uas estetika

9
Definisi Formalisme Secara Etimologis formalisme berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau wujud. Dalam ilmu sastra, formalisme adalah teori yang digunakan untuk menganalisa karya sastra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi tehnik pengucapan – meliputi ritma, rima, aquistik/bunyi, aliterasi, asonansi dsb, kata-kata formal (formal words) dan bukan isi serta terbebas dari unsur luar seperti sejarah, biografi, konteks budaya dsb sehingga sastra dapat berdiri sendiri (otonom) sebagai sebuah ilmu dan terbebas dari pengaruh ilmu lainnya, namun banyak orang yang bertentangan dengan ilmu sastra ini karena merasa sastra kuranglah penting dan tidak sesuai dengan logika mereka sendiri. Teori formalis ini bertujuan untuk mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut sehingga dapat menjalin keutuhan dan kesinambungan antara bentuk dan isi dengan cara meneliti unsur-unsur kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dsb. Namun arti konkritnya formalisme adalah suatu praktik penekunan yang seksama terhadap bentuk yang bercorak atau bentuk-bentuk lainya yang diluar dari asalnya atau bentuk eksternal. Corak-corak seperti elemen formal adalah garis, bentuk, warna dan sebagainya, yang dapat dikombinasikandan digabungkan untuk memproduksi dan membuat keseluruhan gaya dan efek- efeknya. Formalisme itu sendiri tumbuh dari estetika "seni untuk kepentingan seni" (Art for Art’s Sake) di abad ke-19, aktivitas arstistik sebagai akhir dalam tubuhnya sendiri. Para pengikut dari formalisme murni memandang karya seni dengan bebasnya berdasarkan konteks, fungsi dan isinya. Mereka merespon terhadap elemen formal dan efek estetikanya. Salah satu contoh praktek dari formalism adalah, Bird in Space (1928) merupakan suatu karya dari seniman Constantin Brancusi. Sebagian besar dari efek

Upload: erwin-prasetya

Post on 31-Aug-2015

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

uas

TRANSCRIPT

Definisi Formalisme

Secara Etimologis formalisme berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau wujud. Dalam ilmu sastra, formalisme adalah teori yang digunakan untuk menganalisa karya sastra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi tehnik pengucapan meliputi ritma, rima, aquistik/bunyi, aliterasi, asonansi dsb, kata-kata formal (formal words) dan bukan isi serta terbebas dari unsur luar seperti sejarah, biografi, konteks budaya dsb sehingga sastra dapat berdiri sendiri (otonom) sebagai sebuah ilmu dan terbebas dari pengaruh ilmu lainnya, namun banyak orang yang bertentangan dengan ilmu sastra ini karena merasa sastra kuranglah penting dan tidak sesuai dengan logika mereka sendiri. Teori formalis ini bertujuan untuk mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut sehingga dapat menjalin keutuhan dan kesinambungan antara bentuk dan isi dengan cara meneliti unsur-unsur kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dsb.

Namun arti konkritnya formalisme adalah suatu praktik penekunan yang seksama terhadap bentuk yang bercorak atau bentuk-bentuk lainya yang diluar dari asalnya atau bentuk eksternal. Corak-corak seperti elemen formal adalah garis, bentuk, warna dan sebagainya, yang dapat dikombinasikandan digabungkan untuk memproduksi dan membuat keseluruhan gaya dan efek-efeknya.

Formalisme itu sendiri tumbuh dari estetika "seni untuk kepentingan seni" (Art for Arts Sake) di abad ke-19, aktivitas arstistik sebagai akhir dalam tubuhnya sendiri. Para pengikut dari formalisme murni memandang karya seni dengan bebasnya berdasarkan konteks, fungsi dan isinya. Mereka merespon terhadap elemen formal dan efek estetikanya.

Salah satu contoh praktek dari formalism adalah,Bird in Space (1928) merupakan suatu karya dari seniman Constantin Brancusi. Sebagian besar dari efek hasil karyanya tersebut tergantung pada vertikalitasnya. Namun karya seni tersebut juga memiliki garis yang melengkung, proporsi yang halus, dan permukaan perunggunya memancarkan pantulan, maka karya ini banyak sekali perbedaan yang bisa membuat segala sesuatu dalam karya ini berbeda. Dan juga bisa kita lihat dari warnanya yang berwarna emas membuat kita mengingatkan orang akan matahari dan menguatkan hubungannya dengan burung dan langit. Hubungan antara komposisi karya-karya Constantin Brancusi sangatlah saling berkesinambungan dan dapat diterima orang banyak walaupun karya dari Constantin Brancusi ini banyak perbedaan, namun kembali lagi pada utamanya, warna yang kemeasan membuat setiap orang bisa mengingat karyanya, dan setiap warna memiliki arti sendiri, seperti warna emas ini sendiri Constantin Brancusi menyamakan atau mengartikan warna emas dengan matahari yang berarti suatu kemegahan, yang terang dan bersinar tanpa padam.

Secara Etimologis formalisme berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau wujud. Dalam ilmu sastra, formalisme adalah teori yang digunakan untuk menganalisa karya sastra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi tehnik pengucapan meliputi ritma, rima, aquistik/bunyi, aliterasi, asonansi dsb, kata-kata formal (formal words) dan bukan isi serta terbebas dari unsur luar seperti sejarah, biografi, konteks budaya dsb sehingga sastra dapat berdiri sendiri (otonom) sebagai sebuah ilmu dan terbebas dari pengaruh ilmu lainnya. Teori formalis ini bertujuan untuk mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut sehingga dapat menjalin keutuhan dan kesinambungan antara bentuk dan isi dengan cara meneliti unsur-unsur kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dsb.Namun arti konkritnya formalisme adalah suatu praktik penekunan yang seksama terhadap bentuk yang bercorak atau bentuk-bentuk lainya yang diluar dari asalnya atau bentuk eksternal. Corak-corak seperti elemen formal adalah garis, bentuk, warna dan sebagainya, yang dapat dikombinasikandan digabungkan untuk memproduksi dan membuat keseluruhan gaya dan efek-efeknya.Formalisme itu sendiri tumbuh dari estetika "seni untuk kepentingan seni" (Art for Arts Sake) di abad ke-19, aktivitas arstistik sebagai akhir dalam tubuhnya sendiri. Para pengikut dari formalisme murni memandang karya seni dengan bebasnya berdasarkan konteks, fungsi dan isinya. Mereka merespon terhadap elemen formal dan efek estetikanya. Salah satu contoh praktek dari formalism adalah,Bird in Space (1928) merupakan suatu karya dari seniman Constantin Brancusi. Sebagian besar dari efek hasil karyanya tersebut tergantung pada vertikalitasnya. Namun karya seni tersebut juga memiliki garis yang melengkung, proporsi yang halus, dan permukaan perunggunya memancarkan pantulan, maka karya ini banyak sekali perbedaan yang bisa membuat segala sesuatu dalam karya ini berbeda. Dan juga bisa kita lihat dari warnanya yang berwarna emas membuat kita mengingatkan orang akan matahari dan menguatkan hubungannya dengan burung dan langit. Hubungan antara komposisi karya-karya Constantin Brancusi sangatlah saling berkesinambungan dan dapat diterima orang banyak walaupun karya dari Constantin Brancusi ini banyak perbedaan, namun kembali lagi pada utamanya, warna yang kemeasan membuat setiap orang bisa mengingat karyanya, dan setiap warna memiliki arti sendiri, seperti warna emas ini sendiri Constantin Brancusi menyamakan atau mengartikan warna emas dengan matahari yang berarti suatu kemegahan, yang terang dan bersinar tanpa padam.

Constantin Brncui (pelafalan Rumania:[konstantin brnku]; lahir di Hobia, Rumania, 19 Februari 1876meninggal di Paris, Perancis, 16 Maret 1957 pada umur 81 tahun) adalah pemahat Rumania yang karyanya memberikan inspirasi bagi banyak pemahat modern.

Brncui dibesarkan di sebuah desa di Hobia, wilayah yang terkenal akan kerajinan tangan daerahnya, terutama ukir-ukiran dari kayu.

Kaum Formalis

Roger Fry (1800-an), seorang tokoh formalisme, berpendapat bahwa seni dan desain berkaitan dengan emosi, dimana emosi itu bersifat universal. Maka seni atau desain tak perlu dihubungkan dengan yang membuat dan kapan dibuat.

HistorisismeDari jajaran yang mengakui adanya paham historisisme, ada John Winckelman (1719 1768) yang berpandangan bahwa seni tidak lepas dari sejarah, bahwa seni berubah seiring dengan perubahan budaya. Di lain sisi dari pemikiran F. Hegel dikenal istilah zeitgeist, yaitu bahwa perubahan gaya berkaitan dengan perkembangan budaya.

The BauhausBauhaus, sebuah lembaga pendidikan di Jerman, berusaha atau memiliki obsesi untuk membuat the science of aesthetic. Maksudnya ialah, prosedur atau filsafatnya yaitu positivisme dengan metodologi reduksi. Positivisme adalah sejenis paham pemikiran yang diturunkan dari ilmu-ilmu alam dan berusaha mencari kepastian-kepastian (rumus). Sedangkan metodologi reduksi (reduce, artinya make less or smaller) secara longgar bisa diartikan sebagai usaha mengkompres dan mengambil sampai yang terpenting/sampai mencapai unsur pokok saja. Dalam arti tertentu Bauhaus ya beraliran formalis juga, dalam artian melihat desain pada tataran unsure and principal. Dalam dunia tipografi, dikenal huruf tak berkait yang menekankan sisi fungsional huruf yaitu keterbacaan, soal gaya (style) adalah bukan yang utama. Helvetica, Arial, dan huruf-huruf turunannya merupakan implementasi atas pendekatan tersebut. Huruf-huruf jenis demikian kadang disindir karena menyingkirkan emosi. Apakah huruf demikian berguna? Tentu saja berguna, terutama bagi komunikasi yang mengutamakan kecepatan dan kejelasan informasi seperti rambu lalu-lintas, rambu emergency, dll.

Pendekatan-pendekatan lainDesain dari pendekatan sosial menekankan nilai fungsional desain, dan dibedakan dengan (nilai) individualisme. Karl Marx memberikan pemikiran bahwa semua tindakan manusia ditentukan oleh determinan ekonomi (without production no consumption, without consumption no production). Marx, yang dikenal sebagai sosok yang dikaitkan dengan sosialisme, di mana di sana terdapat kalim-klaim utopis bahwa terdapat sebuah usaha menggambarkan suatu harapan keadilan bersama, pada momen berikut melahirkan heroisme (heroic realism, socialist realism). Dari kubu (teori) psikoanalisismelihat tindakan manusia dipengaruhi alam sadar dan bawah sadar, misalkan dorongan seksual/libidinal. Dari kubu (teori) strukturalisme, terutama pendekatan sosiologis, melakukan usaha penstrukturan terlebih dahulu misalkan masyarakat dikelompokkan ke dalam kategori miskin kaya, modern tradisional, kasta, dll. Teori uang (tokoh George Simmel, sosiolog) berpandangan bahwa dunia manusia bisa ditengarai dengan uang di mana kemewahan, keagungan, ketamakan bisa diperoleh/terjadi karena uang. Desain lantas diukur dari harga, di mana harga menentukan (nilai/kualitas) budaya. Makin mahal desain, makin tinggi nilainya, begitu sebaliknya.

Teori Mimesis

Dalam bahasa Yunani Mimesis berati tiruan. Mimesis diartikan dengan pendekatan dan berhubungan dalam mengkaji sebuah karya dan selalu berupaya untuk mengaitkan karya sesuai dengan realitas atau seperti kenyataan yang ada.

Menurut Plato ide yang dimiliki oleh setiap pribadi orang merupakan sesuatu yang sempurna dan tidak dapat di ubah sama sekali. Dunia idel yang dimiliki dan terdapat pada manusia merupakan sebuah Ide yang konkrit.Manusia memiliki ide yang hanya dapat di lihat atau diketahui melalui rasio dan tidak bias dilihat atau disentuh dengan panca indra karena ide merupakan hal yang tidak nyata namun dapat di buktikan dengan melakukan sesuatu terhadap ide yang sudah ada. Bagi Plato ide merupakan suatu hal yang tidak dapat berubah sama sekali atau tetap, misalnya saja sebuah bentuk segitiga yang tetap, segitiga ini hanyalah satu tetapi dapat di transform dalam bentuk-bentuk segitiga lainya yang tebuat dari bahan apapun seperti kayu atau batang lainya dengan jumlah yang lebih dari satu buah. Ide mengenai sebuah segitiga tidak dapat diubah sama sekali karena sebuah segitiga merupakan hal yang konkrit dan sebuah segitiga itu sendiri bisa diubah bila segitiga tersebut dibuat dengan sebuah kayu. Berdasarkan pandangan seorang plato mengenai konsep ide tersebut, Plato merupakan seseorang yang memandang rendah seorang seniman. Pandangan tersebut muncul dikepala Plato karena sebuah mimesis yang dilakukan oleh seorang seniman, karena seorang seniman hana bias dan akan menghasilakn karya yang khayalan atau bias dibilang tidak nyata dan tetap jauh dari sebuah kebenaran. Karena pemikiran Plato yang menganggap seniman hanya dapat menghasilkan sebuah karya yang tidak nyata, banyak seniman yang merasa apa yang telah dibuat atau dihasilkan oleh seorang seniman sangat tidak dihargai oleh seorang Plato. Kita lihat saja contoh seperti segitiga, seorang seniman hanya dapat menggambar atau melukis sebuah segitiga namun segitiga yang dihasilkan oleh seorang seniman itu hanya bisa kita lihat saja dan tidak bisa diraba atau dipegang, Plato lebih bisa menghargai orang yang bisa merealisasikan sebuah segitiga itu menjadi sebuah benda nyata yang dapat diraba dengan panca indra kita dibandingakan dengan sebuah gambar atau lukisan yang hanya bisa dipandang oleh mata saja.

Dibawah ini contoh karya seni teori mimesis

Van CordleRon Mueck called Mask II

Teori Ekspresi

Menurut teori ini, seni adalah ungkapan/ekspresi emosi atau perasaan sang seniman.Teori Ekspresi dalam estetika tidak dinilai berdasarkan bentuk fisik luarnya saja tapi juga berdasarkan maksud yang melatarbelakangi karya tersebut, atau ekspresinya.Dalam Teori Ekspresi, faktor utama yang menentukan keindahan objek terse- but adalah fungsi objek itu sendiri.Dengan kata lain, sebuah objek dapat dikatakan indah atau memiliki nilai estetis apabila objek tersebut dapat berfungsi dengan baik (fungsional).Teori dalam filsafat seni yang menekankan dimensi ekspresif sering disebut teori ekspresi. Sedangkan teori ekspresi awal sangat menekankan sisi ekspresif penonton, pandangan yang lebih baru menekankan seni sebagai ekspresi diri seniman.

CC TeoriSebuah pernyataan mendasar pertama dari teori CC tentang seni adalah bahwa karya seni terletak dalam pikiran. Inti dari seni adalah ekspresi intuisi (Croce) atau imajinasi (Collingwood).Sebuah pernyataan paling mendasar kedua adalah bahwa ungkapan ini tidak perlu diungkapkan dalam bentuk karya seni. Dengan kata lain: karya seni sudah ada sebagai ekspresi dalam pikiran artis dan tidak harus diidentifikasi dengan objek material di mana ia kemudian dapat diekster- nalisasikan.Sebuah pernyataan dasar yang ketiga adalah bahwa karya seni sejati hanya dapat diakses oleh audiens sejauh di mana pengamat mengalami pengalaman yang sama (Croce) atau menciptakan kembali (Collingwood) ekspresi asli seniman.Object Teori CC Kekurangan pertama adalah bahwa tidak ada alasan tunggal untuk menganggap bahwa karya seni sejati hanya terletak dalam pikiran artis. Seni haruslah direalisasikan kekurangan kedua, yaitu bahwa teori CC salah mengabaikan pentingnya media. Kekurangan ketiga Teori CC menyangkut pernyataan bahwa karya seni sejati hanya dapat diakses oleh audiens sejauh di mana penonton kem- bali pengalaman atau re-creates asli "intuisi" atau "imajinasi". Masalahnya adalah bahwa kita tidak pernah dapat sepenuhnya memasti- kan apa yang intuisi asli, bahkan ketika kita memiliki sebuah karya seni yang nyata kita miliki.Ciri-ciri teori ekspresi seni:-Seni: sarana komunikasi emosi, bahasa ungkapan emosi.-Fungsi sentral seni: ekspresi dan komunikasi.

PerbedaanMimesisEkspresifFormalismDefinisiMimesis merupakan hasil karya yang berdasarkan dari suatu realitas atau kenyataan yang ditiru dan berdasarkan fakta yang ada dan dibuat semirip mungkin dengan aslinya.

ekspresi adalah penggambaran emosi dari seniman yang tidak berdasarkan realitas atau kenyataan.

Formalism merupakan teori yang digunakan untuk menganalisa karya sastra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi tehnik pengucapan KonsepKonsep yang digunakan dalam mimesis menggunakan semua hal yang berdasarkan realitas yang kemudian ditiru.

konsep yang digunakan dalam ekspresi adalah dengan menggunakan keindahan dari barang itu sendiri dan keindahan itu bisa diukur dan dilihat dari kegunaan dari barang itu sendiri.

Konsep yang digunakan dalam teori formalism menggunakan tehnik pengucapan meliputi ritma, rima, aquistik/bunyi, aliterasi, asonansi dsb, kata-kata formal (formal words) dan bukan isiKelebihanKelebihan dari mimesis adalah ide yang sudah ada bisa dikembangkan sehingga tercipta hal yang baru, semakin fungsional sebuah benda maka nilai estetisnya akan semakin besar. Kelebihan dari ekspresi adalah seniman bisa berkreasi lebih luas karena ide berasal dari emosi sang seniman.

Kelebihan dari ekspresi adalah seniman bisa berkreasi lebih luas karena ide berasal dari emosi sang seniman.

Kelebihan dari formalism yaitu untuk mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut sehingga dapat menjalin keutuhan dan kesinambungan antara bentuk dan isi dengan cara meneliti unsur-unsur kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dsb.

Kekurangankekurangan mimesis adalah karena ide hanya dibatasi realita sedangkan kekurangan ekspresi adalah karya seni dari sang seniman lebih sulit untuk direalisasikan dan dijadikan kenyataan

kekurangan ekspresi adalah karya seni dari sang seniman lebih sulit untuk direalisasikan dan dijadikan kenyataan.

Kekurangan formalism adalah teori ini hanya mementingkan estetika atau keindahan karya seni nya.

Argumen

Menurut kelompok kami, formalism tumbuh dari keinginan dan kebutuhan manusia akan suatu wujud yang indah. Manusia lebih mementingkan keindahan daripada makna dari suatu karya, karena mereka memilih menikmati sesuatu yang dapat dinikmati oleh panca indra mereka daripada menikmati sesuatu secara pemikiran, sehingga mereka hanya mementingkan keindahan atau estetika dari suatu wujud yang mereka wujudkan tersebut. Dengan demikian, seni formalism dibuat hanya mementingkan keindahan dari karya seninya saja, tanpa mementingkan fungsi atau tujuan dari karya seninya. Berbeda dengan teori mimesis dan teori ekspresi.