turbidimetri dan counting chamber

15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK PERCOBAAN PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME Hari : Kamis Kelompok : D-II Praktikan : 1. Haris Syukra P. (2310.100.150) 2. M.Iqbal (2310.100.117) 3. Salman Faris (2310.100.141) Tanggal Percobaan : 19 April 2012 Tanggal Penyerahan laporan : 26 April 2012 Asisten : Dwi Kurnia

Upload: haris-pratama

Post on 05-Aug-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik Kimia Turbidimetri dan Counting Chamber

TRANSCRIPT

Page 1: Turbidimetri Dan Counting Chamber

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK

PERCOBAAN

PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME

Hari : Kamis

Kelompok : D-II

Praktikan : 1. Haris Syukra P. (2310.100.150)

2. M.Iqbal (2310.100.117)

3. Salman Faris (2310.100.141)

Tanggal Percobaan : 19 April 2012

Tanggal Penyerahan laporan : 26 April 2012

Asisten : Dwi Kurnia

JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA

2012

Page 2: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 2

LAPORAN RESMI

PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME

I. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan

metode turbidimetri.

2. Mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan

metode counting chamber.

II. Hasil Percobaan

II.1. Metode TurbidimetriBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data-data pengamatan

sebagai berikut:

Tabel II.1. Nilai % transmittan dan nilai optical density (OD) untuk berbagai pengenceran.

Faktor Pengenceran Pengenceran %Transmittan

Optical Density(OD = 2 - log (%T))

1 : 1

1 : 2

1 : 4

1 : 8

1 : 16

86,5

94,2

95,1

95,2

96

0,063

0,026

0,022

0,021

0,018

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 3: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 3

II.2. Metode Counting Chamber

Banyak ragi = 1 gram

Tabel II.2.1 Pengenceran 10.000x

RUNKOTAK TOTA

L

JUMLAH SELKOTAK

A B C D E

1 6 8 7 8 7 36 7,2

2 9 10 9 10 7 45 9

3 9 8 7 8 5 37 7,4

∑ = 23,6

Tabel II.2.2 Pengenceran 100.000x

RUNKOTAK TOTA

L

JUMLAH SELKOTAK

A B C D E

1 3 0 1 5 3 12 2,4

2 3 1 2 4 3 13 2,6

3 3 1 1 5 2 12 2,4

∑ = 7,4

Tabel II.2.3 Pengenceran 1.000.000x

RUNKOTAK TOTA

L

JUMLAH SELKOTAK

A B C D E

1 2 1 0 0 1 4 0,8

2 2 1 2 0 1 6 1,2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Jumlah sel ragi rata-rata = 23,6

= 7,86 sel / kotak3

Jumlah sel ragi =7,86 sel

x1 kotak

x1

=1.966,67 sel

kotak 0.0025 mm2 0.1 m mm3Jumlah sel ragi pada pengenceran 104x =

1966,67 selx

1000 mm3

=1.966.670 sel

mm3 1 ml ml sampel

Jumlah sel ragi rata-rata = 7,4

= 2,46 sel / kotak3

Jumlah sel ragi =2,46 sel

x1 kotak

x1

=616,75 sel

kotak 0.0025 mm2 0.1 m mm3Jumlah sel ragi pada pengenceran 105x =

616,75 selx

1000 mm3

=616.750 sel

mm3 1 ml ml sampel

Page 4: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 4

3 2 1 0 2 1 6 1,2

∑ = 3,2

III. Pembahasan

III.1 Metode Turbidimetri

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari penentuan jumlah sel

mikroorganisme dengan menggunakan dua metode, yaitu metode turbidimetri dan

metode counting chamber.

Dalam melakukan percobaan dengan metode turbidimetri ini digunakan alat

fotokolimeter atau spektrofotometer Bausch and Lomb Spectronic 20. Berikut

adalah gambar Spectronic-20:

Gambar III.1.1 Spectronic-20

Beberapa spektrometer memerlukan pemanasan kurang lebih 15 menit

sebelum digunakan, hal ini bertujuan supaya alat mencapai keseimbangan

termalnya dan kondisinya stabil. Langkah pertama adalah menghidupkan

peralatan dengan memutar tombol power zero searah jarum jam, dan ditunggu

beberapa saat.

Pertama, yang perlu dilakukan adalah membuat larutan suspensi dari ragi

sebesar 1 ml dan dilarutkan ke dalam 10 ml aquades. Kemudian mengambil 1 ml

larutan ragi dan menambahkan aquades hingga volume 100 ml, mengaduk hingga

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Jumlah sel ragi rata-rata = 3,2

= 1,66 sel / kotak3

Jumlah sel ragi =1,66 sel

x1 kotak

x1

=416,75 sel

kotak 0.0025 mm2 0.1 m mm3Jumlah sel ragi pada pengenceran 106x =

416,75 selx

1000 mm3

=416.750 sel

mm3 1 ml ml sampel

Page 5: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 5

rata. Selanjutnya, menentukan panjang gelombang larutan ragi tersebut dengan

alat spektrofotometer. Caranya, mengisi kuvet dengan larutan ragi hingga

mencapai garis batas dan kuvet lain dengan aquades. Menenentukan panjang

gelombang sebesar 686 nm pada spectrofotometer dengan aquadest . Pemilihan

tersebut didasarkan pada suspensi fermipan memiliki kriteria panjang gelombang

tertentu untuk mampu menembus partikelnya, dan panjang gelombang 686 nm

termasuk dalam rentang panjang gelombag yang bisa digunakan untuk menembus

partikel suspensi koloid untuk mengetahui konsentrasi sel yang ada dalam

suspensi tersebut (Benson, 2001). Tiap pengukuran harus didahului dengan

kalibrasi aquades pada nilai transmitansi (T) 100 %. Pada metode turbidimetri,

menyiapkan 5 tabung reaksi dan memberi label 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16 pada tiap

tabung. Kemudian memasukkan 8 ml aquades ke tiap tabung kecuali tabung 1:1.

Memasukkan larutan ragi ke tabung 1:1 dan 1:2 masing-masing 8 ml, mengocok

larutan dengan cara memutar tabung perlahan di antara kedua telapak tangan agar

merata. Selanjutnya, mengambil 8 ml larutan dari tabung 1:2 ke tabung 1:4,

mengocok larutan. Mengambil 8 ml larutan dari tabung 1:4 ke tabung 1:8,

mengocok larutan. Mengambil 8 ml larutan dari tabung 1:8 ke tabung 1:16,

mengocok larutan. Memindahkan sampel ke dalam kuvet hingga mencapai garis

batas dan mencatat %T tiap sampel larutan yang tertera pada panjang gelombang

yang telah ditentukan. Setiap pergantian sampel, dilakukan kalibrasi dengan

aquades untuk nilai 100 % T. Kemudian melanjutkan pengukuran %T dengan

larutan yang telah disediakan. Dari data %T, menghitung nilai OD (optical

density) menggunakan rumus :

OD = 2 – log %T

Maka dapat diperoleh nilai OD tiap pengenceran. Optical density menunjukkan

kerapatan atau kekeruhan suatu larutan berdasarkan fraksi cahaya yang

dihamburkan oleh partikel dalam suspensi larutan (Day, 2002).

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai %T terbesar pada pengenceran

1:16, sedangkan nilai OD terbesar pada pengenceran 1:1. Ini berarti nilai %T dan

OD berbanding terbalik. Semakin besar pengenceran larutan, nilai %T semakin

besar, namun nilai OD semakin kecil (Day, 2002).

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 6: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 6

1:16 1:08 1:04 1:02 1:010

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

dilution

OD

Gambar II.1. Grafik yang menggambarkan hubungan antara Optical Density

dengan dilution.

Berdasarkan data dan grafik diatas dapat dilihat bahwa garis yang terbentuk

semakin naik, hal ini membuktikan bahwa pengenceran berbanding terbalik

dengan konsentrasi, dan konsentrasi berbanding terbalik dengan %T sehingga

pengenceran berbanding lurus dengan %T dan berbanding terbalik dengan OD.

Dari gambar II.1, dapat disimpulkan bahwa semakin pekat larutan

mikroorganismenya, semakin banyak jumlah mikroorganisme yang terkandung.

Sebaliknya semakin encer larutan mikroorganismenya semakin sedikit jumlah

mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Hal tersebut sesuai dengan literatur

(Sung, 1976).

III.2. Metode Counting Chamber

Pada metode ini digunakan hemasitometer. Hemasitometer adalah suatu alat

untuk menghitung sel secara cepat dan digunakan untuk konsentrasi sel yang

rendah. Alat ini adalah tipe khusus dari microscope slide yang terdiri dari dua

chamber, dimana terbagi atas 9 area (1,0 mm x 1,0 mm) satuan luas dan

terpisahkan oleh tiga garis. Luas area masing - masing 1 mm2. Deck glass

digunakan untuk menutup bagian atas dengan ketebalan 0,1 mm. Hemasitometer

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 7: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 7

diletakkan diatas spesimen pentas (tempat objek) dan digunakan untuk

menghitung jumlah suspensi sel (Amrita, 2012). Berikut ini adalah gambar

hemasitometer:

Gambar III.2.1 Hemasitometer

Kelebihan alat ini pada metode counting chamber adalah dapat menghitung

jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang

digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampurkan ke dalam larutan sel,

maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru.

Kelebihan lain adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi

homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi, pelaksanaannya cepat tidak perlu

dilakukan inkubasi, serta tidak memerlukan banyak alat. Sedangkan kekurangan

dari metode ini yaitu:

1. Tidak dapat membedakan sel mati dan sel hidup (tidak menggunakan metylen

blue).

2. Sel kecil sukar terlihat pada mikroskop, sehingga sel tersebut tidak terhitung.

3. Metode ini tidak cocok untuk suspensi sel dengan kepekatan/kekentalan

rendah (Chen, 2011)

Pada metode counting chamber, menyiapkan 6 tabung reaksi dan memberi

label 10x, 100x, 1000x, 10000x, 100000x, dan 1000000x. Pertama, mengambil 1

ml larutan ragi dan menambahkan 9 ml aquades, disebut pengenceran 10x,

mengocok larutan dengan memutar tabung perlahan di antara kedua telapak

tangan agar merata. Dari tabung 10x, mengambil 1 ml dan menambahkan 9 ml

aquades, disebut pengenceran 100x, mengocok larutan. Begitu seterusnya hingga

pengenceran 1000000x. Selanjutnya, melakukan counting chamber untuk

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 8: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 8

pengenceran 10000x, 100000x, dan 1000000x. Meneteskan tiap larutan ke dalam

hemasitometer dan menganalisanya dengan mikroskop. Dari hasil pengamatan

didapatkan data jumlah sel ragi pada:

pengenceran 10.000x = 19,6667 x 105 sel/ml sampel

pengenceran 100.000x = 6,1675 x 105 sel/ml sampel

pengenceran 1.000.000x = 4,1675 x 105 sel/ml sampel

Terlihat bahwa jumlah sel terbanyak terdapat pada pengenceran paling kecil. Ini

sesuai dengan literatur bahwa semakin besar pengenceran yang dilakukan,

semakin sedikit sel yang dapat ditentukan (Pelczar, 1986).

Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat dibuat plot grafik antara

ratio pengenceran dan jumlah sel pada metode counting chamber:

10000 100000 10000000

5

10

15

20

25

pengenceran

jum

lah

bakt

eri (

105

)

Gambar III.2.2. Grafik hubungan antara ratio pengenceran vs jumlah sel untuk metode counting chamber.

Berdasarkan gambar III.2.2 didapatkan bahwa jumlah sel semakin encer

suspensinya, maka jumlah sel di dalamnya semakin sedikit.

Tabel III.2.1 Data Perhitungan Sel untuk Metode Turbidimetri

Jumlah sel (dalam 105) Optical Density

19,3181 0,063

19,5189 0,026

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 9: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 9

19,54061 0,022

19,54603 0,021

19,56231 0,018

Berdasarkan data di tabel III.2.1, dapat disajikan dalam grafik seperti ini:

0.063 0.026 0.022 0.021 0.01819.15

19.2

19.25

19.3

19.35

19.4

19.45

19.5

19.55

19.6

OD

Jum

lah

sel (

105)

Gambar III.2.4. Plot grafik jumlah bakteri vs OD

Berdasarkan gambar III.2.4, terlihat garis tersebut kecenderungannya

semakin naik. Sehingga terlihat bahwa nilai OD berbanding lurus dengan jumlah

sel. Semakin besar nilai OD, maka semakin besar jumlah sel yang didapatkan.

Sehingga dapat ditarik suatu hubungan antara ratio pengenceran, nilai OD, dan

jumlah sel. Semakin besar pengenceran yang dilakukan (makin encer suatu

larutan), maka nilai nilai OD semakin kecil, dan jumlah sel yang terdapat dalam

larutan makin sedikit. Hal tersebut sesuai dengan literatur (Day, 2002).

IV. Jawaban Pertanyaan

1. Apakah hubungan antara OD dengan jumlah sel pada kulture saudara ?

Nilai OD menunjukkan hubungan yang sebanding dengan konsentrasi sel

(jumlah sel) yang ada pada medium kulture. Semakin besar nilai OD maka

jumlah sel dalam suspensi semakin banyak. Artinya, suspensi tersebut

semakin tidak encer.

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Page 10: Turbidimetri Dan Counting Chamber

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 10

2. Apakah diperlukan untuk membuat suatu hubungan antara perhitungan

jumlah sel antara metode I (dilution) dan metode II (turbidimetri) ?

Perlu. Pada metode I, diperoleh data ratio pengenceran dan jumlah sel,

sehingga dibuat plot grafik dan didapatkan suatu persamaan garis. Pada

metode II, diperoleh data ratio pengenceran, nilai %T, dan nilai OD. Nilai OD

tersebut dimasukkan ke persamaan garis metode I sehingga didapatkan

konsentrasi (jumlah) sel tiap ratio pengenceran.

V. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwax:

1. Pada metode turbidimetri didapatkan bahwa nilai %T berbanding lurus

dengan ratio pengenceran dan berbanding terbalik dengan nilai OD.

2. Pada metode counting chamber didapatkan bahwa jumlah sel berbanding

terbalik dengan ratio pengenceran.

3. Terdapat suatu hubungan bahwa semakin besar pengenceran yang dilakukan

pada suatu suspensi, maka semakin besar nilai %T, semakin kecil nilai OD,

semakin sedikit jumlah sel yang didapatkan pada suspensi tersebut.

Daftar Pustaka

Chen,Yu-wei. 2011. Automatic Cell Counting for Hemacytometers through image

Processing. Taiwan:Natioal Chung-Cheng University.

Day, RA and Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:Erlangga.

Pelczar, Michael J. dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI

– Press.

Sung, Zinmay Renee. 1976. Turbidimetric Measurement of Plant Cell Culture

Growth. Massachusetts:MIT

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS