tutorial koreksi geometri
DESCRIPTION
Tutorial Koreksi GeometriTRANSCRIPT
1 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
1. Geo-referensi Menggunakan Koordinat Sudut
Ketika sebuah citra atau data raster dibuat, baik oleh satelit, airborne atau scanner, citra
tersebut disimpan dalam bentuk geometri baris dan kolom dalam format raster. Tidak ada
relasi antara baris/kolom dengan koordinat bumi sebenarnya (UTM, koordinat geografi atau
referensi proyeksi peta lainnya). Proses geo-referencing menghubungkan baris dan kolom
tersebut dengan koordinat bumi yang tersedia. Secara umum, berikut lima metode pendekatan
yang dapat dilakukan :
o Georeference Corners : mendefinisikan koordinat kiri bawah (sebagai xmin,ymin) dan
kanan atas (sebagai xmax,ymax) dari citra satelit dan ukuran piksel aktual. Georefensi
koordinat sudut selalu berorientasi utara dan harus digunakan ketika proses rasterisasi titik,
segmen/garis dan poligon serta selalu menjadi output georeferensi sebelum resampling.
Prinsip 5. Georeferensi Sudut
Koordinat didefinisikan oleh koordinat-koordinat sudut citra dan ukuran piksel
o Georeference Tiepoints : mendefinisikan titik referensi pada citra sehingga baris/kolom
spesifik memperoleh nilai koordinat X,Y yang tepat. Kolom dan baris yang lain akan
mendapatkan nilai koordinat X,Y melalui affine, transformasi orde kedua atau transformasi
proyektif yang disebut sebagai georeference tiepoints. Georeference tiepoints dapat
digunakan untuk menambahkan koordinat pada citra satelit atau foto hasil scan ketika tidak
ada data DTM. Tipe georeferensi ini dapat juga digunakan untuk resample citra satelit ke
georeferensi lainnya (co : georeferensi sudut) atau untuk digitasi on screen.
o Georeference Direct Linear : Georeference direct linear dapat digunakan untuk
menambahkan koordinat pada foto udara yang diambil dengan kamera biasa, dan kalau
tersedia data DTM maka bisa dilakukan koreksi kemiringan dan relief (Direct Linear
Transformation). Dengan georeferensi tipe ini, kita dapat secara langsung manambahkan
koordinat pada foto udara dalam format kecil tanpa tanda-tanda terpercaya yang kemudian
bisa dilakukan digitasi atau resample foto udara tersebut ke georeferensi lainnya.
o Georeference Orthopoto : Georeferensi Orhophoto digunakan untuk menambahkan
koordinat pada foto udara dengan tanda-tanda terpercaya, yang diambil dengan kamera
photogrammetric yang diketahui jarak pengambilannya, dan bisa digunakan untuk
mengkoreksi kemiringan dan relief apabila terdapat data DTM (Differential rectification).
o Georeference 3d : Georeferensi 3D digunakan untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi
dari data raster yang dioverlay dengan data vektor. Data DTM diperlukan dalam proses ini.
Pada latihan ini, kita akan membuat georefensi sudut berorientasi utara pada semua data
dan akan dilakukan resample pada tahapan berikutnya.
Buka menu File pada window utama dan pilih Create GeoReference. Kotak dialog
Create GeoReference akan ditampilkan.
2 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
Ketik BAAB pada GeoReference Name. Pastikan opsi GeoRef Corners sudah terpilih.
Ketik Georeferensi Sudut Banda Aceh dan Aceh Besar pada Description. Klik tombol
Create ( ) di sebelah kotak Coordinate System. Kotak dialog Create Coordinate System
akan terbuka.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, sebuah georeferensi terkoneksi dengan sistem
koordinat; dimana sistem koordinat berisikan informasi koordinat minimum dan maksimum
dari area studi, dan parameter proyeksi lainnya. Selalu disarankan untuk membuat sistem
3 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
koordinat pada tipe Projection untuk area studi kita bekerja, walaupun kita tidak memiliki
informasi mengenai proyeksi tersebut, paling tidak, bisa digunakan sistem koordinat
Unknown. Hal ini penting ketika akan dilakukan transformasi pada data lain yang memiliki
sistem koordinat atau proyeksi yang berbeda. Nilai koordinat X dan Y yang dimasukkan,
mengindikasikan sudut terluar dari kiri bawah dan kanan atas dari data kita, dan bukanlah
koordinat tengah dari data.
Ketik BAAB pada Coordinate System Name. Ketik Sistem Koordinat Banda Aceh dan
Aceh Besar pada bagian Description, pilih CoordSystem Projection dan klik OK. Kotak
dialog Coordinate System Projection akan ditampilkan.
Aktifkan Define Coordinate Boundaries. Lalu masukkan nilai-nilai koordinat sebagai
berikut; untuk Min X,Y yaitu 710000,570000 dan untuk Max X,Y yaitu 810000,650000.
Klik OK. Pada tahapan berikutnya kita bisa menambahkan informasi Projection.
Kembali pada kotak dialog Create Georeference, masukkan nilai 10 (meter) pada Pixel
size. Gunakan koordinat yang sama untuk nilai Min X,Y dan Max X,Y pada Coordinate
System BAAB, matikan tanda check pada Center of Corner Pixels dan klik OK. Sebuah
georeferensi dengan 8000 baris dan 10000 kolom sudah berhasil dibuat.
4 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
2. Geo-referensi Citra atau Data Raster Menggunakan Titik
Referensi
Pada banyak kasus, koordinat sudut dari sebuah data atau citra tidak diketahui, tetapi hanya diketahui koordinat dari beberapa titik pada data atau citra tersebut. Pada kasus ini, georeferensi akan dilakukan dengan menentukan titik referensi (tie points) yang mempunyai relasi yang sesuai antara nilai baris dan kolom pada citra dengan koordinat X dan Y pada peta/data.
Prinsip Georeferensi dengan Titik Referensi (Tie Points)
Jumlah titik yang dapat diidentifikasi, baik dari citra maupun dari peta topografi, kordinatnya bisa ditentukan. Titik referensi harus dipilih dengan hati-hati. Lokasi yang bersesuaian dari objek pada citra dan peta harus diperhatikan dengan benar, terutama apabila terdapat perbedaan waktu yang sangat besar antara waktu produksi peta dengan waktu akusisi citra. Contoh titik referensi yang baik seperti persimpangan jalan, bangunan di atas sungai (jembatan), persimpangan rel kereta, runway bandara dan sebagainya.
Jumlah titik referensi yang dimasukkan akan digunakan untuk memperoleh transformasi polinomial orde pertama, kedua atau ketiga. Masing-masing transformasi membutuhkan jumlah minimum titik referensi (3 untuk affine, 6 untuk orde kedua dan 9 untuk polinomial orde ketiga). Apabila titik lebih banyak dibuat, nilai residual dan nilai Root Mean Square Error (RMSE) atau Sigma, dapat digunakan untuk mengevaluasi persamaan perhitungannya.
5 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
Setelah proses georeferensi, koordinat X,Y yang bersesuaian sudah dapat ditampilkan dari setiap piksel data. Perlu dicatat bahwa citra atau data tersebut belum benar-benar bertransformasi. Data-data piksel asli masih belum berubah dan belum juga dilakukan proses resample untuk mentransformasi citra secara permanen.
Pada latihan berikut, kita akan menggunakan data raster Peta_SPOT_BAAB yang merupakan
peta hasil scan dengan informasi berupa citra SPOT tanggal perekaman 30 Desember 2004 untuk area Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. Perhatikan informasi koordinat dari peta tersebut, karena georeferensi yang akan dilakukan menggunakan titik referensi. Pemilihan titik referensi (pada ILWIS disebut juga tiepoints atau Ground Control Points (GCP)) diambil dari peta referensi.
Tampilkan data Peta_SPOT_BAAB, klik ganda pada Peta_SPOT_BAAB di katalog, kotak dialog
Display Option – Raster Map akan ditampilkan. Klik OK dan window map
Peta_SPOT_BAAB ditampilkan. Perhatikan detailnya, gerakan mouse diatas data dan perhatikan
status bar pada window map, nilai baris dan kolom pada lokasi yang ditunjuk oleh mouse menunjukkan “No Coordinates”. Ini berarti data tersebut belum ber-georeferensi.
Pada window map tersebut, buka menu File pilih Create GeoReference. Kotak dialog
Create GeoReference akan terbuka.
Ketik BAAB2 pada GeoReference Name. Ketik Georeferensi Tiepoints Banda Aceh - Aceh Besar pada bagian Description. Pastikan opsi GeoRef Tiepoints sudah terpilih. Pilih Coordinate
System BAAB (yang sudah dibuat pada latihan sebelumnya) kemudian klik OK. Window editor
GeoReference TiePoints akan terbuka, terdiri dari window map, dimana akan terlihat pointer
berbentuk sebagai persegi besar, dan tabel dengan kolom X, Y, Row, Column, Active, DRow, DCol.
6 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
7 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
Perbesar tampilan data Peta_SPOT_BAAB pada titik perpotongan grid horizontal dan vertikal
(contoh T1 : x = 730000 dan y = 590000).
Posisikan pointer persis di perpotongan garisnya lalu klik. Kotak dialog Add Tie Points terbuka.
Nilai baris dan kolom dari piksel yang dipilih sudah otomatis terisi. Sekarang masukkan koordinat X,Y sebenarnya untuk piksel ini (x = 730000 dan y = 590000). Kemudian klik OK pada Kotak dialog
Add Tie Points. Titik referensi pertama (tiepoints) akan ditampilkan pada tabel tiepoints.
T1
T1
8 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
Ulang prosedur ini minimal untuk 3 titik referensi lagi. Berikut titik referensi yang dapat digunakan : T2 : x = 800000 , y = 630000 ; T3 : x = 800000 , y = 590000 ; T4 : x = 730000 , y = 630000.
T1
T2
T3
T4
9 Yayasan pelaGIS | www.pelagis.net
Pilih metode Affine Transformation dan tutup editor Georeference Tiepoints dengan
menekan tombol exit editor ( ) pada toolbar ketika sudah diperoleh nilai Sigma dibawah 1
piksel. Kembali pada window map, gerakan pointer diatas data dan perhatikan pada status bar, sekarang
lokasi baris dan kolom pada lokasi yang ditunjuk oleh pointer sudah menunjukkan koordinat X dan Y, ini berarti data sudah ber-georeferensi.