tungku dan refraktori

70
TUNGKU DAN REFRAKTORI 1. PENDAHULUAN 2. JENIS-JENIS TUNGKU, REFRAKTORI DAN ISOLASI 3. PENGKAJIAN TERHADAP TUNGKU 4. PELUANG EFISIENSI ENERGI 5. DAFTAR PERIKSA OPSI 7. REFERENSI BAHAN KULUAH I

Upload: zefa-erliana-yullah

Post on 06-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perancangan Tungku Berapi

TRANSCRIPT

  • TUNGKU DAN REFRAKTORI

    1. PENDAHULUAN

    2. JENIS-JENIS TUNGKU, REFRAKTORI DAN ISOLASI

    3. PENGKAJIAN TERHADAP TUNGKU

    4. PELUANG EFISIENSI ENERGI

    5. DAFTAR PERIKSA OPSI

    7. REFERENSI

    BAHAN KULUAH I

  • PENDAHULUAN

    Bagian ini memperkenalkan tungku dan refraktori dan menjelaskan

    berbagai aspek perancangan dan operasinya.

    Apakah yang dimaksud dengan tungku?

    Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk

    melelehkan logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau

    untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya

  • Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahanbaku, maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi penting. Sebagaicontoh, beberapa bahan tidak akan mentolelir sulfur dalam bahan bakar.Bahan bakar padat akan menghasilkan bahan partikulat yang akanmengganggu bahan baku yang ditempatkan di dalam tungku. Untukalasan ini:

    Hampir seluruh tungku menggunakan bahan bakar cair, bahan bakargas atau listrik sebagai masukan energinya.

    Tungku induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk melelehkanbaja dan besi tuang.

    Tungku pelelehan untuk bahan baku bukan besi menggunakan bahanbakar minyak.

    Tungku yang dibakar dengan minyak bakar hampir seluruhnyamenggunakan minyak tungku, terutama untuk pemanasan kembali danperlakuan panas bahan.

    Minyak diesel ringan (LDO) digunakan dalam tungku bila tidakdikehendaki adanya sulfur.

  • Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak

    mungkin sampai mencapai suhu yang seragam dengan

    bahan bakar dan buruh sesedikit mungkin. Kunci dari

    operasi tungku yang efisien terletak pada pembakaran

    bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih

    yang minim. Tungku beroperasi dengan efisiensi yang

    relatif rendah (serendah 7 persen) dibandingkan dengan

    peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan

    efisiensi lebih dari 90 persen). Hal ini disebabkan oleh

    suhu operasi yang tinggi dalam tungku. Sebagai contoh,

    sebuah tungku yang memanaskan bahan sampai suhu

    1200 oC akan mengemisikan gas buang pada suhu

    1200 oC atau lebih yang mengakibatkan kehilangan

    panas yang cukup signifikan melalui cerobong.

  • Seluruh tungku memiliki komponen-komponen seperti yang

    ditunjukkan dalam Gambar 1:

    1. Ruang refraktori dibangun dari bahan isolasi untuk menahan

    panas pada suhu operasi yang tinggi.

    2. Perapian untuk menyangga atau membawa baja, yang terdiri dari

    bahan refraktori yang didukung oleh sebuah bangunan baja,

    sebagian darinya didinginkan oleh air.

    3. Burners yang menggunakan bahan bakar cair atau gas digunakan

    untuk menaikan dan menjaga suhu dalam ruangan. Batubara atau

    listrik dapat digunakan dalam pemanasan ulang/ reheating

    tungku.

    4. Cerobong digunakan untuk membuang gas buang pembakaran

    dari ruangan.

    5. Pintu pengisian dan pengeluaran digunakan untuk pemuatan dan

    pengeluaran muatan.

    6. Peralatan bongkar muat termasuk roller tables, conveyor, mesin

    pemuat dan pendorong tungku.

  • 6Furnace Components

    Furnace chamber:

    constructed of

    insulating materials

    Hearth: support or

    carry the steel.

    Consists of

    refractory materials

    Burners: raise or

    maintain chamber

    temperature

    Chimney:

    remove

    combustion

    gases

    Charging & discharging doors for

    loading & unloading stock

    Charging & discharging doors for

    loading & unloading stock

    Gambar 1: Komponen-komponen Tungku

  • Apa yang dimaksud dengan

    refraktori?

    Bahan apapun dapat digambarkan sebagai refraktorijika bahan ini dapat bertahan terhadap abrasi atau

    korosi bahan padat, cair, atau gas pada suhu tinggi.

    Karena penggunaannya yang bervariasi dalam

    berbagai kondisi operasi, maka pihak manufaktur

    memproduksi berbagai jenis refraktori dengan

    berbagai sifat. Bahan-bahan refraktori dibuat dengan

    kombinasi dan bentuk yang bervariasi tergantung

    pada penggunaannya.

  • Persyaratan-persyaratan umum bahan refraktori adalah:

    1. Tahan terhadap suhu tinggi

    2. Tahan terhadap Perubahan suhu yang mendadak

    3. Tahan terhadap lelehan terak logam, kaca, gas panas, dll.

    4. Tahan terhadap beban pada kondisi perbaikan

    5. Tahan terhadap beban dan gaya abrasi

    6. Menghemat panas

    7. Memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah

    8. Tidak boleh mencemari bahan yang bersinggungan

  • Tabel 1. Sifat-sifat Refraktori

    Sifat Massa Panas Tinggi(Refraktori dengandensitas tinggi)

    Massa Panas Rendah(Serat Keramik)

    Konduktivitaspanas (W/m K)

    1,2 0,3

    Panas jenis(J/kg K)

    1000 1000

    Densitas(kg/m3)

    2300 130

    Tabel 1 membandingkan sifat-sifat panas bahan refraktoridengan densitas tinggi dan rendah

  • Jenis refraktori yang digunakan tergantung pada area penggunaannya

    seperti boiler, tungku, kiln, oven dll., suhu dan tekanan yang

    dibutuhkan. Pemasangan refraktori ditunjukkan dalam Gambar 2.

    Gambar 2a. Lining refraktori tungkuGambar 2b. Dinding bagian dalamrefraktori dengan blok burner

  • Beberapa sifat-sifat penting refraktori adalah:

    Titik leleh: Bahan-bahan murni meleleh dengan seketika pada

    suhu tertentu. Hampir kebanyakan bahan refraktori terdiri dari

    partikel yang terikat bersama dan memiliki suhu leleh tinggi. Pada

    suhu tinggi, partikel tersebut meleleh dan membentuk terak. Titik

    leleh refraktori adalah suhu dimana piramida uji (kerucut)

    gagal mendukung beratnya sendiri.

    Ukuran: Bentuk dan ukuran refraktori merupakan bagian dari

    rancangan tungku, karena hal ini mempengaruhi stabilitas struktur

    tungku. Ukuran yang tepat sangat penting untuk memasang bentuk

    refraktori dibagian dalam tungku dan untuk meminimalkan ruang

    antara sambungan konstruksinya.

    Bulk density: Bulk density merupakan sifat refraktori yang penting,

    yakni jumlah bahan refraktori dalam suatu volum (kg/m3). Kenaikan

    dalam bulk density refraktori akan menaikan stabilitas volum,

    kapasitas panas dan tahanannya terhadap penetrasi terak.

  • Porositas: Porositas merupakan volume pori-pori yang terbuka, dimana

    cairan dapat menembus, sebagai persentase volum total refraktori. Sifat

    ini penting ketika refraktori melakukan kontak dengan terak dan isian

    yang leleh. Porositas yang nampak rendah mencegah bahan leleh

    menembus refraktori. Sejumlah besar pori-pori kecil biasanya lebih

    disukai daripada sejumlah kecil pori-pori yang besar.

    Cold crushing strength: merupakan resistansi refraktori terhadap

    kehancuran yang sering terjadi selama pengiriman. Hal ini hanya

    keterkaitan tidak langsung terhadap kinerja refraktori, dan digunakan

    sebagai salah satu indikator resistansi terhadap abrasi.

    Indikator lainnya adalah bulk density dan porositas.

  • Kerucut pyrometric dan kerucut pyrometric eqivalen/ Pyrometric Cones

    Equivalent (PCE): Kerefraktorian batu bata (refraktori) adalah suhu dimanarefraktori melengkung yang disebabkan tidak dapat menahan beratnya lagi,

    Kerucut pyrometric digunakan di industri keramik untuk menguji

    kerefraktorian batu bata (refraktori). Kerucut ini terdiri dari campuran oksida

    yang dikenal meleleh pada kisaran suhu yang sempit. Kerucut dengan

    komposisi berbagai oksida diletakkan berurutan sesuai dengan suhu

    lelehnya sepanjang bata refraktori dalam tungku. Tungku dibakar dan

    suhunya akan naik. Satu kerucut akan melengkung bersama bata

    refraktori. Nilai ini merupakan kisaran suhu dalam oC, di mana diatas suhu

    tersebut refraktori tidak dapat digunakan. Hal ini disebut suhu Kerucut

    Pyrometric Ekivalen (Gambar 3)

    Gambar 3: Kerucut Pyrometric

  • Creep pada suhu tinggi: Creep merupakan sifat yang tergantung pada

    waktu, yang menentukan rusaknya bentuk pada waktu dan suhu yang

    diberikan pada bahan refraktori dengan penekanan

    Stabilitas volum, pengembangan, dan penyusutan

    pada suhu tinggi: kontraksi atau ekspansi refraktori dapat

    berlangsung selama umur pakai. Perubahan yang

    permanen dalam ukurannya dapat disebabkan oleh:

    Perubahan dalam bentuk allotropic, yang dapat menyebabkan perubahan dalam specific gravity

    Reaksi kimia, yang menghasilkan bahan baru dari specific gravity yang berubah

    Pembentukan fase cair Reaksi sintering Penggabungan debu dan terak atau karena adanya

    alkali pada refraktori semen tahan api, membentuk basa

    alumina silikat. Hal ini biasanya teramati pada blast

    furnace.

  • Ekspansi panas dapat balik: Bahan apapun akan

    mengembang jika dipanaskan, akan menyusut jika

    didinginkan. Pengembangan/ekspansi panas yang dapat

    balik merupakan cerminan perubahan fase yang terjadi

    selama pemanasan dan pendinginan

    Konduktivitas panas: Konduktivitas panas tergantung

    pada komposisi kimia dan mineral dan kandungan silika

    pada refraktori dan pada suhu penggunaan. Konduktivitas

    biasanya berubah dengan naiknya suhu. Konduktivitas

    panas refraktori yang tinggi dikehendaki bila diperlukan

    perpindahan panas yang melalui bata, sebagai contoh

    dalam recuperators, regenerators, muffles, dll.

  • Konduktivitas panas yang rendah dikehendaki

    untuk penghematan panas seperti refraktori yang

    digunakan sebagai isolator. Isolasi tambahan

    dapat menghemat panas namun pada saat yang

    sama akan meningkatkan suhu panas

    permukaan, sampai diperlukan refraktori yang

    berkualitas lebih baik. Oleh sebab itu, atap bagian

    luar dari tungku dengan perapian terbuka/ tungku

    open hearth biasanya tidak diisolasi, karena akan menyebabkan runtuhnya atap.

  • Refraktori yang ringan dengan konduktivitas

    panas yang rendah digunakan secara luas pada

    tungku perlakuan panas suhu rendah, sebagai

    contoh dalam tungku jenis batch dimana kapasitas

    panas struktur refraktori yang rendah

    meminimalkan panas tersimpan selama siklus

    pemanasan dan pendinginan. Refraktori untuk

    isolasi memiliki konduktivitas panas yang sangat

    rendah. Hal ini biasanya dicapai dengan

    penjebakan sebagian besar udara kedalam struktur. Beberapa contohnya adalah:

  • 1. Bahan yang terjadi secara alami seperti asbes

    merupakan isolator yang baik namun bukan

    merupakan satu-satunya refraktori yang baik.

    2. Wool mineral yang tersedia yang

    memadukan sifat isolasi dengan resistansi

    yang baik terhadap panas namun bahan ini

    tidak kaku

    3. Batu bata berpori yang kaku pada suhu tinggi

    dan memiliki konduktivitas panas rendah.

  • JENIS-JENIS TUNGKU, REFRAKTORI DAN ISOLASI

    Bagian ini menerangkan jenis-jenis tungku, refraktori dan bahan isolasi yang

    digunakan dalam industri. Juga memberikan kriteria bagi pemilihan jenis

    refraktori untuk hasil yang optimal.

    Jenis-jenis tungku

    Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan

    metoda pembangkitan panasnya: tungku pembakaran yang

    menggunakan bahan bakar, dan tungku listrik yang

    menggunakan listrik. Tungku pembakaran dapat digolongkan

    menjadi beberapa bagian seperti ditunjukkan dalam Tabel: jenis

    bahan bakar yang digunakan, cara pemuatan bahan baku, cara

    perpindahan panasnya dan cara pemanfaatan kembali

    limbah panasnya. Tetapi, dalam prakteknya tidak mungkin

    menggunakan penggolongan ini sebab tungku dapat menggunakan

    berbagai jenis bahan bakar, cara pemuatan bahan ke tungku yang

    berbeda, dll. Tungku yang paling umum digunakan akan dijelaskan

    dalam bagian berikutnya.

  • Klasifikasi tungku

  • Tungku penempaan digunakan untuk pemanasan

    awal bilet dan ingot untuk mencapai suhu

    tempa. Suhu tungku dicapai pada sekitar 1200 sampai 1250 o C. Tungku penempaan

    menggunakan sistim perapian terbuka dan hampir

    seluruh panasnya ditransmisikan oleh radiasi.

    Bebannya biasanya adalah 5 sampai 6 ton dengan

    operasi tungku 16 sampai 18 jam setiap harinya.

    Siklus operasi totalnya dapat dibagi menjadi (i)

    waktu pemanasan (ii) waktu perendaman dan (iii)

    waktu penempaan. Pemakaian bahan bakar yang

    spesifik tergantung pada jenis bahan dan jumlah

    pemanasan ulang/ reheatyang diperlukan

    Tungku penempaan

  • a) Jenis batch

    Tungku jenis kotak digunakan sebagai re-rolling mill jenis batch. Tungku

    ini terutama digunakan untuk pemanasan skrap, ingot dan bilet kecil yang

    beratnya 2 sampai 20 kg untuk re-rolling. Bahan dimasukkan dan dikeluarkan

    secara manual dan hasil akhirnya berupa batang/ rod, strips, dll. Suhu

    operasinya sekitar 1200 oC. Siklus waktunya dapat dikategorikan lebih lanjut

    menjadi waktu pemanasan dan waktu re-rolling. Keluaran rata-rata dari tungku-

    tungku ini bervariasi dari 180 sampai 280 kg batubara/ton bahan yang

    dipanaskan.

    b) Jenis pusher kontinyu

    Aliran proses dan siklus operasi jenis pusher kontinyu sama dengan tungku

    jenis batch. Suhu operasinya sekitar 1250 oC. Umumnya, tungku ini beropeasi

    selama 8 sampai 10 jam dengan keluaran hasil 20 sampai 25 ton per hari.

    Bahan atau stok memanfaatkan kembali sebagian panasnya dalam gas buang

    ketika gas buang bergerak turun sepanjang tungku. Penyerapan panas oleh

    bahan dalam tungku tergolong lambat, tetap dan seragam diseluruh

    penampang dibanding dengan jenis batch.

    Tungku re-rolling mill

  • Tungku pemanasan ulang yang kontinyu

    Dalam pemanasan ulang/ reheating yang kontinyu, stok baja membentuk

    aliran bahan yang kontinyu dan dipanaskan sampai mencapai suhu yang

    dikehendaki ketika bahan ini berjalan melalui tungku. Suhu sebatang baja naik

    antara 900 C da n 1250 oC, sampai bahan ini cukup lunak untuk dikempa

    atau digulung menjadi bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Tungku juga harus

    memenuhi laju pemanasan stok yang spesifik untuk alasan metalurgi dan

    produktivitas.

    Untuk menjaga kehilangan energi pada nilai minimum, pintu masukan dan

    keluaran harus berukuran minimal dan dirancang untuk menghindari

    penyusupan udara. Tungku pemanasan ulang/ reheating kontinyu dapat

    dikategorikan dengan dua metoda pengangkutan bahan yang melalui tungku:

    Stok dijaga bersama membentuk aliran bahan yang didorong menuju tungku. Tungku semacam ini disebut tungku jenis pusher (pendorong).

    Stok ditempatkan pada perapian yang bergerak/moving hearth atau struktur penopang yang mengangkut baja menuju tungku. Tungkunya terdiri dari

    balok berjalan, perapian berjalan, tungku bogie dengan sirkulasi ulang

    yang kontinyu, dan tungku dengan perapian berputar (rotary hearth

    furnace).

  • PERBANDINGKAN JENIS UTAMA TUNGKU DENGAN PEMANASAN

    ULANG KONTINYU YANG DIGUNAKAN DI INDUSTRI.

  • Tungku jenis Pusher Tungku dengan Balok Berjalan

    Tungku dengan Perapian Berjalan

    Tungku Bogie dengan Sirkulasi ulang yang Kontinyu

  • Tungku dengan Perapian Berputar

  • Jenis-jenis refraktori

    Refraktori dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya,

    pengguna akhir dan metoda pembuatannya sebagaimana diperlihatkan

    dibawah ini.

    Metoda klasifikasiContoh

    Komposisi kimia

    ASAM, yang siap bergabungdengan basa

    Silika, Semisilika, Aluminosilikat

    BASA, terutama yangmengandung oksida logam yang tahan terhadap basa

    Magnesit, Khrom- magnesit, Magnesit-chromit, Dolomit

    NETRAL, yang tidakbergabung dengan asam

    ataupun basa

    Batu bata tahan api, K hrom, Alumina Murni

    Khusus Karbon, Silikon Karbid, ZirkonPengguna Akhir

    Blast furnace casting pit

    Metoda pembuatan Proses kempa kering, fused cast , cetakan tangan, pembentukannormal, ikatan dengan pembakaran atausecara kimiawi, tidak

    dibentuk (monolitik, plastik, ramming mass, gunning castable,

    penyemprotan)

    Klasifikasi Refraktori berdasarkan komposisi kimianya

  • Refraktori sementahan api

    Batubata tahan api merupakan bentuk yang umum dari bahan

    refraktori. Bahan ini digunakan secara luas dalam industri besi dan

    baja, metalurgi non besi, industri kaca, kiln barang tembikar, industri

    semen, dan masih banyak yang lainnya.

    Refraktori semen tahan api, seperti batu bata tahan api, semen

    tahan api silika dan refraktori tanah liat alumunium dengan

    kandungan silika (SiO2) yang bervariasi sampai mencapai 78

    persen dan kandungan Al2O3 sampai mencapai 44 persen. Tabel

    berikut memperlihatkan bahwa titik leleh (PCE) batu bata tahan

    api berkurang dengan meningkatnya bahan pencemar dan

    menurunkan Al2O3 . Bahan ini seringkali digunakan dalam tungku,

    kiln dan kompor sebab bahan tersebut tersedia banyak dan relatif

    tidak mahal.

  • Sifat-sifat batu bata tahan api

    Refraktori alumina tinggi

    Refraktori silikat alumina yang mengandung lebih dari 45

    persen alumina biasanya dikatakan sebagai bahan-bahan

    alumina tinggi. Konsentrasi alumina berkisar dari 45 sampai

    100 persen. Penerapan refraktori alumina tinggi meliputi

    perapian dan batang as tungku hembus, kiln keramik,

    kiln semen, tangki kaca dan wadah tempat melebur

    berbagai jenis logam.

  • Batu bata silika

    Batu bata silika (atau Dinas) merupakan suatu refraktori yang

    mengandung paling sedikit 93 persen SiO2. Bahan bakunya

    merupakan batu yang berkualitas. Batu bata silika berbagai kelas

    memiliki penggunaan yang luas dalam tungku pelelehan besi dan baja

    dan industri kaca. Sebagai tambahan terhadap refraktori jenis multi

    dengan titik fusi yang tinggi, sifat penting lainnya adalah

    ketahanannya yang tinggi terhadap kejutan panas (spalling) dan

    kerefraktoriannya. Sifat batu bata silika yang terkemuka adalah bahwa

    bahan ini tidak melunak pada beban tinggi sampai titik fusi terdekati.

    Sifat ini sangat berlawanan dengan beberapa refraktori lainnya,

    contohnya bahan silikat alumina, yang mulai berfusi dan retak pada

    suhu jauh lebih rendah dari suhu fusinya. Keuntungan lainnya adalah

    tahanan flux dan stag, stabilitas volum dan tahanan spalling tinggi.

  • Magnesit

    Refraktori magnesit merupakan bahan baku kimia, yang mengandung

    paling sedikit 85 persen magnesium oksida. Tersusun dari magnesit

    alami (MgCO3 ). Sifat-sifat refraktori magnesit tergantung pada

    konsentrasi ikatan silikat pada suhu operasi. Magnesit kualitas bagus

    biasanya dihasilkan dari perbandingan CaO-SiO2 yang kurang dari dua

    dengan konsentrasi ferrit yang minimum, terutama jika tungku yang

    dilapisi refraktori beroperasi pada kondisi oksidasi dan reduksi.

    Perlawanan terak sangat tinggi terutama terhadap kapur dan terak yang

    kaya dengan besi.

    Refraktori Khromit

    Dibedakan dua jenis refraktori khromit:

    1. Refraktori Khrom- magnesit, yang biasanya mengandung 15-35 per sen

    Cr2 O3 dan 42-50 persen MgO. Senyawa-senayawa tersebut dibuat dengan

    kualitas yang bermacam- macam dan digunakan untuk membentuk bagian-

    bagian kritis pada tungku bersuhu tinggi.Bahan tersebut dapat tahan terhadap

    terak dan gas yang korosif dan memiliki sifat refaktori yang tinggi.

    2. Refraktori Magnesit-khromit, yang mengandung paling sedikit 60 persen

    MgO dan 8-18 persen Cr2 O3 . Bahan tersebut cocok untuk pelayanan pada

    suhu paling tinggi dan untuk kontak dengan terak/slag yang sangat dasar

    yang digunakan dalam pelebur a n baja. Magnesit- khromit biasanya memiliki

    tahanan spalling yang lebih baik daripada k hrom- magnesit.

  • Refraktori Zirkonia

    Zirkonium dioksida (ZrO2) merupakan bahan polymorphic. Penting untuk

    menstabilkan bahan ini sebelum penggunaannya sebagai refraktori,

    yang dicapai dengan mencampurkan sejumlah kecil kalsium, magnesium

    dan cerium oksida, dll. Sifatnya tergantung terutama pada derajat

    stabilisasi, jumlah penstabil/stabiliser dan jumlah bahan baku

    orisinalnya. Refraktori zirkonia memiliki kekuatan yang sangat tinggi

    pada suhu kamar, yang dicapai sampai suhu setinggi

    15000 C. Oleh karenanya bahan tersebut berguna sebagai bahan

    konstruksi bersuhu tinggi dalam tungku dan kiln. Konduktivitas panas

    zirkonium dioksid lebih rendah dari kebanyakan refraktori oleh karena

    itu bahan ini d igunakan sebagai refraktori isolasi suhu tinggi.

    Zirkonia memperlihatkan kehilangan panas yang sangat rendah dan tidak

    bereaksi dengan logam cair, dan terutama berguna untuk pembuatan

    wadah tempat melebur logam pada refraktori dan tempat lainnya untuk

    keperluan metalurgi. Tungku kaca menggunakan zirkonia sebab bahan

    ini tidak mudah basah oleh kaca yang meleleh dan tidak mudah bereaksi

    dengan kaca.

  • Refraktori oksida (Alumina)

    Bahan refraktori alumina yang terdiri dari alumunium oksida dengan

    sedikit kotoran dikenal sebagai alumina murni. Alumina merupakan

    satu dari bahan kimia oksida yang dikenal paling stabil. Bahan ini

    secara mekanis sangat kuat, tidak dapat larut dalam air, steam lewat

    jenuh, dan hampir semua asam inorganik dan alkali. Sifatnya

    membuatnya cocok untuk pembentukan wadah tempat melebur

    logam untuk fusi sodium karbonat, sodium hidroksida dan

    sodium peroksida. Bahan ini memiliki tahanan tinggi dalam oksidasi

    dan reduksi pada kondisi atmosfir. Alumina digunakan dalam industri

    dengan proses panas. Alumina yang sangat berpori digunakan untuk

    melapisi tungku dengan suhu operasi sampai mencapai 1850 oC.

  • Monolitik

    Refraktori monolitik adalah sebuah cetakan tunggal dalam

    pembentukan peralatan, seperti sendok besar seperti yang

    ditunjukkan dalam Gambar 9. Refraktori ini secara cepat

    menggantikan refraktori jenis kovensional dalam banyak digunakan

    termasuk tungku-tungku industri. Keuntungan utama monolitik adalah:

    Penghilangan sambungan yang merupakan titik kelemahan Metoda penggunaannya lebih cepat Tidak diperlukan keak hlian khusus untuk pemasangannya Mudah dalam penanganan dan pengangkutan Cakupan yang lebih baik untuk mengurangi waktu penghentian dalam

    perbaikan

    Cakupannya sungguh mengurangi tempat penyimpanan danmenghilangkan bentuk khusus

    Penghematan panas Tahanan spalling yang lebih baik Stabilitas volum yang lebih besar

  • Penempatan monolitik menggunakan berbagai macam metoda, seperti

    ramming, penuangan, gunniting, penyemprotan, dan sand slinging. Ramming

    memerlukan tool yang baik dan kebanyakan digunakan pada penggunaan

    dingin dimana penggabungan bahan merupakan hal yang penting. Dikarenakan

    semen kalsium aluminat merupakan bahan pengikat, maka bahan ini harus

    disimpan secara benar untuk mencegah penyerapan kadar air. Kekuatannya

    mulai berkurang setelah 6 sampai 12 bulan.

    Gambar 9. Pelapisan Monolitik untuk Ladel

  • Bahan-bahan isolasi4

    Bahan-bahan isolasi sangat mengurangi kehilangan panas

    yang melalui dinding. Isolasi dicapai dengan memberikan

    sebuah lapisan bahan yang memiliki konduktivitas panas

    rendah antara permukaan panas dibagian dalam tungku dan

    permukaan luar, jadi menjaga suhu permukaan luar tetap

    rendah.

    Bahan-bahan isolasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    1. Batu bata isolasi

    2. Castables isolasi

    3. Serat keramik

    4. Kalsium silikat

    5. Pelapis keramik

  • Bahan-bahan isolasi memiliki konduktivitas yang rendah terhadap

    pori-porinya sementara kapasitas panasnya tergantung pada bulk

    density dan panas jenisnya. Bahan isolasi udara terdiri dari pori-pori

    yang sangat kecil dan diisi oleh udara, yang memiliki konduktivitas

    panas sangat rendah. Panas berlebih merugikan seluruh bahan isolasi,

    namun pada suhu berapa hal ini terjadi sangat bervariasi. Oleh karena

    itu pemilihan bahan isolasi harus didasarkan pada kemampuannya

    menahan konduktivitas panas dan pada suhu tertinggi dimana bahan ini

    maz dapat bertahan. Salah satu bahan isolasi yang paling banyak

    digunakan adalah diatomite, juga dikenal dengan kiesel guhr, yang

    terdiri dari sejumlah massa kerangka tanaman air yang sangat

    kecil yang terendapkan ribuan tahun didasar lautan dan danau.

    Komposisi kimianya adalah silika yang tercemari oleh lempung dan

    bahan organik. K isaran luas dari refraktori isolasi dengan

    perpaduan luas yang sekarang sudah tersedia. Tabel 6 memperlihatkan

    sifat fisik penting dari beberapa refraktori isolasi.

  • Sifat-sifat fisik bahan-bahan isolasi

  • Castables dan beton

    Pelapisan monolitik bagian tungku dapat dibangun dengan penuangan isolasi

    refraktori dari beton, dan penggunaan agregat ringan ke tempat yang pantas untuk

    disambung. Penggunaan lainnya adalah dasar gerbong kiln terowongan yang

    digunakan di industri keramik. Bahan- bahannya sama dengan bahan isolasi yang

    digunakan untuk pembuatan refraktori, kecuali betonnya mengandung semen

    Portland atau semen alumina tinggi.

    Serat keramik

    Serat keramik merupakan bahan isolasi massa panas yang rendah, yang merombak

    rancangan tungku sistim pelapisan. Serat keramik dibuat dengan cara pencampuran

    dan pelelehan alumina dan silika pada suhu 1800 2000o C, dan mematahkan aliran lelehan dengan menghembuskan udara bertekanan atau menjatuhkan aliran lelehan ke

    cakram berputar membentuk serat keramik lepasan atau dalam kumpulan yang

    besar. Serat dalam jumlah besar digunakan untuk memproduksi berbagai produk

    isolasi termasuk selimut/mantel, bilah/ strip, vernis dan modul jangkar, kertas, papan

    dan potongan yang dibentuk vakum, tali, felt basah, semen mastik, dll. Serat biasanya

    dihasilkan dalam dua jenis suhu terga ntung pada kandungan Al2O3 . Produk yang baru

    adalah ZrO2 yang ditambahkan serat alumino-silikat, yang membantu mengurangi

    tingkat penyusutan dan oleh karenanya membuat serat cocok untuk suhu yang lebih

    tinggi. Suhu operasi kontinyu yang direkomendasikan untuk serat-serat diberikan

  • Suhu operasi kontinyu yang direkomendasikan untuk serat-serat

    Serat keramik biasanya dihasilkan dalam bentuk wool ukuran besar

    dan dijahitkan ke mantel dengan masa jenis yang bervariasi

    berkisar dari 64 sampai190 kg/m3 . Produk -produk yang diubah

    dan lebih dari 40 jenis berbeda dibuat dari mantel untuk memenuhi

    berbagai permintaan. Karakteristik serat keramik merupakan

    kombinasi yang luar biasa dari sifat-sifat refraktori dan bahan isolasi

    tradisional.

  • a) Konduktivitas panas yang lebih rendah

    Dikarenakan konduktivitas panas yang rendah (0,1 kKal/m per jam per oC pada 600 oC untuk mantel dengan massa jenis 128 kg/m3 ) maka

    memungkinkan untuk membuat lapisan yang lebih tipis dengan

    efisiensi panas yang sama dengan refraktori konvensional. Sebagai

    hasil dari lapisan yang lebih tipis, volum tungku menjadi lebih besar.

    Lapisan ini 40 persen lebih efektif daripada batu bata isolasi kualitas

    baik dan 2,5 kali lebih baik dari asbes. Serat keramik merupakan bahan

    isolasi yang lebih baik dari kalsium silikat..

    b) Ringan

    Massa jenis rata-rata serat keramik adalah 96 kg/m3. Nilai ini

    sepersepuluh berat batu bata isolasi dan sepertiga berat papan

    asbes/kalsium silikat. Untuk tungku yang baru, penyangga struktur

    bangunan dapat berkurang 40 persen.

  • c) Penyimpan panas yang lebih rendah

    Lapisan serat keramik menyerap sedikit panas disebabkan masa

    jenisnya yang lebih rendah. Oleh karena itu tungku dapat dipanaskan

    dan didinginkan pada laju yang lebih cepat. Biasanya panas yang

    disimpan dalam sistim pelapisan serat keramik berkisar antara 2700 -

    4050 kkal/m2 (1000

    1500 Btu/ft2 ) dibandingkan terhadap sistim pelapisan secara konvensional yang berkisar 54200-493900 kkal/m2 (20000 250000 Btu/ft2 ).

    d) Tahan terhadap goncangan panas

    Pelapis serat keramik menahan goncangan panas karena matrik

    yang berpegas. Hal ini juga me njadikan siklus pemanasan dan

    pendinginan lebih cepat, dengan demikian memperbaiki

    kemampuandan produktivitas tungku.

    e) Tahan kimia

    Serat keramik menahan hampir seluruh serangan kimia dan tidak

    dipengaruhi oleh hidrokarbon, air dan steam yang ada dalam gas

    buang.

  • f) Pegas mekanik

    Gaya pegas mekanik yang tinggi dari serat keramik memungkinkan

    untuk membuat tungku

    berlapis serat di luar pabrik, mengirimnya ke lokasi dalam bentuk rakitan

    tanpa resiko rusak.

    g) Biaya pemasangan yang rendah

    Dikarenakan serat keramik merupakan proses yang sudah distandarisasi,

    maka tidak diperlukan keakhlian khusus. Pelapis serat tidak memerlukan

    waktu pengeringan atau waktu curing dan tidak terdapat resiko retak

    atau spalling bilamana dipanaskan setelah pemasangan.

    h) Mudah dalam perawatan

    Dalam hal kerusakan fisik, bagian serat keramik yang rusak dapat

    dengan segera dibuang dan diganti dengan yang baru. Seluruh bagian

    panel dapat dipasang sebagian terlebih dahulu untuk pemasangan cepat

    dengan waktu penghentian yang minimal.

  • i) Mudah dalam penangananSeluruh bentuk produk mudah ditangani dan hampir seluruhnya dapat dengan cepat dipotong oleh pisau atau gunting. Produk yang dibentuk oleh vakum memerlukan pemotongan dengan menggunakan gergaji/band saw.

    j) Efisiensi panasEfisiensi panas sebuah tungku yang dilapisi dengan serat keramik diperbaiki dalam dua cara. Pertama, konduktivitas panas yang rendah dari serat keramik me njadikan lapisan lebih tipis dan ole h karena itu tungkunya dapat menjadi lebih kecil. Kedua, respon cepat serat keramik terhadap perubahan suhu juga me njadikan pengendalian distribusi suhu yang lebih akurat dalam tungku.

  • Keuntungan lain yang diberikan oleh serat keramik adalah:

    Tungkunya ringan

    Pekerjaan fabrikasi bajanya sederhana

    Waktu penghentian pabriknya sedikit

    Produktivitas meningkat

    Kapasitas tambahan

    Biaya perawatan rendah

    Umur layanan yang lebih panjang

    Efisiensi panas lebih tinggi

    Responnya lebih cepat

  • Pelapisan emisivitas yang tinggi

    Emisivitas (yakni ukuran kemampuan bahan untuk menyerap dan

    meradiasikan panas) seringkali dianggap sebagai sifat fisik yang

    sudah melekat yang biasanya tidak berubah (contoh lainnya

    adalah masa jenis, panas jenis dan konduktivias panas). Walau

    begitu, perkembangan pelapis dengan emisivitas tinggi

    menjadikan emisivitas bahan meningkat. Pelapis dengan

    emisivitas tinggi diterapkan pada permukaan interior tungku.

    Gambar 10 memperlihatkan bahwa emisivitas berbagai bahan

    isolasi berkurang dengan meningkatnya suhu proses. Keuntungan

    pelapis dengan emisivitas tinggi adalah bahwa emisivitas kurang

    lebih konstan.

    Emisivitas Bahan Refraktori pada Berbagai Suhu

  • Emisivitas tungku yang beroperasi pada suhu tinggi adalah 0,3. Dengan

    menggunakan pelapis beremisivitas tinggi nilai ini akan naik mencapai 0,8,

    mengakibatkan naiknya perpindahan panas melalui radiasi.

    Manfaat lain dari pelapisan dengan emisivitas tinggi dalam ruang tungku

    adalah pemanasan yang seragam dan memperpanjang umur refraktori

    dan komponen logam seperti pipa radian dan elemen pemanas.

    Untuk tungku intermittent atau dimana diperlukan pemanasan

    cepat, penggunaan pelap is seperti itu akan menurunkan penggunaan

    bahan bakar atau daya 25 45

  • EVALUASI KINERJA TUNGKU BERAPI

    Bagian ini menjelaskan berbagai metoda dan teknik yang

    digunakan untuk menentukan jumlah kehilangan panas dari

    tungku dan metoda untuk melakukan pengkajian kinerja tungku.

    KEHILANGAN PANAS YANG MEMPENGARUHI KINERJA TUNGKU

    Idealnya, seluruh panas yang dimasukkan ke tungku harus digunakan

    untuk memanaskan muatan atau stok. Namun demikian dalam

    prakteknya banyak panas yang hilang dalam beberapa cara

    sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 11.

  • Kehilangan panas dalam tungku tersebut meliputi1. Kehilangan gas buang : merup akan bagian dari panas yang

    tinggal dalam gas pembakaran dibagian dalam tungku. Kehilangan

    ini juga dikenal dengan kehilangan limbah gas atau kehilangan

    cerobong.

    2. Kehilangan dari ka dar air dalam bahan bakar: bahan bakar yang

    biasanya mengandung kadar air dan panas digunakan untuk

    menguapkan kadar air dibagian dalam tungku.

    3. Kehilangan dikarenakan hidrogen dalam bahan bakar yang

    menga k ibatkan terjadinya pembentukan air

    4. Kehilangan mel alui pembukaan dalam tungku: kehilangan

    radiasi terjadi bilamana terdapat bukaan dalam penutup tungku dan

    kehilangan tersebut dapat menjadi cukup berarti terutama untuk

    tungku yang beroperasi pada suhu diatas 540 C. Kehilangan yang

    kedua adalah melalui pe nyusupan udara sebab draft tungku/

    cerobong menyebabkan tekanan negatif dibagian dalam tungku,

    menarik udara melalui kebocoran atau retakan atau ketika pintu

    tungku terbuka.

    5. Kehilangan dinding tungku/permukaan, juga disebut kehilangan

    dinding: sementara suhu dibagian dalam tungku cukup tinggi, panas

    dihantarkan melalui atap, lantai dan dinding dan dipancarkan ke

    udara ambien begitu mencapai kulit atau permukaan tungku.

  • 6. Kehilangan lainnya: terdapat beberapa cara lain dimana panas hilang

    dari tungku, walupun menentukan jumlah tersebut seringkali sulit.

    Beberapa diantaranya adalah:

    Kehilangan panas tersimpan: bila tungku mulai dinyalakan maka struktur

    dan isolasi tungku juga dipanaskan, dan panas ini hanya akan

    meninggalkan struktur lagi jika tungku dimatika n. Oleh karena itu

    kehilangan panas jenis ini akan meningkat dengan jumlah waktu tungku

    dihidup-matikan.

    Kehilangan selama penanganan bahan: peralatan yang digunakan

    untuk memindahkan stok melalui tungku, seperti belt conveyor, balok

    berjalan, bogies, dll. juga menyerap panas. Setiap kali peralatan

    meninggalkan tungku mereka akan kehilangan panasnya, oleh karena itu

    kehilanga n panas meningkat dengan sejumlah peralatan dan frekuensi

    dimana mereka masuk dan keluar tungku

    Kehilangan panas media pendingin: air dan udara digunakan untuk

    mendinginkan peralatan, rolls, bantalan dan rolls, dan panas hilang

    karena media tersebut menyerap panas.

    Kehilangan dari pembakaran yang tidak sempurna: panas hilang jika

    pembakaran berlangsung tidak sempurna sebab bahan bakar atau

    partikel yang tidak terbakar menyerap panas akan tetapi panas ini tidak

    disimpan untuk digunakan

    Kehilangan dikarenakan terjadinya pembentukan kerak.

  • Instrumen untuk mengkaji kinerja tungku

    Efisiensi tungku dihitung setelah pengurangan berba gai kehilangan panas.

    Dalam rangka untuk mencari efisiensi dengan menggunakan metoda tidak

    langsung, berbagai parameter harus diukur seperti pemakaian minyak tungku

    setiap jam, keluaran bahan, jumlah udara berlebih, suhu gas buang, suhu

    tungku pada berbagai zona, dan yang lain-lainnya. Tangga l untuk

    beberapa parameter dapat diperoleh dari catatan produksinya sementara yang

    lainnya harus diukur dengan instrumen pemantau khusus. Tabel 8 memberi

    daftar instrumen yang diperlukan untuk mengukur parameter-parameter tersebut.

  • Instrumen untuk Pengukuran Kinerja Tungku

  • Penghitungan kinerja tungku

    Efisiensi tungku meningkat bila persentase panas yang dipindahkan ke

    stok atau beban dibagian dalam tungku meningkat. Efisiensi tungku

    dapat dihitung dengan dua cara, sama halnya dengan boiler: metoda

    langsung dan metoda tidak langsung. Kedua metoda tersebut

    diterangkan dibawah ini.

    Metoda langsung

    Efisiensi tungku dapat ditentukan dengan mengukur jumlah panas yang

    diserap oleh stok dan membaginya dengan jumlah total bahan bakar

    yang dipakai.

  • Jumlah panas (Q) yang akan dipindahkan ke stok dapat

    dihitung dengan persamaan ini: Q = m x Cp (t1 t2)

    Dimana , Q = Besarnya panas stok dalam kkal

    m = Berat stok dalam kg

    Cp= Panas jenis stok rata-rata dalam kal /kg oC

    t1 = Suhu akhir stok dalam o C

    t2 = Suhu stok mula- mula sebelum masuk tungku dalam o C

  • Metoda tidak langsung

    Efisiensi tungku dapat juga ditentukan mela lui metoda

    tidak langsung, mirip dengan evaluasi efisiensi boiler.

    Prinsipnya sederhana: kehilangan panas d ikurangkan dari

    panas yang dipasok ke tungku. Effisiensi panas untuk

    tungku industri yang umum diberikan dalam Tabel

  • Effisiensi panas untuk tungku industri yang umum

  • Contoh perhitungan efisiensi tungku

    Hitung efisiensi tungku pemanas ulang dengan pembakaran menggunakan minyak dengan

    metoda langsung dan tidak langsung menggunakan data dibawah ini.

    Suhu operasi: 1340 oC

    Suhu gas buang keluar setelah pemanas awal: 750 oC

    Suhu ambien: 40 oC

    Suhu udara yang diberi pemanasan awal: 190 oC

    Specific gravity bahan bakar minyak: 0,92

    Pemakaian bahan bakar minyak rata-rata: 400 liter /jam = 400 x 0,92 =368 kg/jam

    Nilai kalor minyak: 10000 kKal/kg

    Persentase O2 rata-rata dalam gas buang: 12 persen

    Kadar air dalam 1 kg bahan bakar minyak: 0,15 kg

    H2 dalam 1 kg bahan bakar minyak: 0,1123 kg

    Udara teoritis yang diperlukan untuk membakar

    1 kg minyak: 14 kg

    Berat stok: 6000 kg/jam

    Panas jenis bilet : 0,12 kK al/kg/0C

    Ketebalan dinding tungku (D): 460 mm

    Saluran keluar ekstraksi bilet (X): 1 m x 1 m

    Suhu permukaan rata-rata zona pemanasan dan

    soaking 122 oC

    Suhu permukaan rata-rata area selain zona

    pemanasan dan soaking : 80 oC

    Luas area zona pemanasan dan

    soaking: 70,18 m2

    Luas area selain zona pemanasan dan

    soaking: 12,6 m2

  • Perhitungan dengan metoda langsung

    Panas yang masuk sebesar 400 liter per jam. Specific

    gravity bahan bakar digunakan untuk merubah besaran

    diatas menjadi kg. Oleh karena itu: 400 l/jam x 0,92 kg/l =

    368 kg/ jam

    Panas yang keluar dihitung sebagai berikut:

    = m x Cp x ? T

    = 6000 kg x 0,12 x (1340 40)= 936000 kKal

    Efisiensinya adalah

    = (panas stok/panas bbm ) x 100

    = [(936000 / (368 x 10000)] x 100 = 25,43 persen

    Perkiraan kehilangan panas 100% 25% = 75%

  • Metoda tidak langsung

    Kehilangan panas yang berbeda dihitung seperti dibawah ini.

    a) Kehilangan panas dalam gas buang

    Udara berlebih (EA)

    = O2 persen/(21 O2 persen)= 12/(21 12)= 133 %

    Massa udara yang dipasokkan

    = (1 + EA/100) x Udara teoritis

    = (1+ 1,13) x 14

    = 32,62 kg/kg bahan bakar minyak

  • Dimana ,

    m = berat gas buang (udara + bahan bakar) = 32,62 + 1,0 = 33,62 kg/kg minyak

    Cp = panas jenis

    ? T = perbedaan suhu

    % Kehilangan panas = {33,62 x 0,24 x (750 40)} x 100 = 57,29%10000

    b) Kehilangan panas dari kadar air dalam bahan bakar

    % Kehilangan panas dari kadar air dalam bahan bakar = M x {584 + Cp (Tf Tamb)} x 100GCV bahan bakar

    Dimana ,

    M = kg kadar air dalam 1 kg bahan bakar minyak

    Tfg = Suhu gas buang, 0 C Tamb = Suhu ambien,

    0 C

    GCV = Nilai Kalor Kotor bahan bakar, kk al/kg

    % Kehilangan panas = 0,15 x {584 + 0,45 (750 40)} x 100 = 1,36%10000

    Catatan:air:mp: 334,4 kJ / kg (79,9 kkal / kg) pada 0 C;Penguapan: 2257 kJ / kg (539 kkal / kg) pada 100 C.

  • c) Kehilangan dikarenakan hidrogen dalam bahan bakar

    Dimana ,

    H2 = kg H2 dalam1 kg bahan bakar minyak (= 0,1123 kg/kg bahan bakar minyak )

    % Kehilangan panas = 9 x 0,1123 x {584 + 0,45 (750 40)} x 100 = 9,13%10000

    Catatan:air:mp: 334,4 kJ / kg (79,9 kkal / kg) pada 0 C;Penguapan: 2257 kJ / kg (539 kkal / kg) pada 100 C.

  • %Kehilangan panas dari bukaan pada tungku= {(Faktor radiasi black body) x

    emisivitas x area bukaan x 100}/Jumlah minyak x GCV minyak

  • Faktor radiasi yang melewati bukaan dan radiasi black

    body dapat dicapai dari grafik standar seperti yang

    ditunjukkan dalam Gambar 12 dan Gambar 13.

    Faktor radiasi (mengacu ke Gambar 12) = 0,71

    Radiasi black body pada1340 0 C (mengacu ke Gambar

    13) = 36 kKal/kg/cm2/jam

    Area bukaan adalah 100 cm x 100 cm = 10000 cm2

    Emisivitas = 0,8

    % Kehilangan panas dari bukaan tungku = 36 x 0,8 x 0,71 x 10000 x 100 = 5,56%

    368 x 10000

  • e) Kehilangan panas melalui kulit tungkuUntuk menentukan kehilangan panas yang melalui kulit tungku,

    pertama kehilangan panas melalui atap dan sisi dinding dan

    melalui area lain harus dihitung secara terpisah.

    i). Kehilangan panas melalui atap/langit-langit dan dinding (=zona pemanasan dan

    soaking):

    Total suhu permukaan rata-rata = 122 oC

    Kehilangan panas pada 122 oC (Mengacu ke Gambar 14) = 1252 kKal /m2 jam

    Total area zona pemanasan + soaking = 70,18 m2

    Kehilangan panas melalui atap tungku = Kehilangan panas dari atap dan dinding

    Luas atap dan dinding

    Total kehilangan panas = 1252 kkal / m2 jam x 70,18 m2 = 87865 kKal/ jam

  • ii) Kehilangan panas dari area selain zona pemanasan dan soaking

    Total suhu permukaan rata-rata = 80 oC

    Kehilangan panas pada 80 oC (Mengacu ke Gambar14) = 740 kKal / m2 jam

    Total area = 12,6 m2

    Kehilangan Panas dari Langit-langit,

    Dinding dan Perapian Tungku

  • Kehilangan panas melalui area lainnya = Kehilangan panas dari atap dan area lainnya

    Luas area lainnya

    Total kehilangan panas = 740 kkal / m2 jam x 12,6 m2 = 9324 kk al/jam

    % Kehilangan panas melalui kulit tungku = (Kehilangan panas i + kehilangan panas ii) x 100

    GCV minyak x Jumlah minyak per jam

    % Kehilangan panas melalui kulit tungku = (87865 kK al/ jam + 9324 kKal/jam) x 100 = 2,64%

    10000 kKal/kg x 368 kg/jam

    f) Kehilangan yang tidak terhitung

    Kehilangan yang tidak terhitung tidak dapat dihitung kecuali jika

    kehilangan jenis lainnya diketahui.

  • Efisiensi tungku

    Dengan menjumlahkan kehilangan-kehilangan a sampai f memberikan

    kehilangan total:

    a) Kehilangan gas buang = 57,29 %

    b) Kehilangan dikarenakan kadar air dalam bahan bakar = 1,36 %

    c) Kehilangan dikarenakan H2 dalam bahan bakar = 9,13 % d)

    d) Kehilangan dikarenakan bukaan dalam tungku = 5, 6 %

    e) Kehilangan melalui kulit tungku = 2,64 %

    Total kehilangan = 75,98 %

    Efisiensi tungku d ihitung melelui metoda tidak langsung = 100 75,98 = 24,02%