamin pada ambang dengar frekuensi tinggi ini
disebabkan laki-laki umumnya lebih sering terpapar bising di tempat kerja dibandingkan
perempuan. 4
Sunghee et al. menyatakan bahwa perbedaan pengaruh jenis kelamin pada presbikusis
tidak seluruhnya disebabkan perubahan di koklea. Perempuan memiliki bentuk daun dan
liang telinga yang lebih kecil sehingga dapat menimbulkan efek masking noise pada
frekuensi rendah. Penelitian di Korea Selatan menyatakan terdapat penurunan pendengaran
pada perempuan sebesar 2 kHz lebih buruk dibandingkan laki-laki. Pearson 4 menyatakan
sensitivitas pendengaran lebih baik pada perempuan daripada laki-laki.
Hipertensi
Hipertensi yang berlangsung lama dapat memperberat resistensi vaskuler yang
mengakibatkan disfungsi sel endotel pembuluh darah disertai peningkatan viskositas darah,
penurunan aliran darah kapiler dan transpor oksigen. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan
sel-sel auditori sehingga proses transmisi sinyal mengalami gangguan yang menimbulkan
gangguan komunikasi. Kurang pendengaran sensori neural dapat terjadi akibat insufisiensi
mikrosirkuler pembuluh darah seperti emboli, perdarahan, atau vasospasme. 4
Diabetes Melitus
Pada pasien dengan diabetes melitus (DM), glukosa yang terikat pada protein dalam
proses glikosilasi akan membentuk advanced glicosilation end product (AGEP) yang
tertimbun dalam jaringan dan mengurangi elastisitas dinding pembuluh darah
(arteriosklerosis). Proses selanjutnya adalah dinding pembuluh darah semakin menebal dan
lumen menyempit yang disebut mikroangiopati. 4 Mikroangiopati pada organ koklea akan
menyebabkan atrofi dan berkurangnya sel rambut, bila keadaan ini terjadi pada vasa nervus
VIII, ligamentum dan ganglion spiral pada sel schwann, degenerasi myelin, dan kerusakan
axon maka akan menimbulkan neuropati.
National health survey USA melaporkan bahwa 21% penderita diabetik menderita
presbikusis terutama pada usia 60-69 tahun. Hasil audiometri penderita DM menunjukkan
7
bahwa frekuensi derajat penurunan pendengaran pada kelompok ion lebih tinggi bila
dibandingkan penderita tanpa DM. 4
Hiperkolesterol
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) di mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dL.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan penumpukan plak/ atherosklerosis adalah
ateroma dan arteriosklerosis yang terdapat secara bersama. Arteroma merupakan degenerasi
lemak dan infiltrasi zat lemak pada dinding pembuluh nadi pada arteriosklerosis atau
pengendapan bercak kuning keras bagian lipoid dalam tunika intima arteri sedangkan
arteriosklerosis adalah kelainan dinding arteri atau nadi yang ditandai dengan penebalan dan
hilangnya elastisitas/ pengerasan pembuluh nadi. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
gangguan aliran darah dan transpor oksigen. Teori ini sesuai dengan penelitian Villares4 yang
menyatakan terdapat hubungan antara penderita hiperkolesterolemia dengan penurunan
pendengaran.
Merokok
Rokok mengandung nikotin dan karbonmonoksida yang mempunyai efek
mengganggu peredaran darah, bersifat ototoksik secara langsung, dan merusak sel saraf organ
koklea. Karbonmonoksida menyebabkan iskemia melalui produksi karboksi-hemoglobin
(ikatan antara CO dan haemoglobin) sehingga hemoglobin menjadi tidak efisien mengikat
oksigen. Seperti diketahui, ikatan antara hemoglobin dengan CO jauh lebih kuat ratusan kali
dibanding dengan oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan suplai oksigen ke organ korti di
koklea dan menimbulkan efek iskemia. Selain itu, efek karbonmonoksida lainnya adalah
spasme pembuluh darah, kekentalan darah, dan arteriosklerotik. 4
Insufisiensi sistem sirkulasi darah koklea yang diakibatkan oleh merokok menjadi
penyebab gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi yang progresif. Pembuluh darah yang
menyuplai darah ke koklea tidak mempunyai kolateral sehingga tidak memberikan alternatif
suplai darah melalui jalur lain. 4
Mizoue et al.4 meneliti pengaruh merokok dan bising terhadap gangguan pendengaran
melalui data pemeriksaan kesehatan 4624 pekerja pabrik baja di Jepang. Hasilnya
8
memperlihatkan gambaran yang signifikan terganggunya fungsi pendengaran pada frekuensi
tinggi akibat merokok dengan risiko tiga kali lebih besar.
Riwayat bising
Gangguan pendengaran akibat bising adalah penurunan pendengaran tipe
sensorineural yang awalnya tidak disadari karena belum menggangu percakapan sehari-hari.
Faktor risiko yang berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah intensitas bising,
frekuensi, lama pajanan per hari, lama masa kerja dengan paparan bising, kepekaan individu,
umur, dan faktor lain yang dapat berpengaruh. Berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti
bahwa jumlah pajanan energi bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang
didapat. Hal tersebut dikarenakan paparan terus menerus dapat merusakan sel-sel rambut
koklea. 4
I. Penatalaksanaan
Rehabilitasi sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan
dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Pemasangan alat bantu dengar hasilnya
akan lebih memuaskan bila dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech
reading), dan latihan mendengar (auditory training), prosedur pelatihan tersebut dilakukan
bersama ahli terapi wicara (speech therapist). 2
Tujuan rehabilitasi pendengaran adalah memperbaiki efektivitas pasien dalam
komunikasi sehari-hari. Pembentukan suatu program rehabilitasi untuk mencapai tujuan ini
tergantung pada penilaian menyeluruh terhadap gangguan komunikasi pasien secara
individual serta kebutuhan komunikasi sosial dan pekerjaan. Partisipasi pasien ditentukan
oleh motivasinya. Oleh karena komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang
atau lebih, maka keikutsertaan keluarga atau teman dekat dalam bagian-bagian tertentu dari
terpai terbukti bermanfaat. 8
Membaca gerak bibir dan latihan pendengaran merupakan komponen tradisional dari
rehabilitasi pendengaran. Pasien harus dibantu untuk memanfaatkan secara maksimal isyarat-
isyarat visual sambil mengenali bebapa keterbatasan dalam membaca gerak bibir. Selama
latihan pendengaran, pasien dapat melatih diskriminasi bicara dengan cara mendengarkan
kata-kata bersuku satu dalam lingkungan yang sunyi dan yang bising. Latihan tambahan
dapat dipusatkan pada lokalisasi, pemakaian telepon, cara-cara untuk memperbaiki rasio
sinyal-bising dan perawatan serta pemeliharaan bantu dengar. 8
9
Program rehabilitasi dapat bersifat perorangan ataupun dalam kelompok. Penyuluhan
dan tugas-tugas khusus paling efektif bila dilakukan secara perorangan, sedangan program
kelompok memberi kesempatan untuk menyusun berbagai tipe situasi komunikasi yang dapat
dianggap sebagai situasi harian normal untuk tujuan peragaan ataupun pengajaran. 8
Pasien harus dibantu dalam mengembangkan kesadaran terhadap isyarat-isyarat
lingkungan dan bagaimana isyarat-isyarat tersebut dapat membantu kekurangan informasi
dengarnya. Perlu diperagakan bagaimana struktur bahasa menimbulkan hambatan-hambatan
tertentu pada perbicara. Petunjuk lingkungan, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap alami
cenderung melengkapi pesan yang diucapkan. Bila informasi dengar yang diperlukan untuk
memahami masih belum mencukupi, maka petunjuk-petunjuk lingkungan dapat mengisi
kekurangan ini. Seluruh aspek rehabilitasi pendengaran harus membantu pasien untuk dapat
berinteraksi lebih efektif dengan lingkungannya. 8
Kesimpulan
Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada geriatri
menyebabkan gangguan pendengaran . jenis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri
umumnya tuli saraf, namun dapat juga berupa tuli konduktif atau tuli campur. Presbiskus
adalah tuli sensorineural yang ditandai dengan gejala berkurangnya pendengaran secara
perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Daftar Pustaka
1. Soepardi EA, Iskandar N. Telinga hidung tenggorok kepala leher edisi ke 5; Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. Hal 33
2. Rusmarjono, Kartosoediro S. Odinofagi. Dalam : Soepardi E, Iskandar N (eds). BukuAjar
Ilmu Kesehatan Telinga – Hidung
3. Ear Diagram, available from www.entusa.com 17
4. Inner ear, Presbycusis, Available fromwww.emedicine.com , Last update on July 9,2008
Berke J, Presbycusis- Age Related Hearing Loss Caused by presbycusis, available
fromwww.about.com,last update on March 18, 2009
5. Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : FK UI.2001. h. 9-15,33-34.15
10
6. Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri,dkk. (2001). Otomikosis.Kapita
SelektaKedokteran ,Jakarta: Media Aesculapius, 3 ( 1),89.21
7. Berke J, Presbycusis- Age Related Hearing Loss Caused by presbycusis, available
fromwww.about.com , last update on March 18, 2009.20.
8. Presbycusis, available from www.uvahealth.com , last update on November 2, 2005.22.
11