tulisan maulid nabi

2
Tulisan : Maulid Nabi Perayaan Maulid Nabi hadir setiap tahun, sebagai bentuk perayaan hari besar agama Islam. Peringatan kelahiran Rasululah yang menjadi panutan tindak tanduk umat Islam. Masih teringat di ingatan saya pada zaman masih SD-SMP peringatan Maulid Nabi di daerah rumah saya begitu riuh. Di masjid dekat rumah biasanya diadakan acara tempelangan yaitu setiap orang yang hadir ke masjid untuk memperingati Maulid Nabi akan membawa sebuah nasi kotak bisa yang berupa bungkus kertas, bungkus karton dan daun jati yang nantinya dikumpulkan dan dibagi secara acak ke semua orang. Dan setiap Maulidan saya ingat selalu mengincar bungkusan nasi yang dibungkus daun jati. Menurut saya itu mempunyai kenikmatan tersendiri dibandingkan dengan dibungkus kertas atau karton. Selain tempelangan juga diselingi dengan kegiatan remaja masjid seperti baca quran, hadrah dan ceramah. Namun sekarang perayaan seperti itu seakan-akan mulai luntur. Kini Maulid Nabi tidak ada perayaannya di lingkungan saya (terakhir saya ingat semenjak saya kuliah). Saya merindukan hiruk pikuk perayaan Maulid seperti itu. Saya masih ingat ajaran Rasulullah yang diajarkan oleh babe saya, yaitu seputar kesederhanaan. “Sebagai pemimpin, Nabi menjalani hidup seperti sebagian umatnya yang miskin, tetapi suka berderma. Namun sahabatnya tidak dihalang-halangi untuk kaya.” Meskipun kondisi saya dibilang dalam keadaan “yang lebih beruntung”, babe selalu bilang hiduplah dalam kesederhanaan dan tidak melebih- lebihkan sesuatu. Beliau tidak pernah tergiur dengan keadaan sekitar yang bermewah-mewah dalam material. Beliau tetap apa adanya dan sangat menikmati hidup dalam kesederhanaan. Teladan Rasul yang bisa diambil salah satunya adalah tentang menjauhi ibadah yang berlebihan. Ketika sahabatnya, seperti Utsman bin Mazun, ingin meninggalkan kehidupan seksualnya, bersembahyang sepanjang malam atau berpuasa terus menerus, Nabi mencegah untuk melakukan hal seperti itu. Lebih jauh Nabi menegaskan bahwa mereka perlu menjaga keseimbangan antara ibadah, tidur, keluarga dan kehidupan sosial. Jelas, Nabi mengajak kita untuk tidak menolak sisi manusiawi dan mengajarkan suatu perilaku penting yaitu pengendalian diri. Pada akhirnya, peringatan Maulid Nabi memang sekiranya tidak semeriah dulu. Mungkin dulu pun saya masih berpola pikiran

Upload: cyntiamalikfa

Post on 18-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

Tulisan : Maulid Nabi Perayaan Maulid Nabi hadir setiap tahun, sebagai bentuk perayaan hari besar agama Islam. Peringatan kelahiran Rasululah yang menjadi panutan tindak tanduk umat Islam. Masih teringat di ingatan saya pada zaman masih SD-SMP peringatan Maulid Nabi di daerah rumah saya begitu riuh. Di masjid dekat rumah biasanya diadakan acara tempelangan yaitu setiap orang yang hadir ke masjid untuk memperingati Maulid Nabi akan membawa sebuah nasi kotak bisa yang berupa bungkus kertas, bungkus karton dan daun jati yang nantinya dikumpulkan dan dibagi secara acak ke semua orang. Dan setiap Maulidan saya ingat selalu mengincar bungkusan nasi yang dibungkus daun jati. Menurut saya itu mempunyai kenikmatan tersendiri dibandingkan dengan dibungkus kertas atau karton. Selain tempelangan juga diselingi dengan kegiatan remaja masjid seperti baca quran, hadrah dan ceramah. Namun sekarang perayaan seperti itu seakan-akan mulai luntur. Kini Maulid Nabi tidak ada perayaannya di lingkungan saya (terakhir saya ingat semenjak saya kuliah). Saya merindukan hiruk pikuk perayaan Maulid seperti itu. Saya masih ingat ajaran Rasulullah yang diajarkan oleh babe saya, yaitu seputar kesederhanaan. Sebagai pemimpin, Nabi menjalani hidup seperti sebagian umatnya yang miskin, tetapi suka berderma. Namun sahabatnya tidak dihalang-halangi untuk kaya. Meskipun kondisi saya dibilang dalam keadaan yang lebih beruntung, babe selalu bilang hiduplah dalam kesederhanaan dan tidak melebih-lebihkan sesuatu. Beliau tidak pernah tergiur dengan keadaan sekitar yang bermewah-mewah dalam material. Beliau tetap apa adanya dan sangat menikmati hidup dalam kesederhanaan. Teladan Rasul yang bisa diambil salah satunya adalah tentang menjauhi ibadah yang berlebihan. Ketika sahabatnya, seperti Utsman bin Mazun, ingin meninggalkan kehidupan seksualnya, bersembahyang sepanjang malam atau berpuasa terus menerus, Nabi mencegah untuk melakukan hal seperti itu. Lebih jauh Nabi menegaskan bahwa mereka perlu menjaga keseimbangan antara ibadah, tidur, keluarga dan kehidupan sosial. Jelas, Nabi mengajak kita untuk tidak menolak sisi manusiawi dan mengajarkan suatu perilaku penting yaitu pengendalian diri. Pada akhirnya, peringatan Maulid Nabi memang sekiranya tidak semeriah dulu. Mungkin dulu pun saya masih berpola pikiran peringatan ini hanya untuk mendapatkan sebungkus nasi daun jati hahaha. Tapi pada hakekatnya pada diri kita sendiri kita masih ingat betul teladan apa saja yang sudah dicontohkan Rasulullah untuk menjalani kehidupan kita sehari-hari. Allahumma sholli wa sallim alaa nabiyyina Muhammad. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H. (Ditulis ditengah menganggurnya mahasiswa semester 5 di malam minggu). -Malikfa-