tumor jinak rongga mulut fix
TRANSCRIPT
TUMOR JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT
Neoplasia secara harafiah berarti “pertumbuhan baru”. Dapat diartikan pula bahwa
neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal. Neoplasia dan tumor
sebenarnya adalah sesuatu yang berbeda. Tumor adalah istilah klinis yang menggambarkan
suatu pembengkakkan, dapat karena oedema, perdarahan, radang, dan neoplasia.
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia
ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara keduanya, bahwa
neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang abnormal dengan proses
pembelahan sel yang masih terkontrol dan penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada
neoplasia ganas, pembelahan sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada
neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai
makanan.
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem kontrol
pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat mengganggu
proses pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan neoplasma. Kerusakan sel pada
bagian kecilnya, misalnya gen, dapat menyebabkan neoplasma ganas. Tetapi jika belum
mengalami kerusakan pada gen digolongkan pada neoplasma jinak, sel hanya mengalami
gangguan pada faktor-faktor pertumbuhan (growth factors) sehingga fungsi gen masih
berjalan baik dan kontrol pembelahan sel masih ada.
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non
odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi normal, merupakan
interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian
proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non
odontogen rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat
mulut, dan kelenjar ludah.
PEMBAHASAN
Etiologi dan Patogenesis Tumor Jinak Rongga Mulut
Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang tanpa disertai
perubahan atau mutasi gen. Faktor penyebab yang merangsang tumor jinak digolongkan
dalam dua kategori, yaitu :
Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-faktor
pertumbuhan, misalnya gangguan hormonal dan metabolisme.
Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis (panas/dingin),
kebiasaan buruk yang kronis, dan obat-obatan.
Jika etiologi dihilangkan maka perkembangan tumor ini akan berhenti, karena seperti yang
dijelaskan di awal neoplasia ini tidak mengalami mutasi gen yang membawa
keabnormalan terus-menerus.
Bahan Pemicu Tumor
Tembakau dan Alkohol
Tembakau dan alkohol tujuh puluh lima persen tumor mulut dan faring di Amerika Serikat
berhubungan dengan penggunaa tembakau untuk susur atau suntildan konsumsi alkohol.
Merokok sigaret dan peminum alkohol mempunyai resiko yang tinggi menderita tumor
lidah dan mulut.
Merokok cerutu dan pipa mempuyai resiko yang lebih tinggi mendapatka tumor mulut
dibandingkan dengan perokok sigaret.Meskipun demikian masih terdapat keraguan tentang
seberapa besar peranan panas yag dihasilkan oleh tembakau dan batang pipa dapat
menyababkan penyakit tumor mulut.
Bahan Kimia
Sebagian bahan kimia (70%-90%)sebagian besar berhubungan dengan terjadinya
tumor.Bahan –bahan yang dapat menimbulkan tumor di lingkungan dan di dalam
makanan.Bahan kimia karsinogenik yang berasal dari lingkngan antara lain coal tar,
polycyclic aromatic hydrocarbon, aromatic amines, nitrat, nitrit, nitrosamin. Zat aflatoxin
yang dihasilkan oleh jamur aspergillus flavus pada tanaman kacang-kacagan dapat
meyebabkan tumor usus dan hati (hepatocarsiogen) .Asbestos yang terdapat dalam baha-
bahan bangunan jika terhirup serigkali berhubugan dengan tumor pada selaput paru-paru.
Selain itu logam-logam berat seperti kromium dan berilium dapat merangsang munculnya
tumor dengan bereaksi pada asam nukleat fosfat pada DNA.
Mikroorganisme
Beberapa mikroorganisme yag berhubunga degan tumor mulut adalah candida albicans.
Peneknan sistem kekebalan tubuh oleh obat-obatan atau HIV dapat menyebabkan infeksi
candida meningkat. Hubungan antara infeksi candida dengan penyakit speckled
leukoplakia adalah pada 7-39% dijumpai adanya hyphaedan penyakit ini memiliki
kecederugan utuk berubah menjadi tumor. Penyakit sifilis yang disebabkan oleh
mikroorgnisme treponeme pallidumdegan lesi tersier dilaporkan berhubungan juga dengan
terjadinya kaker lidah.
Defisiesi Nutrisi
Defisiensi mikronutrisi seperti vitamin A, C, E dan Fe dilaporkan mempuyai hubungan
degan terjadiya tumor . Vitamin A memiliki dua golongan yaitu retinol dan caretenoids
yang mempuya kemampuan untuk menghambat pembentuka tumor dengan memperbaiki
keratinisasi dan menghambat efek karsinogen.
Dilaporkan juga bahwa terjadi peningkatan insidensi kaker payudara pada penderita
defisiensi vitamin E. Sedangkan pada penderita defisiensi zat besi akan mengalami anemia
yang berhubungan erat dengan sydrome Plummer-Vinson. Syndrome ini merupaka faktor
pencetus tumor mulut yaitu karsinoma sel skuamosa.
Radiasi
Sinar ultraviolet merupakan suatu bahan yang diketahui bersifat karsinogenik. Sinar ini
menyababkan terjadinya kasinoma sel basal kulit dan bibir. Efek radiasi juga meningkat
pada orang-orang yang memgang radiograf selama proses rongent foto berlangsung.
Faktor Sistem kekebalan Tubuh
Dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi tumor pada pasie yang medapat penekanan
sisten kekebalan tubuh, seperti pada penderita transplantasi, AIDS, defisiensi kekebalan
genetik. Konsep ii uga didukung oleh Melief dkk. (1975) yag melaporkan bahwa pasie
yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh sebesar 10%. Gangguan sistem
kekebalan selin disebabkan kerusakan genetik juga daat disebabkan oleh penuaan, obat-
obtan dan infeksi virus.
Makanan
Makanan yang mengandung Bahan kimia seperti MSG (penyedap masakan), bahan
pengawet makanan, bahan pewarna tekstil yang sering dibuat campuran sirup atau
makanan lain, sudah dikenal lama sebagai bahan karsinogen. Oleh sebab itu kurangi
makan mie instant atau lain2 yang serba instant, karena itu semua bahan pemicu tumor.
Patogenesis
Etiologi seperti yang disebutkan di atas, misalnya iritasi kronis, dapat mengganggu
proses perbaikan jaringan yang mengalami iritasi. Iritasi yang awalnya memicu perbaikan
jaringan rusak akan terus membuat proses perbaikan terus menerus. Sel-sel yang baru
selesai diperbaiki, dipicu lagi untuk membelah sebelum sel benar-benar matur. Seharusnya
sel mengalami proses pematangan terlebih dahulu sebelum ke pembelahan berikutnya.
Akibatnya, terjadi penumpukan sel-sel normal hasil perbaikan tanpa adanya perubahan gen
atau mutasi yang mengarah pada pembentukan neoplasia. Awal pertumbuhan jaringan
baru abnormal ini tidak menimbulkan rasa sakit karena memang selnya normal dan tidak
mengganggu jaringan sekitarnya. Sel-sel yang tumbuh akan berekspansif dan menekan
jaringan di sekitarnya. Jaringan sekitar, yaitu sel-sel parenkim stroma jaringan asli, akan
mengalami atrofi dari tekanan yang besar dari tumor sehingga membentuk kapsul dari
tumor tersebut
Kebiasaan buruk kronis yang tidak sesuai pola biologis ternyata dapat
menyebabkan kekacauan metabolisme tubuh karena tidak mengikuti ritme tubuh seperti
biasa dan dapat menyebabkan hormon-hormon metabolisme menjadi rusak. Jika tidak
mengikuti pola tersebut, maka sistem metabolisme tidak akan sinkron dengan aktivitas
manusia sehingga tidak dapat mempersiapkan tubuh dengan benar. Selain itu juga adanya
gangguan hormonal dan metabolisme dalam hal perbaikan sel dapat menyebabkan tumor
jinak. Suatu proses pembelahan sel tentut sudah mempunyai jadwal tersendiri untuk
menentukan kapan sel tersebut membelah. Tetapi karena gangguan tersebut, jadwal natural
tubuh akan kacau sehingga proses pembelahan sel berlangsung lebih cepat, misalnya dari
10 jam menjadi 9 jam. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa tumor jinak berlangsung
lama karena siklus sel hanya mengalami pengurangan waktu tidak terlalu besar.
Selanjutnya proses tersebut sama halnya dengan proses pada etiologi iritasi kronis seperti
pada skema yang ada di atas.
Seperti yang kita ketahui, keadaan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh
dan sudah pasti akan mempengaruhi kecepatan siklus sel pula. Jika trauma thermal terjadi
secara kronis, maka dapat menyebabkan tumor jinak.
Proses Pembengkakan yang Tidak Disertai Rasa Sakit
Pembengkakan diakibatkan karena adanya proliferasi berlebih dari sel karena
adanya growth factor. Growth factor mempengaruhi sintesis DNA dan mitosis dari sel.
Akan tetapi, dalam keadaan ini sel masih dalam keadaan normal, baik dalam
bentuk,struktur, susunan dan fungsinya.
Sifat dari suatu tumor jinak adalah tidak adanya rasa sakit. Kita merasakan sensasi
rasa sakit apabila ada sinyal rasa sakit yang diterima oleh reseptor nyeri. Dalam hal ini,
tidak dirasakannya sensasi rasa sakit dikarenakan sel-sel penyusun suatu tumor jinak masih
dalam keadaan normal. Artinya proses pertumbuhan sel masih sama dengan sel normal
dengan proses pertumbuhan yang lambat.
Tidak adanya rasa sakit juga dipengaruhi oleh adanya adaptasi oleh jaringan sekitar.
Sehingga terjadi penebalan pada jaringan sekitar untuk mengimbangi adanya tekanan dari
tumor yang berekspansif. Penebalan dari jaringan sekitar akan menghambat tumor untuk
menekan jaringan sekitar karena permukaan jaringan sekitar yang sudah menebal.
Macam-macam Tumor Jinak Rongga Mulut beserta Gambaran Klinis, HPA dan RO
Tumor Jinak Non Odontogen
1. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Epitel Mulut
A. Papiloma skuamos
v Merupakan suatu neoplasma jinak yang berasal dari epitel permukaan mukosa mulut.
Merupakan tumor jinak non odontogen yang umum terjadi di rongga mulut.
v Gambaran Klinis:
Papiloma menunjukkan proliferasi pertumbuhan yang lambat dari epitel squamosa
berlapis, pertumbuhannya lambat dan tunggal, sempit, dan struktur seperti tangkai
menghubungkan ke mukosa mulut di bawahnya. Seringkali mirip dengan gambaran bunga
kol atau pakis. Lokasi bisa di palatum, lidah, mukosa bukal, labial dan gingiva, paling
sering terjadi pada palatum mole. Papiloma dapat berwarna putih atau merah jambu,
lunak, fleksibel pada palpasi, diameter <2cm dan asymptomatis. Selain tunggal juga dapat
multipel tapi jarang.
v HPA:
Adanya proliferasi exophytic sel-sel epitel squamosa sehingga adanya plica epitelium
berbentuk papillary-papillary yang panjang dan tebal. Setiap plica didukung adanya
jaringan ikat fibrosa yang tipis dan mengandung Pembuluh darah. Sel-selnya seragam
(uniform), dan tidak menunjukkan atipia sel.
B. Veruka Vulgaris
v Lesi ini merupakan neoplasia epitel jinak yang dihasilkan oleh infeksi dengan tipe-tipe
tertentu, contohnya Human Pappiloma Virus.
Gambar 1: veruka vurgalis pada palatum
v Gambaran Klinis:
Tumor berbentuk nodul atau craterlike, diameter kurang dari 1cm, Lesi kemungkinan
bertangkai atau menunjukkan perlekatan dasar yang luas ke bawah mukosa dan lesi ini
spesifik berwarna putih dengan permukaan kasar atau nyata, penyebaran bisa dari
kebiasaan menggigit kutil di jari jemari, sehingga virus menyebar ke mukosa mulut
melalui inokulasi sendiri.
v HPA:
Memiliki gambaran HPA sama dengan papiloma, rete peg proseccus membentuk jari serta
keratinisai yg berlebihan dan tebal (hiperkeratinisasi).
C. Keratoakantoma
v Gambaran Klinis:
Lesi menyerupai kanker kulit, predileksi kejadian akibat terkena matahari, umumnya pada
wajah dan bibir hubungan dengan radiasi ultraviolet yang merusak jaringan. Lesi ini
umumnya tunggal, terjadi di atas kulit pertengahan wajah termasuk pipi dan hidung.
Symptomatis berupa sakit, berbentuk pusar, artinya mempunyai cekungan pada tengahnya
dan tepinya menonjol, berbatas jelas, bagian tengah lesi agak lebih menyerupai cangkir,
permukaan kasar, keras, berwarna putih dengan keratin. Biasanya tumbuh dengan ukuran
terbesarnya dalam waktu 6 bulan dengan diameter 1-2 cm, saat pemeriksaan palpasi
kenyal.
Gambar 2: kerotocantoma pada kulit
v HPA:
Mirip histologi dari karsinoma epidermoid, tetapi dapat dibedakan. Adanya proliferasi sel
tumor menunjukkan diferensiasi dan atipikal sel tidak terlihat. Lesi tumbuh eksopitik
dengan hiperparakeratinisasi, lesi berbentuk vulkano dengan inti berupa keratinisasi dan
adanya mikroba pada permukaan. Di lamina propia terdapat infiltrasi sel limfosit.
2. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Nevus / Pigmen
Nevus pigmentosi
v Nevus pigmentasi atau tahi lalat adalah lesi sangat umum dikulit. Tapi dapat dijumpai di
jaringan lunak Rongga Mulut. Merupakan proliferasi jinak dari sel-sel yang menghasilkan
melanin (pigmen endogen).
v Gejala Klinis:
Nevus yang sering terjadi di kulit dan Rongga Mulut adalah nevus intradermal dan nevus
penghubung.
Nevus intradermal mrupakan nevus pigmentasi yg umum, melibatkan kulit maupun
mukosa mulut. Pada umumnya asymptomatis, lunak, menonjol, berwarna mulai merah
jambu, coklat terang hingga coklat gelap, warnanya seragam, berbentuk kubah, permukaan
nodul halus. Diameter kurang dari 1cm, mungkin bisa lebih, permukaan kasar.
Nervus penghubung (Junctional nevus) memiliki gambaran klinis agak beda, permukaan
rata seperti macula, halus, berwarna coklat, pigmentasi merata.
v HPA:
Melanosis pada mukosa membran terlihat adanya peningkatan jumlah sel-sel melanin pada
basaloid layer.
Melanosis, pada mukosa membrane, terlihat peningkatan jumlah sel-sel melanin pada
basal sel layer.
3. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Jaringan Ikat Mulut
Jaringan ikat fibrous
Fibroma
Merupakan neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous. Fibroma dipakai dengan
kaitan lesi jaringan lunak yang sering di jumpai pada mukosa mulut. Sebenarnya nama
yang tepat adalah hiperplasia fibrous.
Gambar 3: Fibroma pada mukosa bukal
Jaringan Pembuluh Saraf
Neurofibroma
o Merupakan neoplasi jinak yang relatif tidak umum, secara histologi
mengandung campuran sel-sel schwann neoplastik dan akson-akson yang
tersebar.
o Neoplasia berkembang dari berkas syaraf dan batang saraf yang besar,
menghasilkan pembesaran tumor.
o Gambran Klinis:
Pada pemeriksaan palpasi tampak lebih kenyal dari pada jaringan lunak sekitarnya, sering
digambarkan sebagai konsistensi kistik, menyerupai tekstur jaringan adiposa. Batas dengan
jaringan lunak sekitarnya sulit dibedakan, menunjukkan adanya variasi warna, antara
warna pucat hingga agak kekuningan dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit
atau mukosa terlihat normal.
Neurofibroma memiliki variasi bentuk antara lain tumor-tumor bertangkai nodular
terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular, lesi besar, menimbulkan
deformasi, mempunyai masa tumor, dan kecil.
Terlihat lesi yang bernodul multiple melibat seluruh wajah dan tubuh.
Neurilemoma / Schawannoma
Terlihat peningkatan proliferasi sel – sel Anthony B di bagian tengah lesi (1) dan Anthony
A di bagian perifer
Tumor sel granular
Jaringan Adiposa
Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor. tumor terdiri dari sel-sel adiposa dengan
inti yang uniform. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 10:1. Pertumbuhan tumor
lambat dengan diameter rata-rata 3 cm. Penenganan adalah eksisi.
Gambar 4: Histopatologis Limfoma
4. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Kelenjar Ludah
A. Pleomorphic adenoma
v Gambaran klinis:
Pleomorphic adenoma/mixed tumor merupakan tumor Jinak yang berasal dari kelenjar
ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh
lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakkan, dan konsistensi kenyal dengan
permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.
v Gambaran mikroskopis:
Secara mikroskopik pleomorphic adenoma menunjukkan campuran proliferasi jaringan
epitel dalam daerah jaringan myxoid, mucoid, atau chondroid. Campuran jaringan sel-sel
epitel dengan beberapa matriks mesenkin inilah yang disebut tumor campur (mixed tumor).
Komponen jaringan epitel terdiri dan 2 tipe sel, yaitu sel-sel mioepitel dan sel-sel duktus.
Sel-sel duktus akan membentuk tubulus, duktus, atau struktur rongga kistik yang berisi
cairan atau eosinopilik material yang positif dengan pewamaan PAS. Di sekitar struktur
duktus terdapat proliferasi sel-sel mioepitelial yang membentuk lembaran (sheaths),
untaian (cord), dan jala (nest) dan seringkali dipisahkan oleh bahan substansi dasar yang
mirip jaringan kartilago, miksoid, dan bahan mukoid. Tumor sebagian mempunyai kapsul
fibrous.
B. Monomorphic adenoma
Persentase kejadian tumor-tumor monomorfik sekitar 5-10% tumor-tumor jinak kelenjar
ludah. Tumor-tumor monomorfik tersusun regular, berbentuk glandular, dengan tidak
adanya dominasi komponen jaringan mesenkim. Tumor-tumor yang termasuk ke dalam
adenoma monomorfik adalah (1) whartin tumor (papillary cystadenoma lymphomatosum),
(2) basal cell adenoma, (3) oxyphilic adenoma (oncocytoma), (4) canalicular adenoma,
(5) myoepithelioma, dan (6) clear cell adenoma.
C. Whartin’s Tumor
v Gambaran klinis:
Adalah tumor jinak kelenjar ludah yang paling umum dijumpai di antara tumor-tumor
monomorfik lainnya dan paling umum terjadi pada kelenjar ludah parotis. Tumor ini jinak,
tetapi dapat terjadi bilateral sekitar 15% dari total kasus atau berupa multifokus di dalam
kelenjar yang sama. Tumor ini lebih sering melibatkan laki-laki dibandingkan wanita. Lesi
umumnya tedadi setelah usia 30 tahun dan paling sering adalah usia di atas 50 tahun.
Gambar 5 : Wartins Tumor
v Gambaran mikroskopis:
Tumor ini berbentuk glandula yang dipisahkan celah-celah yang cenderung membentuk
kistik dan membentuk proyeksi papilla-papilla yang tertanam di dalam jaringan limfoid
yang padat. Rongga kistik dilapisi oleh sel epitel yang eosinopilik (onkosit) 2 lapis
(bilayer).
Tumor Ganas Rongga Mulut
Tumor ganas rongga mulut berbeda dengan yang jinak karena menginvasi jaringan sekitar,
berkembang sampai daerah endotel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain.
Tumor ganas rongga mulut tumbuh sangat cepat, sehingga deteksi dini serta tindakan
pencegahan sangat penting untuk mengatasi tumor ganas ini. Pada stadium dini tidak ada
gejala, tidak ada tanda-tanda sakit ataupun perdarahan. Hati-hati terhadap lesi yang terus
menetap selama dua minggu atau lebih, terutama jika pasien tidak mengetahui sebab
timbulnya lesi tersebut. Tumor ganas rongga mulut dapat berasal dari jaringan epitel atau
jaringan ikat. Tumor ganas yang berasal dari epitel adalah karsinoma sel skuamosa dan
karsinoma sel basal, sedangkan yang berasal dari jaringan ikat adalah fibrosarkoma.
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis keganasan yang paling sering terjadi dalam rongga
mulut, meliputi 95% dari seluruh kasus keganasan rongga mulut. Pada stadium dini tidak
terasa sakit dan tampak sebagai lesi ulserasi, fisur, atau keratosis yaag dapat diketahui
dengan palpasi. Daerah yang mempunyai frekuensi tinggi terhadap kelainan ini adalah
lateral dan ventral lidah. Jika bagian 2/3 posterior lidah dan dasar lidah sudah terkena,
maka prognosis menjadi buruk karena sulit mencapai daerah lesi dan lokasinya dekat
dengan organ vital. Tindakan yang tepat sangat diperlukan karena menurut data statistik
2/3 dari seluruh pasien tumor ini meninggal.
Gambar 6 : histopatologis karsinoma sel squamosa
Adenokarsinoma merupakan tumor ganas yang biasanya terdapat pada kelenjar saliva
minor palatum dan cenderung menginvasi ke pembuluh limfe dan berinfiltrasi ke sumsum
tulang sekitarnya.
Fibrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat yang dapat timbul dari
periosteum atau jaringan lunak. Biasanya fibrosarkoma merupakan lesi yang
berdiferensiasi sempurna, tumbuh lambat, invasi lambat, dan tidak bermetastasis, tetapi 1/5
kasus merupakan fibrosarkoma yang anaplastik, tumbuh cepat, dan menginvasi daerah
sekitarnya dengan bermetastasis. Tumor ini jarang timbul di rongga mulut, biasanya
terdapat di gingiva, palatum, bibir, dan lidah. Jika tumor ini timbul di gingiva, maka tanda
awalnya adalah tanggalnya gigi-geligi. Prognosis bervariasi tergantung anaplasia dan
lokasi tumor yang menentukan keberhasilan operasi.
Diagnosis
Pada pemeriksaan klinis mulut jika tampak lesi putih, hiperkeratosis atau ulkus dan fisura
yang menetap selama dua minggu atau lebih, maka harus dilakukan biopsi untuk melihat
ada tidaknya perubahan ke arah keganasan. Daerah yang sering terjadi keganasan secara
beurutan adalah tepi lateral dan ventral lidah, bibir bawah, mukosa bukal, gingiva, palatum
lunak, dan daerah tonsil.
Jika dicurigai terdapat keganasan, maka biopsi harus segera dilakukan. Sebelum biopsi,
dapat dilakukan pemeriksaan sitologi atau pewarnaan dengan toluidin biru.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien tumor ganas rongga mulut dilakukan dengan operasi, radiasi,
kemoterapi, atau kombinasi dua atau ketiganya, tergantung dari jenis tumor dan durasinya.
Keputusan tentang tindakan terbaik yang dapat dilakukan harus dibuat oleh seseorang yang
mempunyai keahlian khusus tentang keganasan leher dan kepala.
DAFTAR PUSTAKA
J.J. Pindborg. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Binapurangkasa: Tanggerang
Robert P. Langais dan Craig S. Miller. 1998. Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.
Hipokrates: Jakarta
Sudiono Janti dkk. 2001. Penuntun Praktikum Patologi Anatomi. EGC: Jakarta
Sudiono Janti dkk. 2003. Ilmu Patologi. EGC: Jakarta
Sudiono janti,2008. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. EGC:
Jakarta
Syafriadi Mei, 2008. Patologi Mulut (Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga
Mulut). Jogjakarta: Andi
MAKALAH OM1
“Tumor Rongga Mulut”
Disusun oleh:
M. Dwi Nugraha Abri Yuda (04101004011)
Veralita Israjannah (04101001012)
Maulia Septiari (04101004013)
Rininta Risky Winanda (04101004014)
Rama Diah Dara (04101004015)
Dosen pembimbing:
Drg. Sulistiawati
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA