tumbuh kembang pre school

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak bukanlah miniatur orang dewasa, namun anak merupakan bagian dari orang dewasa, karena nantinya anak-anak akan beranjak menjadi dewasa melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan ini dipandang sebagai proses dinamik yang berlanjut dimulai pada saat konsepsi. Menurut Sacharin (1994) untuk mendefinisikan pertumbuhan merupakan hal yang sulit, namun definisi yang dianggap paling sesuai adalah suatu “peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh atau sebagian organisme”, sementara perkembangan adalah “peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh.” Pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai beberapa fase sesuai dengan tingkatan usia, dimulai sejak lahir sampai tahap pertumbuhan dan perkembangan anak berakhir. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut perihal pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia pra sekolah. B. TUJUAN PENULISAN 1

Upload: annisa-nur-aini

Post on 15-Feb-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumbuh kembang pre school

TRANSCRIPT

Page 1: tumbuh kembang pre school

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak bukanlah miniatur orang dewasa, namun anak merupakan bagian

dari orang dewasa, karena nantinya anak-anak akan beranjak menjadi dewasa

melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan

perkembangan ini dipandang sebagai proses dinamik yang berlanjut dimulai

pada saat konsepsi.

Menurut Sacharin (1994) untuk mendefinisikan pertumbuhan

merupakan hal yang sulit, namun definisi yang dianggap paling sesuai adalah

suatu “peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh atau sebagian

organisme”, sementara perkembangan adalah “peningkatan kemahiran dalam

penggunaan tubuh.” Pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai

beberapa fase sesuai dengan tingkatan usia, dimulai sejak lahir sampai tahap

pertumbuhan dan perkembangan anak berakhir.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut perihal pertumbuhan dan

perkembangan pada anak usia pra sekolah.

B. TUJUAN PENULISAN

Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep pertumbuhan dan

perkembangan pada anak usia pra sekolah yang terdiri dari:

1. mengetahui definisi dari Anak usia pre-sekolah

2. mengetahui konsep pertumbuhan pada anak usia pre-sekolah

3. mengetahui konsep perkembangan pada anak usia pre sekolah

menurut para ahli

4. mengetahui proses perkembangan seksual pada anak usia pre

sekolah

5. mengetahui permainan yang sesuai pada anak usia pre sekolah

6. mengetahui teknik komunikasi yang digunakan pada anak usia pre

sekolah

1

Page 2: tumbuh kembang pre school

BAB II

KONSEP ANAK USIA PRA SEKOLAH

A. DEFINISI

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun,

menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti program

prasekolah.

Menurut teori Erik Erickson yang membicarakan perkembangan

kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psikososial,

tahapan 3-6 tahun mereka berada dalam tahapan dengan krisis ”autonomy

versus shame & doubt’.(Patmonodewo,2003:19).

Menurut Elizabeth dalam Buku Psikologi Perkembangn usia Prasekolah

adalah usia mainan, karena pada masa itu anak menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk untuk bermain dengan mainanya.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. PERTUMBUHAN

a. Fisik

Kecepatan pertumbuhan fisik melambat dan semakin stabil selama

masa prasekolah. Berat badan rata-rata pada usia 3 tahun adalah 14,6 kg,

pada usia 4 tahun adalah 16,7 kg, dan pada usia 5 tahun adalah 18,7 kg.

Rata-rata pertambahan berat badan per tahun tetap sekitar 2,3 kg. (Wong,

dkk. 2008)

Pertumbuhan tinggi badan juga tetap berlangsung dengan

pertambahan 6,75 sampai 7,5 cm per tahun dan umumnya lebih terjadi

pada perpanjangan tungkai dari pada batang tubuh. Rata-rata tinggi badan

pada usia 3 tahun adalah 95 cm, pada usia 4 tahun adalah 103 cm, dan

pada usia 5 tahun adalah 110 cm. (Wong, dkk. 2008)

2

Page 3: tumbuh kembang pre school

Puncak energi fisik dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13

jam/24 jam, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan

mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer telah muncul pada usia 3

tahun. (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).

b. Motorik

Aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia

sebelumnya. Keterampilan motorik kasar dan halus bertambah baik.

1) Ketrampilan motorik kasar

Pada anak usia 3 tahun anak ketrampilan motorik kasar diantaranya

dapat mengendarai sepeda roda tiga, berjalan jinjit, menaiki tangga

menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa detik

dengan seimbang, dan melompati sesuatu. (Wong, dkk. 2008)

Pada anak usia 4 tahun anak mampu melompat dengan satu kaki,

menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian. Pada

anak usia 5 tahun anak dapat melompat dengan kaki bergantian,

melempar dan menangkap bola, melompati tali, dan berdiri seimbang

satu kaki bergantian dengan mata tertutup. (poter dan perry,2005 hal

665).

2) Ketrampilan motorik halus

Ketrampilan motorik halus pada anak usia 3 tahun diantaranya

dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3

balok, meniru bentuk lingkaran, dan menggambar tanda silang,

menanamkan apa yang telah digambarnya, tidak mampu menggambar

figur yang tepat tetapi dapat membuat lingkaran dengan karakteristik

wajah. Dengan mahir memasukkan benda kecil ke dalam botol

berleher sempit. (Wong, dkk. 2008)

Pada anak usia 4 tahun anak dapat merekatkan sepatu, meniru

gambar bujur sangkar, menjiplak segilima dan mampu menggunakan

gunting dengan berhasil untuk memotong gambar mengikuti garis.

3

Page 4: tumbuh kembang pre school

Pada anak usia 5 tahun anak dapat mengikat tali sepatu,

menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan

segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan

menulis beberapa huruf dan angka serta nama depan (Wong, dkk.

2008)

2. PERKEMBANGAN

a. Teori Perkembangan Menurut Freud

Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah

sadar dan pakar psikoanalisis. Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah

yang menekankan pentingnya arti perkembangan psikososial pada

anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi

penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan

yang dialami perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang

dilakukannya adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang

dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa bayi. Freud

membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat

dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan menuju kedewasaan.

Yaitu : Fase Oral, Fase Anal, Fase Falik, Fase laten, dan Fase Genital.

Sementara anak pra sekolah masuk dalam Fase Falik yaitu

antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-

6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal dengan

pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak mulai

belajar menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat. Perasaan

seksual yang negative ini kemudian menyebabkan menjauhi orang tua

dengan jenis kelamin yang sama. Disinilah proses identifikasi seksual.

Anak pada fase praoediopal biasanya senang bermain dengan anak

yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih

suka berkelompok dengan anak sejenis.

4

Page 5: tumbuh kembang pre school

b. Teori Perkembangan Menurut Piaget

Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium

praoperasional piaget (pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib,

egosentris dan pemikiran yang didominasi pleh kesadaran. Pemikiran

ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang kebetulan untuk sebab dan

akibat, animisme (menghubungan motivasi kepada benda mati dan

kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistis mengenai kekuatan

hasrat contoh dari pemikiran ajaib anak adalah anak percaya bahwa

orang-orang membuat hujan dengan membawa payung, bahwa

matahari turun karena lelah. (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-

69)

Piaget menunjukan dominasi persepsi di atas logika dengan

urutan yang terkenal dari uji coba “pengawetan” dalam salah satu uji

coba, air dituangkan bolak- balik dalam pot  yang tinggi dan kecil ke

piring lebar yang lebih rendah. Dan anak-anak ditanya mana yang

berisi lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar (biasanya

pot yang tinggi), bahkan ketika peneliti menunjukan bahwa tidak ada

air yang telah diambil atau ditambah pada pot ataupun piring. Salah

pengertian demikian menggambarkan hipotesis perkembangan anak

tentang sifat alamiah dunia, juga kesulitan mereka dalam

menyelesaikan berbagai situasi secara serentak (Behrmaan dan

Kliegman, 2000 hal 60-69).

Pengetahuan anak prasekolah tentang dunia tetap berhubungan

secara erat pada pengalaman konkret (dirasa dengan perasaan). Bahkan

kehidupaan mereka kaya akan fantasi didasarkan pada pandangan

tentang realistis. Pada anak usia prasekolah ditandai dengan pemikiran

perseptual yang terbatas, dimana anak menilai orang, benda dan

kejadian dari penampilan luar mereka atau apa yang tampak terjadi

(poter dan perry,2005 hal 664)

5

Page 6: tumbuh kembang pre school

c. Teori Perkembangan Menurut Erickson

Perkembangan Psikososial atau Perkembangan rasa inisiatif

menurut Erikson adalah Apabila anak prasekolah telah menguasai

tugas pada periode todler, mereka siap menghadapi dan berupaya keras

untuk mencapai tugas perkembangan pada tahap ini. Tugas psikososial

utama pada periode prasekolah adalah menguasai rasa inisiatif. Anak

sedang dalam stadium belajar energik. Mereka bermain, bekerja, dan

hidup sepenuhnya serta merasakan rasa pencapaian dan kepuasan yang

sebenarnya dalam aktivitas mereka. Konflik timbul ketika anak telah

melampaui batas kemampuan mereka dan memasuki serta mengalami

rasa bersalah, karena tidak berperilaku atau bertindak dengan benar.

Perasaan bersalah, ansietas, dan takut juga bisa diakibatkan oleh

pikiran yang berbeda dengan perilaku yang lain.

Pikiran yang sangat membuat stres terutama adalah

mengharapkan salah satu dari orang tuanya meninggal, karena rasa

persaingan/ kompetisi berkembang antara anak dan orang tua dengan

jenis kelamin yang sama, maka anak bisa memikirkan bagaimana

caranya menghilangkan orang tua yang mengancam tersebut. Proses

identifikasi ini dapat dilakukan dengan orang tua dan teman sebaya

yang memiliki jenis kelamin yang sama.

Namun apabila salah satu dari orang tuanya meninggal

sedangkan proses indentifikasi belum selesai, maka anak usia

prasekolah ini akan mengalami kebingungan dengan perasaan bersalah

karena salah satu orang tuanya meninggal, anak ini perlu mendapatkan

penjelasan bahwa bukan karena keinginannya tersebut orang tuanya

dapat meninggal. Dalam hal ini perkembangan superego/ kesadaran

merupakan tugas utama untuk anak prasekolah. (Wong, dkk. 2008)

d. Teori Perkembangan Menurut Kohlberg

Anak usia pra sekolah dengan melihat perkembangan

moralnya. Kohlberg memberikan penilaian terhadap perkembangan

6

Page 7: tumbuh kembang pre school

penilaian moral anak kecil sedang berada pada tingkat paling dasar.

Terdapat sedikit, jika ada perhatian mengenai suatu kesalahan. Mereka

berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada

suatu tindakan. Pada orientasi hukuman dan kepatuhan, anak (berusia

sekitar 2-4 tahun) menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk

bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan.

Apabila anak dihukum, maka tindakan tersebut berarti buruk. Apabila

anak tidak dihukum, tindakan tersebut berarti baik tanpa

memperhitungkan makna dan tindakan tersebut. Misalnya, jika

orangtua memperbolehkan memukul, anak akan menganggap bahwa

memukul adalah baik, karena tidak berhubungan dengan hukuman.

Usia sekitar 4-7 tahun anak –anak berada pada tahap orientasi

instrumental naif, yang segala tindakan ditujukan ke arah pemuasan

kebutuhan yang mereka dan lebih jarang ditujukan pada kebutuhan

orang lain. Mereka memiliki rasa keadilan yang sangat konkrit. Timbal

balik atau keadilan melibatkan filsafat “Kamu mencakar punggungku,

dan aku akan mencakar punggungmu” tanpa berfikir mengenai

loyalitas atau rasa berterima kasih (Thomas, 1996)

PeriodeOrang

Penting

Proses

Interpersonal

Pencapaian

Utama

Perkembangan

Negatif

Childhood

1,5-4

Berbicara-

hubungan

sebaya

Orang tua Melindungi rasa

aman melalui

imaji teman

sebaya

Belajar melalui

identifikasi dengan

orang tua; belajar

sublimasi

mengganti suatu

kepuasan dengan

kepuasan yang lain

Perfomansi as

if, rasionalisasi

preokupansi

transformasi

jahat

e. Teori Perkembangan Menurut Sullivan

7

Page 8: tumbuh kembang pre school

Dalam hal ini Sullivan menggolongkan anak pra sekolah dalam

tahap ke dua yaitu dimana Anak (Childhood); Bisa Mengucap Kata-Butuh

Kawan Bermain (1,5-4 Tahun)

Tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar

berpikir sintaksis, serta perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan

kelompok sebaya. Anak mulai belajar menyembunyikan tingkahlaku yang

diyakininya bisa menimbulkan kecemasan atau hukuman seperti dengan

rasionalisasi (memberi alasan palsu) mengenai segala hal yang telah

mereka kerjakan atau sedang mereka rencanakan. Mereka memiliki

tampilan seolah-olah (as if performance), yakni:

1) Dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah-olah dewasa,

belajar meng-identifikasikan diri dengan orang tuanya.

2) Bergaya sibuk (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu

kegiatan yang membuat mereka bisa menghindari sesuatu yang

menekan dirinya.

3) Transformasi jahat (malevolent transformation): perasaan bahwa

dirinya hidup di tengah-tengah musuh, sehingga hidupnya penuh rasa

kecurigaan dan ketidak percayaan bahkan sampai tingkahlaku yang

paranoid.

4) Sublimasi taksadar (unwitting sublimation): mengganti sesuatu atau

aktifitas (taksadar atau unwitting) yang dapat menimbulkan kecemasan

dengan aktifitas yang lebih dapat diterima secara sosial. Masa anak

ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping

menerima juga bisa memberi kasih sayang. Masa anak juga ditandai

dengan akulturasi yang cepat. Disamping menguasai bahasa, anak

belajar pola kultural dalam kebersihan, latihan toilet, kebiasaan makan,

dan harapan peran seksual.

8

Page 9: tumbuh kembang pre school

f. Bahasa

Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara

dengan normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi

kadang-kadang terdapat substitusi fonetik yang infantil. Kosakata yang

telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak dapat menggunakan bentuk

jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase holoprastik

menjadi fase pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik

kalimat tersebut terdiri dari 6 kata. Anak dapat pula melakukan

percakapan dengan berbagai derajat yang kompleks dan menanyakan

banyakmpertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali

mendengarkan cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan

improvisasi.

Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata,

karena pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat yang tinggi.

Anak dapat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa dan

pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak juga mampu untuk

bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu

mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat

dikuasai dan memahami analogi sederhana.

Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah

mulai lancar dan perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali

menanyakan arti dari suatu kata yang didengarnya. Anak senang

mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali.

Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan

dengan menguraikan objek-objek lewat gambar.

C. KEBUTUHAN BERMAIN

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional

dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena

9

Page 10: tumbuh kembang pre school

dengan bermain anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan

dan mengenal waktu, cara, serta suara. (Wong, 2000)

1. Karakteristik Dan Jenis Permainan

Menurut Hurlock ( 1998 ) dan soetjiningsih ( 1995 ),Bermain dalam hal ini

terbagi menjadi 2 yaitu bermain aktif dan Pasif.

a. Bermain Aktif

1). Bermain mengamati / menyelidiki ( Exploratory Play )

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah

memeriksa alat permainan tersebut. Anak akan memperhatikan alat

permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium,

meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.

Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang

diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut.

Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama

permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan

berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak

menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan

eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.

2). Bermain Konstruksi ( Construction Play )

Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun

balok-balok menjadi rumah-rumahan, dll.

3). Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu

Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak

mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di

samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi

penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk

bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.

4). Bermain Drama ( Dramatic Play )

10

Page 11: tumbuh kembang pre school

Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan,

menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata,

atau dalam massa media.

Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan

dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya.

5). Bermain Bola, Tali Dan sebagainya.

Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan

energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan

fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak

dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin,

serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.

b. Bermain Pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan

melihat dan mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila

anak sudah lama bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk

mengatasi kebosanan dan keletihannya.seperti :

1). Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan

memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anak pun

akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.

2). Mendengarkan radio

Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara

positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan

bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu

apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti

kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.

Menonton televisi. Pengaruh televisi sama seperti

mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya.

11

Page 12: tumbuh kembang pre school

2. Alat Permainan Edukatif

Yang di maksud dengan APE adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan

tingkat perkembangannya serta berguna untuk :

a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak

b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan

kalimat yang benar.

c. Pengambangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,

ukuran, bentuk, warna dan lain-lain.

d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan

interaksi antara orang tua dan anak. APE tidak harus bagus dan di beli

di toko, akan tetapi buatan sendiri / alat permainan tradisional pun

dapat digolongkan APE asalkan memenuhi syarat:

1).Aman

2).Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak.

Bila ukuran terlalu besar akan sukar dijangkau anak, sebaliknya

kalau terlalu kecil akan berbahaya karena akan mudah tertelan

oleh anak. Sedangkan akalau Alat Permainan terlalu berat, maka

anak akan sulit memindah-mindahkannya serta akan

membahayakan bila Alat permainan tersebut jatuh dan

mengenai anak.

3).Desainnya harus jelas

APE harus mempunyai ukuran-ukuran, susunan dan warna

tertentu, serta jelas maksud dan tujuannya.

4).APE harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai

aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahsa, kecerdasan

dan sosialisasi.

5).Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan

terlalu sulit, sehingga membuat anak frustasi, atau terlalu mudah

sehingga membuat anak cepat bosan.

12

Page 13: tumbuh kembang pre school

6).Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun

bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas.

7).APE harus dapat diterima oleh semua kebudayaan, karena

bentuknya sangat umum.

8).APE harus tidak mudah rusak, kalau ada bagian-bagian yang

rusak harus mudah diganti. Pemeliharaannya mudah, terbuat

dari bahan yang mudah di dapat, harganya terjangkau oleh

masyarakat luas.

3. Alat permainan dan perkembangan yang di stimuli

a. Pertumbuhan Fisik / Motorik Kasar

Sepeda roda tiga / dua, bola, mainan yang di tarik dan didorong, tali.

b. Motorik Halus

Gunting, Pensil, Bola, Balok, Lilin

c. Kecerdasan / Kognitif

Buku bergambar, buku cerita, Puzzle, boneka, pensil warna dan radio

d. Bahasa

Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, Tape, TV

e. Menolong diri sendiri

Gelas/ piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.

f. Tingkah laku sosial

Alat permainan yang dapat di pakai bersama misalnya congklak, kotak

pasir, bola dan tali.

4. Fungsi Permainan

Menurut Wong ( 2003 ), dalam buku Pedoman Klinis keperawatan

Pediatrik, bahwa bermain mempunyai banyak fungsi terhadap beberapa

aspek perkembangan diantaranya

a. Perkembangan Sensorimotorik. Memperbaiki keterampilan

morotik kasar dan halus serta koordinasi, meningkatkan

13

Page 14: tumbuh kembang pre school

perkembangan semua indera. Mendorong eksplorasi pada sifat

fisik dunia. Memberikan pelambiasan kelebihan energi.

b. Perkembangan intelektual. Memberikan sumber-sumber yang

beraneka ragam untuk pembelajaran diantaranya : Eksplorasi dan

manipulasi bentuk, ukuran tekstur, warna. Pengalaman dengan

angka. Kesempatan untuk mempraktekan dan memperluas

ketrampilan berbahasa. Memberikan kesempatan untuk berlatih

pengalaman masa lalu dalam upaya untuk mengasimilasinya ke

dalam persepsi dan hubungan baru. Membantu anak memahami

dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan

realita.

c. Perkembangan sosialisasi dan moral. Mengajarkan peran orang

dewasa, termasuk perilaku peran seks. Memberikan kesempatan

untuk menguji hubungan. Mengembangkan keterampilan sosial.

Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif

terhadap orang lain. Menguatkan pola perilaku yang telah

disetujui dan standard moral.

d. Kreativitas. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat

yang kreatif. Memungkinkan imajinasi dan fantasi. Meningkatkan

perkembangan bakat dan minat khusus.

e. Kesadaran diri. Memudahkan perkembangan identitas diri.

Mendorong pengaturan perilaku sendiri. Memungkinkan

pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian

sendiri).memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan

orang lain.

f. Nilai terapeutik. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan.

Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal

tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan.

14

Page 15: tumbuh kembang pre school

D. TEKNIK KOMUNIKASI

Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah

1. Memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya

2. memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat

pemeriksaan yang akan digunakan

3. menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus

diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana

4. hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab

dong”.

5. mengalihkan aktivitas saat komunikasi

6. memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah

diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak

sebaiknya mengatur jarak

7. adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi

langsung,

8. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan

persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari

anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk

menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau

bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat

melakukan komunikasi.

9. Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok, duduk

di kursi kecil, atau berlutut  pandangan mata sejajar dgn anak

10. Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya

11. Orang tua atau perawat harus konsisten dalam berkomunikasi

(verbal/nonverbal) sesuai situasi saat itu (misal tidak tertawa saat anak

mengalami kesakitan karena tindakan tertentu)

15

Page 16: tumbuh kembang pre school

E. TUJUAN KOMUNIKASI PADA MASA PRASEKOLAH

1. Melatih keterampilan penggunaan pancaindra

2. Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor

3. Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan

hubungan dengan orang lain.

4. Mengembangkan konsep diri

16

Page 17: tumbuh kembang pre school

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.

Rata-rata tinggi badan pada usia 3 tahun adalah 95 cm, pada usia 4 tahun

adalah 103 cm, dan pada usia 5 tahun adalah 110 cm. (Wong, dkk. 2008)

Perkembangan anak pra sekolah menurut para ahli itu berbeda-

beda. Menurut Freud, anak pra sekolah masuk dalam Fase Falik yaitu

antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-6

tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal dengan pengenalan

akan bagian tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak mulai belajar

menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat dan proses identifikasi

seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya senang bermain dengan

anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih

suka berkelompok dengan anak sejenis. Untuk usia pra sekolah menurut

Erik Erikson masuk dalam Masa Bermain. Masa Bermain merupakan

masa Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak

pada umur ini sangat aktif dan banyak bergerak. Menurut Sullivan, tahap

anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berpikir sintaksis,

serta perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan kelompok sebaya.

Menurut Kohlberg, anak pra sekolah berperilaku sesuai dengan kebebasan

atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan, anak mulai menilai tingkah

lakunya dengan apresiasi orang tuanya seperti hukuman atau pujian.

Sedangkan menurut Piaget, anak pra sekolah mulai mengembangkan

kemampuan bahasa yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan

bermasyarakat dengan dunia kecilnya.

17

Page 18: tumbuh kembang pre school

Jadi pada masa pra sekolah, anak mempunyai perkembangan baik

segi motorik, sensorik, kognitif, seksual, spiritual yang sangat pesat. Oleh

karena itu, orang itu harus bisa mengarahkan anaknya ke hal yang positif

untuk membantu anak menyelesaikan tahap ini dengan baik.

B. SARAN

Anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda termasuk

anak pada masa pra sekolah. Anak pada masa pra sekolah ini harus

dikembangkan oleh para orang tuanya sesuai pada tahap

perkembangannya supada kelak pada masa dewasanya tidak ada perilaku

yang menyimpang atau perilaku yang aneh karena ada tahap-tahap

perkembangan pada masa anak-anaknya terfiksasi akibat ketidaktahuan

orang tua tentang tumbuh kembang anaknya. Maka sebagai orang tua, kita

harus mengetahui tahap tumbuh kembang putra putrinya supaya tumbuh

kembang anak dapat berjalan dengan baik dan benar.

18